Sebuah Pengkhianatan

Flashback

Pagi ini matahari masih malu-malu beranjak dari peraduannya. Udara masih sejuk dan bagi sebagian orang pagi adalah awal hari yang baik.

Ya, hanya untuk sebagian orang saja. Yang lainnya gimana? Ada juga yang bernasib sial seperti aku...

Byuuuuurrrr!!!!

Aku terbangun dan langsung duduk tegak saat segelas air dingin mengguyur wajahku. Hidungku terasa pedas dan telingaku sepertinya kemasukan air. Aku memiringkan telingaku agar air yang masuk bisa keluar.

Aku tak berani memarahi yang menyiramku dengan air. Aku sudah tau siapa orangnya. Wajah galak Tante Sofie, Mama tiriku langsung membuat kemarahan dalam diriku berubah menjadi ketakutan dalam sekejap.

"Saya udah teriak-teriak dari tadi di bawah! Saya suruh kamu bangun eh kamu malah enak-enakkan disini! Kamu pikir kamu tuan putri apa?!" maki Tante Sofie di pagi yang cerah ini.

"Ma... Maaf Tante. Lara enggak dengar! Lara lelah sekali kemarin habis sidang skripsi." jawabku dengan suara gugup dan mendecit pelan. Aku sangat takut kalau Tante Sofie marah. Lebih baik minta maaf agar kemarahannya reda.

"Saya enggak peduli! Cepat bangun dan kamu cuci mobilnya Anggi! Mau pergi dia! Tante enggak mau kalau Anggi pergi dengan mobil yang kotor!" bruk... sebuah lap kotor dilemparkan ke wajahku. "Kalau belum bersih, kamu enggak boleh sarapan!"

Tante Sofie lalu pergi sambil membanting pintu kamarku dengan kencang. Membuatku harus menenangkan debaran jantungku karena kaget. Lagi dan lagi Ia memperlakukanku seenaknya.

"Pasti tak ada Papa, makanya Tante berulah pagi-pagi!" gerutuku. Kupandangi lap kotor yang tadi dilempar ke mukaku. Andai aku berani melawannya... Sayangnya, aku terlalu pengecut untuk melawan semua ketidakadilan ini.

Namaku Lara Handaka. Aku adalah putri seorang pengusaha kaya raya bernama Handaka Prabumulya, pemilik Handaka Group. Setelah Mamaku meninggal, Papaku memutuskan untuk menikah lagi dengan Tante Sofie yang sudah memiliki putri yang sebaya usianya denganku, namanya Anggi yang kini memiliki nama Handaka di belakang namanya.

Awalnya Anggi dan Tante Sofie bersikap baik padaku, mereka sangat perhatian dan bersikap hangat makanya aku setuju dan mengijinkan Papa untuk menikah lagi. Sayang, sikap manis mereka hanya topeng belaka. Bak kisah bawang merah dan bawang putih, aku harus menerima takdir diperlakukan tak adil di rumahku sendiri.

Tante Sofie mengancamku, jika aku tak mau menjadi anak manis yang menuruti setiap perintahnya maka Ia akan menghancurkan Papaku bagaimanapun caranya. Aku tak punya keberanian untuk melawan. Aku terlahir menjadi seorang pengecut, aku terlalu takut Papaku akan terluka. Aku tak mau kehilangan lagi satu-satunya orang tua yang masih kumiliki.

Jadilah aku diperlakukan semena-mena oleh mereka, apalagi kalau Papa sedang tak ada di rumah. Aku tak menangis, sudah biasa diperlakukan bak kacung kampret membuat air mataku kering rasanya.

Aku mengambil lap kotor dan memandangi seprai dan bed cover yang basah karena air yang diguyur ke wajahku. Semoga nanti kering, kalau minta ganti seprai maka akan kena omel lagi, doaku dalam hati.

Aku pun pergi ke garasi mobil. Disana nampak mobil merah maroon milik Anggi yang harus aku cuci. Kemarin pergi kemana sih Anggi sampai mobilnya sekotor ini? Banyak lumpur yang harus aku bersihkan.

"Non Lara mau apa?" tanya Bi Ida yang melihatku menuangkan sabun di ember berisi air.

"Mau nyuci mobil Anggi, Bi!" jawabku.

"Waduh! Kok Non Lara yang nyuci? Biar Bibi saja, Non!" Bi Ida tak enak hati, majikannya disuruh mencuci mobil bukan dirinya.

"Biar saya saja, Bi. Nanti kita berdua kena omel. Bibi masuk ke dalam kamar saya saja! Tolong jemur bed cover saya yang basah ketumpahan air ya, Bi!" pintaku

Bi Ida menurut, Ia tahu kalau Ia membantu malah akan menjadi bumerang untukku nantinya.

