Bab 20 Hadiah

Lioney Crowley terus menghujani Julliane dengan banyak hadiah tanpa menemuinya. Hadiah itu tidak dibuka Julliane menumpuk hingga membentuk pegunungan. Julliane malas membukanya. Memang saat pertama kali mendapat hadiah ia senang, tetapi jika terus-terusan datang malah membuat Julliane risih.

Terdengar suara ketukan pintu. Tangan Julliane terburu-buru memasukkan kertas ke dalam laci. Daftar nama ini tidak boleh diketahui siapa pun. Julliane tersenyum menyapa orang yang datang.

Namun, orang yang masuk malah cemberut menghampiri Julliane. "Kenapa Kak Juli tidak mengajakku untuk melihat Kyler yang dipermalukan?" gerutu Ellaine.

Ellaine mendengar kejadian tadi pagi dari pelayan dan Edgar. Sayang sekali ia tidak bisa menyaksikannya secara langsung. Padahal itu kejadian langka. Rumor tentang Duke Orsin akan segera tersebar luas. Tidak, pasti tersebar karena Ellaine sendiri yang akan menyebarkannya.

Berusaha saling menyelamatkan satu sama lain membuat Ellaine dan Julliane semakin dekat. Sifat Ellaine tidak jauh berbeda dengan sebelumnya, tetapi ia jadi lebih sering mengungkapkan isi hatinya pada Julliane.

"Maafkan, aku Elle. Aku takut kejadian kemarin masih membebanimu, jadi kupikir lebih baik kamu istirahat saja." Senyum bersalah tersungging di bibir Julliane.

Jika tahu akan terjadi kejadian seperti tadi, aku akan menontonnya bersamamu dan Edgar, Elle.

"Padahal keadaanku akan lebih baik jika melihatnya secara langsung." Ellaine merajuk.

"Baiklah aku salah. Aku akan menuruti semua permintaanmu."

Mata yang berbinar-binar menatap Jullaine. Ellaine menangkup tangan kakaknya. "Benarkah? Datanglah ke acara minum teh yang kuadakan minggu depan, Kak Juli."

Undangan Ellaine malah menguntungkan Julliane. Ia akan masuk dalam pergaulan kaum bangsawan. Sebenarnya ia sudah menunggu-nunggu undangan minum teh, tetapi meski membuka surat-suratnya hingga akhir, yang datang hanyalah surat dari lelaki yang ingin menemuinya.

"Aku akan datang, Elle." Julliane langsung menyetujuinya.

Ellaine tersenyum cerah lalu tiba-tiba berubah kebingungan. "Ngomong-ngomong siapa yang mengirimkan hadiah-hadiah yang berada di ruang tengah, Kak Juli?"

"Lionel Crowley, tetapi aku tidak akan membukanya. Dia ingin mendekatiku tetapi tidak pernah datang menemuiku."

"Orang yang aneh."

Ellaine setuju dengan pendapat kakaknya. Lelaki yang hanya memberi hadiah sama sekali tidak menarik. Seorang lelaki juga harus menghabiskan waktu dan perhatian kepada seorang gadis. Ellaine menceritakan keluh kesahnya pada Julliane tentang lelaki yang mendekatinya. Tidak ada yang menarik. Mereka berdua menghela napas panjang. Julliane mengantar Ellaine sampai ke ruang tengah. Ia memandangi tumpukan hadiah di sudut ruangan.

Aku akan mengembalikan semuanya besok.

***

Pelayan-pelayan memindahkan hadiah-hadiah ke kereta kuda. Butuh tiga kereta kuda untuk memuat semua hadiah itu. Kereta-kereta itu meluncur mengembalikan hadiah yang diterima Putri Pertama. Setelah ruang tengah bersih, datanglah satu hadiah lagi. Hadiah kali ini dibungkus dalam kotak kecil tanpa nama pengirim. Julliane mendesah menerimanya, meski tanpa nama ia tahu siapa yang mengirim hadiah itu. Karena para pelayan sudah kembali ke pekerjaan mereka masing-masing, Julliane hendak mengembalikan hadiah ini dengan kereta kuda lagi.

