Kyler datang ke istana lagi keesokan harinya. Ia tidak terima atas kejadian kemarin. Seorang lelaki harus terlihat kuat dan tidak boleh diinjak-injak harga dirinya oleh perempuan. Julliane telah melukai harga diri yang telah Kyler bangun. Dengan langkah penuh kemarahan Kyler masuk ke istana.
Di lorong menuju istana selir, Kyler bertemu dengan Ian yang sudah menunggunya. Kyler melewatinya begitu saja karena ada keperluan yang lebih penting.
"Ternyata kamu seorang pengecut, Kyler."
Mendengar ejekan Ian, Kyler langsung berbalik. Ian menyeringai memandang remeh Kyler.
"Apa maumu, Pangeran Ian?" ujar Kyler dengan geram.
"Bukannya kamu sendiri yang menantangku bertarung jika kita bertemu lagi? Seperti kamu takut kalah, lebih baik aku pulang saja." Ian membalikkan badan melangkah menjauhi Kyler.
Duke yang tidak dapat menahan lagi amarahnya segera mengambil pedangnya lalu menerjang Ian. Sang Pangeran berhasil menghindarinya, menjegal Kyler. Kyler terjatuh. Gertakan giginya terdengar keras. Ia menoleh ke samping untuk melihat Ian. Ian tidak ada di sampingnya, ia sudah berlari menjauhi Kyler.
'Sebenarnya siapa yang pengecut?' batin Kyler.
Kyler bangkit mengejar Ian. Ian berhenti di depan sebuah gudang. Halaman di depan gudang itu sangat luas berbeda dengan lorong sempit menuju istana selir. Ian mencari tempat bertarung yang menguntungkan dirinya.
Kyler pun menyadari hal ini tetapi tidak takut. Ia malah menyerang Ian dengan membabi buta. Ian menangkis seluruh serangan Kyler. Serangan Kyler lebih kuat dan tidak beraturan sangat berbeda dengan serangan Beckett yang teratur dan cepat. Banyak sekali celah pada serangan Kyler.
Ian mengarahkan pedangnya pada tubuh sebelah Kyler. Kyler yang kewalahan menghalau serangannya. Terdorong ke tanah. Pedang Ian mengarah ke leher Kyler. Pemenangnya adalah Ian.
"Aku yang menang." Ian tersenyum sambil menyarungkan pedangnya
Masih tidak terima akan kekalahannya, Kyler berdiri menyerang Ian. Serangan Kyler sama sekali tidak mengandung ancaman. Ini serangan penuh keputus asaan. Ian yang tak tahan melihat hal yang menyedihkan ini segera menendang Kyler. Tubuh Kyler terlempar masuk ke gudang. Pintu gudang ternyata terbuka dari tadi. Ian mendekati gudang meraih gagang pintu.
"Bersenang-senanglah di dalam, Kyler."
Pintu tertutup. Kegelapan menyelimuti Kyler.
***
Malam sebelumnya
Ian memandangi langit kamarnya. Seharian ini ia tidak melakukan apa pun. Semuanya karena Julliane. Kejadian di pantai terus menghantui dirinya. Di setiap mata memandang ia hanya melihat bayangan Julliane.
Suara ketukan pintu menyadarkannya dari lamunan. Ian segera membuka pintu. Di depan matanya berdiri orang yang dipikirkannya tadi. Ia terus mengerjap-ngerjapkan matanya, tidak percaya dengan apa yang dilihatnya.
"Apa kamu tidak ingin menyuruhku masuk?" tanya Julliane yang telah berdiri lama.
Ian tersentak segera mempersilakan Julliane masuk. "Maafkan aku, Juli." Ia berusaha menahan kegembiraannya yang meluap-luap.
Julliane segera duduk di kursi yang bersandar di dinding. Ian menempatkan diri di hadapannya sambil tersenyum.
"Ada apa Juli?"
"Apa kamu ingin bertarung dengan Kyler?"
Ian melebarkan matanya. Ia mulai menebak-nebak alasan Julliane menanyakan hal ini.
'Jangan-jangan Juli ingin mengetesku atau masih marah gara-gara kejadian waktu itu.' batin Ian
"Soal itu lebih baik lupakan saja. Aku tidak bisa menahan amarahku." Sebenarnya ia ingin mempermalukan Kyler karena telah mengganggunya, tetapi citra baik di depan Julliane lebih penting.
"Sayang sekali, padahal aku ingin bekerja sama denganmu untuk memberinya pelajaran. Akan kuminta bantuan Edgar saja," Julliane segera berdiri, melangkah menuju pintu.
Ian segera menghentikannya. "Tunggu, Juli. Aku akan bertarung dengannya."
