Acara pun dimulai, sederet penyanyi tampil begitu baik. Waktunya pengumuman pemenang, ada 15 kategori yang direbutkan. Clarissa harus bersaing dengan empat artis lainnya.
Kini giliran nominasi kategori bintang iklan yang dibacakan dan keluarlah nama Clarissa sebagai pemenangnya. Ia berdiri dengan bangga dan tersenyum. Kedua temannya berteriak kegirangan mendengar nama sahabatnya itu.
Clarissa berjalan penuh anggun ke atas panggung, ia memegang piala penghargaan dan menyampaikan sepatah dua kata ucapan. Matanya melihat ke arah Devan yang tetap tidak memiliki senyuman dan bersikap dingin. Tak lebih dari lima menit ia berdiri di atas panggung.
Selesai acara, Clarissa memberikan konferensi pers kepada media atas kemenangannya begitu juga dengan pemenang lainnya.
Yuna dan Tina memeluk sahabatnya. "Selamat!"
"Terima kasih, ini kerja keras kita dan dukungan para penggemarku," ucap Clarissa dengan tersenyum bahagia.
Rey datang menghampiri Clarissa, kedua temannya pun meninggalkan mereka berdua. "Selamat atas penghargaan yang kau raih," ucapnya.
"Ya, terima kasih!" Clarissa tersenyum padanya.
"Bagaimana kalau aku antar pulang?" tawar Rey.
Clarissa menggaruk tengkuknya walau tidak gatal untuk mencari alasan menolak ajakan Rey. Sejenak ia berpikir, matanya malah tertuju pada Devan memandang ke arahnya dengan cepat ia pun mengiyakan tawaran Rey.
Clarissa menarik tangan Rey berjalan ke arah mobilnya dengan tergesa.
"Kenapa kau menarik ku?" tanya Rey sesampainya di parkiran mobil.
"Aku tidak mau dilihat para wartawan itu," jawabnya asal padahal ia ingin membuat Devan cemburu dengan cepat ia segera membuka pintu mobil.
Kendaraan Rey, melaju dengan kecepatan sedang menuju apartemen milik Clarissa.
"Rissa, boleh aku tanya sesuatu?" tanya Rey.
"Ya."
"Kenapa kau tidak mengucapkan terima kasih kepada kedua orang tuamu?" Saat dipanggung Clarissa tidak mengeluarkan kata-kata tentang keluarga semua ucapan ia berikan kepada sahabatnya dan para penggemar serta pihak produk yang di mana ia sebagai modelnya.
"Waktunya tidak cukup, mereka berdua tetap menjadi terbaik untukku," jawabnya memberikan alasan.
...----------------...
Clarissa masih terlelap dalam tidurnya, saat Yuna mengetuk pintu kamarnya. "Rissa, cepat bangun!" teriaknya memanggil sahabatnya.
"Sebentar lagi," sahutnya dengan mata terpejam.
"Hari ini kita akan melakukan pemotretan di Arta Fashion," ucap Yuna dengan suara keras.
"Jam berapa?"
"Sejam lagi," jawab Yuna.
"Apa!" Clarissa bangkit dari tidurnya, ia bergegas ke kamar mandi membersihkan diri. Setengah jam kemudian ia keluar kamar.
Di dalam mobil, ia menikmati sarapan roti dan sebotol susu. Sambil melihat ponselnya dan membalas komentar para penggemarnya.
Sesampainya di Arta Fashion, sebagian karyawan saling berbisik menceritakan Clarissa.
"Anda terlambat lagi, Nona!" ucap Vani pada Clarissa yang telat 15 menit.
"Maafkan saya!" Clarissa sedikit menunduk membuat Vani heran.
"Eh, iya Nona."
"Saya ingin berias, bisakah untuk bersabar?" pinta Clarissa dengan lembut.
"Bisa, Nona!" jawab Vani salah tingkah.
Sementara itu Devan masih berada di rumahnya menikmati sarapan bersama dengan Oma Fera.
"Van, apa benar Rey menjalin hubungan dengan artis itu?" tanya Fera.
"Devan tidak tahu, Oma."
"Kau dan Rey semalam menghadiri acara penghargaan itu, kan?"
"Iya, Oma. Di berita dikatakan kalau mereka menjalin hubungan," jawab Fera.
"Rey memang pulang bersama wanita itu," tutur Devan.
"Jika Tante Siska tahu dia akan marah," ucap Fera.
Devan mengarahkan pandangannya pada Fera. "Kenapa marah?"
"Tante Siska begitu membenci gadis itu," jawab Fera. "Makanya Oma mengingatkan padamu untuk tidak mendekatinya," lanjutnya lagi.
"Apa alasan Tante Siska membencinya?"
"Oma juga kurang tahu, Siska mengenal Claudia dari sekolah. Menurut pengakuannya, Ibu Clarissa adalah perusak rumah tangga orang lain," jawab Fera.
"Rumah tangga Tante Siska yang dirusak Ibunya Clarissa?" Devan semakin penasaran.
"Bukan."
"Lalu?"
"Oma juga kurang tahu," Fera menaikkan kedua bahunya.
"Berita itu belum jelas, tidak bisa menuduhnya tanpa bukti. Belum tentu juga 'kan, kalau Clarissa seperti ibunya," jelas Devan.
"Kenapa kau jadi membela wanita itu?"
"Oma, Clarissa adalah model di semua produk yang kita keluarkan. Jadi Devan harus menutupi kekurangannya agar tidak berpengaruh pada penjualan kita," Devan kembali menjelaskan.
Oma Fera pun mengangguk menyetujui ucapan cucunya itu.
-
-
Dikediaman keluarga Ardian, perdebatan terjadi diantara kedua wanita. Raya menunjukkan berita pada ibu tirinya.
"Lihatlah kelakuan putrimu, jadi artis untuk menggaet pria kaya raya," ucapnya menyindir. "Sama seperti dirimu!" tunjuk Raya.
"Clarissa jadi artis untuk memenuhi kebutuhan hidupnya agar tidak bergantung kepada orang tuanya," bela Claudia.
"Oh, ya. Kau menuduhku bergantung kepada kalian, ingat 'ya dirimu sendiri yang bergantung pada Ayahku!"
"Raya!" hardik Ardian.
Karena Ardian menghardiknya ia pun pergi ke kamar dengan wajah kesal.
"Kenapa kalian selalu berdebat?" tanya Ardian dengan lembut pada istrinya.
"Raya masih membenciku, padahal aku selalu membelanya sampai ku dijauhi putriku," jawab Claudia dengan wajah sendu.
"Kau harus lebih bersabar menghadapinya," ucapnya pada istrinya.
Claudia pun mengangguk.
"Apa kau sudah mengucapkan selamat pada Clarissa?" tanyanya.
"Belum, kata Yuna dia lagi pemotretan di Arta Fashion."
"Apa baiknya kita mengunjungi dia saja ke sana?" usul Ardian.
"Boleh juga usul yang kau berikan," jawab Claudia.
"Kita juga bisa mengajak Raya ke sana," ucapnya.
"Kau saja yang membujuknya, jika aku yang memintanya dia takkan mau," ujar Celia.
"Aku akan berbicara padanya," ucap Ardian tersenyum.
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
...Selamat Membaca 🌹...
Jangan lupa tinggalkan jejak ♥️
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 172 Episodes
Comments