Devan Mulai Mengatur

Mendengar kabar bahwa pemotretan diundurkan karena model pria sedang sakit, Rey menemui Devan di ruangan kerja.

"Boleh, aku masuk!" ucap Rey membuka pintu sedikit mengintip.

"Ya."

Mendapatkan izin, Rey masuk sambil berucap, "Aku dengar model pria lagi sakit dan pemotretan ditunda."

"Ya," jawab Devan singkat tanpa menoleh ia fokus dengan laptopnya.

"Kenapa kau tidak memanggilku untuk mengganti modelnya?"

Devan menutup laptopnya lalu menatap sepupunya itu. "Aku mencari bintang yang dapat mendongkrak penjualan, bukan sekedar foto untuk menghiasi media sosial," ucapnya.

"Devan, aku ini sangat tampan!" ucap Rey bangga.

"Lalu?"

"Kau bisa...." Rey menarik kursi yang ada didepan Devan.

"Jangan duduk!" ucap Devan menghentikan tangan Rey menarik kursi.

"Jadi, aku harus berdiri?" tanya Rey.

"Ya," jawabnya singkat.

"Baiklah, aku akan berdiri," ucap Rey.

"Tidak semudah itu mencari pasangan Clarissa untuk produk ini," ujar Devan.

"Tapi aku dan Clarissa cocok," ucap Rey percaya diri.

"Belum tentu Clarissa mau dipasangkan denganmu," celetuk Devan.

"Kita belum mencoba," ujar Rey.

"Aku bilang tidak tetap tidak, Rey!" ucap Devan.

"Van, ku mohon dengan cara ini biar aku semakin dekat dengan Clarissa," pintanya.

"Jangan campuri urusan pekerjaan dengan hati," tutur Devan.

"Aku bisa bersikap profesional," Rey berusaha menyakinkan sepupunya itu.

"Apa pekerjaanmu sudah selesai?" Devan mengalihkan pembicaraannya karena tidak akan habisnya jika harus menuruti keinginan Rey.

"Belum," jawabnya.

"Cepat selesaikan dan beri laporannya kepada Hilman," perintah Devan.

"Baiklah!" Rey pun kembali ke ruangannya.

"Apa sebegitu menariknya Clarissa di matanya?" batin Devan.

-

-

Sore ini, Devan menemui seorang wanita di sebuah kafe tak jauh dari Arta Fashion. Dia adalah putri pemilik salah satu hotel terkenal di kota ini. Oma Fera meminta cucunya itu untuk sekedar berkenalan.

"Apakah kamu yang bernama Devan?" tanyanya.

"Ya," jawabnya dingin.

"Perkenalkan namaku Sasha," wanita itu mengulurkan tangannya namun hanya dipandang saja oleh Devan.

"Silahkan duduk!" ucap Devan.

Sasha pun duduk dan memesan minuman tanpa ditawari Devan.

"Hm, Devan. Kata Oma kamu belum memiliki kekasih," ucap Sasha.

"Ya," jawabnya singkat tanpa menatap wanita yang ada dihadapannya itu.

"Kalau begitu, aku bisa lebih dekat denganmu!" ucapnya tersenyum malu.

"Sekarang kita juga sudah dekat," ujar Devan tetap tanpa melihat.

"Itu artinya kau menerima aku sebagai kekasihmu," jawab Sasha percaya diri.

"Kita di ruangan yang sama dan duduk berhadapan tentunya kita dekat," ujar Devan santai.

"Devan bukan begitu maksudku!" geramnya.

"Nona Sasha, pergilah. Kau pantas untuk mendapatkan pria yang mencintaimu tulus," ucap Devan.

Sasha bangkit dari duduknya, meraih tasnya dan berlalu dengan hati kesal.

Sesampainya dikediaman Oma Fera, Devan dicecar berbagai pertanyaan yang membuat pria itu memilih pergi ke kamar.

"Devan!" teriak Oma Fera memanggil.

