Pagi ini adalah peresmian baru produk yang dikeluarkan Arta Fashion. Selain pakaian, perusahaan juga mengeluarkan sandal wanita.
Untuk produk kali ini juga, Clarissa menjadi brand ambassador. Itu sengaja dilakukan Devan agar bisa mengikat sang artis.
Fera sekaligus pemilik perusahaan ikut hadir dalam acara tersebut. Kata sambutan ia berikan begitu juga dengan Devan.
Clarissa duduk di barisan utama namun ia tidak bersebelahan dengan Devan. Ia tak mau ada kabar negatif yang disampaikan media kepadanya maupun kepada pewaris tunggal Arta Fashion.
Saat di atas panggung dan peluncuran produk, Clarissa juga turut meresmikannya. Foto produk sandal pun di tayangkan.
Tepukan dari para tamu undangan menggema di ruangan itu. Secara resmi Arta Fashion mengeluarkan tiga model sandal terbaru.
Acara ditutup dengan aksi dari penyanyi ibukota. Seluruh karyawan bersorak gembira melihat penampilan artis pria papan atas itu.
Selesai acara, Clarissa segera menuju tempat di mana para artis berkumpul dan beristirahat. Sebelum pulang mereka akan kembali berkumpul untuk berdoa bersama sebagai penutup acara.
"Rissa!" panggil Arya.
"Kau di sini!"
"Iya, aku ke sini untuk menjemput kamu!"
"Memangnya Pak Joni ke mana?"
"Aku yang meminta izin kepada Yuna untuk menjemputmu," jawabnya.
"Tak seharusnya kau menjemputku," ucap Clarissa.
"Tidak masalah bagiku," ujar Arya.
Clarissa pun mau pulang bersama Arya, pria itu berjalan bersama menuju parkiran.
Devan yang kebetulan akan pulang tak sengaja berpapasan dengan Clarissa. Wanita itu memilih tidak menyapanya malah Arya tersenyum ramah menyapa CEO Arta Fashion.
"Hei, kenapa kau tidak menyapa Tuan Devan?" tanya Arya.
"Untuk apa? Hampir tiap hari kami bertemu di lokasi syuting," jawab Clarissa.
"Ya, setidaknya tegur dia. Ini baik untuk karirmu!" ujar Arya.
"Aku tidak tertarik membahas masalah pekerjaan, bisakah kau berhenti bertanya?"
"Baiklah," jawab Arya.
Sementara itu Devan masih menatap mobil yang ditumpangi Clarissa. "Jadi pria itu kekasihnya," ucapnya membatin.
"Devan," panggil Oma Fera.
"Oma!"
"Kenapa masih di sini? Kau menunggu Oma?"
"Iya, Oma." Jawab Devan berbohong.
"Devan, sebelum pulang Oma akan mengajakmu makan siang di restoran," ucap Fera.
"Tumben sekali Oma makan di luar," ujar Devan.
"Oma ingin memperkenalkan kamu dengan putri rekan bisnis kita," ucap Fera.
"Oma, aku tidak mau dijodohkan!" tolaknya dengan lembut.
"Ini hanya perkenalan saja," ucap Fera.
"Baiklah, Devan akan temani Oma bertemu dengan mereka," ucapnya.
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
Dua hari kemudian....
Gedung Arta Fashion.
"Pagi, Tuan!" sapa Hilman.
"Ya, ada laporan apa hari ini?"
"Penjualan pakaian dan sandal kita meningkat, Tuan!"
"Padahal kita belum launching iklannya," ucap Devan.
"Iya, Tuan. Nona Yuna memposting foto Nona Clarissa di media sosial miliknya, saat itu juga para pemilik toko fashion yang ada di negara ini meminta kita mengirimkan barang kepada mereka," jelas Hilman.
"Ternyata, wanita itu mampu mendongkrak penjualan kita," ujar Devan.
"Tidak salah Tuan memilih dia," ucap Hilman.
"Itu hanya kebetulan saja," tutur Devan.
Sementara itu, Clarissa masih memeluk bantal di atas kasurnya. Ia baru tertidur pada pukul lima pagi, karena syutingnya selesai pukul tiga pagi harus karena pemadaman listrik.
"Rissa, lihatlah iklan belum launching tapi pakaian yang kau gunakan saat pemotretan laris manis," ucap Yuna.
"Percuma laris manis, aku juga masih dirugikan," ujar Clarissa.
"Suatu saat pasti Presdir akan berubah pikiran dan memberikanmu bonus yang banyak," harap Yuna.
"Tidak akan mungkin, kau mengganggu waktu tidurku saja," ucap Clarissa ia pun kembali melanjutkan tidurnya.
