Bab 9 Interogasi Penculik

Edgar memacu kudanya untuk mengikuti Julliane. Tingkah kakak pertamanya yang aneh. Ia takut jika kakak pertamanya terlalu gegabah mencari kakak keduanya sendirian tanpa pengawalan sedikit pun. Tak tahu sebesar apa kekuatan roh kakaknya, atau pun seberapa banyak anggota kompolotan yang menculik Ellaine membuatnya khawatir. Ia takut malah kakak pertamanya ikutan diculik.

Edgar memarkirkan kudanya di salah satu pohon begitu melihat kereta kuda Julliane berhenti. Ia membuntuti kakaknya tanpa menimbulkan suara. Tanpa bantuan Edgar kakaknya telah mengalahkan penculik-penculik itu. Namun, hatinya masih tidak tenang sebelum kakaknya keluar dengan selamat. 

Ia berjalan memasuki gubuk itu dan mendapati salah satu penculik yang bersembunyi hendak menyerang kakaknya. Tangan Edgar terkepal sudah siap memukul penculik itu, tetapi air memecut kepala penculik hingga tubuhnya terpelanting. Sayangnya, Edgar ikut terkena serangan air itu. 

Julliane berbalik melihat penyerangnya. Betapa terkejutnya ia mendapati Edgar yang tersungkur di lantai sambil memegangi pipinya. Ia menurunkan Ellaine terlebih dahulu lalu menghampiri adik laki-lakinya.

"Kamu tidak apa-apa, Edgar?" tanya Julliane.

"Sedikit sakit tetapi tidak apa-apa Kak Julliane." Edgar menggeser-geser rahangnya ke kiri dan kanan. 

"Maafkan aku. Aku tidak tahu kalau kamu juga ada di sini."

"Ini juga salahku mengikuti Kak Julliane diam-diam."

"Baiklah kalau begitu. Bantu aku mengangkat Ellaine ke kereta kuda." 

Julliane bangkit diikuti oleh Edgar. Mereka mengangkat Ellaine hingga sampai ke kereta kuda. Julliane memalingkan kepala ke gubuk tadi.

Siapa orang yang mendalangi penculikan Ellaine?

"Kenapa Kak Julliane?"

"Kamu ke sini naik apa?"

"Naik kuda."

Julliane meminta kusir kereta kudanya kembali ke istana membawa Ellaine sendirian. Ia berpesan agar kusir itu segera memberitahu Leroy dan Ophelia bahwa Ellaine telah selamat. Dengan cepat kusir melajukan kereta kudanya mematuhi perintah majikannya. Julliane akan pulang bersama adik laki-lakinya menggunakan kuda.

Julliane berpaling ke arah Edgar yang sedikit kebingungan dengan tingkah kakaknya ini. "Ayo kita introgasi penculik-penculik itu."

Edgar pun mengangguk. Mereka kembali menuju gubuk itu. Penculik-penculik itu dikumpulkan pada satu tempat. Tali dililitkan ke tubuh penculik-penculik itu dengan erat. 

Julliane mengambil kursi dan duduk sambil menganati mereka. Rasa semangat memenuhi hatinya, menikmati peran yang dimainkannya sekarang.

Rasa seperti di film-film penculikan saja. Aku seperti jadi penculiknya.

Tak mau menunggu lama Edgar menepuk-nepuk wajah salah satu penculik itu. Mata penculik itu terbuka perlahan. Ia mengedarkan pandangan di ruangan untuk meresapi kejadian yang menimpanya tadi. Setelah ingatan merasuki otaknya ia berusaha melepaskan diri. Tentu saja tidak bisa karena dirinya terikat dengan teman-temannya.

"Siapa yang menyuruhmu untuk menculik Ellaine?" tanya Julliane dengan nada mengintimidasi.

"Aku tidak tahu," jawab penculik itu sambil membuang muka.

Edgar menampar wajah penculik lantas mengarahkannya untuk menatap Julliane. "Cepat katakan."

"Aku benar-benar tidak tahu. Tiba-tiba ada surat berisi perintah menculik putri kerajaan disertai bayaran. Orang itu hanya membayar sebagian saja, sisanya akan dilunasi setelah kami berhasil melaksanakan tugas," aku penculik itu gemetaran.

Julliane bersendekap sambil mengetuk-ngetukkan jari ke lengannya. "Apa tidak ada nama pengirimnya?"

"Hanya ada inisialnya namanya 'O'"

"Apa kamu berkata jujur?" tanya Edgar sambil menekan kedua pipi orang itu dengan satu tangan.