"Oma, aku tak mau bicara kalau soal perjodohan," ucapnya sedikit keras dari lantai atas kamarnya.

Yuki, pelayan senior di keluarga Fera mendekatinya. "Nyonya, ini obatnya!" ia meletakkan nampan kecil di atas meja tamu.

Fera tersenyum tipis, ia pun duduk dan meminum obatnya.

"Sepertinya Nyonya harus berhenti menjodohkan Tuan Muda," ucapnya.

"Devan sangat berbeda dengan ayahnya. Vandi dulu mau dijodohkan," tutur Fera.

"Mungkin Tuan Muda belum mau menikah, Nyonya." Ucap Yuki dengan lembut.

"Dari dia remaja, aku tidak pernah melihat Devan membawa teman wanita. Ia hanya bermain dengan Rey saja," ujar Fera.

"Menurut saya Tuan Muda mungkin tidak nyaman dekat dengan teman wanita selain keluarganya sendiri," ucap Yuki. "Nyonya, yakinlah Tuan Muda pasti akan menikah dan dia bisa menemukan wanita yang benar mencintainya tulus," lanjutnya menenangkan pikiran Fera.

"Semoga saja," Oma Fera berharap.

...----------------...

Hari ini pemotretan dilakukan. Beberapa hari yang lalu sempat tertunda karena model pria berhalangan datang karena sakit.

"Tuan, pemotretan akan dimulai. Anda tidak pergi ke studio?" tanya Hilman pada Devan yang sedang memeriksa berkas.

Devan menutup berkas, lalu ia berdiri dan berjalan ke arah studio.

Clarissa dan Raka sudah bersiap melakukan pemotretan. Kini mereka saling berdekatan karena tema produk kali ini tentang pasangan.

"Rissa lihat kamera," instruksi fotografer. "Raka peluk perutnya," lanjutnya. Posisi keduanya saling berdekatan, kepala Raka menopang di bahu Clarissa.

"Tunggu!" ucap Devan. Semua mata mengarah padanya.

"Kenapa Tuan?" tanya Hilman pelan.

"Bisa tidak kalau jangan terlalu dekat begitu," ucapnya pada fotografer.

"Tuan, ini temanya tentang pasangan. Jadi mereka harus saling dekat," jelas fotografer.

"Iya, tapi mereka 'kan belum menikah," ucap Devan lagi.

"Tuan, biarkan saja fotografer yang mengaturnya," bisik Hilman.

"Buat jarak diantara mereka!" ucapnya lagi.

Fotografer menghela nafas kasar. "Baiklah, Tuan!"

Clarissa yang sedari tadi menunggu merasa kesal dengan hadirnya Devan di studio. Ia pun menghampiri mereka bertiga. "Sampai kapan kalian berdebat!" omelnya.

"Maaf, Rissa. Mari kita mulai lagi," ajak fotografer.

Bukannya kembali ke area foto, ia mendekati Devan. "Kalau anda ke sini hanya untuk mengganggu pekerjaan kami lebih baik pergi dari sini," ucapnya.

Wajah Devan kini berubah, ia mendengus kesal. Ia pun meninggalkan ruang studio. "Aku akan buat perhitungan denganmu, Clarissa!" gumamnya.

-

Selesai pemotretan, Hilman menghampiri Clarissa yang sedang bersiap akan pulang. "Nona, anda disuruh Tuan Devan ke ruangannya!" ucapnya.

Yuna yang mendengarnya datang mendekati Clarissa dan berbisik. "Ini semua karena kau mengusirnya tadi!"

"Baiklah, aku akan menemuinya," jawab Clarissa.

Ia pun pergi ke ruangan kerja Devan, pria itu sudah menunggunya di kursi tamu.

"Tetap berdiri!" ucap Devan sesampainya Clarissa di ruangannya.

Clarissa memutar kedua bola matanya dan menatap malas pria yang menyebalkan itu.

