Konten Yang Sepi

Lara

Mimpi aneh ini bukanlah yang pertama kali. Waktu di rumah sakit aku juga pernah bermimpi aneh seperti hari ini.

Di dalam mimpiku, aku berada di sebuah tempat persis seperti panti asuhan. Di tempat tersebut aku makan bersama dengan anak-anak yang lain. Aku yang paling besar disana, aku membantu menyuapi mereka dengan penuh kesabaran. Meski tinggal di panti namun aku merasa bahagia. Aku tersenyum saat aku terbangun. Hatiku pun terasa hangat.

Aku tak pernah bercerita sama Papa karena tak mau membuatnya khawatir. Namun mimpi yang baru saja kualami kali ini benar-benar aneh. Bagaimana bisa aku dipanggil Agni? Lalu kenapa aku harus bersama Ditya?

Pasti ini hanya bunga tidur. Aku habis bertemu Ditya dan aku merasa bersalah pada Agni. Sudahlah, tak perlu aku pikirkan lagi!

Malam ini aku berencana menggabungkan beberapa potongan video yang sudah kurekam, mengeditnya dengan aplikasi lalu mulai mengupload ke sosial media milikku. Kemampuan ini baru kuperoleh setelah sadar dari koma, sebelumnya aku agak gaptek malah.

Aku cek jumlah teman di sosial mediaku, hanya 200 saja. Itu pun akumulasi teman dari SD sampai lulus kuliah. Ah aku tidak gaul sekali! Sangat juh berbeda dengan Agni yang punya banyak followers!

Hush! aku tak boleh mikirin Agni terus. Jangan sampai aku memimpikan tentangnya lagi. Mama bilang, kalau aku terlalu banyak memikirkan sesuatu nanti bisa terbawa ke alam mimpi. Mungkin karena hal itu pula aku sering memimpikan Agni, rasa bersalah membuatku memikirkan Agni sampai ke alam mimpi.

Kuperiksa sekali lagi hasil editanku sebelum aku posting di sosial mediaku. Aku juga mengupload di akun Youtube untuk video yang lebih panjang dan lengkap.

Aku memulai semua dari nol. Mengupload video di Youtube meski tanpa ada followersnya sama sekali. Kuperiksa ternyata video saat aku make over kemarin sampai adegan aku keramas ada yang menonton juga loh. Memang sih tak banyak tapi mendapat 50 orang penonton sudah keren banget. Wah, kalau konten tentang belanja di Mall ini pasti banyak yang nonton nih! Semua kan suka kalau kontennya pamer kekayaan!

Aku harus terkenal. Aku harus bisa mendapat endorse agar aku bisa mengembalikan uang yang aku pinjam dari Papa. Kalau aku terkenal, maka aku bisa melindungi Papa dengan ketenaran yang kumiliki.

Aku jadi teringat alasan aku ke kantor Papa adalah untuk mencari tahu tentang Ditya. Kubuka sosmed miliknya. Rupanya Ia terkenal juga. Aku pun memfollow sosial media miliknya. Tak banyak foto dirinya, hanya saat menerima penghargaan sebagai pebisnis yang sukses di usia muda.

Wow... Keren! Masih muda namun sudah sesukses itu. Aku terus menelusuri lebih dalam lagi tentang Ditya. Mencari tahu tentang perusahaannya dan aku pun punya sebuah tujuan pada akhirnya. Aku harus bisa diendorse oleh perusahaannya. Aku yang bukan siapa-siapa ini akan menjadi seseorang yang dilirik oleh Ditya. Harus!

****

Hari pertama aku upload tentang belanja di Mall, sudah bisa aku duga sih hasilnya sepi. Hanya beberapa komen dari teman yang lumayan dekat denganku. Komennya juga hanya:

Semangat, Ra.

Lara mau jadi selebgram ya?

Kebanyakan gaya banget sih lo, Ra!

Sepi. Anyep. Oke, aku harus ada gebrakan nih. Kalau selebgram biasa dengan konten make-up saja sudah banyak. Aku harus berbeda.

Agni selebram yang mendidik dan mengedukasi. Aku juga mau jadi selebgram yang nantinya punya nilai khusus di mata penggemarnya. Saat ini aku belum tau mau jadi seperti apa. Jalani saja lah dulu siapa tau aku akan menemukan jati diriku nanti.

Aku mengeluarkan semua baju milik Mama. Enggak ada yang oke untuk kukenakan. Harus dirombak kayaknya.

Aku melihat baju baru yang kemarin aku beli. Kuambil baju model tali satu dan celana hotpants. Seperti biasa, aku berdandan cupu.

Aku membuat video saat aku berpakaian cupu dan lalu membuat transformasi. Hasilnya masih kurang memuaskan.

Argghhh...

Aku merasa putus asa.

