Setelah merasa diriku sudah pulih dan tubuhku sudah enakkan, aku berniat untuk shopping. Mobil yang Papa mau belikan belum datang, jadi aku memesan taksi online untuk mengantarkanku pergi ke Mall. Aku sudah bertekad hari ini akan memakai uang yang Papa berikan untuk membeli segala kebutuhan yang selama ini tak pernah bisa aku beli.
Aku langsung menuju toko Hp dan aksesorisnya. Mengganti Hp milikku dengan Hp terbaru yang pasti akan membuat videoku memiliki gambar dengan resolusi tinggi. Lebih jernih dan pastinya lebih membuat aku lebih cantik di kamera he...he....he....
Aku juga membeli keperluan dalam membuat konten seperti stabilizer Hp, tripod, microphone dan ring light. Yang lebih gokil lagi, aku membeli sebuah kamera.
Kamera ini spesifikasinya bagus. Aku sudah browsing semalam, bisa jadi modal untuk membuat konten!
Papa pasti sudah mendapat notifikasi kalau aku memakai kartunya dalam jumlah besar. Tak lama Ia meneleponku.
"Sayang, apa yang kamu beli? Kenapa jumlahnya besar sekali?" tanya Papa.
"Lara mau membuat video, Pa. Lara beli kamera, Hp baru dan segala keperluan lainnya. Papa mau lihat?" kualihkan panggilan menjadi video call dan Papa melihat apa saja yang aku beli. "Lara enggak bohong kan, Pa? Papa tenang saja. Lara akan kembalikan semua uang Papa nanti kalau Lara sudah sukses!"
Papa tersenyum dengan air mata yang Ia tahan. Papa jadi sering menangis kalau berbicara denganku sejak aku memutuskan mengakhiri hidupku. Mungkin rasa bersalah menguasai dirinya, merasa gagal sebagai orang tua. "Belilah, Sayang! Beli apapun yang kamu mau!"
Aku tersenyum senang. "Makasih, Pa! Lara sayang Papa. Jangan lupa makan siang ya, Pa!"
"Papa juga sayang kamu, Ra! Hati-hati ya! Papa akan kirim supir untuk menjemput kamu! Pasti kamu sulit membawa belanjaan kamu kan?"
"Papa memang yang terbaik!" kataku sambil mengacungkan jempolku. Sambungan teleponku pun terputus setelah Papa pamit karena ada meeting.
"Mbak, nanti semuanya akan aku bawa. Aku titip dulu ya!" kataku setelah membayar semua yang kubeli. "Aku ambil stabilizernya aja deh! Mau aku pakai!"
"Baik, Mbak!"
Aku memutuskan ke cafe terdekat. Aku setting Hp baruku dan menghubungkannya dengan stabilizer Hp agar aku bisa ngevlog dengan mudah. Oke, semua beres!
Aku pun mulai menyalakan video di handphone dan mulai menyapa viewers di sosial media milikku lewat Instastory. Bergaya bak banyak viewers saja aku ini, padahal viewers aku belum banyak. Bodo ah! Yang penting pede!
"Hi Cantik! Hari ini aku berada di salah satu Mall. Sesuai janjiku, aku akan berbelanja alat-alat make up dan juga baju yang akan mengubah penampilanku. Kalian ikuti terus ya perjalanan aku hari ini!" oke, kata sambutan sudah. Kini waktunya ngevlog dan berbelanja keliling Mall!
Entah mengapa aku merasa sangat bersemangat saat merekam video. Aku merasa hal ini biasa aku lakukan, tak ada lagi kecanggungan berhadapan langsung dengan kamera.
Kunyalakan lagi kameraku saat berada di depan salah satu toko baju yang terkenal di dalam mall ini. "Hai, Cantik! Menurut kalian mana yang akan aku pilih? Belanja make up dulu atau baju dulu ya?" aku mengarahkan kamera bergantian antara toko baju dan make up.
"Sebentar ya aku pikir dulu... Make up? Baju? Make up? Baju? Gimana kalau baju dulu, baru kita akan membeli make up?" kuarahkan kamera ke toko baju kembali. "Kalian bisa lihat dibelakangku ada sebuah toko baju yang keren abis, Cantik! Kita masuk ke dalam dan hunting baju lucu! Yuk cuzz!"