Penculik itu mengangguk keras-keras. Ia mulai ketakukan. "Apa aku akan di penjara?"

Julliane menyeringai. "Menurutmu bagaimana?"

Edgar segera membuat penculik itu pingsan. Ia menolehkan kepala pada Julliane. "Apa kita perlu memastikannya dengan omongan penculik lain, Kak Julliane?"

"Kurasa tidak perlu, kita serahkan saja sisanya pada pasukan istana. Ayah pasti akan mencari dalang dari penculikan ini. Kita kembali saja."

Mereka pun kembali ke istana. Sepanjang perjalanan banyak pikiran yang berputar di kepala Julliane.

Siapa orang dengan inisial O ini? Di novel tidak diceritakan siapa dalang penculikan Ellaine. Meski alur cerita novel ini sama, ada kebenaran yang tidak diungkapkan.

***

Leroy bergembira karena putri keduanya sudah ketemu. Ellaine diperiksa oleh dokter istana. Keadaannya baik-baik saja. Ophelia berada di sisi Ellaine selagi Leroy menyambut Julliane dan Edgar dengan bangga. 

"Kalian hebat. Bagaimana cara kalian menemukan Ellaine?" tanya Leroy.

"Soal itu Kak Julliane lebih tahu, Ayah," kata Edgar sambil melirik ke arah Julliane.

"Ini berkat roh yang memberitahuku," ujar Julliane berbohong.

Leroy menepuk bahu putra dan  putrinya  "Kalian beristirahatlah, kalian pasti lelah."

"Baik, Ayah," jawab Edgar dan Julliane secara bersamaan.

Mereka kembali ke kamarnya masing-masing. Julliane yang teringat sesuatu berbalik lagi. "Penculik-penculik itu sudah kami ikat, Ayah bisa mengintrogasi dan menghukum mereka."

"Tentu, mereka akan diberi hukuman setimpal," jawab Leroy geram.

Julliane melanjutkan langkahnya menuju kamarnya. Ia berbaring tak lama pun tertidur karena kelelahan.

Kesatria-kesatria membawa penculik-penculik itu di hadapan Leroy. Walau mereka sudah disiksa, Leroy tidak mendapatkan informasi tentang orang yang memerintahkan penculikan putrinya. Semuanya mengatakan hal yang sama, orang berinisial O adalah dalangnya. Pencarian dalang penculikan Ellaine semakin mengendur karena masalah yang Leroy tutupi dari putra dan putrinya, bahkan pencarian ini mulai terlupakan.

***

Mata Ellaine terbuka perlahan. Kepalanya terasa pusing. Tangannya digenggam oleh ibunya yang menangis penuh kebahagiaan. Ia berusaha mengingat kejadian sebelumnya. 

Di gerbang istana banyak lelaki yang ingin menemui Ellaine. Ia menemui tamu-tamu itu sekadar bercakap-cakap. Tak ada percakapan yang menarik atau pun menjurus pada kebencian hingga seseorang tega menculiknya. Karena lelah, Ellaine hanya menemui tiga orang saja. Saat perjalanan kembali ke kamar, ada tangan yang membekap mulutnya. Tubuhnya terasa lemas dan pandangannya semakin kabur. Ia tak sadarkan diri. Setelah itu tak ada ingatan apa pun.

"Apa yang terjadi Ibu?" tanya Ellaine sambil berusaha bersandar di dipan kasur.

Ophelia menjelaskan kejadian yang menimpa putrinya. Bagaimana seisi istana panik dan orang-orang mencari Ellaine. Tak lupa ia menceritakan keberanian dari Julliane dan Edgar saat melawan penculik untuk menyelamatkan Ellaine.

Ellaine berusaha beranjak dari kasurnya bersusah payah. "Kak Julliane dan Edgar sekarang di mana, Ibu?" 

Ophelia menghentikan dan mendudukkan putrinya kembali ke kasur. "Mereka sedang istirahat, sebaiknya kamu memulihkan diri terlebih dahulu sebelum menemui mereka, Ellaine."

Mau tak mau, Ellaine menurut. Namun, keinginannya untuk bertemu dengan Julliane dan Edgar terkabul. Keduanya sebenarnya menguping dari tadi di luar.  Mereka masuk menemui Ellaine.

"Ibu bisa beristirahat sekarang. Biar kami yang menjaga Ellaine," saran Julliane kepada Ophelia.

