Beberapa lelaki tergeletak di luar istana. Mereka adalah bangsawan yang hendak mengunjungi Julliane. Semuanya terkapar tak sadarkan diri. Hanya ada satu yang masih berdiri. Kyler Orsin.
Sebelumnya, Kyler menabrak lelaki yang berdiri di depan gerbang istana satu persatu. Baginya, mereka hanyalah penghalang.
"Hei, seharusnya kamu meminta maaf," ucap salah satu bangsawan yang tidak terima.
Bangsawan yang satu itu tidak mengenal Kyler. Bangsawan lain yang berada di belakangnya berusaha memberitahunya, tetapi terlambat. Mata Kyler berkilat-lihat mendekati mereka. Kyler memukul bangsawan yang menegurnya. Bangsawan yang ketakutan segera kabur.
Namun, yang masih berada di sana bekerja sama menerjang Kyler. Perbandingan kekuatan Kyler dengan bangsawan-bangsawan itu sangat jauh. Mereka berjatuhan satu persatu. Kyler dengan mudah mengalahkan mereka tanpa menggunankan pedangnya.
Kyler melangkahkan kaki melewati tubuh bangsawan yang dikalahkannya tadi. Tujuannya adalah istana selir, bertemu dengan Julliane. Ia berjalan menuju tujuannya. Pelayan mulai menyingkir begitu melihat Kyler. Beberapa ada yang bersembunyi karena tidak ingin menerima amarah Kyler.
Kyler telah berada di depan istana selir berteriak-teriak. "Keluarlah, Putri Julliane! Jika tidak keluar akan kubunuh kau!"
Julliane yang sedang merias diri, terkesiap mendengar seseorang memanggil namanya dengan kasar. Kuas bedaknya hampir mencolok matanya.
Siapa orang itu? Bahkan berniat membunuhku juga.
Kuas bedak diletakkan. Julliane bangkit menemui orang yang sangat tidak sopan itu. Begitu sampai di luar, ia mendesah berat melihat Kyler.
Orang ini lagi. Sudah berapa kali dia berbuat onar?
"Apa keperluanmu?" tanya Julliane dengan ketus. Ia ingin menyelesaikan urusannya dengan Kyler lalu kembali kamarnya beristirahat.
"Menikahlah denganku, Putri Julliane," balas Kyler dengan nada mengancam.
Kenapa semua orang dengan mudahnya melamar? Apalagi dengan cara yang tidak romantis. Bagaimana caranya aku jatuh cinta pada mereka? Aku ingin lamaran yang membuat hatiku berdebar-debar. Kalau yang satu ini sama sekali tidak ada ketulusan di dalamnya.
Kernyitan dahi Julliane terlihat hampir menyatukan kedua alisnya. Ia berusaha menahan diri agar tidak meledak. Dengan tersenyum palsu, ia menolak Kyler dengan lembut. "Maaf saya tidak bisa Kyler. Lebih baik kita mengenal lebih dalam terlebih dahulu sebegai teman."
"Aku tidak mau. Cepat menikah denganku. Kalau tidak aku akan membunuh semua pelayan yang ada di sini." Suara Kyler meninggi.
Tidak ada artinya berbicara dengan orang yang keras kepala. Hanya buang-buang waktu saja.
Julliane yang merasa lelah berbalik memasuki istananya. Gertakan Kyler sama sekali tidak membuatnya takut. Jika diabaikan Kyler pasti akan pulang karena menyerah.
Namun, dugaan Julliane salah. Kyler menangkap pelayan yang berada di dekat sana. Pelayan itu sebenarnya ditugaskan untuk membersihkan istana selir bersama temannya, tetapi temannya sakit hari ini. Ini hari malangnya karena bertemu dengan Kyler. Pelayan itu meronta-ronta berusaha melepas cengkeraman Kyler.
"Tolong, Tolong."
Teriakan minta tolong pelayan itu terdengar hingga ke telinga Ellaine yang hendak menemui kakaknya. Ia segera mempercepat langkahnya, mengikuti suara permintaan tolong yang didengarnya tadi.
Carlos tak terlihat di sekitar Ellaine. Ia berada di tempat pelatihan mengikuti latihan pagi. Hatinya merasa gundah. Firasat buruk terus menghujani hatinya sambil menatap istana selir. Pandangannya teralihkan dengan pedang yang mengarah kepadanya. Ia berhasil menangkisnya dan menyerang balik. Musuhnya terjatuh mengakui kekalahan. Tersisa satu lagi lawan tandingnya. Carlos berniat mengakhiri latihan pagi ini lebih cepat agar firasat buruknya segera hilang.
Edgar masih bersiap-siap untuk menemui kakak-kakaknya. Menghabiskan waktu bersama mereka membuatnya melupakan beban yang harus ditanggungnya. Ini pertama kalinya ia melangkahkan kaki ke istana selir. Jantungya berdebar karena senang. Ia tidak sabar datang ke sana.
Ellaine menghentikan langkahnya, melihat kejadian mengerikan di hadapannya. Pedang Kyler berada di samping leher pelayan. Pelayan itu mulai menangis. Kakinya gemetaran hebat. Ia tak mampu bergerak dari tempatnya karena takut nyawanya akan melayang.
"Apa yang kamu lakukan?" tanya Ellaine sambil mendekati Kyler meski sebenarnya ia juga ketakutan. Namun, ia yakin bahwa Kyler tidak akan berani menyakiti seorang putri kerajaan. Raja akan menghukum orang yang melukai putrinya.
"Bukan urusanmu." Tangan Kyler masih memegangi tubuh pelayan itu dengan kuat.
Ellaine berusaha melepas tangan Kyler, tetapi tidak mampu. Hanya ada satu cara untuk menghentikan Kyler, yaitu dengan bantuan orang lain. Ellaine segera berteriak, "Carlos, pelayan, siapa pun yang mendengarku tolong hentikan orang ini!"
Kyler melepas tangannya dari pelayan lalu menutup mulut Ellaine. Ia tidak ingin pertolongan datang. Semua rencananya akan gagal.
Pelayan itu segera berlarian menyelamatkan diri. Ia hendak mencari bantuan. Kyler tak mampu mengejarnya karena menahan Ellaine.
Julliane mendengar teriakan adiknya bergegas keluar. Matanya terpaku tangan yang membekap mulut adiknya. Kesabarannya mulai habis.
"Kyler Orsin!!!" teriakan Jullaine menggelegar.
Tangan Julliane terkepal erat. Tatapan membunuh terlihat di matanya. Ia akan memberi pelajaran pada orang yang menyakiti adiknya. Kyler telah memilih musuh yang salah.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 64 Episodes
Comments
~The Libies ~
Kak,gw ingin tanya sesuatu. Cara daftar lombanya gimana? dan kerangka cerita contohnya kek bagaimana?
2022-03-29
1