"Kau tahu apa alasanku memanggilmu?"

"Tidak!"

"Kau sudah membuatku malu, jadi honor yang kau terima akan kembali dipotong," ucap Devan.

"Anda tidak bisa sesuka hati memotong honornya," ujar Clarissa kesal.

"Kau lupa belum mengganti kerusakan mobilku," Devan mengingatkannya kembali.

"Iya, aku tahu. Tapi kau memintanya cukup besar," gerutu Clarissa.

"Mobilku sangat mahal dan hanya ada empat di negara ini," jelas Devan.

"Tapi kerusakannya hanya sedikit," ucap Clarissa.

"Biaya perbaikannya sangat mahal," Devan memotong ucapan wanita itu.

"Baiklah, aku akan menuruti perintah anda saja. Agar cepat melunasi utangnya," ucap Clarissa pasrah.

"Baguslah, sekarang bisa keluar. Jangan lupa setelah dari sini panggil Hilman untuk membersihkan lantai yang kau injak," perintahnya.

Clarissa berdecak kesal mendengar ucapan Devan, ia malah semakin menghentakkan kakinya berulang dan membuat lantai semakin kotor.

"Hei, apa yang kau lakukan?" tanya Devan berdiri.

"Membuat ruangan anda kotor," jawabnya. Ia pun keluar dengan tersenyum.