Ophelia mengangguk sembari bangkit meninggalkan ketiga anaknya. Senyum Ellaine merekah. Ia tertunduk.

"Terima kasih, Kak Julliane, Edgar karena telah menyelamatkanku."

"Tidak perlu berterima kasih kepada kami, Ellaine." Julliane mengibas-ngibaskan tangannya.

Edgar pun mengangguk. "Benar, Kak Ellaine."

"Bagaimana kalau kita memanggil dengan nama panggilan saja?" Saran Julliane yang ingin mendekatkan diri dengan saudara-saudarinya.

"Ide bagus, Kak Juli," timpal Edgar.

Ellaine terkekeh pelan. "Baiklah, kalian bisa memanggilku Elle."

"Kalau begitu Edgar dipanggil Ed," tambah Julliane.

Tawa penuh kegembiraan memenuhi kamar Ellaine. Kekhawatiran dan ketakutan Ellaine akibat penculikannya perlahan sirna.

***

Para kesatria berjajar di lapangan latihan. Mereka kedatangan putri kedua yang akan memilih pengawal baru. Semuanya membusungkan dada berharap dipilih. 

Ellaine berjalan dari kesatria ke kesatria lain. Kesatria yang dilewati tertunduk kecewa. Hampir seluruh kesatria terlewati. Langkah Ellaine terhenti. Ia menatap kesatria berambut biru dan bermata hijau. Senyumnya merekah. Tangan disodorkan ke arah kesatria itu.

Kesatria itu bersujud dan mencium tangan Ellaine sambil bersumpah setia kepadanya.

"Saya Carlos Illian akan melayani Tuan Putri."

Carlos mendongak tersenyum ke arah tuannya. Orang yang membawanya dari tempat kumuh itu.

Sedangkan di tempat lain.

"Berhentilah mengeluh seperti itu tiap hari. Aku bosan mendengarnya," ujar Letta yang lelah mendengar gerutuan Julliane.

Julliane memilah-milah suratnya. Tiap hari surat kunjungan mendatanginya. Ia mulai bosan terlebih lelaki yang mendekatinya sama sekali tidak sesuai dengan kriterianya. Beckett yang manja, kemarahan Kyler, yang berbeda adalah Lioney tidak datang, meskipun memberikan surat dan dibalas oleh Julliane. Kiriman hadiah menggantikan ketidakhadiran Lioney. Ketiga kandidat tokoh utama ini pantang menyerah mendekati Julliane. Sedangkan lelaki lain yang tidak ia kenal sudah disingkirkan karena benar-benar tidak menarik hati Julliane.

Julliane mengirim surat pada Beckett untuk menemuinya. Ia berharap sikap Beckett mulai berubah. Namun, dugaan Julliane salah.

