Menjadi Selebgram Hot
"Arya... Kamu.... Kamu selingkuh dengan Anggi, adikku?" tanyaku setelah kesadaranku mulai pulih dan mampu berbicara. Kue yang kupegang sejak tadi sudah terjatuh di lantai. Aku begitu lemas, bahkan disenggol sedikit saja mungkin akan jatuh.
Arya memakai celana boxer miliknya dan berjalan mendekatiku. Wajahnya tak menampakkan penyesalan sama sekali.
"Anggi memang pacar gue! Justru lo yang bukan siapa-siapa gue! Memangnya gue pernah bilang kalau kita pacaran? Lo aja yang bodoh dan kepedean menganggap gue pacar lo!" ujar Arya dengan pedas.
Tes.... Air mata kembali menetes dan membasahi wajahku. Rasanya sakit sekali. Kenapa Arya tega berkata semenyakitkan itu padaku.
Anggi yang sudah lengkap memakai pakaian miliknya berjalan menghampiri Arya dan memeluk pinggangnya dengan mesra. Arya pun membalas pelukan Anggi. Mereka berdua saling menatap dengan pandangan penuh cinta. Arya bahkan mencium bibir Anggi dengan mesra untuk menunjukkan padaku kalau mereka adalah sepasang kekasih yang penuh cinta.
Tes... air mataku tak kuat untuk tidak menetes. Tega sekali mereka padaku...
"Arya, selama ini... Selama ini kita memang dekat. Aku menganggap kita sudah lebih dari sekedar teman! Aku bahkan sudah banyak berkorban selama ini buat kamu, Ya!" ujarku dengan suara bergetar, sekuat tenaga menahan tangisku agar tidak semakin kencang. Hatiku rasanya ingin berteriak menyuarakan rasa sakit yang begitu mendera.
"Siapa yang suruh? Gue enggak pernah nyuruh lo! Itu sih inisiatif lo sendiri. Lo yang udah kegeeran dan membelikan gue segala macem. Lo pikir cinta itu bisa dibeli? Gue sejak awal hanya mencintai Anggi. Gue baik sama lo, karena menganggap lo kakaknya Anggi. Tapi kok muka kalian beda jauh ya?" ujar Arya dengan pedasnya.
Arya menatap Anggi kembali dengan penuh cinta. Memegang dagunya dan mencium lembut bibir Anggi, hal yang tak pernah Arya lakukan padaku. "Yang satu cantik!" Arya mencium pipi Anggi dengan mesra lalu menatapku seakan melihat seekor kecoa yang menjijikkan. "Yang satu jelek, cupu, lepek dan.... iyuuuhhh... Enggak terawat!"
Jeger....
Aku tak percaya mendengar Arya mengataiku seperti itu. Kata-katanya begitu membekas di hatiku, membuat luka yang amat dalam dan tak berdasar.
"Lo sadar enggak sih kalau lo tuh jelek? Satu kampus juga tau kalau lo tuh cupu dan jadul! Itu baju jaman kapan yang lo pake? Baju emak lo yang udah mati, masih aja lo pake! Terus satu lagi, saat lo deket-deket sama gue, rambut lo yang lepek itu bikin gue geli. Kayak orang enggak pernah keramas aja sampai lepek banget rambut lo kayak gitu! Iyuuuuhhhh!" Arya bergidik geli sambil melihatku.
Bahkan Mamaku pun kamu bawa-bawa. Apa salah kalau aku memakai baju peninggalan Mama? Hiks... "Kamu jahat, Ya!" akhirnya aku bisa mengeluarkan suaraku setelah menangis sesegukan. "Setelah apa yang aku lakukan buat kamu, begini cara kamu membalas aku?! Aku bersumpah Ya, kelak kalian akan mendapatkan balasan atas apa yang sudah kalian lakukan padaku!"