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

Jangan lupa like, komen dan vote

♥️

Terpopuler

Comments

Annisa M

Annisa M

ceritanya seru

2022-03-18

1

lihat semua
Episodes
1 Hari Pertama Menjadi CEO
2 Pertemuan Menyebalkan
3 Kontrak Kerja
4 Aksi Balas Dendam Cantik
5 Berita Sensasi
6 Berita Yang Membawa Kebaikan
7 Insiden
8 Mendekati Sang Artis
9 Model Pengganti
10 Devan Mulai Mengatur
11 Mengejar Clarissa
12 Jadwal Ulang
13 Makan Malam Berdua
14 Mulai Suka
15 Penghargaan
16 Kehadiran Ibu
17 Menjauhi Rey
18 Mengatur Lagi
19 Rencana Gila Clarissa
20 Penolakan
21 Pemutusan Kontrak
22 Menenangkan Diri
23 Menarik Kembali
24 Membujuk Clarissa
25 Demi Perusahaan
26 Demi Perusahaan (2)
27 Gadis Kecil
28 Perhatian Clarissa
29 Kerja Sama dengan Clara
30 Cerita di Danau Pelangi
31 Clarissa Pingsan
32 Devan Khawatir
33 Dalang Penganiayaan
34 Masa Lalu Orang Tua Devan
35 Aku Pikir Mimpi
36 Uang Penyembuh
37 Foto Masa Kecil
38 Mulai Perhatian
39 Meminta Bantuan
40 Kedua Kalinya
41 Galau
42 Meminta Bantuan Hilman
43 Mengungkapkan Perasaan
44 Kembali Bergabung
45 Raya vs Rey
46 Terpaksa Berbohong
47 Dua Kejadian
48 Masih Menutupi
49 Aku Terpaksa
50 Saling Cuek
51 Foto Kalung
52 Menolak Devan
53 Restu Oma
54 Meminta Restu Orang Tua
55 Bertanya Ide Lamaran
56 Senyum-senyum Sendiri
57 Makan Malam Bersama Oma
58 Tentang Jodoh
59 Pengakuan Martha
60 Ayah Clarissa
61 Cerita Penculikan
62 Pilihan Sulit
63 Gagal Menikah
64 Aku Harus Tetap Semangat
65 Masih Bersedih
66 Pukulan Dari Rey
67 Penjelasan Claudia
68 Gosip
69 Clara Angkat Bicara
70 Menyuruh Hilman
71 Pesaing Baru
72 Berusaha Merebut Hatinya
73 Hadiah Aneh
74 Beri Kesempatan Lagi Untukku
75 Kiriman Hadiah Lagi
76 Apa Aku tak Boleh Membelamu?
77 Mencari Restu Orang Tua Rey
78 Oma Tak Merestui
79 Akhirnya
80 Hari Yang Ditunggu
81 Menagih Janji Liburan
82 Cappadocia
83 Aku Ingin Menjaga Hatimu
84 Penggoda
85 Pria Menakutkan Masa Lalu
86 Masa Sekolah Clarissa
87 Hubungan Roland dan Tina
88 Mencoba Meluruskan Masalah
89 Clarissa Cemburu
90 Menjaga Devan Dari Penggoda
91 Jangan Mengambil Kesempatan
92 Perusak Suasana
93 Penggoda (2)
94 Keributan Raya dan Intan
95 Memohon Pada Devan dan Istrinya
96 Jangan Mempermalukan Dirimu
97 Pernikahan Raya dan Rey
98 Sindiran Yang Menyakitkan