Kenapa sih muka aku kusam begini!

Kayaknya aku harus memulai perwatan mulai dari sekarang. Tak ada kata terlambat untuk berubah. Maka aku pun meminta ijin Papa untuk kembali memakai uangnya. Papa mengijinkan tentu saja.

Aku pun pergi ke klinik kecantikan terkenal. Aku merekam semua perawatan yang kulakukan. Aku mengambil perawatan yang harganya mahal namun cepat berefek di wajahku ini. Mau pakai DNA Salmon, tuna, hiu, megalodon atau apa kek pokoknya yang paling bagus.

Hasilnya sudah bisa dilihat dalam sekali datang, kulitku lebih halus dan kenyal. Terlihat bersih dan lebih glowing. Meski hanya sedikit.

Tak mungkin perawatan dalam satu kali datang sudah cantik, bedah plastik saja harus dioperasi dan bengkak satu wajah baru hasilnya bagus. Semua yang kulakukan, aku rekam. Nanti akan aku edit dan aku share di sosial mediaku.

****

Aku harus menunjang vlog-ku dengan konten yang lebih menjual lagi. Apa ya yang bisa aku buat jadi konten? Bagi-bagi uang, pura-pura jadi pengemis atau joged di lampu lalu lintas? Enggak boleh! Aku malah mencoreng nama baik Papa nanti!

Lalu Papa mendatangi kamarku, tepat saat aku memikirkannya. Papa bilang kalau mobilku akan datang hari ini, aku harus bersiap menyambutnya sekaligus memulai genderang perang dengan Mama tiriku dan Anggi.

Mereka pasti tak akan dengan mudah menerima kalau aku dibelikan hadiah oleh Papa. Benar saja, saat mobilku datang mereka berdua heboh.

"Papa, kok Anggi enggak dibeliin mobil kayak punya Lara sih?" rengek Anggi pada Papa.

Untunglah Papa hari ini sedang tidak ke kantor. Aku setidaknya dapat berlindung di balik Papa. Aku tidak takut lagi dengan dua iblis kejam itu, namun kalau mereka bergabung pasti tenagaku yang masih lemah sehabis terbangun dari koma akan kalah jauh.

"Kamu kan sudah punya mobil. Untuk apa punya banyak-banyak?" sindir Papa.

"Kasihan Anggi, Sayang. Mobilnya tak sebagus mobil milik Lara. Bagaimana kalau mereka tukeran saja. Lara juga tak bisa pakai mobil, kalau lecet gimana?" Tante Sofie kembali mempengaruhi Papa. Tak akan kubiarkan itu terjadi.

"Kata siapa Lara enggak bisa? Lara bisa kok." jawabku penuh percaya diri. Lagi-lagi aku menjadi seseorang yang tidak kukenal. Kenapa aku berakting kalau aku bisa mengemudi padahal aku tak pernah sekalipun mengemudi mobil? Tak pernah belajar mengendarai mobil sama sekali dalam hidupku. Ada apa dengan diriku? Kenapa aku bisa lepas kendali begini?

"Lara, jangan memaksakan diri. Kamu mana pernah mengemudikan mobil?! Sayang kalau mobilnya lecet. Kalau kamu mau belajar menyetir, kamu pakai saja mobil Anggi!" Tante Sofie masih berusaha menekanku sekaligus mencuci otak Papa. Memenangkan anaknya dengan permainan kata-katanya yang terlihat halus namun licik.

"Kenapa Lara harus memakai mobil Anggi? Lara punya mobil sendiri. Apa tak boleh Lara punya mobil sendiri?" aku menatap Papa meminta dukungannya. Please Pa, bantu aku kali ini! Aku janji akan membalas jasa Papa di kemudian hari.

"Sudah! Sudah! Kenapa jadi kamu dan Anggi yang repot sih? Kalian kan sudah punya mobil masing-masing? Mobil ini milik Lara, mau lecet atau rusak sekalipun biarkan saja! Toh asuransi masih cover!" omel Papa.

"Tapi Anggi mau mobil kayak Lara, Pa. Boleh ya mobil Anggi diganti kayak Lara?" pinta Anggi dengan manja.

"Papa memberikan Lara mobil, karena Lara baru saja kembali dari kematian. Kamu mau berada di posisi Lara? Kalau kamu begitu, baru Papa berikan yang seperti Lara!" ujar Papa dengan pedas.

Aku menahan senyumku saat melihat Anggi tak lagi membantah, Tante Sofie yang akhirnya membantu anaknya bicara.

"Sayang, jangan begitu dong! Apa yang terjadi dengan Lara adalah musibah. Jangan sampai Anggi juga mengalaminya. Kita semua bersedih atas apa yang menimpa Lara, jangan sampai Anggi juga mengalami hal yang sama." ujar Tante Sofie dengan suara lembut, pintar sekali Ia kalau berkata-kata, bagai rubah ekor sembilan saja!

