"Pa..pagi juga, Tuan!" Clarissa segera menundukkan pandangannya.
"Apakah Vani sudah menjelaskannya?" tanya Devan sambil melirik Clarissa.
"Nona Vani hanya menjelaskan tema produk saja, Tuan." Jawab Yuna dengan sedikit gugup.
"Masalah honor?" tanya Devan kembali.
"Belum, Tuan!" jawab Yuna.
Devan menyodorkan berkas berisi kontrak pekerjaan pada Yuna. Tak lama setelah membaca keduanya, menaikkan pandangannya menatap pria yang ada dihadapan mereka.
"Tuan, ini tidak salah? Bagaimana mungkin artis saya menerima honor semurah ini?" tanya Yuna.
"Tanyakan saja pada artis anda?" Devan bersikap santai.
"Memangnya salah artis saya apa, Tuan?" tanya Yuna.
"Coba jelaskan Nona Clarissa Ayumi!" pintanya.
"Maafkan saya, Tuan. Pagi itu tidak bermaksud melarikan diri," ucap Clarissa masih tertunduk.
"Rissa, apa yang telah kau lakukan padanya?" bisik Yuna di telinga artisnya itu sekaligus temannya.
Clarissa mengangkat wajahnya, "Tapi Tuan tidak bisa seenaknya saja memberikan saya honor rendah!"
"Kau mau masalah kemarin, saya bawa ke jalur hukum?" tanya Devan.
"Silahkan, tidak takut. Saya tidak mau bekerja sama dengan anda!" jawab Clarissa dengan tegas.
"Kau yakin?" Devan tetap tenang.
"Anda tidak memiliki bukti," jawab Clarissa.
"Aku memiliki rekaman CCTV saat kejadian itu," ucap Devan. "Kau mau karirmu hancur karena masalah ini?" tanya Devan kembali.
"Maafkan artis saya, Tuan!" ucap Yuna.
"Saya akan memaafkan dia dengan syarat tanda tangani kontrak itu!" ujar Devan.
"Cepat tanda tangan, kau mau dia membawamu ke jalur hukum!" ucap Yuna pelan.
"Baiklah," Clarissa pun menandatanganinya dengan terpaksa. Devan menarik sudut bibirnya.
Setelah di tandatangani oleh Clarissa, manajernya menyodorkannya pada Devan namun ditolak pria itu.
"Letakkan saja di situ!" tunjuknya ke arah meja, ia lalu berdiri begitu juga diikuti oleh Yuna dan Clarissa. "Biar karyawan saya yang membawanya," ucapnya lagi.
Yuna menyodorkan tangannya untuk bersalaman, namun Devan enggan menyambutnya. Pria itu malah bergegas pergi.
Sebelumnya...
"Tuan, Nona Yuna dan Nona Clarissa sudah datang!" ucap Hilman.
"Saya akan menemui mereka."
Hilman mengerakkan sedikit kepalanya menunduk, kemudian ia pamit keluar.
"Kau takkan bisa lari lagi, aku akan membuatmu membayar ganti rugi," gumam Devan tersenyum puas.
Ia pun pergi menemui kedua wanita yang telah menunggunya itu.
Saat pintu terbuka Clarissa tampak kaget melihat sosok yang ada didepannya.
*
*
"Rissa, kenapa kau bisa sebodoh ini?" omel Yuna pada sahabatnya itu saat perjalanan pulang menuju apartemennya.
"Saat itu aku bingung, dia memaksaku mengganti sebanyak separuh harga mobilnya," jawab Clarissa frustrasi. "Kau tahu harganya itu sebesar gaji ku sebulan," lanjutnya.
"Kenapa tidak kau ganti saja?"
"Aku pikir tidak bertemu dia lagi," jawab Clarissa lesu.
"Sekarang kau harus menerima pekerjaan ini selama setahun dengan upah sebulan bekerja, ini sangat jelas merugikan kita," keluh Yuna.
"Ya, harus bagaimana lagi?" Clarissa menyebikkan bibirnya.
...----------------...
Dua hari kemudian, pemotretan pun dilakukan di dalam gedung Arta Fashion. Akan ada empat pakaian yang akan di kenakan Clarissa.
Hilman masuk ke dalam ruangan kerja Devan memberi tahu jika pemotretan perdana Clarissa segera dimulai.
Devan dan Hilman pun ikut melihat proses pemotretan. Clarissa yang sedang berias, hatinya langsung berubah menjadi kesal melihat kedatangan Devan.
Ia pun meminta Yuna mengatakan pada Vani untuk menyuruh Devan pergi.
"Dia Presdir di sini, kita tak bisa mengusirnya," ucap Yuna berbisik menekankan kata-katanya.
"Aku tak suka dia di sini, merusak hatiku saja!" ucapnya.