Kuarahkan kamera Hpku untuk menyorot sebuah toko baju yang biasa menjadi langganan artis. Merekam layaknya seorang berpengalaman dan mencari angle yang bagus. Aku mengarahkan lagi kamera pada diriku lalu berbicara lagi di kamera. "Untuk kali ini kita akan membeli baju di toko yang harganya agak mahal ya Cantik. Next, aku akan pergi ke toko yang harganya lebih murah. Intinya kita akan melakukan make over, kalian bisa sesuaikan dengan budget kalian ya! Aku pilih-pilih dulu ya!"
Aku dengan penuh percaya diri berbicara didepan kamera. Aku tak peduli sejak tadi ada saja yang melirik ke arahku lalu membicarakanku sambil bisik-bisik.
Dengan kamera yang tetap menyala, aku memilih beberapa baju yang agak seksi, tanktop, hotpants, rok mini juga beberapa coat dan blazer. Aku seperti orang norak yang menyorot harga pakaian dengan kameraku. Aku juga berlagak bak crazy rich, semua yang kusuka akan aku beli.
Aku bertekat akan mengembalikan semua uang Papa kalau aku berhasil menjadi selebgram terkenal nantinya!
Ada beberapa jenis konten, diantaranya konten hiburan, konten informasi, konten inspirasi, konten vlog dan blog serta konten edukasi.*
Aku sudah memikirkan matang-matang konsep yang akan aku ambil. Aku akan menggabungkan semua konten yang ada dalam vlog milikku. Ibaratnya buy one get all. Semua ada di vlog milikku!
Tentunya aku harus terlihat berbeda dibanding yang lain, agar aku menarik perhatian lalu vlog dan medsos aku ramai pengunjungnya. Terkenal berarti banyak endorse. Banyak endorse aku bisa mengembalikan semua uang Papa.
Aku harus membuat ciri agar aku mudah dikenali. Aku akan menjadi selebgram yang berubah 180⁰. Aku akan merubah total penampilan cupuku menjadi selebgram cantik dan tampil beda. Karena itu aku memulai kontenku dengan make over semua penampilanku. Konten lainnya akan menyusul secara bertahap.
Setelah membeli banyak baju, aku mendapat telepon dari supir Papa. Baguslah sudah datang. Aku memintanya naik ke atas dan membawakan barang-barang yang kubeli. Aku memintanya menungguku di mobil saja karena masih ada yang harus aku beli lagi.
Kunyalakan lagi kamera milikku dan berdiri di depan toko kosmetik. "Kalian sudah melihatku belanja baju, kini kita belanja make-up. Kita sudah sampai di toko make-up yang oke punya. Ayo kita borong!"
Aku baru saja mematikan kameraku saat pelayan toko menegurku. "Maaf, Mbak. Dilarang membuat konten disini!" katanya dengan jutek.
Ia menatapku dari ujung kepala sampai ujung kaki. Oh iya aku lupa. Hari ini aku sengaja memakai baju jadulku. Habis, tak ada lagi yang tersisa. Aku tak sempat memodifnya jadilah aku masih terlihat cupu meski tanpa kacamata dan rambut lepek lagi (aku memakai kacamata kalau di depan kamera saja dan rambutku aku kepang satu). Toh aku sengaja, untuk membuat kontenku lebih meyakinkan lagi. Metamorfosaku harus lebih terlihat, agar Arya nanti melihatnya dan menyesal sudah menghinaku jelek!
"Loh? Memangnya kenapa? Aku mau beli kosmetik disini! Bukankah nantinya toko ini akan diuntungkan kalau penjualannya bertambah karena konten yang aku buat?" kataku dengan penuh percaya diri.
Pelayan tersebut terlihat menahan tawanya mendengarku berkata seperti itu. "Memangnya followers Mbak berapa banyak?"
"Masih sedikit sih. Baru ratusan. Memangnya kenapa?" tantangku balik.