"Oh ya? Lo ngaca sana! Udah jelek sok ngutuk orang lagi lo! Muka lo tuh yang kena kutuk! Kalau lo secantik gue juga belum tentu lo bisa dapetin Arya! Jangan kepedean jadi orang jelek!" Anggi menambahkan lagi luka hatiku menjadi lebih sakit lagi.
Tak ingatkah Anggi kalau aku banyak berjasa padanya. Aku yang mencucikan mobilnya, aku mengalah dan memberikan payung milikku hanya agar Anggi tak kehujanan, kubiarkan semua keinginan Anggi dipenuhi. Tapi kini? Anggi malah berselingkuh dan ikut menghinaku.
"Kalian akan menyesal!" ujarku yang berbalik badan lalu pergi sambil menangis.
Ternyata keributan kami membuat penghuni kostan lain keluar dan menonton apa yang sedang terjadi. Aku dipermalukan di depan banyak orang, sementara Arya dan Anggi yang jelas-jelas sudah berzinah malah bersikap seperti bak orang paling benar.
Aku berlari menerobos kerumunan penonton. Aku terus berlari sampai depan jalan dan memberhentikan sebuah taksi. Bukannya menyebutkan alamat yang kutuju, aku malah terus menangis.
"Neng, mau kemana?" tanya Bapak supir dengan sabar. Ia tak tega melihatku yang menangis lirih tersebut. Suara tangisku sungguh memilukan siapapun yang mendengarnya.
"Ke Jembatan Cinta, Pak!" hanya tempat itu yang ada dalam pikirku.
"Jembatan Cinta?" meski agak ragu, namun supir itu tetap mengantarkan penumpangnya ke tempat yang dituju.
Saat aku membayar ongkos taksi, Bapak supir memberikanku sebuah permen. "Ini buat kamu, Neng. Semoga takdir buruk kamu hilang dan berganti menjadi takdir manis seperti permen ini."
Meski agak bingung, aku menerima permen tersebut dan mengucap terima kasih.
Aku berjalan menuju jembatan cinta yang kebetulan sore itu agak sepi. Hanya ada seorang gadis yang sedang menangis sambil melihat kertas di tangannya.
Gadis itu adalah Agni, aku mengenalnya. Ia adalah seorang selebgram cantik yang biasa membuat konten tentang make-up dan banyak mengedukasi pengetahuan yang Ia miliki. Sedang apa dia di Jembatan Cinta?
Aku hanya melirik sekilas ke arah Agni lalu aku berjalan menuju sisi sebelah Agni. Jarak kami mungkin hanya dua meter jauhnya.
Aku kembali mengingat pengkhianatan kekasihku dan adik tiriku. Kata-kata hinaan mereka begitu menusuk hatiku. Apakah aku salah kalau aku dilahirkan menjadi jelek? Apa aku salah kalau aku tak memperdulikan penampilanku seperti yang lain?
Apakah karena alasan itu aku berhak untuk dihina? Aku manusia bukan hewan menjijikkan seperti pandangan kalian!
Huaaaa..... Aku menangis meluapkan kesedihanku. Air sungai di bawah sana seakan memanggilku untuk terjun dan melupakan kesedihanku dengan melompat turun. Aku membuka tanganku dan melihat permen yang diberikan oleh Bapak supir taksi tadi. Tak ada merk. Hanya bungkus plastik pink polos.
Aku membuka plastik permen dan memakannya. "Setidaknya aku harus makan yang manis sebelum aku menghilang dari dunia ini."
****
POV Author
Di sisi lain, Agni juga merogoh kantong sakunya dan mengambil permen yang sama dengan milik Lara. Ia mendapatkannya dari supir taksi yang mengantarkan Agni dari rumah sakit sampai ke Jembatan Cinta. Supir taksi yang sama dengan yang mengantarkan Lara. Ia membuka plastiknya dan memakan permen miliknya. "Semoga aku masih bisa hidup di dunia ini, meski ragaku sudah tak ada lagi."