99 Oma Berbicara
100 Pura-pura
101 Kontrak Buat Intan Lagi
102 Mengaku Salah
103 Bersikaplah Profesional
104 Claudia Vs Martha
105 Permintaan Clarissa
106 Devan ke dapur?
107 Pembuat Onar
108 Pembuat Onar (2)
109 Ke Kota Mertua
110 Menerkam
111 Salah Paham
112 Berdebat dengan Intan
113 Mulut Tajam Siska
114 Nikita Vs Intan
115 Hukuman Nikita
116 Kabar Bahagia Raya
117 Menjawab Ocehan Siska
118 Kebahagiaan Keluarga Artama
119 Lahiran Raya
120 Kembali Ke Kantor
121 Pemilihan Brand Ambassador
122 Berita Intan dan Dion
123 Cerita Patah Hati
124 Dion dan Intan
125 Selesai
126 S2-MCST bg.1
127 S2-MCST bg.2
128 S2-MCST bg.3
129 S2-MCST bg.4- Raisa Bekerja di Arta Fashion
130 S2-MCST bg.5-Pemilihan Model Arta Fashion
131 S2-MCST bg. 6-Eza Mandala
132 S2-MCST bg.7- Raisa Ingin Jadi Model
133 S2-MCST bg.8-Devan Posesif
134 S2-MCST bg.9-Syuting Bersama
135 S2-MCST bg.10-Eza Patah Hati
136 S2-MCST bg.11-Eza Vs Devan
137 S2-MCST bg.12-Disuruh Menjauh
138 S2-MCST bg.13-Menjauh
139 S2-MCST bg.14-Pura-pura Menjadi Kekasih
140 S2-MCST bg.15-Raisa Ikut Kata Papa Saja
141 S2-MCST bg.16-Terjebak Di Lift
142 S2-MCST bg.17- Jauhi Putriku!
143 S2-MCST bg.18- Mantan Kekasih Kembali
144 S2-MCST bg.19-Berita Eza Tersebar
145 S2-MCST bg.20-Lagi Patah Hati Dia
146 S2-MCST bg.21-Mabuk
147 S2-MCST bg.22-Devan Marah
148 S2-MCST bg.23- Mengundurkan Diri
149 S2-MCST bg.24-Raisa Pergi
150 S2-MCST bg.24-Pembicaraan Antara Dua Pria
151 S2-MCST bg.25-Berbicara Pada Clarissa
152 S2-MCST bg.26-Bertemu Raisa
153 S2-MCST bg.27-Devan Murka
154 S2-MCST bg.28-Izin Dari Sang Papa
155 S2-MCST bg.29-Cemburu
156 S2-MCST bg. 30- Masalah Baru
157 S2-MCST bg.31- Masalah Baru (2)
158 S2-MCST bg. 32- Tak Ingin Bertemu
159 S2-MCST bg.33- Maukah Kamu Menikah Denganku?
160 S2-MCST bg.34-Kemarahan Devan
161 S2-MCST bg.35-Menemani Raisa Berobat
162 S2-MCST bg.36- Kepulangan Raisa
163 S2-MCST bg.37- Lamaran
164 S2-MCST bg.38-Hari Pernikahan
165 S2-MCST bg.39- Mengantar Raisa ke Kantor
166 S2-MCST bg.40- Obrolan Devan dan Clarissa
167 S2-MCST bg.41-Liburan (End)
168 promo cerita baru Jangan Mengejarku, Cantik!
169 promo Novel Baru (Bertahan Walau Terluka)
170 Cerita Baru - Menikahi Putri Tidur
171 Karya Baru - TERJERAT CINTAMU
172 Karya Baru - Sistem Cantik Cermin Ajaib
Episodes

