Setelah Mbak Lastri mengetahui kebenaran akan ibu kandung Mawar, dan niatnya menjadikan Mawar sebagai seorang kupu kupu malam.
Mbak Lastri akhirnya mantap untuk tetap tinggal di sana mendidik Mawar.
Mawar di rawatnya seperti anaknya sendiri.
Setiap hari, Paviliun selalu dikunci dari dalam oleh mbak Lastri.
Ia tak mau melihat pemandangan yang buruk di rumah besar.
Ia lebih sering menghabiskan waktunya menjaga Mawar di dalam rumah.
Ia juga mengenalkan Mawar pada suara bacaan ayat suci al quran dan nyanyian shalawat.
Sehingga saat Mawar rewel atau menangis, hal itulah yang bisa menenangkannya.
Mbak Lastri sangat penyayang.
Ia menganggap Mawar seperti anaknya sendiri.
"Mengapa ibumu tega denganmu anak manis..?", ucap Mbak Lastri sambil menggendong Mawar dalam pangkuannya.
Sore itu, Adzan Ashar terdengar.
Saat itu Mawar sedang tertidur di gendongan mbak Lastri.
"Cantikk...!!, mbak Lastri sholat dulu ya..??", ucap mbak Lastri, meletakkan Mawar di atas ranjang dan bergegas menuju pintu depan.
Mbak Lastri mengintip dari balik jendela, melihat ke arah rumah besar, terlihat para gadis sudah tampil sexy dan sempurna untuk menyambut para tamunya malam ini.
Mbak Lastri hanya menggelengkan kepala.
Kenapa Mawar harus ada di tempat seperti ini...??, apa rencanamu Tuhan, takdir apa yang kau berikan pada bayi kecil itu.??, gumam mbak Lastri dalam hati.
Ia segera bergegas mengunci pintu depan.
Berjaga jaga, agar saat ia shalat, tak ada yang memergokinya.
Ia harus tampil seperti wanita yang hanya mementingkan pekerjaan dan tak mengenal agama.
Supaya ia akan selalu di sana merawat Mawar, semua hanya demi bayi kecil itu.
Entah kenapa naluri ke ibuannya tak tega meninggalkan Mawar seorang diri di tempat seperti itu.
Setelah mengambil air wudhu, ia membuka almari dan mengambil setumpuk baju dari almari dan meletakkannya ke atas ranjang.
Ia mengambil sebuah kotak yang terkunci yang tersembunyi di belakang tumpukan baju.
Ia membuka kotak itu, yang ternyata berisi sebuah mukenah dan sebuah al quran.
Lagi lagi di kunci, agar tidak di ketahui oleh mami Geyna ibunda Mawar.
Ia shalat dengan khusuk nya.
Mendoakan keselamatan ia dan Mawar selama berada di tempat maksiat itu.
"Ya Allah, engkaulah yang maha mengetahui, dan engkaulah yang sebaik baiknya pengatur takdir, lindungi kami, jagalah kami agar selalu ada iman di hati kami, semoga Mawar tumbuh menjadi wanita penghuni surga, amin..", ucap mbak Lastri dalam doanya.
Seakan alam pun mengaminkan doa mbak Lastri kala itu, menginginkan yang terbaik bagi Sang bayi.
Tokkk...tokkk.
"Mbakkkk...!!", teriak seseorang dari arah pintu depan.
"Iyaaa... Sebentar...!!", ucap mbak Lastri sangat terkejut, dan bergegas menyembunyikan mukenahnya di kolong ranjang.
Berlari mbak Lastri menuju ke pintu depan.
Ia bergegas membuka pintu.
Berdiri Gea, yang saat itu sedang dalam ke adaan mabuk.
"Mbak ..!!!, lama banget sihh...!!, pakek di kunci segala..!!, emang ini rumah loe...,!!!", ucap Gea setengah sadar.
"Maaf mbak, saya lagi nidurin Mawar", ucap Mbak Lastri.
"Alasan aja loe, bilang aja kalau loe males kan...??", ucap Gea, menerobos masuk Paviliun dan duduk di kursi tamu.
"Mbak perlu apa ya kesini...??", ucap mbak Lastri.
"Suka suka gue dong, emang loe siapa..??", ketus Gea sambil bersandar di kursi.
Uekkkk..uekkk.
Tiba tiba Gea muntah di hadapan mbak Lastri.
"Mbak gpp..??", ucap mbak Lastri menghampiri Gea.
"Diammm....!!, berisikk..!!", ucap Gea sambil mengambil rokok di sakunya, dan mencoba berulang kali menyalakannya tapi tak bisa.
"Ishhhh, susah banget sihhh..!!, nihhhh buat lho aja..!!, melempar rokok ke muka mbak Lastri.
Mbak Lastri hanya terdiam dan beristifar di dalam hati.
Kenapa ada wanita yang berperilaku seperti ini..??, gumam mbak Lastri dalam hati.
Seorang laki laki, tiba tiba masuk ke Paviliun, mengejutkan mbak Lastri.
"Hay, sayang....", ucap lelaki itu, juga dalam ke adaan mabuk berat.
"Hayyy..", ucap Gea lalu mencoba berjalan ke arah lelaki itu, dan akhirnya jatuh menimpa dada lelaki itu.
"Sorry", ucap Gea sambil menggigit mulut bawahnya, menggoda syahwat lelaki itu.
Lelaki itu yang tahu mendapatkan lampu hijau dari Gea, segera menciumi Gea dengan penuh nafsu.
Seketika mbak Lastri menundukkan pandangannya.
Astagfirullah, gumamnya dalam hati.
Lelaki itu menghentikan gerakan liarnya pada Gea.
Pandangannya beralih kepada Mbak Lastri.
Ia mengeryitkan keningnya, dan mencoba menfokuskan pandangannya yang kabur akibat pengaruh minuman keras yang ia minum.
"Siapa dia..??, anak baru...??, tua sekali..!!, siapa yang mau tidur dengannya..??", ucap Lelaki itu mengelilingi mbak Lastri yang ketakutan di buatnya.
"Sudahlah sayang, dia hanya pembantu di sini, yukkk kita happy happy di kamarku", ucap Gea menarik lelaki itu dalam pelukannya.
"Ohh.., sayang..!!, apakah kau sudah sangat menginginkannya", ucap lelaki itu meraba bagian sensitif dari Gea.
Mbak Lastri masih tetap tak berani memandang mereka.
Tanpa berbicara, Gea menarik lelaki itu tuk kembali ke rumah besar, sepertinya ia tak tahan lagi untuk menghabiskan malam dengan pria hidung belang itu.
Seketika mbak Lastri menutup pintu dan menguncinya.
Air matanya menetes, ia masih tak percaya bisa menyaksikan kejadian itu.
Ia beranjak mengambil alat pel, dan membersihkan muntahan Gea.
Lalu kembali ke kamar dengan mendekap Mawar, agar dirinya bisa lebih tenang.
Astagfirullah.
Astagfirullah.
Astagfirullah.
Gumam mbak Lastri tanpa henti.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 243 Episodes
Comments
neng ade
Semoga mbak Lastri dan Mawar selalu dlm lindungan Allah SWT
2023-12-13
0
Sena judifa
masya allah kasian nasib keduax
2023-09-27
1