Siang ini Clarissa menjadi bintang tamu di acara memasak, syuting berlangsung hampir dua jam. Rey, sengaja meminta jadwal Clarissa pada Yuna meski tanpa sepengetahuan sang artis.
Selesai acara, Yuna mendekati Clarissa dan mengatakan kalau Rey menunggunya. Mau tak mau, Clarissa pun menemui pria itu.
"Hai, apa kau sudah selesai syutingnya?" tanya Rey pada Clarissa.
"Sudah."
"Bagaimana kalau antar kamu pulang?" tawar Rey.
"Tuan Rey, anda tak perlu repot mengantar. Saya memiliki dua asisten dan satu sopir yang selalu menemani ke mana saja," jawab Clarissa.
"Tapi...."
"Tuan, saya hari ini cukup lelah. Bisakah anda tidak mengganggu," ucap lagi.
"Rissa.." Rey ingin kembali bicara tetapi Clarissa sudah berlalu.
"Maaf, Tuan. Artis saya tidak ingin di ganggu," ujar Yuna.
"Aku harus minta bantuan Devan untuk menaklukkannya," batinnya Rey.
Sesampainya di kediaman Devan, ia malah diajak bicara oleh Oma Fera.
"Rey!" panggil Fera.
"Iya, Oma."
"Ada yang ingin Oma tanyakan?" Fera mengajak Rey duduk di kursi ruang tamu.
"Oma mau tanya apa?"
"Apa Devan saat ini sedang dekat dengan seorang wanita?"
"Kurang tahu, Oma. Selama bekerja di Arta Fashion, Rey tidak pernah mendengar Devan membicarakan seorang wanita," jawabnya.
Fera mengangguk pelan tanda paham. "Apa kau bisa membantu Oma?"
"Bantu apa, Oma?"
"Perkenalkan dia dengan seorang wanita," jawab Oma Fera.
"Bagaimana 'ya, Oma? Rey bingung dengan Devan, ia tak bisa disentuh yang ada para wanita itu akan menjauh," ucapnya.
"Benar juga yang kau katakan," Oma tampak berpikir sejenak.
"Oma, tenang saja. Devan itu tampan dan kaya raya pasti banyak wanita yang mengejarnya," ucap Rey.
"Oma khawatir dia tak suka dengan wanita," celetuk Fera.
"Waduh, apa jangan-jangan Devan pria yang seperti itu?" tanyanya dalam hati.
Rey bergidik ngeri jika benar sepupunya itu hampir sama dengan jalan pikirannya.
-
Setelah mengobrol dengan Oma Fera, ia menemui Devan yang sedang membaca buku di perpustakaan kecil miliknya.
"Buka sepatu dan jangan sentuh buku milikku," ucap Devan saat sepupunya muncul di depan pintu ruang perpustakaan.
"Baiklah," Rey pun membuka sepatunya kemudian ia duduk di depan Devan.
"Ada apa kau ke sini? Bukankah hari ini libur kerja?" cecar Devan.
"Iya, aku tahu."
"Biasanya hari libur akan kau habiskan dengan bersenang-senang dengan para wanita," ucap Devan yang matanya tetap ke buku yang dibacanya.
"Wanitaku kali ini berbeda, ia tak mau ku antar pulang," tuturnya.
"Tidak biasanya kau ditolak," ujar Devan.
"Entahlah, aku pun juga heran," ucapnya menopang dagu.
"Memangnya siapa wanita itu?" tanya Devan.
"Clarissa."
Mendengar nama wanita itu, Devan menutup bukunya dan meletakkannya di meja yang ada didepannya.
"Lebih baik kau jauhi dia!"
"Kenapa?" tanya Rey.
"Dia wanita yang aneh!" Devan mengingat kembali aksi konyol Clarissa saat mengurung tubuhnya dengan kedua tangannya saat meminta jadwal dirubah dan menangis di lantai agar honornya tidak dipotong.
"Justru itu menjadi daya tariknya, semakin ia menjauh aku malah ingin mengejarnya," ucap Rey tersenyum membayangkan ia duduk bermesraan dengan Clarissa.
"Cari saja wanita lain," usul Devan.
