Bab 12 Kedatangan Pangeran

Julliane bersenandung di lorong menuju kamar Ellaine. Ia ingin bersantai dengan adiknya hari ini untuk melupakan kepenatan yang ditimbulkan oleh ketiga kandidat tokoh utama. Langkahnya terhenti begitu melihat Beckett yang mencegatnya di pintu menuju istana utama. Meski Julliane tidak membalas suratnya, ia tetap datang. Suara dengusan terdengar dari mulut Julliane.

Padahal sudah kutolak, dia tetap datang ke sini.

"Selamat pagi, Putri Julliane. Apa Anda mau menghabiskan waktu denganku?" Beckett mengulurkan tangan pada Julliane untuk menjadi pendamping.

"Maaf, aku tidak bisa. Aku sudah ada janji dengan Ellaine, Pangeran Beckett," tolak Julliane.

"Ah, Putri Ellaine sedang ada tamu. Selagi menunggu aku bisa menemani Anda, Putri." Beckett tersenyum penuh kemenangan.

Julliane berdecak. Otaknya berputar keras untuk mencari cara menghindari Beckett. Ada beberapa yang terlintas di pikirannya. Mengetes kekuatan Beckett.

"Kalau begitu aku ingin melihat kemapuanmu dalam memanah dan berpedang, Pangeran. Jika Anda berhasil membuatku kagum, aku akan menyanggupi permintaan Anda," tutur Julliane sambil tersenyum licik.

"Baiklah, aku setuju," jawab Beckett dengan mantap.

Aku yakin Pangeran satu ini tidak bisa apa-apa. Dia hanya suka memerintah saja.

Mereka sudah sampai di lapangan latihan. Beckett mengambil busur dan anak panah. 

"Anda tidak boleh mengeluarkan aura, Pangeran. Lalu Anda harus mengenai pusat sasaran di sana sebanyak tiga kali," jelas Julliane sambil mengangkat ketiga jarinya.

"Baiklah, aku setuju." Beckett mengangguk pelan sambil meregangkan tali busurnya. Ia mengarahkan anak panahnya sambil merasakan angin yang berhembus. 

Julliane berdiri di sampingnya memperhatikan agar pangeran ini tidak curang. 

Beckett melontarkan anak panahnya. Anak panah itu melesat mengenai pusat sasaran. 

Pasti cuma keberuntungan.

Namun, dugaan Julliane salah. Anak panah terus diluncurkan hingga tertancap sebanyak lima kali, melebihi permintaan Julliane. Padahal prajurit terhebat sekali pun hanya bisa melakukannya sebanyak dua kali saja. Julliane ternganga melihat hal ini.

Julliane melihat pemimpin pasukan istana yang sedang berlatih sendirian. Prajurit yang lain sedang berlatih tanding dengan teman-teman mereka. Tidak ada yang mau melawan pemimpin pasukan istana, karena kekuatannya setara dengan kekuatan sepuluh prajurit. 

Ini kesempatan bagus untuk menundukkan Beckett.

Julliane menghampiri orang yang akan menyelamatkan dirinya. "Sir, apakah Anda mau berlatih tanding dengan Pangeran Beckett?

Pemimpin Pasukan menghentikan latihannya melihat Beckett dan Julliane secara bergantian. Ia tersenyum. "Dengan senang hati, Tuan Putri."

Kedua ahli berpedang ini saling bertarung sengit. Prajurit-prajurit lain menghentikan latihan mereka, melihat pertarungan yang sangat hebat dari pemimpin pasukan istana dan Pangeran Kerajaan Lortamort. 

Prang....

Salah satu pedang terlempar jatuh. Pedang Beckett berada di samping leher Pemimpin Pasukan Istana. Penonton yang ada di sana bersorak kegirangan.

"Anda memang hebat, Pangeran Beckett," puji Pemimpin Pasukan Istana.

"Terima kasih, Sir." Beckett tersenyum penuh percaya diri.

Beckett menghampiri Julliane yang masih tertegun menyaksikan rencananya gagal. 

Kandidat Tokoh Utama memang hebat. Aku salah langkah.

Julliane menyesali keputusannya. Beckett berhasil melewati semua ujian dari Julliane. Dengan terpaksa Julliane menepati janjinya.

"Baiklah, aku akan menghabiskan waktu dengan Anda, Pangeran."

"Terima kasih, Putri." 

Beckett menyodorkan lengannya. Tangan Julliane terhenti begitu mendengar kehebohan yang terjadi di sekitar sana. Semua orang yang berada di tempat pelatihan menoleh ke seorang lelaki berambut silver yang berjalan menuju Julliane dan Beckett.

"Lukanya telah hilang."

"Pasti pakai sihir."

"Tampan sekali."

Bisikan-bisikan itu terdengar keras di telinga Julliane. Julliane bangga muridnya tidak lagi dihina. Bibirnya tersenyum melihat kedatangan Ian. Ia tidak menyangka Ian akan datang secepat ini. 

Ian memberi salam pada Julliane dengan mencium tangannya. "Senang berjumpa dengan Anda, Putri Julliane."

Julliane menerima salamnya. Mata Julliane melirik ke arah Beckett yang geram. Ian tidak memberi salam kepada Beckett. Keberadaan Beckett tidak dianggap oleh Ian.

 

"Ada hal penting yang ingin aku bicarakan Putri. Lebih baik kita ke tempat yang sepi saja," dalih Ian. 

Julliane mengangguk cepat. Dengan adanya Ian, ia bisa terbebas dari gangguan Beckett.

