Cring.. cring..
Bel istirahat berbunyi, Mawar menutup bukunya dan berjalan ke kantin.
Menenteng bekal dari ibunya.
Masakan kesukaan Mawar, meskipun sederhana tapi Mawar sangat menyukainya yang terpenting bagi Mawar itu adalah masakan ibunya.
Ia duduk di pojokan kantin, itu adalah tempat favoritnya di sekolah.
Semenjak hari pertama ia masuk ke sekolah, sampai sekarang pun sudah hampir 3 bulan ia bersekolah.
Tak ada 1 teman pun yang ingin dekat dekat dengan Mawar.
Mereka takut ibu mereka marah karena mendekati anak haram.
Itulah yang ibu mereka ajarkan dan katakan pada anak anaknya, mereka tak boleh dekat atau berbicara pada Mawar.
Awalnya Mawar sering menangis di sekolah mendengar olok olok dari para ibu ibu bahkan teman temannya sekelas yang menyebutnya anak haram dan kotor.
Tapi akhirnya, dari situlah Mawar belajar tegar dan kuat, ia bertekad tak ada air mata lagi di sekolah.
Ia hanya ingin pintar dan membahagiakan ibuk, ia tak perduli dengan ocehan orang orang sekitarnya.
Ia membuka kotak bekalnya, belum sempat ia makan.
Tatapannya tertuju pada anak pemilik kantin.
Ia lebih terlihat murung dan menyendiri dari pada Mawar.
Ia hanya duduk menunggu ibunya berjualan.
Tatapannya kosong.
Sudah beberapa hari ini ia melihat anak itu, tapi baru kali ini rasa penasaran Mawar semakin kuat.
Ia pun menutup tutup bekalnya, dan berjalan mendekati anak itu.
Ibu pemilik kantin sedang sibuk sibuknya melayani anak anak.
Mawar berdiri di depan anak itu.
Mawar tersenyum padanya.
Tak ada respon apapun dari anak itu.
Mawar sedikit merasa sedih, apakah ia sama dengan teman teman sekelasnya..??, tak mau mengenal Mawar, bahkan hanya untuk bertegur sapa..??, gumam Mawar menundukkan pandangannya dan berbalik badan ingin melangkah pergi.
Tapi sebuah tangan memegang tangan Mawar dari belakang.
"Siapa itu..??, kamu bukan ibuk..", ucap gadis itu.
Mawar membalikkan badannya lagi, merasa heran dengan anak itu.
Ia memandangi gadis kecil di depannya.
Mawar mencoba melambaikan tangannya di depan wajah gadis itu.
Tak ada respon juga.
"Apakah kamu..??", ucapan Mawar terhenti.
"Buta...??", ucap gadis itu memegang tangan Mawar yang melambai lambai di depan wajahnya.
Mawar hanya terdiam mendengar jawaban gadis kecil itu.
"Sini duduk di sampingku...", ucap gadis kecil itu.
"Namaku Mawar", ucap Mawar duduk di sebelah gadis itu.
"Namaku Azizah, senang berkenalan denganmu Mawar", ucap Azizah sambil tersenyum pada Mawar.
"Kamu benar benar tak bisa melihatku..??", ucap Mawar.
"Ya, aku buta sejak lahir, apakah kamu mau berteman dengan anak buta sepertiku..??", ucap Azizah.
Mawar tertegun dan kemudian tersenyum.
"Ya.....kenapa tidak..??, aku senang memiliki teman", ucap Mawar bahagia.
"Bahagianya punya seorang teman, selama ini tidak ada yang mau berteman denganku, salam kenal ya Mawar", ucap Azizah meraba tangan Mawar.
"Aku pun begitu, senang sekali akhirnya memiliki seorang teman", ucap Mawar tersenyum dengan lebarnya.
Mereka pun mengobrol dengan akrabnya.
Mawar menawari bekal buatan ibunya pada Azizah.
Azizah sangat memuji masakan ibu Mawar, ia mengatakan masakan ibu Mawar sama dengan rasa masakan ibunya.
Karna sejatinya masakan yang dimasak dengan penuh cinta, rasanya akan menandingi lezatnya masakan restoran bintang 5.
"Eh, ada siapa ini..??", ucap ibu Azizah, yang selesai melayani anak anak.
Mawar hanya menunduk takut, ia takut ibunya Azizah akan seperti ibu ibu lainnya, yang mencemohnya dan tak memperbolehkan Mawar berteman dengan Azizah.
"Ini teman Azizah buk, namanya Mawar, dia baik, dia juga membagi bekalnya padaku, Mawar kenalin ini ibu Ratih, ibuku", ucap Azizah.
"Masyaallah, makasih ya Mawar, Mawar baik banget mau berteman sama Azizah", ucap ibu Ratih dengan mata berkaca kaca.
Mawar menatap ibu Ratih, ia berucap lembut seperti ibunya di rumah.
Baru kali ini ada yang berkata baik pada Mawar.
"Iyaaa buk", ucap Mawar sambil tersenyum.
"Mawar anak kelas ajaran baru ya..??", ucap ibu Ratih.
"Iya buk saya baru bersekolah tahun ini", ucap Mawar.
"Mawar kok gak ngumpul sama teman teman yang lain..??, ibuk perhatiiin Mawar kan yang selalu duduk sendiri di kursi pojok..??", ucap ibu Ratih.
"Gak ada yang mau berteman sama anak haram dan kotor seperti Mawar buk", ucap Mawar menundukkan pandangannya lagi.
Ibu Ratna terdiam, menatap ke arah Mawar dengan ibanya.
"Sayang, dengerin ibuk, kita itu sama di hadapan Allah, tidak ada yang namanya anak haram dan kotor, itu yang selalu ibuk ajarkan juga pada Azizah. Derajat kita sama di mata Allah sayang", ucap ibu Ratna mengelus pipi Mawar.
Mawar tersenyum dan mengangguk.
"Pinter, kalau gitu biar ibuk sama Azizah yang jadi teman kamu ya, kalau kamu butuh teman, kamu ke sini, Azizah pasti seneng punya temen ngobrol", ucap bu Ratna dengan lembutnya.
"Iya buk terima kasih", ucap Mawar memeluk ibu Ratna.
Cringg..cring
Bel masuk berbunyi.
Mawar berpamitan pada ibu Ratna dan Azizah.
Dan sejak itu setiap jam istirahat, Mawar dengan senyum lebarnya berjalan ke arah kantin dan menemui Azizah juga bu Ratna.
Mawar seperti hidup kembali jika bersama dengan mereka.
Tak ada cemoohan dan perkataan buruk dari Azizah dan bu Ratna.
Azizah memang buta, tapi hatinya masih bisa melihat di banding orang yang sempurna fisiknya.
Memang terkadang buta mata lebih baik dari pada buta hati.
Ternyata masih ada orang baik di dunia ini seperti pak Usman dan bu Ratna.
Yang tak memandang orang dari statusnya.
Karna sejatinya derajat kemuliaan Manusia itu hanya Allah yang menentukan, bukan kita atau orang lain.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 243 Episodes
Comments
Sena judifa
hanya orang bodoh yg merasa dirinya paling suci dan benar
2023-10-07
1
Noviyanti
semangat buat mawar dan azizah
2022-04-26
1