Hari ini aku akan ke PT Kusuma Corporation bersama Bima. Kubawa peralatan yang aku butuhkan. Agak banyak karena kadang aku harus berdandan jadi cupu seperti sebelumnya saat membuat konten.
Kuambil sebuah dress berwarna biru muda dengan bunga-bunga yang indah. Gaun yang kubeli saat aku bertemu dengan Ditya dulu.
Aku membiarkan rambutku tergerai dan memakai sebuah jepitan di sebelah kanan. Ditya pasti suka dengan dandanan manisku ini.
Deg...
Darimana aku tahu kalau Ditya akan menyukainya? Ah aku pasti kebanyakan berkhayal. Kenal juga enggak! Sok tau sekali aku ini!
Aku pergi diiringi dengan tatapan ingin tahu dari Tante Sofie. "Mau kemana kamu?" tanya Tante Sofie dengan suara ketusnya.
"Mau kerja." jawabku jujur.
"Kerja apa pakai baju kayak gitu?!" sindirnya lagi. "Mau buat video menandingi Anggi? Cih! Jangan harap kamu akan berhasil! Lihat dong konten buatan Anggi?! Followersnya aja banyak! Jangan bandingkan sama konten receh macam kamu!"
Huft... Sombong sekali Monster Salon ini!
"Lihat aja nanti!" kataku lalu berjalan meninggalkannya yang masih terus ngoceh-ngoceh di belakangku.
Bima sudah menjemputku dengan mobilnya. Bima bilang jangan pakai mobilku kesana. Terlalu mencolok. Aku ikuti saja sarannya.
Bima membantuku membawa koper berisi peralatanku. Ada sebuah mesin jahit di dalam koper yang menunjang konten milikku.
"Udah siap?" tanya Bima.
"Siap dong!" jawabku penuh keyakinan.
"Semoga nasib kita cerah ya, kayak baju yang kamu pakai hari ini!" doa Bima.
"Aamiin! Yuk kita cabut sekarang!"
Bima pun mengemudikan mobilnya menuju gedung milik PT Kusuma Corporation. Gedung pencakar langit yang memiliki lantai lebih dari 30 itu terlihat megah dan mewah.
Aku kagum melihatnya. Ternyata Ditya memang sesukses itu. Aku membaca sedikit profilenya yang ada di salah satu majalah bisnis.
Ditya adalah anak satu-satunya dari Kusuma, pemilik PT Kusuma Corporation. Awalnya PT Kusuma Corporation sempat hampir bangkrut, namun berkat otak cerdas Ditya akhirnya mereka keluar dari kebangkrutan dan menjadi salah satu perusahaan ternama di negara ini.
Kehebatan Ditya memang sudah terkenal. Papa bilang, meski masih muda namun jiwa bisnis milik Kusuma sangat menurun pada anaknya yang selama ini Ia sembunyikan.
Banyak pengusaha yang kini mengemis ingin bekerja sama dengan PT Kusuma Corporation. Sayangnya, hanya sedikit yang beruntung. Salah satunya ya aku ini. Selebgram kelas teri yang dikontrak oleh perusahaan besar ini.
Sesampainya di dalam gedung, kami lalu diarahkan oleh resepsionis ke lantai 29. Disana aku bertemu dengan peneleponku kemarin.
"Aku Erna yang menghubungi Mbak Lara kemarin!" seorang perempuan berusia 25 tahunan memperkenalkan dirinya.
"Aku Lara Handaka dan ini konten creator merangkap kameramen merangkap asistenku, Bima." aku membalas uluran tangan Mbak Erna sambil memperkenalkan Bima.
Mbak Erna dan Bima saling berjabat tangan dan memperkenalkan diri.
Kami lalu membahas tentang perjanjian kerjasama dan menandatangani surat perjanjian yang bernilai fantastis itu. Wow... Ini pasti langkah awal dari karirku sebagai selebgram.
Kami langsung memulai proses syuting. Lokasinya di ruangan yang sudah disediakan oleh tim kreatif perusahaan.
Ruangannya di dekor dengan dekorasi yang eye catching. Bima membantuku mengeluarkan semua peralatanku. Mesin jahit milik Mama seakan menjadi icon yang melekat dengan kontenku tentang make over sesuatu.
Aku kembali berdandan layaknya Lara Handaka versi pertama. Memakai kacamata dan dikepang satu dengan minyak rambut yang membuatnya makin terlihat klimis.
Kami lalu diarahkan oleh kameramen sesuai konsep konten hari ini. Aku akan meminum kopi sambil membuat make over untuk baju jadulku.
Mesin jahit Mama akan aku gunakan untuk memotif pakaian jadul milik Mama dulu. Aku sempat mempelajari tentang tehnik menjahit dari Mama. Meski tak banyak, namun aku bisa membuat aksesoris kini, kemampuan yang kuperoleh setelah tersadar dari koma. Akan aku tunjukkan kemampuanku kali ini.
Aku mempersiapkan peralatan sambil mencari keberadaan si tampan Ditya. Kenapa sejak berada disini aku belum menemuinya ya? Aku kembali fokus dengan pekerjaanku. Baju yang akan aku make over adalah gaun panjang dengan lengan panjang milik Mama. Gaun ini agak kebesaran di tubuhku, sesekali aku memakainya saat jalan dengan Arya. Itu pun harus menggunakan belt untuk menyiasatinya.
Kami pun mulai dengan pengambilan gambar. Bima kali ini tidak mengambil video namun membantuku menyiapkan bahan dan mengarahkan gaya. Ia bekerja dengan sigap.
"1....2....3... and... Action!"
Kamera lalu menyorot ke arahku. Aku tersenyum hangat ke arah kamera lalu kusapa para penontonku.