Terpopuler

Comments

🌻⃟M€nTa_Ry🌞⃠

🌻⃟M€nTa_Ry🌞⃠

Hwaiting Kk
3 Cogan dan Ry mampir

2022-03-22

2

Aerik_chan

Aerik_chan

Semangat kak

2022-03-21

2

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 Masuk ke Dalam Dunia Novel
2 Bab 2 Menjadi Putri Terkutuk
3 Bab 3 Rencana Cadangan
4 Bab 4 Debutante
5 Bab 5 Pangeran Buruk Rupa
6 Bab 6 Mengajari Pangeran
7 Bab 7 Ketiga Kandidat Tokoh Utama
8 Bab 8 Penculikan
9 Bab 9 Interogasi Penculik
10 Bab 10 Tawaran Menikah
11 Bab 11 Menuju Kerajaan Yuvinere
12 Bab 12 Kedatangan Pangeran
13 Bab 13 Pesta Berburu
14 Bab 14 Menangkap Basah
15 Bab 15 Duel
16 Bab 16 Waktu Luang Diganggu
17 Bab 17 Ancaman Duke Orsin
18 Bab 18 Kemurkaan
19 Bab 19 Penebar Rasa Takut
20 Bab 20 Hadiah
21 Bab 21 Rencana
22 Bab 22 Ditolak
23 Bab 23 Hadiah yang Hancur
24 Bab 24 Hari Terakhir di Kerajaan Yuvinere
25 Bab 25 Kutukan
26 Bab 26 Orang Terkasih
27 Bab 27 Perbuatan Usil
28 Bab 28 Calon Putri Mahkota
29 Bab 29 Danau
30 Bab 30 Gencatan Senjata
31 Bab 31 Menuju Kerajaan Constain
32 Bab 32 Perasaan atau Keuntungan
33 Bab 33 Terpaan Masalah
34 Bab 34 Pertengkaran
35 Bab 35 Obrolan Tentang Anak Terkutuk
36 Bab 36 Ide Baru
37 Hiatus Revisi
38 Bab 37 Proses Baik
39 Bab 38 Ingkar Janji
40 Bab 39 Adik Yang Dikucilkan
41 Bab 40 Teman Palsu
42 Bab 41 Serangan Monster
43 Bab 42 Serangan Balik
44 Bab 43 Penuduhan
45 Bab 44 Kebenaran Serangan Istana
46 Bab 45 Pundi Uang
47 Bab 46 Pemecatan
48 Bab 47 Keraguan
49 Bab 48 Ulang Tahun Ellaine
50 Bab 49 Pelarian
51 Bab 50 Selamat Tinggal Ellaine
52 Bab 51 Tipu Muslihat
53 Bab 52 Pertemuan
54 Bab 53 Jantung Berdebar
55 Bab 54 Gara-Gara Alergi
56 Bab 55 Terpaksa Kembali
57 Bab 56 Pengusiran dan Ketakutan
58 Bab 57 Akhir atau Awal?
59 Bab 58 Putus Asa
60 Bab 59 Kerelaan
61 Bab 60 Menjalani Hidup
62 Bab 61 Mencari Restu
63 Bab 62 Hidup Berbahagia (End)
64 Ucapan Terima Kasih dan Curhat
Episodes

Updated 64 Episodes

1
Bab 1 Masuk ke Dalam Dunia Novel
2
Bab 2 Menjadi Putri Terkutuk
3
Bab 3 Rencana Cadangan
4
Bab 4 Debutante
5
Bab 5 Pangeran Buruk Rupa
6
Bab 6 Mengajari Pangeran
7
Bab 7 Ketiga Kandidat Tokoh Utama
8
Bab 8 Penculikan
9
Bab 9 Interogasi Penculik
10
Bab 10 Tawaran Menikah
11
Bab 11 Menuju Kerajaan Yuvinere
12
Bab 12 Kedatangan Pangeran
13
Bab 13 Pesta Berburu
14
Bab 14 Menangkap Basah
15
Bab 15 Duel
16
Bab 16 Waktu Luang Diganggu
17
Bab 17 Ancaman Duke Orsin
18
Bab 18 Kemurkaan
19
Bab 19 Penebar Rasa Takut
20
Bab 20 Hadiah
21
Bab 21 Rencana
22
Bab 22 Ditolak
23
Bab 23 Hadiah yang Hancur
24
Bab 24 Hari Terakhir di Kerajaan Yuvinere
25
Bab 25 Kutukan
26
Bab 26 Orang Terkasih
27
Bab 27 Perbuatan Usil
28
Bab 28 Calon Putri Mahkota
29
Bab 29 Danau
30
Bab 30 Gencatan Senjata
31
Bab 31 Menuju Kerajaan Constain
32
Bab 32 Perasaan atau Keuntungan
33
Bab 33 Terpaan Masalah
34
Bab 34 Pertengkaran
35
Bab 35 Obrolan Tentang Anak Terkutuk
36
Bab 36 Ide Baru
37
Hiatus Revisi
38
Bab 37 Proses Baik
39
Bab 38 Ingkar Janji
40
Bab 39 Adik Yang Dikucilkan
41
Bab 40 Teman Palsu
42
Bab 41 Serangan Monster
43
Bab 42 Serangan Balik
44
Bab 43 Penuduhan
45
Bab 44 Kebenaran Serangan Istana
46
Bab 45 Pundi Uang
47
Bab 46 Pemecatan
48
Bab 47 Keraguan
49
Bab 48 Ulang Tahun Ellaine
50
Bab 49 Pelarian
51
Bab 50 Selamat Tinggal Ellaine
52
Bab 51 Tipu Muslihat
53
Bab 52 Pertemuan
54
Bab 53 Jantung Berdebar
55
Bab 54 Gara-Gara Alergi
56
Bab 55 Terpaksa Kembali
57
Bab 56 Pengusiran dan Ketakutan
58
Bab 57 Akhir atau Awal?
59
Bab 58 Putus Asa
60
Bab 59 Kerelaan
61
Bab 60 Menjalani Hidup
62
Bab 61 Mencari Restu
63
Bab 62 Hidup Berbahagia (End)
64
Ucapan Terima Kasih dan Curhat

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!