Aku mencuci mobil Anggi, yang tak pernah mengucap kata terima kasih sama sekali atas jasaku yang sudah membuat mobilnya bersih lagi. Anggi langsung pergi, dan membanting pintu mobil dengan kencang di depanku. Aku hanya bisa mengelus dada melihat kelakuannya yang makin semena-mena saja.

Aku membenarkan kacamata berbingkai besar milikku. Agak kotor karena saat menyikat ban tadi kena kecipratan. Selesai dengan tugas mencuci mobil, aku lalu masuk ke dalam kamar.

Tante Sofie tadi sudah pergi ke arisan dan berkumpul dengan geng sosialitanya. Aku teringat kalau hari ini aku akan memberi kejutan pada Arya Prabakesa, kekasih hatiku tercinta. Aku harus bersiap-siap.

Aku pun mandi dan memakai blouse lengan balon berwarna orange yang aku padukan dengan celana jeans model cutbray. Sehabis mengeringkan rambut, aku mengoleskan minyak rambut agar rambutku selalu rapi.

Sudah tentu memakai minyak rambut malah membuat rambutku yang dikepang satu ke belakang makin terlihat lepek. Orang mungkin mengira aku belum keramas karena rambutku yang lepek. Tak apalah, yang penting rambutku rapi tak ada anak rambut yang keluar-keluar saat diterpa angin.

Kacamata yang kotor tadi aku bersihkan dan kupakai di wajahku yang nampak agak kusam karena sehari-hari bekerja sampingan di toko kue. Tak ada sedikit pun make up yang menghiasi wajahku. Polos. Hanya bedak bayi yang seharga sepuluh ribu, itu pun tak habis selama 3 bulan kupakai.

Aku memang kurang memperdulikan penampilan. Uang jajanku selama ini diatur oleh Tante Sofie, hanya cukup untuk naik angkot dan membeli makan siang di kantin. Tak ada uang tambahan untuk ke salon atau untuk sekedar membeli buku.

Aku tak pernah mengeluh. Aku memutuskan mencari pekerjaan sampingan agar bisa membiayai kebutuhanku dan juga membiayai hidup Arya kekasihku.

Arya adalah seorang mahasiswa yang merantau dari kampung. Arya mendapat beasiswa karena kepintarannya. Orangtuanya hanyalah petani yang masih harus membiayai adik-adiknya sekolah, tak bisa banyak memberikan uang untuk biaya hidup Arya di Jakarta.

Berkat uang hasil bekerja di toko roti, aku bisa membiayai kostan Arya setiap bulan. Uang kiriman dari orangtua Arya dipakai untuk makan sehari-hari dan membeli peralatan kuliah.

Tak hanya itu, uang saku milikku pun aku pakai untuk mentraktir Arya. Aku memilih membawa bekal dari rumah hanya agar Arya bisa beli makan di kantin. Kasihan Ia jika harus menahan lapar karena tak punya uang untuk makan.

Ya, cintaku terhadap Arya memang cinta buta. Arya adalah ketua senat mahasiswa. Kemampuannya berbicara membuatnya banyak digandrungi para mahasiswi. Memiliki Arya sebagai kekasih adalah kebanggaan terbesar dalam hidupku.

Aku teringat saat pertama kali berkenalan ketika kami sedang OSPEK, Arya langsung bersikap baik padaku. Arya begitu perhatian dan hubungan kami menjadi lebih dekat dalam waktu singkat.

Kemarin kami sudah sidang skripsi bareng, sebentar lagi kami akan wisuda. Akhirnya aku bisa membantu Arya sampai Ia lulus. Tak sia-sia aku bekerja di toko roti selama ini. Arya pasti akan sangat mencintaiku.

Aku mampir dahulu ke toko kue untuk membeli kue kesukaan Arya. Brownies yang kupilih karena bisa awet di kostan Arya yang tak ada lemari es-nya.

Aku berjalan dengan langkah riang. Selesai sudah aku membantu membiayai Arya. Setelah wisuda nanti aku akan meminta Papa untuk memberikan Arya pekerjaan di perusahaan. Arya harus belajar mengenai perusahaan karena kelak Ia yang akan memimpin perusahaan jika kami sudah menikah. Nanti aku akan dipanggil Nyonya Arya Prabakesa. Ah... senangnya!

Aku senyum-senyum sendiri jadinya. Tak peduli kalau sejak tadi aku jadi bahan perhatian penumpang angkot yang lain.