Ini kesempatan bagus untuk Ian. Selain dapat membuat Kyler malu, ia dapat membantu Julliane. Ia akan melindungi Julliane dari orang-orang yang mendekatinya.
Julliane segera duduk kembali sambil tersenyum. "Kyler Orsin sebenarnya seorang penakut. Dia hanya berpura-pura kuat dan kejam."
Mata Ian melebar mendengar hal ini. Menurutnya itu kabar bohong. Namun, ia mempercayai ucapan Julliane.
Edgar yang menceritakan hal ini pada Julliane. Ellaine juga membenarkannya. Mereka mendengarnya saat berkumpul dengan teman-teman, meski kebenarannya masih diragukan. Edgar awalnya ingin melawan Kyler, tetapi Julliane melarangnya karena tidak ingin adiknya terluka. Ia bukannya tidak percaya pada adiknya, tetapi kekejaman Kyler membuatnya khawatir. Awalnya Julliane berniat meminta Carlos membantu Edgar, tetapi kemungkinan rencana mereka berhasil sangat sedikit. Terlintas satu orang yang bermusuhan dengan Kyler dan lebih kuat darinya di kepala Julliane. Oleh karena itu sekarang Julliane berada di sini.
Julliane menceritakan seluruh rencananya pada Ian. Rencana yang akan membuat Kyler Orsin jera.
***
Julliane melihat pertarungan Ian dan Kyler dari dari kejauhan. Ia keluar dari persembunyian menuju gudang. Ian menunggu Julliane menuntaskan rencana mereka. Mereka berdua terlihat senang.
Berbedaa dengan Letta yang bertengger di bahu Julliane sambil bergumam penuh kekesalan. Tentu saja Julliane dapat mendengarnya. Letta memang sengaja menunjukkan kekesalan karena terus dipanggil beberapa hari ini hanya untuk diperintah.
"Ini terakhir kalinya aku meminta bantuanmu dalam sebulan ini, Letta. Tolong buat Kyler ketakutan," pinta Julliane.
"Ditambah jangan panggil aku dalam seminggu." Letta segera terbang mendekati pintu gudang.
"Setuju."
Cara untuk membuat Kyler ketakutan yaitu dengan sihir ilusi. Sihir yang menampilkan sesuatu yang sebenarnya tidak ada dan merupakan hayalan dari orang yang melihatnya. Sihir ilusi roh lebih kuat karena menyerang otak. Orang yang terkena akan tetap merasakan sensasi sentuhan seolah-olah benar-benar terjadi, berbeda dengan sihir ilusi manusia yang tidak bisa disentuh.
Kerumunan kecoa mulai merayapi kaki Kyler. Kyler menghentak-hentakkan kakinya untuk membunuh dan menyingkirkan kecoak-kecoak itu. Namun, jumlah mereka semakin banyak. Seluruh tubuhnya mulai merinding. Ketakutan mulai menjalari hati Kyler. Inilah ketakutan terbesarnya.
"Keluarkan aku!" teriak Kyler.
Tangannya terus menerus menggedor pintu. Sebuah cahaya meneranginya dan memperlihatkan tikus-tikus yang sedang mencari makanan. Gerombolan tikus itu segera menyerang orang penakut ini. Ia menggeliat, tetapi tikus-tikus mulai menggigiti bajunya. Kecoak-kecoak terus merayapi tubuh Kyler hingga wajahnya. Tubuhnya gemetaran. Dan celananya basah. Ia tidak mampu berkata-kata lagi. Kegelapan mulai menyelimutinya lagi. Lantas cahaya mulai memasuki ruangan itu. Pintu mulai terbuka.
Kyler segera keluar. Ia berlarian menyusuri istana tanpa memperhatikan orang-orang yang melihatnya. Harga dirinya tidak dipedulikan lagi yang terpenting adalah segera menjauh dari ketakutannya.
Orang-orang geli melihat Duke ketakutan hingga masuk ke kereta kuda. Kekejaman Duke luntur seketika. Mereka tidak perlu takut lagi kepada Kyler. Dengan cepat Kyler menyuruh kusir untuk menjalankan kuda. Ia gemetaran meringkuk di dalam.
Julliane menggeleng-gelengkan kepalanya menyaksikan hal ini. Ian pun tidak bisa berkata-kata. Mereka tidak menyangka Kyler sampai kencing di celana. Ini kejadian paling memalukan yang pernah mereka lihat.
***
Di kamar Julliane, Ia mendesah berat. Satu nama tercoret lagi dalam daftar cinta sejati Julliane. Lama kelamaan daftar cinta sejatinya tercoret semua. Julliane masih memandangi nama Lionel Crowley.
Orang ini sepertinya akan kucoret juga.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 64 Episodes
Comments
Mentari.f.v
Semangat 💪
2022-05-14
1