"Oh... Saya pikir udah jutaan!" Pelayan itu terang-terangan menghinaku. Wah harus dikasih pelajaran nih.
"Saya mau bicara sama manajer kalian!" kataku dengan tegas.
"Untuk apa ya Mbak?"
"Panggilkan saja! Atau saya yang panggil sendiri!" kataku tanpa kenal takut.
Tak lama manager toko tersebut datang. "Ada apa ya Mbak?"
"Saya mau membeli banyak produk disini dengan syarat saya boleh membuat vlog disini. Bagaimana? Kalau tidak boleh, ya sudah saya akan pindah ke toko lain!"
Mendengar aku mau membeli banyak produk, manager toko itu pun memberiku ijin. "Silahkan, Mbak. Mbak bisa pilih produk yang mau Mbak beli."
"Oke. Tolong bilang sama bawahan kamu ya, jangan memandang seseorang dari penampilannya saja! Hargai pembeli kalian, bagaimanapun penampilannya!" kataku sambil masuk ke dalam toko.
Kunyalakan lagi kamera milikku dan mulai mereview aneka kosmetik. "Lipstik ini bakalan keren nih kalau aku pakai. Oh iya, aku akan kasih giveaway kalau kalian tag 3 teman kalian di kolom komentar ya! Ada hadiah lipstik yang akan aku bagikan buat yang beruntung. Boleh tag berkali-kali ya tapi harus orang berbeda! Oke?"
"Mbak, aku mau lipstik ini sebanyak 100 pc warna ini sampai sini! Campur saja!" pelayan yang tadi menghinaku tak percaya aku akan membeli lipstik mahal sebanyak ini. Manajernya yang menyadarkan Ia dari keterkejutannya, kini Ia disuruh managernya untuk menyiapkan pesanan lipstik yang kubeli.
Aku memilih beberapa kosmetik dan membelinya dengan lipstik tadi. Kubayar semua pesananku dengan kartu milik Papa. Cash.
"Lain kali jangan memandang seseorang dari fisiknya!" pesanku pada pelayan yang menghinaku sebelum meninggalkan toko.
Kutelepon lagi supir Papa dan memintanya membawa make up yang kubeli ke dalam mobil.
"Baju udah, make up udah. Gimana kalau kita beli tas, Cantik? Karena hari ini udah banyak belanjanya, kita beli tas yang biasa dulu aja ya! Nanti kita beli yang harganya fantastis!" kataku dengan sombongnya di depan kamera. Wah aku sudah bak Nagita Slavina saja yang membeli sesuatu bak beli permen, padahal semua ini uang Papa!
Aku masuk ke dalam toko tas dan memilih beberapa tas sambil tetap menyalakan kamera. Aku memutuskan membeli 3 buah tas berbeda. Lumayan untuk ganti-ganti.
"Sekarang kita beli sepatu, Cantik! Lihat deh, lucu-lucu banget kan? Aku pilih yang mana ya?"
Sudah beberapa kali supir Papa bolak-balik membawakan belanjaanku yang sangat banyak ini. Semua sudah aku beli. Baju, make up, tas dan sepatu. Aku rasa cukup untuk hari ini. Tinggal make over saja!
Aku sedang mematikan kamera Hpku setelah mengucap dalam perpisahan saat tanpa sadar aku menabrak seorang cowok. Dengan sigap cowok itu menahanku agar tidak jatuh dan tangan satunya lagi menangkap Hp-ku yang hampir jatuh.
Jarakku dan cowok ini begitu dekat. Aku bisa melihat betapa tampannya cowok ini. Lalu aku merasakan jantungku berdetak cepat. Aku seperti merasa kalau aku sudah menyukai cowok ini sejak lama. Kenapa aku merasa seperti aku sudah mengenalnya ya? Siapa cowok ini?
Deg... deg... deg...
****
*) Sumber: Adammuiz.com
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 97 Episodes
Comments
🇮🇩Imelda🇰🇷
pacar nya Agni kayanya
2022-11-07
0
fifid dwi ariani
bahgia selalu
2022-10-03
0
❤ $he ¥ ❤
yuuhhuuuu....❤💙💚💛💜💟💖
2022-08-13
0