Aku memberhentikan angkot di dekat kostan Arya. Kostan ini bebas keluar masuk laki-laki maupun perempuan. Arya yang meminta kost disana karena jabatannya sebagai ketua senat, kadang meeting diadakan di kostan miliknya. Ia tak suka dengan kostan yang banyak aturan. Aku menurut saja. Aku percaya dengan apa yang Arya katakan.

Aku masuk ke dalam pekarangan rumah kost. Aku heran kenapa ada mobil milik Anggi yang tadi pagi kucuci di pekarangan kost Arya?

Tak mau berburuk sangka, aku pun pergi ke kamar Arya. Senyum di wajahku terus mengembang bersama hatiku yang bahagia.

Aku pun sampai di depan kamar Arya yang terletak di lantai dua paling ujung. Aku mengatur nafasku agar lebih tenang. Surprise kali ini pokoknya harus berhasil.

Aku mengangkat kotak kue agak tinggi dan secara mendadak aku membuka pintu kamar Arya.

"Surpriseeeee!!!!"

Senyum di wajahku menghilang. Aku tak percaya dengan apa yang kulihat dengan mata kepalaku sendiri. Di dalam kamar Arya, aku melihat Anggi adik tiriku.

Anggi terlihat tanpa busana, Anggi sedang berada diatas tubuh Arya sambil mendes*h bersama. Mereka yang kaget dengan kedatanganku, menghentikan perbuatan menjijikkan mereka dan dengan tergesa-gesa segera memakai pakaiannya yang bertebaran di lantai.

Aku masih terpaku di depan kamar. Tak percaya dengan apa yang sudah aku lihat. Apa yang sudah Arya dan Anggi lakukan?

Butiran air mataku mulai berderai turun tanpa dikomando. Aku merasa hatiku sangat sakit. Cintaku yang tulus telah dikhianati. Mengapa Arya begitu tega padaku? Mengapa cintaku tak ada artinya sama sekali di mata Arya?

****

Terpopuler

Comments

Wanda Revano

Wanda Revano

nyesek gue.pdhl baru diawal.yg kuat y lara

2023-04-28

0

sherly

sherly

kenapa ceritanya selalu ibu tiri bw anak Trus jahati anak suaminya.. sekali2 anak suaminya yg jahat sama ibu tiri dan anaknya.. buat gereem

2023-01-06

0

~Burberry

~Burberry

nama dan jalan kehidupannya sungguh LARA

2022-12-22

0

lihat semua
Episodes
1 Bunuh Diri
2 Sebuah Pengkhianatan
3 Awal Perubahan
4 Menghabiskan Uang Papa Untuk Modal
5 Bertemu Ditya
6 Darimana Keberanian Ini Berasal?
7 Konten Yang Sepi
8 Rekan Membuat Konten
9 Konten yang Memiliki Konsep
10 Tawaran Endorse Pertama
11 Kerjasama dengan Kusuma Corporation
12 Menjalin Keakraban
13 Salah Sasaran
14 Fitnah yang Amat Keji
15 Menghadapi Terpaan Fitnah
16 Mengembalikan Kepercayaan yang Hilang
17 Sebuah Transformasi
18 Menjadi Selebgram Hot
19 Rencana Jahat Arya
20 Double Job
21 Kecurigaan Ditya
22 Perjodohan Dadakan
23 Rasanya Diinginkan
24 Kencan Sebelum Menikah
25 De Javu
26 Tanda Tangan-1
27 Tanda Tangan-2
28 Konten yang Bermanfaat-1
29 Konten yang Bermanfaat-2
30 Rasa Ingin Tahu Tante Sofie
31 Syuting di Panti Asuhan
32 Aku Dilamar
33 Jadi Ini yang Membuat Lara Kesepian?
34 Jatuh Hati
35 Batam I'm In Love
36 Takkan Pernah Menyesal
37 Pagi Bersamamu
38 Kecurigaan Bima
39 Kunjungan Keluarga Kusuma
40 Kunjungan Keluarga Kusuma-2
41 Di Kamarku
42 Fitting Baju
43 Wedding Day
44 Resepsi Super Megah
45 Bukan Malam Pertama
46 Pagi Bersamamu
47 Rumah Keluarga Kusuma
48 Menjenguk Bima
49 Menyadari Adanya Kepribadian Lain
50 Melamun
51 Membuka Kenangan Masa Lalu
52 Detektif Bima
53 Menceritakan Semuanya
54 Bima Sahabat Terbaikku
55 Emosi dan Gairah
56 Mimpi Tuan Putri
57 Aku Bukan Pencuri
58 Pembagian Harta-1
59 Pembagian Harta-2
60 Sogokan
61 Papa
62 Pemakaman Papa
63 Foto Kenangan
64 Misteri Selembar Foto
65 Mimpi yang Nyata
66 Tertangkap Basah
67 Kenyataan Sebenarnya
68 Om Wisnu
69 Kemarahan Bima-1
70 Kemarahan Bima-2
71 Meninggalkan Indonesia
72 Belanda
73 Tawaran Kerja Sama
74 Terlambat
75 Lily
76 Kembali ke Indonesia
77 Bertemu Kembali
78 Menggoda Istri
79 Gagal Memata-matai
80 Lengah
81 Kesempatan Dalam Kesempitan
82 Mencairkan Kesalahpahaman
83 Cerita Dirya-1
84 Cerita Ditya-2
85 Kembali Menjadi Agni
86 Bertemu Pemilik Panti yang Sebenarnya
87 Cerita Om Wisnu
88 Aku Akan Mengikuti Kemanapun Kamu Pergi
89 Meluapkan Rasa Rindu
90 Lily Meet Ditya
91 Opa dan Oma Kusuma
92 Agni = Lara
93 Amelia Agni Putri
94 Semua Sayang Lara
95 Konten Jujur
96 Pemakaman Umum
97 Lara Handaka si Selebgram Hot
Episodes