"Aku tidak mau, ku harus mendapatkan Clarissa!" ucap Rey penuh semangat.
"Percuma saja, kalau wanita itu tidak menyukaimu," Devan kembali mengambil bukunya.
"Kau harus bantu, agar Clarissa menyukaiku!" mohon Rey.
"Aku tidak bisa!" Devan tak menghiraukan permohonan sepupunya.
"Devan, tolong aku!" rengeknya.
"Rey, aku tidak mengerti dan tak tahu tentang urusan wanita. Kau salah orang untuk mencari solusi," ujar Devan.
"Hanya kau yang bisa membantuku," pinta Rey. "Kau bisa mengikat Clarissa dan sedikit memaksanya," ucapnya memberi masukan.
"Baiklah, aku akan bantu!"
...----------------...
Berhubung hari ini adalah hari Minggu, Clarissa memiliki waktu senggang untuk beristirahat. Karena jadwal ia hari ini cuma satu pekerjaan saja. Sebagai bintang tamu di acara talk show salah satu televisi pada siang hari.
"Rissa, Tuan Devan mengundangmu makan malam!" ucap Yuna.
"Benarkah?" tanyanya semangat.
"Iya, tadi Tuan Devan langsung yang meneleponku," jawab Yuna.
"Ya, ampun. Mimpi aku semalam," ucapnya sambil memegang pipinya dengan pipi memerah.
"Aku tidak menyangka kalau pria dingin dan kaku seperti Tuan Devan mengajakmu makan malam," ujar Yuna juga merasa heran.
"Setelah dari stasiun televisi, kita harus ke spa. Aku harus tampil cantik di depan Presdir," ajaknya.
"Iya, aku akan menemanimu," ucap Yuna.
-
Sore harinya sepulang dari spa, Clarissa bersiap untuk makan malam bersama Devan. Kedua temannya begitu semangat membantunya mempersiapkan segala hal.
Tepat jam 7 malam, sopir mengantar Clarissa ke tempat restoran yang telah dijanjikan. Sesampainya di sana ia melihat Devan belum datang. Ia duduk sambil menunggu Devan sambil merapikan riasan wajahnya.
Seorang pria berjalan dari arah belakang Clarissa, ia membawa bunga dan memberikannya tepat dari samping tubuhnya. Clarissa pun mengangkat wajahnya sambil tersenyum namun seketika ia menarik senyumnya.
"Kau!" ucap Clarissa kecewa.
Rey tersenyum dan duduk di depan Clarissa. "Ternyata minta bantuan Devan berhasil juga," ucapnya.
"Kalian sudah membohongiku," Clarissa berdiri dari kursinya.
Rey menahan tangan Clarissa. "Jangan pergi!"
"Kalian berdua sudah membohongiku!" sentaknya menghempaskan tangan Rey.
"Aku minta maaf," ucap Rey.
"Aku mau pulang," Clarissa bergegas pergi namun Rey memegang lagi lengan tangannya.
"Apa kau menginginkan Devan yang ada di sini?" tanya Rey.
Clarissa mendengus kesal dan menggeser tangan Rey dari lengannya.
"Rissa, apa ada pria lain di hatimu?"
"Itu bukan urusanmu Tuan Rey," jawab Clarissa dingin.
"Jangan pulang, mari kita makan!" ajak Rey lembut.
Clarissa kembali duduk, ia hanya menusuk daging dengan garpu dengan wajah cemberut.
"Kau tidak mau menambah makanan lagi?" tawar Rey.
"Tidak!" jawabnya ketus.
"Rissa, aku menyukaimu!" ucap Rey tanpa mempedulikan hati wanita yang ada dihadapannya itu lagi kacau.
"Tapi aku tidak!" tolaknya.
"Apa aku kurang menarik?" tanya Rey dengan percaya dirinya.
"Kau tahu daging ini!" Rey melihat piring Clarissa dagingnya sudah tidak utuh.
"Iya, kenapa?" tanya Rey yang polos.
"Aku bisa membuatmu seperti ini!" menatap wajah Rey dengan kesal.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 172 Episodes
Comments
Annisa M
lanjut thor
2022-03-18
1