"Kenapa kamu tidak membukanya, Juli? Mau dibawa ke mana hadiah itu?" tanya Ian yang bertemu dengan Julliane di depan istana selir.

"Tanpa dibuka, aku sudah tahu isinya. Aku akan mengembalikan ini pada pengirimnya."

Lionel selalu mengirimkan hadiah yang hampir sama. Aksesoris permata dalam bentuk anting, kalung, gelang atau cincin. Kalau bukan itu kain yang mahal atau pajangan. Julliane sama sekali tidak membutuhkan semua itu.

Namun, Ian terlihat terluka mendengar ucapannya. Kesal, marah, kecewa dan sedih bercampur jadi satu. Ia langsung meraih hadiah itu dari tangan Julliane. Tentu saja, Julliane kebingungan dengan tindakan Ian. Apakah Ian berniat membantunya untuk mengembalikan hadiah itu?

"Begitu ya, kalau begitu aku ambil saja. Tidak perlu kamu kembalikan padaku," ucap Ian sambil berlalu.

Julliane bergeming, memproses tindakan Ian di otaknya. Kedua tangannya menutup mulut, untuk menahan jeritannya.

Gawat, gawat, gawat, aku harus segera mengejar Ian.

Julliane berlarian menyusuri lorong diperhatikan oleh pelayan-pelayan. Ia bahkan menabrak ember air yang digunakan untuk bersih-bersih. Untungnya ia tidak terjatuh.

Punggung Ian mulai terlihat. Ia melangkah dengan penuh kemarahan menuju kereta kudanya. Julliane bergegas mempersempit jarak antara mereka berdua sebelum Ian pergi. Kaki Ian telah menapak ke tangga kereta kuda, tetapi ia terhenti karena seseorang menarik lengan bajunya. Ia menoleh melihat Julliane yang terengah-engah.

"Maaf... jangan... pergi... dulu..."

Ian segera menepis tangan Julliane melanjutkan langkahnya. Julliane segara memegangi kedua tangan Ian.

"Dengar... dulu... penjelasanku...."

Ian memejamkan matanya berusaha menenangkan diri. Pada akhirnya ia berbalik. Namun, ia masih diam.

Merasa diberi kesempatan Julliane segera menjelaskan semuanya sambil mengatur napas. "Kukira hadiahmu dari Lionel. Aku benar-benar minta maaf karena tidak tahu Ian. Dia mengirimkan hadiah setiap hari. Aku tadi mengembalikan semua hadiah Lionel karena sudah muak. Sekali lagi aku minta maaf."

Ian bersendekap sambil mengetuk-ngetukkan jari di lengannya. Ia memicingkan mata mendengar penjelasan Julliane mencari kebohongan di dalamnya. Memang tidak ada kebohongan tetapi Ian masih kesal.

"Setidaknya bukalah terlebih dahulu," omel Ian.

"Benar aku salah, tetapi seharusnya kamu mencatumkan pengirimnya."

"Di kerajaanku saat mengirim hadiah, nama pengirimnya berada di dalam agar orang yang menerima penasaran membuka hadiah itu."

"Ini hanya salah paham, jadi kembalikan padaku. Akan kubuka di depan matamu, kalau perlu datanglah ke kamarku nanti untuk melihatku menyimpannya." Julliane menyodorkan tangan pada Ian meminta kembali hadiahnya.

Kekesalan Ian mereda seiring Julliane mau menerima hadiahnya. Ini artinya Julliane lebih memilih hadiah Ian daripada orang lain. Ian merogoh sakunya memberikan hadiahnya pada Julliane. Tangan Julliane segera membuka kotak itu. Terdapat kalung dengan permata hijau yang indah di dalamnya. Tidak terlalu mewah, tetapi terlihat elegan. Berbeda dengan hadiah Lionel yang terkesan mewah yang membuat Julliane tidak cocok. Ada kartu di samping kalung itu. Ian segera mengambilnya dengan wajah memerah.