"Baiklah, aku akan katakan!" Yuna pun menghampiri Vani. Awalnya wanita itu menolaknya setelah dijelaskan ia pun mau menerimanya.
Vani pun berbicara pada Devan menyampaikan keinginan Clarissa. Akhirnya pria itu pergi meninggalkan studio.
Devan kembali ke ruangan dengan hati kesal. Ia duduk di kursi kerjanya sambil mengepalkan tangannya. "Seenaknya saja mengusirku, dia pikir siapa? Baru juga artis baru sudah sombong!" gumamnya geram.
Dua jam kemudian pemotretan selesai dilakukan, Clarissa begitu senang ia bisa segera pergi dari gedung Arta Fashion.
"Yuna, Tina aku menunggu di mobil!" ucap Clarissa ia membawa tas kecil miliknya berjalan dengan cepat, itu ia lakukan agar tak bertemu dengan Devan.
Hilman datang menghampiri Yuna. "Nona, Tuan Devan meminta besok siang dilakukan syuting di area pusat perbelanjaan Mall Cahaya."
"Bukankah jadwal itu dua hari lagi, Tuan? Clarissa harus mengisi acara di stasiun televisi," jelas Yuna.
"Tuan Devan yang memintanya," jawab Hilman.
"Baiklah, saya akan atur jadwalnya!" ucap Yuna.
"Itu tidak sesuai dengan kontrak," celetuk Tina saat Hilman sudah meninggalkan studio.
"Entahlah aku pun juga bingung dengan Presdir satu itu," tutur Yuna.
"Kenapa kalian bisa menerima tawaran ini?" tanya Tina.
"Ceritanya hanya Clarissa yang tahu," jawabnya.
Malam harinya di kediaman keluarga Artama. Makan malam seperti biasa dilakukan oleh cucu dan nenek. Tak ada obrolan serius ketika menikmati hidangan.
Selesai makan, Oma Fera bertanya, "Apakah produk kita memakai Clarissa Ayumi?"
"Iya, Oma."
"Apa tidak ada artis lain selain dia?"
"Banyak, Oma. Tapi dia salah satu artis yang sedang naik daun, penggemarnya cukup banyak," Devan memberi alasan kedua. Karena tujuan utama dia mengontrak Clarissa untuk memberi pelajaran pada wanita itu.
"Oma tidak menyukai dia!"
"Kita tidak bisa memutuskan kontrak pekerjaan dengan dia," jelas Devan.
"Apa kau tidak tahu kalau ibunya itu perebut suami orang?"
"Devan tahu, Hilman telah menjelaskan semuanya," jawabnya.
"Oma takut itu akan mempengaruhi produk yang kita tawarkan," ucap Oma Fera.
"Oma tidak perlu takut, kalau itu terjadi tidak mungkin banyak produk yang ditawarkan padanya," ujar Devan.
"Semoga saja produk kita laris di pasaran," harap Oma Fera. "Satu lagi, Oma tak mau kau jatuh cinta padanya," ucapnya mengingatkan.
"Wanita itu bukan seleraku, Oma."
Sementara itu, Clarissa lagi pusing memikirkan jadwalnya yang tiba-tiba berubah. "Bagaimana mungkin kita bisa tepat waktu datang ke Mall Cahaya?"
"Aku sudah meminta Hilman untuk mengundurkan jadwalnya tapi Tuan Devan menolaknya," jelas Yuna.
"Acara di televisi jam berapa?" tanya Clarissa pada Yuna.
"Jam sebelas siang dan akan selesai penayangan pukul dua belas siang," jawab Yuna.
"Apa waktu sejam kita bisa tepat waktu datang?" Clarissa bertanya lagi.
"Aku tidak tahu, kita akan usahakan," jawab Yuna lagi.
"Jadwal selanjutnya?"
"Wawancara di perusahaan majalah Cantik pukul tiga siang," jawab Yuna.
"Ya, ampun. Bagaimana bisa mengaturnya? Syuting tak cukup waktu sejam atau dua jam," ucap Clarissa.
"Sebenarnya kau ada masalah apa dengan bos besar itu?" tanya Tina yang dari tadi hanya duduk sebagai pendengar.
"Seminggu yang lalu aku tak sengaja menyenggol mobilnya, ia meminta ganti rugi. Tapi aku malah memilih kabur," jelas Clarissa.
"Lalu kenapa kau tidak menggantinya?" tanya Tina kembali.
Clarissa pun menjelaskan secara rinci inti masalah yang ia hadapi hingga dirinya harus terjerat dengan kontrak yang menyedihkan.
"Aku harus menemuinya besok pagi," ujar Clarissa.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 172 Episodes
Comments
🐰Far Choinice🐰
Permisi kaka Othoorr...
udah like ama favorit^^
kalau mau baca Marry To Me.. boleh kok kak ^^
2022-04-07
1