Updated 97 Episodes

1
Bunuh Diri
2
Sebuah Pengkhianatan
3
Awal Perubahan
4
Menghabiskan Uang Papa Untuk Modal
5
Bertemu Ditya
6
Darimana Keberanian Ini Berasal?
7
Konten Yang Sepi
8
Rekan Membuat Konten
9
Konten yang Memiliki Konsep
10
Tawaran Endorse Pertama
11
Kerjasama dengan Kusuma Corporation
12
Menjalin Keakraban
13
Salah Sasaran
14
Fitnah yang Amat Keji
15
Menghadapi Terpaan Fitnah
16
Mengembalikan Kepercayaan yang Hilang
17
Sebuah Transformasi
18
Menjadi Selebgram Hot
19
Rencana Jahat Arya
20
Double Job
21
Kecurigaan Ditya
22
Perjodohan Dadakan
23
Rasanya Diinginkan
24
Kencan Sebelum Menikah
25
De Javu
26
Tanda Tangan-1
27
Tanda Tangan-2
28
Konten yang Bermanfaat-1
29
Konten yang Bermanfaat-2
30
Rasa Ingin Tahu Tante Sofie
31
Syuting di Panti Asuhan
32
Aku Dilamar
33
Jadi Ini yang Membuat Lara Kesepian?
34
Jatuh Hati
35
Batam I'm In Love
36
Takkan Pernah Menyesal
37
Pagi Bersamamu
38
Kecurigaan Bima
39
Kunjungan Keluarga Kusuma
40
Kunjungan Keluarga Kusuma-2
41
Di Kamarku
42
Fitting Baju
43
Wedding Day
44
Resepsi Super Megah
45
Bukan Malam Pertama
46
Pagi Bersamamu
47
Rumah Keluarga Kusuma
48
Menjenguk Bima
49
Menyadari Adanya Kepribadian Lain
50
Melamun
51
Membuka Kenangan Masa Lalu
52
Detektif Bima
53
Menceritakan Semuanya
54
Bima Sahabat Terbaikku
55
Emosi dan Gairah
56
Mimpi Tuan Putri
57
Aku Bukan Pencuri
58
Pembagian Harta-1
59
Pembagian Harta-2
60
Sogokan
61
Papa
62
Pemakaman Papa
63
Foto Kenangan
64
Misteri Selembar Foto
65
Mimpi yang Nyata
66
Tertangkap Basah
67
Kenyataan Sebenarnya
68
Om Wisnu
69
Kemarahan Bima-1
70
Kemarahan Bima-2
71
Meninggalkan Indonesia
72
Belanda
73
Tawaran Kerja Sama
74
Terlambat
75
Lily
76
Kembali ke Indonesia
77
Bertemu Kembali
78
Menggoda Istri
79
Gagal Memata-matai
80
Lengah
81
Kesempatan Dalam Kesempitan
82
Mencairkan Kesalahpahaman
83
Cerita Dirya-1
84
Cerita Ditya-2
85
Kembali Menjadi Agni
86
Bertemu Pemilik Panti yang Sebenarnya
87
Cerita Om Wisnu
88
Aku Akan Mengikuti Kemanapun Kamu Pergi
89
Meluapkan Rasa Rindu
90
Lily Meet Ditya
91
Opa dan Oma Kusuma
92
Agni = Lara
93
Amelia Agni Putri
94
Semua Sayang Lara
95
Konten Jujur
96
Pemakaman Umum
97
Lara Handaka si Selebgram Hot

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!