Agni menengok ke sebelah saat kemasan permen milik Lara terbang ke arahnya. Disana Ia melihat Lara sedang memanjat pembatas jembatan.
"Mau apa gadis itu?" Agni berlari ke arah Lara. Agni sudah berpikiran jelek saja tentang Lara.
Lara sudah bersiap hendak melompat ketika tangan Agni terjulur menangkapnya.
"Mau apa kamu? Jangan nekat Jangan bertindak gila!" teriak Agni sambil menahan tubuh Lara.
"Tak ada gunanya aku hidup di dunia ini! Dunia ini bukan untuk orang jelek seperti aku!" ujar Lara.
Lara lalu melepas satu pegangan tangannya.
"Jangan!" teriak Agni.
Lara dan Agni saling berpegangan tangan. Agni yang fisiknya lemah tak kuat menahan bobot Lara. Keduanya lalu jatuh ke dalam sungai.
Byuuuuurrrrr
Blup...blup....blup...
Lara yang tak bisa berenang mulai merasakan air sungai memasuki paru-parunya. Ia pasrah. Ia tak mau lagi berada di dunia ini lebih lama lagi.
Agni yang pandai berenang menarik tubuh Lara ke tepi. Sekuat tenaga Ia menyelamatkan Lara dengan tubuh rapuh dan sisa-sisa kekuatan yang Ia miliki. Agni membawa tubuh Lara ke tepian sungai.
Saat Agni ingin berdiri, Ia tergelincir batu dan jatuh kembali ke sungai. Sebuah kayu besar tiba-tiba menghantam kepalanya. Agni tak sadarkan diri dan pingsan lalu mulai terseret aliran arus sungai.
Warga yang melihat ada dua orang yang melompat dari atas jembatan pun geger. Mereka mendapati Lara yang pingsan karena banyak menghirup air sungai.
Lima ratus meter dari tempat Lara, mereka menemukan Agni, yang tersangkut di bebatuan. Keduanya dibawa ke rumah sakit terdekat.
Lara berhasil selamat, namun Agni tak tertolong. Agni meninggal saat menyelamatkan Lara. Umurnya bahkan lebih cepat dari perkiraan dokter. Tak ada yang tahu tentang ajal seseorang.
Papa Handaka datang dengan wajah sedih setelah mendapat kabar kalau Putrinya ditemukan warga di sungai dan kini ada di rumah sakit terdekat. Ia terpukul melihat putri kandungnya dalam kondisi lemah. Untunglah Lara selamat, jika Lara tak selamat, maka Papa Handaka akan menyalahkan dirinya seumur hidup.
...Selebgram cantik dan penuh talenta, Agni ditemukan meninggal dunia di sungai. Saksi mata mengatakan kalau Agni mengakhiri hidupnya dengan meloncat dari Jembatan Cinta. Apa penyebabnya? Depresikah?...
Meninggalnya Agni membuat geger dunia maya. Agni yang terkenal memiliki jutaan followers mendapat banyak ucapan berbela sungkawa. Mereka menyayangkan keputusan Agni yang ingin mengakhiri hidupnya.
Mereka berpikir Agni bunuh diri, padahal Agni meninggal karena menyelamatkan nyawa Lara. Tak ada yang tahu, hanya Lara seorang yang mengetahuinya. Lara baru terbangun dari komanya sebulan kemudian, setelah berita kematian Agni mereda.
POV Author End
****
Ayo dukung karya aku dengan like, komen, ⭐⭐⭐⭐⭐ dan add favorit ya. Maacih 😘😘😘
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 97 Episodes
Comments
Aleena's Mommy🥰🥰
Wooow...
baru bab 1, sdah penuh adrenalin....
2023-06-22
0
Ra dhiraemon
Hai Kk Aku Mampir Nih
2022-11-19
0
Pink Cat
hai hai mampir k karya aku yuk!. Cowok Cantik Milik Zahra
2022-11-11
0