"Pokoknya masalah mobil jangan dibahas lagi! Memangnya kenapa sih kalau Papa mau membelikan Lara sesuatu? Kenapa jadi kalian yang repot?" sindir Papa lagi membuat Ibu dan anak itu terdiam.

Aku kini tersenyum mengejek mereka, Anggi dan Tante Sofie menatapku dengan sebal dan penuh dendam.

"Jangan ada yang mengusik mobil Lara lagi. Itu milik Lara!" perintah Papa. "Kamu coba kemudikan mobil kamu, Ra!"

"Iya, Pa." aku mengambil Hp dan mulai merekam mobilku lalu menaruhnya di dashboard dan merekam wajahku saat mengemudikan mobil.

"Hi Cantik! Hari ini aku akan mengemudikan mobilku nih! Kita keliling komplek rumahku aja dulu ya!" kataku pada kamera. "Ikutin aku terus Cantik!"

Anggi dan Tante Sofie menatapku dengan sinis. Mereka mengernyitkan keningnya melihatku merekam semua kenorakanku dalam bentuk video.

"Hati-hati, Ra. Kamu kan belum lama pulang dari rumah sakit!" ujar Tante Sofie sok perhatian. Ia berpikir aku akan menabrak dan kembali koma di rumah sakit lagi pastinya. Tak akan kubiarkan itu terjadi!

Aku tersenyum lalu kembali kurasakan ada yang berbeda dalam diriku. Aku menyalakan mesin mobil dan amazing! Aku bisa mengendarai mobilnya!

Wow... Bagaimana mungkin?

Aku loh yang mengemudikannya. Belajar mengemudi saja aku tak pernah tapi kok bisa?!

Aku tersenyum mengejek pada Tante Sofie dan Anggi, mereka menatapku heran. Kulambaikan tanganku ke arah mereka dan sambil tersenyum aku mengemudikan mobil keren milikku.

****

Hi Semua! yuk dukung Lara dengan vote, like, komen dan add favorit ya! jangan lupa kasih ⭐⭐⭐⭐⭐ juga ya! Maacih 😘😘😘😘

Terpopuler

Comments

fifid dwi ariani

fifid dwi ariani

trus berkarya

2022-10-03

0

❤ $he ¥ ❤

❤ $he ¥ ❤

❤💙💚💛💜💟💖

2022-08-13

0

Lusiana_Oct13

Lusiana_Oct13

apa jiwa mereka tertukar? tapi klo ketukar lara ingat kenangan sama mamamnya jadi penasaran hehehehe

2022-06-16

0

lihat semua
Episodes
1 Bunuh Diri
2 Sebuah Pengkhianatan
3 Awal Perubahan
4 Menghabiskan Uang Papa Untuk Modal
5 Bertemu Ditya
6 Darimana Keberanian Ini Berasal?
7 Konten Yang Sepi
8 Rekan Membuat Konten
9 Konten yang Memiliki Konsep
10 Tawaran Endorse Pertama
11 Kerjasama dengan Kusuma Corporation
12 Menjalin Keakraban
13 Salah Sasaran
14 Fitnah yang Amat Keji
15 Menghadapi Terpaan Fitnah
16 Mengembalikan Kepercayaan yang Hilang
17 Sebuah Transformasi
18 Menjadi Selebgram Hot
19 Rencana Jahat Arya
20 Double Job
21 Kecurigaan Ditya
22 Perjodohan Dadakan
23 Rasanya Diinginkan
24 Kencan Sebelum Menikah
25 De Javu
26 Tanda Tangan-1
27 Tanda Tangan-2
28 Konten yang Bermanfaat-1
29 Konten yang Bermanfaat-2
30 Rasa Ingin Tahu Tante Sofie
31 Syuting di Panti Asuhan
32 Aku Dilamar
33 Jadi Ini yang Membuat Lara Kesepian?
34 Jatuh Hati
35 Batam I'm In Love
36 Takkan Pernah Menyesal
37 Pagi Bersamamu
38 Kecurigaan Bima
39 Kunjungan Keluarga Kusuma
40 Kunjungan Keluarga Kusuma-2
41 Di Kamarku
42 Fitting Baju
43 Wedding Day
44 Resepsi Super Megah
45 Bukan Malam Pertama
46 Pagi Bersamamu
47 Rumah Keluarga Kusuma
48 Menjenguk Bima
49 Menyadari Adanya Kepribadian Lain
50 Melamun
51 Membuka Kenangan Masa Lalu
52 Detektif Bima
53 Menceritakan Semuanya
54 Bima Sahabat Terbaikku
55 Emosi dan Gairah
56 Mimpi Tuan Putri
57 Aku Bukan Pencuri
58 Pembagian Harta-1
59 Pembagian Harta-2
60 Sogokan
61 Papa
62 Pemakaman Papa
63 Foto Kenangan
64 Misteri Selembar Foto
65 Mimpi yang Nyata
66 Tertangkap Basah
67 Kenyataan Sebenarnya
68 Om Wisnu
69 Kemarahan Bima-1
70 Kemarahan Bima-2
71 Meninggalkan Indonesia
72 Belanda
73 Tawaran Kerja Sama
74 Terlambat
75 Lily
76 Kembali ke Indonesia
77 Bertemu Kembali
78 Menggoda Istri
79 Gagal Memata-matai
80 Lengah
81 Kesempatan Dalam Kesempitan
82 Mencairkan Kesalahpahaman
83 Cerita Dirya-1
84 Cerita Ditya-2
85 Kembali Menjadi Agni
86 Bertemu Pemilik Panti yang Sebenarnya
87 Cerita Om Wisnu
88 Aku Akan Mengikuti Kemanapun Kamu Pergi
89 Meluapkan Rasa Rindu
90 Lily Meet Ditya
91 Opa dan Oma Kusuma
92 Agni = Lara
93 Amelia Agni Putri
94 Semua Sayang Lara
95 Konten Jujur
96 Pemakaman Umum
97 Lara Handaka si Selebgram Hot
Episodes