"Kartu ini aku ambil saja, lagipula kamu sudah tahu pengirimnya."

Julliane masih terpana pada kilauan permata itu. Perlahan Ian tersenyum. "Mau kupakaikan?" tanya Ian.

Julliane mengangguk cepat, segera memunggungi Ian. Tangan Ian dengan lihai memakaikan kalung itu. Julliane memegangi kalung itu sambil tersenyum. Teringat belum mengucapkan terima kasih ia berbalik. "Terima kasih Ian."

"Aku memilih ini karena teringat pada warna matamu, Julliane." Tangan Ian menyentuh kalung yang diberikannya sambil menatap mata Julliane.

Julliane balas menatapnya sambil tersenyum cerah. "Aku akan memakainya setiap hari."

Ian merasakan ada yang ingin keluar dari dadanya. Ia ingin mengelus-elus pipi dan memeluk Julliane, tetapi Ian menahannya. Tindakan yang terburu-buru malah akan membuat Julliane menjauh.

Hati Julliane terasa hangat. Meski tidak bisa mengendalikan emosi, Ian adalah lelaki terbaik di dunia ini. Julliane bahkan membandingkan semua lelaki yang pernah ditemuinya. Terutama ketiga kandidat karakter utama. Julliane merasa lega tidak perlu bertemu mereka lagi. Masalah Lioney juga terpecahkan dengan cepat. Hadiah-hadiah tidak akan datang lagi.

Perkiraan Julliane salah, keesokan harinya hadiah Lioney berjajar kembali ruang tengah.

Terpopuler

Comments

Mom FA

Mom FA

aku nyicil dulu ya tor😍🥰

2022-04-13

1

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 Masuk ke Dalam Dunia Novel
2 Bab 2 Menjadi Putri Terkutuk
3 Bab 3 Rencana Cadangan
4 Bab 4 Debutante
5 Bab 5 Pangeran Buruk Rupa
6 Bab 6 Mengajari Pangeran
7 Bab 7 Ketiga Kandidat Tokoh Utama
8 Bab 8 Penculikan
9 Bab 9 Interogasi Penculik
10 Bab 10 Tawaran Menikah
11 Bab 11 Menuju Kerajaan Yuvinere
12 Bab 12 Kedatangan Pangeran
13 Bab 13 Pesta Berburu
14 Bab 14 Menangkap Basah
15 Bab 15 Duel
16 Bab 16 Waktu Luang Diganggu
17 Bab 17 Ancaman Duke Orsin
18 Bab 18 Kemurkaan
19 Bab 19 Penebar Rasa Takut
20 Bab 20 Hadiah
21 Bab 21 Rencana
22 Bab 22 Ditolak
23 Bab 23 Hadiah yang Hancur
24 Bab 24 Hari Terakhir di Kerajaan Yuvinere
25 Bab 25 Kutukan
26 Bab 26 Orang Terkasih
27 Bab 27 Perbuatan Usil
28 Bab 28 Calon Putri Mahkota
29 Bab 29 Danau
30 Bab 30 Gencatan Senjata
31 Bab 31 Menuju Kerajaan Constain
32 Bab 32 Perasaan atau Keuntungan
33 Bab 33 Terpaan Masalah
34 Bab 34 Pertengkaran
35 Bab 35 Obrolan Tentang Anak Terkutuk
36 Bab 36 Ide Baru
37 Hiatus Revisi
38 Bab 37 Proses Baik
39 Bab 38 Ingkar Janji
40 Bab 39 Adik Yang Dikucilkan
41 Bab 40 Teman Palsu
42 Bab 41 Serangan Monster
43 Bab 42 Serangan Balik
44 Bab 43 Penuduhan
45 Bab 44 Kebenaran Serangan Istana
46 Bab 45 Pundi Uang
47 Bab 46 Pemecatan
48 Bab 47 Keraguan
49 Bab 48 Ulang Tahun Ellaine
50 Bab 49 Pelarian
51 Bab 50 Selamat Tinggal Ellaine
52 Bab 51 Tipu Muslihat
53 Bab 52 Pertemuan
54 Bab 53 Jantung Berdebar
55 Bab 54 Gara-Gara Alergi
56 Bab 55 Terpaksa Kembali
57 Bab 56 Pengusiran dan Ketakutan
58 Bab 57 Akhir atau Awal?
59 Bab 58 Putus Asa
60 Bab 59 Kerelaan
61 Bab 60 Menjalani Hidup
62 Bab 61 Mencari Restu
63 Bab 62 Hidup Berbahagia (End)
64 Ucapan Terima Kasih dan Curhat
Episodes