-
-
Malam ini, waktunya bersantai bagi Clarissa ia menikmati tanpa kedua temannya. Arya menyodorkan segelas minuman beralkohol. "Selamat!" ucap pria itu.
"Selamat untuk apa?"
"Produk yang kau bintangi belum rilis tapi mampu mendongkrak penjualan," jawab Arya.
"Kau tahu aku adalah bintang terkenal, tentunya produk itu akan laku di pasaran," ucap Clarissa sombong.
"Mari kita rayakan keberhasilan ini," ucap Arya mengangkat gelas berisi minuman beralkohol.
"Ini keberhasilan Yuna dan Tina mereka yang selalu ada saat ku terpuruk bukan kau," Clarissa berdiri lalu melangkah pergi.
"Rissa, kenapa kau begitu ketus padaku?"
Clarissa menarik sudut bibirnya. "Kau hadir di saat tidak tepat!"
"Rissa, aku mau kita memperbaiki hubungan ini."
"Hubungan yang mana?" tanya Clarissa balik.
"Hubungan dua tahun yang lalu," jawab Arya.
"Sudahlah Arya, tak ada yang perlu diperbaiki jalani saja hidupmu sendiri begitu juga dengan aku!" Clarissa terus berjalan.
Arya berlari mengejar Clarissa lalu menampar pipi wanita itu.
"Kau menamparku!" geram Clarissa.
"Dasar wanita murahan!" ucap Arya dengan lantang.
Seluruh mata pengunjung yang ada di kafe mengarah kepada keduanya.
Clarissa memegang pipinya menahan amarahnya, ia tak membalas ucapan Arya dan memilih pergi.
Sesampainya di apartemen, kedua temannya merasa heran melihat pipi Clarissa memar. "Kau kenapa?" tanya Tina. Ia tak menjawabnya malah memilih pergi ke kamar.
...----------------...
Kediaman keluarga Artama....
"Devan, apa kamu sudah membaca berita pagi ini?" tanya Oma Fera di sela sarapan paginya.
Devan mengambil ponselnya dan melihat berita yang dimaksud Oma Fera.
"Kenapa kamu hanya diam?"
"Devan harus bagaimana, Oma? Marah-marah?"
"Oma takut ini berpengaruh dengan penjualan produk kita," jawab Oma Fera.
"Ini malah lebih bagus, Oma."
"Kenapa lebih bagus?"
"Sensasi yang dibuat wanita itu membuat orang penasaran dan mencari tahu informasi tentang dia," jawab Devan.
"Itu sama saja kita menikmati sensasi yang ia lakukan, dia bisa membuat citra negatif pada perusahaan kita," ujar Oma Fera. "Bereskan masalah ini segera sebelum wartawan mengorek informasi lebih dalam tentang wanita itu!" perintahnya.
"Baik, Oma!"
Sementara itu Tina dengan suara sedikit keras membaca berita pagi ini di media sosial. "Clarissa ribut dengan kekasihnya hingga ia di tampar!"
Mereka bertiga yang sedang menikmati sarapan, membuat Yuna sejenak menghentikan aktivitas makannya. "Jadi semalam kau pulang menangis karena dia?" tanyanya.
"Aku sudah menebak kalau akan ada berita ini," jawab Clarissa santai.
"Rissa, bagaimana kalau berita itu merusak produk yang sedang kau promosikan?"
"Entahlah, aku pun tidak tahu," jawabnya pasrah.
Ponsel Yuna berdering, "Hilman!"
"Angkat!" titah Clarissa.
"Halo, Tuan Hilman!" sapa Yuna.
"Nona Clarissa diharapkan menemui Tuan Devan untuk mengklarifikasi berita yang beredar pagi ini," ucap Hilman.
" Baik. Kami akan ke sana, Tuan!" Yuna menutup teleponnya.
"Dia bicara apa?" tanya Clarissa.
"Presdir memintamu menemuinya," jawab Yuna.
"Tunggu!" panggil Tina membuat kedua temannya menoleh ke arahnya. "Para netizen membelamu, Rissa!" lanjutnya berucap.
"Ini malah lebih bagus, kau tidak perlu klarifikasi di media," ucap Yuna.
"Semoga saja," harapnya.
"Ayo, gerak sekarang sebelum Tuan Devan memarahi kita," ajak Yuna.
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
Hai, semua semoga saja suka dengan karyaku yang ini...
Jangan lupa dukungan kalian untuk memberikan komen, like dan poin. Biar aku tambah semangat menulisnya. Jangan lupa untuk mampir di karyaku yang lainnya..
Terima kasih 🌹
Selamat Membaca...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 172 Episodes
Comments
Annisa M
bagus 😃
2022-03-18
1
Annisa M
bagus 😃
2022-03-18
1