Putri masih belum tidur saat semalam Reza pulang larut malam. Tadinya ia ingin minta maaf atas keacuhannya seharian kemarin tapi saat Reza tak kunjung pulang hingga tengah malam entah mengapa Putri menjadi kesal lagi.
Ia sengaja tak makan malam hanya untuk mengajak Reza keluar berdua dan membeli makan diluar. Perutnya bukan lagi keroncongan tapi juga dangdutan di dalam.
Saat Reza membuka pintu dengan kunci cadangan miliknya, Putri bergegas pura pura tidur. Ia tahu saat Reza mandi dengan air shower selama hampir 1 jam lamanya. Pun ia tahu saat Reza menggelar karpetnya di dekat jendela agak jauh dari ranjang tempat Putri tidur. Sepertinya gendang perang di tabuh saat itu, Reza sengaja menjauh dan tak sekalipun minta maaf. Hati Putri semakin terbakar emosi.
Pagi ini, Putri sengaja tak membangunkan Reza. Padahal sebelum jam 6 pagi biasanya Reza sudah bangun dan rapi. Entah mengapa tumben pagi ini ia bahkan masih terlelap. Hingga Putri mandi dan beraktifitas dengan berisik pun Reza masih belum juga bangun.
Karena semalam tak sempat makan malam, akhirnya pagi pagi sekali perut Putri sudah kelaparan. Ia bergegas turun ke lantai 1 untuk membeli makan dan membungkuskan sarapan untuk Reza. Meski ia kesal pada Reza namun ia tak ingin terjadi sesuatu pada laki laki yang sudah melindunginya itu. Reza baik, hanya saja ia terlalu tertutup.
"Hayooo ya, sarapan sendiri lagi..!" Cecar Toriq saat melihat Putri menyantap nasi pecelnya sendirian.
Putri meliriknya sekilas dan kembali lahap menyantap sarapannya.
Toriq menarik kursi di samping Putri dan duduk dengan santai. Ia mengeluarkan kotak rokoknya dan mulai menyalakannya.
"Kamu ngerokok??" Tanya Putri tak suka, ia benci asap rokok.
Toriq menolehi Putri dan mengangguk keki,
"Kamu gak suka laki laki perokok ya??"
"Aku gak suka asap rokok, kalo mau ngerokok pergi aja sana jauh jauh jangan deket deket aku!" Tukas Putri seraya menunjuk ke kursi lain di dekat pintu.
Masih banyak kursi yang kosong tapi entah mengapa Toriq selalu saja menempel padanya.
"Oke kalo gitu aku gak ngerokok deh.., biar kamu suka sama aku.."
Putri mendesah risih dan kembali menyuap nasi pecelnya.
Toriq terkekeh dan menoleh kebelakang mencari seseorang.
"Mbok Tri kopi ya 1..!" Seru Toriq saat melihat Mbok Tri,
"Oke mas.." sahut Mbok Tri dari dalam,
" kamu emangnya gak bisa masak ya Put?? Kenapa selalu beli sih??"
"Suka suka aku lah..., kak Reza aja gak protes.."
"Iyalah gak protes, istrinya galak gini.."
Putri menolehi Toriq kesal, ia segera menghabiskan nasinya dan meneguk habis teh hangatnya.
"Biarin galak, yang penting suami sayang weeek!!" Cibir Putri
Toriq terkekeh, "jangan bilang suami, toh pernikahan kalian gak direstui.., statusmu masih single weeee!" Balas Toriq
Putri merengut, ia mengawasi Toriq penuh kebencian.
" betewe, Reza kerja apa sih.., berangkat pagi banget pulangnya malem banget.."
"Bukan urusan kamu.."
"Jelas lah urusanku, banyak amat duitnya dia ya.., sampe kos kalian aja dilunasi.."
"Terus salahnya dimana? Kan bagus dong suamiku rajin kerja biar istrinya gak kesusahan..!" Bela Putri
"Jangan jangan suamimu kerja gak bener..!"
"Kamu tuh yang gak bener, ngomong sembarangan!" Tukas Putri mulai naik darah,
"Logika lah Put, duit puluhan juta dapat darimana dalam waktu kurang dari 1 minggu kerja??"
Putri melirik Toriq sekilas, benar juga sih..
Meski Reza bekerja sebagai penulis tapi tak mungkin ia memiliki uang segitu banyak, terlebih ia juga anak kos yang sederhana, ponselnya saja jadul..
"Bener kan aku bilang?? Jangan jangan kamu gak tau suami kamu kerja apa?!" Cecar Toriq lagi,
"Tau lah!" Sahut Putri berbohong, ia hanya tau Reza kerja sebagai penulis. Tapi ia tak tau menau kemana Reza pergi setiap harinya.
"Yakin? Gak bohong kan kamu??"
"Ah buat apa sih aku ngeladeni orang aneh kaya kamu.." sungut Putri seraya berdiri dan bersiap untuk pergi.
Reflek Toriq menarik tangan Putri cepat,
"Jangan pergi dulu, aku masih penasaran dengan Reza.."
"Yaudah tanya aja sana sama orangnya, aku gak akan cerita apapun sama kamu tentang kak Reza.." sahut Putri sebelum kemudian menepis tangan Toriq, ia menarik kresek berisi nasi sarapan untuk Reza dan bergegas keluar.
Sambil berjalan kembali ke kos Pelangi Putri berpikir keras tentang pernyataan Toriq tadi. Ia pun sebenarnya penasaran siapa Reza sebenarnya, mengapa ia begitu tertutup? Apa ada sesuatu hal yang amat membekas padanya hingga menutup diri dari orang lain?
Putri menaiki tangga menuju lantai 2 kamarnya, semoga Reza belum bangun agar ia bisa membereskan masalah ini hari ini. Putri sudah jenuh dengan berbagai pertanyaan yang ia sendiri tak tau jawabannya..
Saat Putri membuka pintu kamar, Reza sudah tak ada. Karpetnya sudah digulung rapi. Handuk Reza pun sudah dijemur di luar. Putri menghembuskan nafasnya jengkel, ia tak tau lagi harus berbuat apa. Hidup bersama dengan laki laki misterius membuatnya hampir gila.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 62 Episodes
Comments
NAZERA ZIAN
ternyata terjadi mis dan mister komunikasi...hehehe...ceritanya seru.
2022-11-17
0