Updated 64 Episodes

1
Bab 1 Masuk ke Dalam Dunia Novel
2
Bab 2 Menjadi Putri Terkutuk
3
Bab 3 Rencana Cadangan
4
Bab 4 Debutante
5
Bab 5 Pangeran Buruk Rupa
6
Bab 6 Mengajari Pangeran
7
Bab 7 Ketiga Kandidat Tokoh Utama
8
Bab 8 Penculikan
9
Bab 9 Interogasi Penculik
10
Bab 10 Tawaran Menikah
11
Bab 11 Menuju Kerajaan Yuvinere
12
Bab 12 Kedatangan Pangeran
13
Bab 13 Pesta Berburu
14
Bab 14 Menangkap Basah
15
Bab 15 Duel
16
Bab 16 Waktu Luang Diganggu
17
Bab 17 Ancaman Duke Orsin
18
Bab 18 Kemurkaan
19
Bab 19 Penebar Rasa Takut
20
Bab 20 Hadiah
21
Bab 21 Rencana
22
Bab 22 Ditolak
23
Bab 23 Hadiah yang Hancur
24
Bab 24 Hari Terakhir di Kerajaan Yuvinere
25
Bab 25 Kutukan
26
Bab 26 Orang Terkasih
27
Bab 27 Perbuatan Usil
28
Bab 28 Calon Putri Mahkota
29
Bab 29 Danau
30
Bab 30 Gencatan Senjata
31
Bab 31 Menuju Kerajaan Constain
32
Bab 32 Perasaan atau Keuntungan
33
Bab 33 Terpaan Masalah
34
Bab 34 Pertengkaran
35
Bab 35 Obrolan Tentang Anak Terkutuk
36
Bab 36 Ide Baru
37
Hiatus Revisi
38
Bab 37 Proses Baik
39
Bab 38 Ingkar Janji
40
Bab 39 Adik Yang Dikucilkan
41
Bab 40 Teman Palsu
42
Bab 41 Serangan Monster
43
Bab 42 Serangan Balik
44
Bab 43 Penuduhan
45
Bab 44 Kebenaran Serangan Istana
46
Bab 45 Pundi Uang
47
Bab 46 Pemecatan
48
Bab 47 Keraguan
49
Bab 48 Ulang Tahun Ellaine
50
Bab 49 Pelarian
51
Bab 50 Selamat Tinggal Ellaine
52
Bab 51 Tipu Muslihat
53
Bab 52 Pertemuan
54
Bab 53 Jantung Berdebar
55
Bab 54 Gara-Gara Alergi
56
Bab 55 Terpaksa Kembali
57
Bab 56 Pengusiran dan Ketakutan
58
Bab 57 Akhir atau Awal?
59
Bab 58 Putus Asa
60
Bab 59 Kerelaan
61
Bab 60 Menjalani Hidup
62
Bab 61 Mencari Restu
63
Bab 62 Hidup Berbahagia (End)
64
Ucapan Terima Kasih dan Curhat

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!