Updated 172 Episodes

1
Hari Pertama Menjadi CEO
2
Pertemuan Menyebalkan
3
Kontrak Kerja
4
Aksi Balas Dendam Cantik
5
Berita Sensasi
6
Berita Yang Membawa Kebaikan
7
Insiden
8
Mendekati Sang Artis
9
Model Pengganti
10
Devan Mulai Mengatur
11
Mengejar Clarissa
12
Jadwal Ulang
13
Makan Malam Berdua
14
Mulai Suka
15
Penghargaan
16
Kehadiran Ibu
17
Menjauhi Rey
18
Mengatur Lagi
19
Rencana Gila Clarissa
20
Penolakan
21
Pemutusan Kontrak
22
Menenangkan Diri
23
Menarik Kembali
24
Membujuk Clarissa
25
Demi Perusahaan
26
Demi Perusahaan (2)
27
Gadis Kecil
28
Perhatian Clarissa
29
Kerja Sama dengan Clara
30
Cerita di Danau Pelangi
31
Clarissa Pingsan
32
Devan Khawatir
33
Dalang Penganiayaan
34
Masa Lalu Orang Tua Devan
35
Aku Pikir Mimpi
36
Uang Penyembuh
37
Foto Masa Kecil
38
Mulai Perhatian
39
Meminta Bantuan
40
Kedua Kalinya
41
Galau
42
Meminta Bantuan Hilman
43
Mengungkapkan Perasaan
44
Kembali Bergabung
45
Raya vs Rey
46
Terpaksa Berbohong
47
Dua Kejadian
48
Masih Menutupi
49
Aku Terpaksa
50
Saling Cuek
51
Foto Kalung
52
Menolak Devan
53
Restu Oma
54
Meminta Restu Orang Tua
55
Bertanya Ide Lamaran
56
Senyum-senyum Sendiri
57
Makan Malam Bersama Oma
58
Tentang Jodoh
59
Pengakuan Martha
60
Ayah Clarissa
61
Cerita Penculikan
62
Pilihan Sulit
63
Gagal Menikah
64
Aku Harus Tetap Semangat
65
Masih Bersedih
66
Pukulan Dari Rey
67
Penjelasan Claudia
68
Gosip
69
Clara Angkat Bicara
70
Menyuruh Hilman
71
Pesaing Baru
72
Berusaha Merebut Hatinya
73
Hadiah Aneh
74
Beri Kesempatan Lagi Untukku
75
Kiriman Hadiah Lagi
76
Apa Aku tak Boleh Membelamu?
77
Mencari Restu Orang Tua Rey
78
Oma Tak Merestui
79
Akhirnya
80
Hari Yang Ditunggu
81
Menagih Janji Liburan
82
Cappadocia
83
Aku Ingin Menjaga Hatimu
84
Penggoda
85
Pria Menakutkan Masa Lalu
86
Masa Sekolah Clarissa
87
Hubungan Roland dan Tina
88
Mencoba Meluruskan Masalah
89
Clarissa Cemburu
90
Menjaga Devan Dari Penggoda
91
Jangan Mengambil Kesempatan
92
Perusak Suasana
93
Penggoda (2)
94
Keributan Raya dan Intan
95
Memohon Pada Devan dan Istrinya
96
Jangan Mempermalukan Dirimu
97
Pernikahan Raya dan Rey
98
Sindiran Yang Menyakitkan
99
Oma Berbicara
100
Pura-pura
101
Kontrak Buat Intan Lagi
102
Mengaku Salah
103
Bersikaplah Profesional
104
Claudia Vs Martha
105
Permintaan Clarissa
106
Devan ke dapur?
107
Pembuat Onar
108
Pembuat Onar (2)
109
Ke Kota Mertua
110
Menerkam
111
Salah Paham
112
Berdebat dengan Intan
113
Mulut Tajam Siska
114
Nikita Vs Intan
115
Hukuman Nikita
116
Kabar Bahagia Raya
117
Menjawab Ocehan Siska
118
Kebahagiaan Keluarga Artama
119
Lahiran Raya
120
Kembali Ke Kantor
121
Pemilihan Brand Ambassador
122
Berita Intan dan Dion
123
Cerita Patah Hati
124
Dion dan Intan
125
Selesai
126
S2-MCST bg.1
127
S2-MCST bg.2
128
S2-MCST bg.3
129
S2-MCST bg.4- Raisa Bekerja di Arta Fashion
130
S2-MCST bg.5-Pemilihan Model Arta Fashion
131
S2-MCST bg. 6-Eza Mandala
132
S2-MCST bg.7- Raisa Ingin Jadi Model
133
S2-MCST bg.8-Devan Posesif
134
S2-MCST bg.9-Syuting Bersama
135
S2-MCST bg.10-Eza Patah Hati
136
S2-MCST bg.11-Eza Vs Devan
137
S2-MCST bg.12-Disuruh Menjauh
138
S2-MCST bg.13-Menjauh
139
S2-MCST bg.14-Pura-pura Menjadi Kekasih
140
S2-MCST bg.15-Raisa Ikut Kata Papa Saja
141
S2-MCST bg.16-Terjebak Di Lift
142
S2-MCST bg.17- Jauhi Putriku!
143
S2-MCST bg.18- Mantan Kekasih Kembali
144
S2-MCST bg.19-Berita Eza Tersebar
145
S2-MCST bg.20-Lagi Patah Hati Dia
146
S2-MCST bg.21-Mabuk
147
S2-MCST bg.22-Devan Marah
148
S2-MCST bg.23- Mengundurkan Diri
149
S2-MCST bg.24-Raisa Pergi
150
S2-MCST bg.24-Pembicaraan Antara Dua Pria
151
S2-MCST bg.25-Berbicara Pada Clarissa
152
S2-MCST bg.26-Bertemu Raisa
153
S2-MCST bg.27-Devan Murka
154
S2-MCST bg.28-Izin Dari Sang Papa
155
S2-MCST bg.29-Cemburu
156
S2-MCST bg. 30- Masalah Baru
157
S2-MCST bg.31- Masalah Baru (2)
158
S2-MCST bg. 32- Tak Ingin Bertemu
159
S2-MCST bg.33- Maukah Kamu Menikah Denganku?
160
S2-MCST bg.34-Kemarahan Devan
161
S2-MCST bg.35-Menemani Raisa Berobat
162
S2-MCST bg.36- Kepulangan Raisa
163
S2-MCST bg.37- Lamaran
164
S2-MCST bg.38-Hari Pernikahan
165
S2-MCST bg.39- Mengantar Raisa ke Kantor
166
S2-MCST bg.40- Obrolan Devan dan Clarissa
167
S2-MCST bg.41-Liburan (End)
168
promo cerita baru Jangan Mengejarku, Cantik!
169
promo Novel Baru (Bertahan Walau Terluka)
170
Cerita Baru - Menikahi Putri Tidur
171
Karya Baru - TERJERAT CINTAMU
172
Karya Baru - Sistem Cantik Cermin Ajaib

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!