"Hi cantik! Ketemu lagi dengan si Cupu Lara Handaka. Hari ini si Cupu ini mau make over apa ya? Kalian bisa tebak enggak?"
Aku lalu mengangkat gaun yang kupegang. "Gaun jadul punya Mama! Hmm... Gimana kalau gaun ini aku ubah menjadi gaun yang modis dan keren buat dipakai jalan? Kali ini aku pakai mesin jahit peninggalan Mama untuk membantu proses make overnya ya, Cantik! Yuk lihat gimana aku buat ini jadi beda!"
"Cut!"
Aku menghela nafas lega. Ternyata bekerja dengan team seperti ini lebih menegangkan dibanding bekerja dengan Bima atau merekam sendiri.
"Lara mulai buat dressnya ya! Nanti sambil direkam. Natural aja, jangan grogi!"
Aku pun melakukan apa yang diperintahkan. Kupotong gaun panjang menjadi 5 cm diatas lututku lalu aku jahit pinggirannya agar lebih rapi.
Tangan gaun yang panjang pun aku potong hingga membentuk gaun berlengan pendek. Sisa bahan yang kupotong kutambahkan manik-manik dan kuubah menjadi belt. Lalu sisa bahannya lagi aku buat menjadi bando yang kuhias pita dan manik-manik yang kujahit dengan tanganku sendiri.
Aku lalu meminum kopi kemasan milik perusahaan Ditya dan berakting kalau minuman itu membuatku segar kembali. Iklan yang disisipkan dalam rangka promosi perusahaan. Aku lalu melanjutkan lagi pekerjaanku.
Kini sudah jadi sebuah dress, belt dan bando. Semuanya matching hanya tinggal sepatunya saja. Untung aku membawa high heels berwarna senada. Akan kupakai nanti agar terlihat berbeda.
"Taraaaa! Sudah jadi semua nih, Cantik. Gimana? Mudah kan? Kalian pasti bisa membuatnya di rumah kan? Aku siap-siap dulu ya mau ke pesta!"
"Cut!"
Huft.... Ini yang terakhir. Aku harus memakai baju hasil make over dan mengubah dandanan cupu milikku menjadi lebih enak dilihat.
Ini yang membuatku malu. Wajahku masih belum banyak perubahan. Aku harus menggunakan bantuan make up untuk terlihat lebih cantik.
Aku mengeluarkan alat make up milikku dan ternyata aku dilarang menggunakannya.
"Kenapa dilarang ya?" tanya Bima mewakiliku bertanya.
"Karena Mbak Lara akan menjadi brand ambassador produk kecantikan milik PT Kusuma Corporation. Mulai sekarang harus menggunakan produk yang dikeluarkan perusahaan kami. Tenang saja, hanya di depan kamera saja kok. Kalau di belakang kamera boleh saja." kata Mbak Erna.
Kupikir produk kosmetik akan syuting nanti namun ternyata mulai disisipkan sedikit demi sedikit, untuk pengenalan katanya. Baiklah. Turuti saja.
"Make-up seminimalis mungkin ya! Jangan terlalu terlihat berbeda. Hanya lipstik tipis saja dan bedak." ujar suara berat yang ternyata sejak tadi memperhatikan kami syuting.
Aku mengangkat wajahku dan melihat Ditya. Laki-laki yang langsung membuat detak jantungku berdetak makin kencang.
Gantengnya...
Melihat dari jarak segini dekat beneran ganteng dan kharismatik abis!
"Ra, jawab!" Bima membuatku tersadar dari pesona Ditya.
"Eh... Oh... Iya. Baik!" jawabku dengan gugup.
Bima pun mewanti-wanti agar aku konsentrasi karena pemilik perusahaan sedang memperhatikan kami. Susah sebenarnya namun aku berusaha dan akhirnya berhasil.
Aku merutuki wajahku yang kusam ini. Kapankah wajahku akan glowing?
"Cut! Selesai!"
Aku bisa bernafas lega. Aku akan dikirimkan video setelah proses edit dan aku harus menguploadnya di akun milikku. Perusahaan yang akan bantu promo.
Aku menatap punggung Ditya yang berjalan meninggalkan ruangan tempat kami syuting. Punggung lebar dan tegap. Aku tersenyum menatapnya. Aku senang berada di dekatnya meski hanya sebentar saja.
Beberapa hari kemudian aku dikirimkan hasilnya. Aku lalu mengupload video yang telah diedit. Hasilnya memang beda kalau dipegang oleh tangan profesional.
Sesuai janji, perusahaan membantu promosi lewat akun gosip dan lewat selebram lain. Hasilnya? Followersku bertambah 50x lipat. Wow...
Jumlah viewers di akun Youtube milikku juga makin banyak, mereka yang penasaran karena di Instagram tak memuat versi lengkap beralih ke Youtube milikku.
Aku sampai mengucek mata karena tak percaya. Secepat ini naiknya, bahkan milik Anggi pun kalah denganku. Jumlah like Anggi menurun drastis. Kontennya membosankan, benar kata Bima.
"Kalau begini terus, kamu bisa booming dalam waktu singkat Ra!" puji Bima.
"Aamiin! Doakan saja ya Bim, aku sukses maka kamu pun akan sukses!" kataku sambil terus menonton videoku yang sudah kuputar beberapa kali ini dengan penuh rasa bangga.
"Tentu! Mari kita sukses bersama ha...ha....ha...."
****
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 97 Episodes
Comments
fifid dwi ariani
trus berkarya
2022-10-03
0
lucky gril
dhyta anak angkatnya richard dan delima y...
2022-07-14
0
Lusiana_Oct13
Semaaaangggggaaaattttt💪🏼💪🏼💪🏼💪🏼
2022-06-17
0