Updated 97 Episodes

1
Bunuh Diri
2
Sebuah Pengkhianatan
3
Awal Perubahan
4
Menghabiskan Uang Papa Untuk Modal
5
Bertemu Ditya
6
Darimana Keberanian Ini Berasal?
7
Konten Yang Sepi
8
Rekan Membuat Konten
9
Konten yang Memiliki Konsep
10
Tawaran Endorse Pertama
11
Kerjasama dengan Kusuma Corporation
12
Menjalin Keakraban
13
Salah Sasaran
14
Fitnah yang Amat Keji
15
Menghadapi Terpaan Fitnah
16
Mengembalikan Kepercayaan yang Hilang
17
Sebuah Transformasi
18
Menjadi Selebgram Hot
19
Rencana Jahat Arya
20
Double Job
21
Kecurigaan Ditya
22
Perjodohan Dadakan
23
Rasanya Diinginkan
24
Kencan Sebelum Menikah
25
De Javu
26
Tanda Tangan-1
27
Tanda Tangan-2
28
Konten yang Bermanfaat-1
29
Konten yang Bermanfaat-2
30
Rasa Ingin Tahu Tante Sofie
31
Syuting di Panti Asuhan
32
Aku Dilamar
33
Jadi Ini yang Membuat Lara Kesepian?
34
Jatuh Hati
35
Batam I'm In Love
36
Takkan Pernah Menyesal
37
Pagi Bersamamu
38
Kecurigaan Bima
39
Kunjungan Keluarga Kusuma
40
Kunjungan Keluarga Kusuma-2
41
Di Kamarku
42
Fitting Baju
43
Wedding Day
44
Resepsi Super Megah
45
Bukan Malam Pertama
46
Pagi Bersamamu
47
Rumah Keluarga Kusuma
48
Menjenguk Bima
49
Menyadari Adanya Kepribadian Lain
50
Melamun
51
Membuka Kenangan Masa Lalu
52
Detektif Bima
53
Menceritakan Semuanya
54
Bima Sahabat Terbaikku
55
Emosi dan Gairah
56
Mimpi Tuan Putri
57
Aku Bukan Pencuri
58
Pembagian Harta-1
59
Pembagian Harta-2
60
Sogokan
61
Papa
62
Pemakaman Papa
63
Foto Kenangan
64
Misteri Selembar Foto
65
Mimpi yang Nyata
66
Tertangkap Basah
67
Kenyataan Sebenarnya
68
Om Wisnu
69
Kemarahan Bima-1
70
Kemarahan Bima-2
71
Meninggalkan Indonesia
72
Belanda
73
Tawaran Kerja Sama
74
Terlambat
75
Lily
76
Kembali ke Indonesia
77
Bertemu Kembali
78
Menggoda Istri
79
Gagal Memata-matai
80
Lengah
81
Kesempatan Dalam Kesempitan
82
Mencairkan Kesalahpahaman
83
Cerita Dirya-1
84
Cerita Ditya-2
85
Kembali Menjadi Agni
86
Bertemu Pemilik Panti yang Sebenarnya
87
Cerita Om Wisnu
88
Aku Akan Mengikuti Kemanapun Kamu Pergi
89
Meluapkan Rasa Rindu
90
Lily Meet Ditya
91
Opa dan Oma Kusuma
92
Agni = Lara
93
Amelia Agni Putri
94
Semua Sayang Lara
95
Konten Jujur
96
Pemakaman Umum
97
Lara Handaka si Selebgram Hot

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!