"Anda sudah berjanji akan menghabiskam waktu denganku, Putri Julliane," ucap Beckett.

"Ternyata Anda berada di sini, Pangeran Beckett. Saya tidak melihat Anda," ujar Ian dengan nada yang mengejek.

"Apa?" Beckett mengertakkan giginya dengan keras sambil mengepalkan tangannya.

Ian menatap Beckett dengan tajam. Ia mendekatinya seolah-olah ingin menantangnya. Sebelum terjadi keributan Julliane menengahi mereka.

"Maafkan aku, Pangeran Beckett, tetapi hari ini Anda datang tanpa mendapat balasan dariku. Jadi, Pangeran Ian lebih berhak menghabiskan waktu denganku," kata Julliane sambil merangkul lengan Ian. Ian sama sekali tidak merasa risi, ia malah tersenyum. Hatinya merasa senang.

"Apa dia membawa surat balasanmu, Tuan Putri?" tunjuk Beckett pada Ian.

Ian mengeluarkan sebuah surat dari Julliane. Ia berjaga-jaga membawanya agar tidak dicurigai oleh pengawal istana. 

Beckett menatap surat yang dipegang Ian penuh kekesalan. Ia berdecak, berbalik meninggalkan lapangan dengan langkah berderap-derap.

Terpopuler

Comments

Mentari.f.v

Mentari.f.v

nyicil baca dulu yaa kak.. salam dari 3 Serangkai 😁

2022-05-10

1

Mom FA

Mom FA

aku nyicil baca lagi😍🥰

2022-03-30

1

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 Masuk ke Dalam Dunia Novel
2 Bab 2 Menjadi Putri Terkutuk
3 Bab 3 Rencana Cadangan
4 Bab 4 Debutante
5 Bab 5 Pangeran Buruk Rupa
6 Bab 6 Mengajari Pangeran
7 Bab 7 Ketiga Kandidat Tokoh Utama
8 Bab 8 Penculikan
9 Bab 9 Interogasi Penculik
10 Bab 10 Tawaran Menikah
11 Bab 11 Menuju Kerajaan Yuvinere
12 Bab 12 Kedatangan Pangeran
13 Bab 13 Pesta Berburu
14 Bab 14 Menangkap Basah
15 Bab 15 Duel
16 Bab 16 Waktu Luang Diganggu
17 Bab 17 Ancaman Duke Orsin
18 Bab 18 Kemurkaan
19 Bab 19 Penebar Rasa Takut
20 Bab 20 Hadiah
21 Bab 21 Rencana
22 Bab 22 Ditolak
23 Bab 23 Hadiah yang Hancur
24 Bab 24 Hari Terakhir di Kerajaan Yuvinere
25 Bab 25 Kutukan
26 Bab 26 Orang Terkasih
27 Bab 27 Perbuatan Usil
28 Bab 28 Calon Putri Mahkota
29 Bab 29 Danau
30 Bab 30 Gencatan Senjata
31 Bab 31 Menuju Kerajaan Constain
32 Bab 32 Perasaan atau Keuntungan
33 Bab 33 Terpaan Masalah
34 Bab 34 Pertengkaran
35 Bab 35 Obrolan Tentang Anak Terkutuk
36 Bab 36 Ide Baru
37 Hiatus Revisi
38 Bab 37 Proses Baik
39 Bab 38 Ingkar Janji
40 Bab 39 Adik Yang Dikucilkan
41 Bab 40 Teman Palsu
42 Bab 41 Serangan Monster
43 Bab 42 Serangan Balik
44 Bab 43 Penuduhan
45 Bab 44 Kebenaran Serangan Istana
46 Bab 45 Pundi Uang
47 Bab 46 Pemecatan
48 Bab 47 Keraguan
49 Bab 48 Ulang Tahun Ellaine
50 Bab 49 Pelarian
51 Bab 50 Selamat Tinggal Ellaine
52 Bab 51 Tipu Muslihat
53 Bab 52 Pertemuan
54 Bab 53 Jantung Berdebar
55 Bab 54 Gara-Gara Alergi
56 Bab 55 Terpaksa Kembali
57 Bab 56 Pengusiran dan Ketakutan
58 Bab 57 Akhir atau Awal?
59 Bab 58 Putus Asa
60 Bab 59 Kerelaan
61 Bab 60 Menjalani Hidup
62 Bab 61 Mencari Restu
63 Bab 62 Hidup Berbahagia (End)
64 Ucapan Terima Kasih dan Curhat
Episodes

Updated 64 Episodes

1
Bab 1 Masuk ke Dalam Dunia Novel
2
Bab 2 Menjadi Putri Terkutuk
3
Bab 3 Rencana Cadangan
4
Bab 4 Debutante
5
Bab 5 Pangeran Buruk Rupa
6
Bab 6 Mengajari Pangeran
7
Bab 7 Ketiga Kandidat Tokoh Utama
8
Bab 8 Penculikan
9
Bab 9 Interogasi Penculik
10
Bab 10 Tawaran Menikah
11
Bab 11 Menuju Kerajaan Yuvinere
12
Bab 12 Kedatangan Pangeran
13
Bab 13 Pesta Berburu
14
Bab 14 Menangkap Basah
15
Bab 15 Duel
16
Bab 16 Waktu Luang Diganggu
17
Bab 17 Ancaman Duke Orsin
18
Bab 18 Kemurkaan
19
Bab 19 Penebar Rasa Takut
20
Bab 20 Hadiah
21
Bab 21 Rencana
22
Bab 22 Ditolak
23
Bab 23 Hadiah yang Hancur
24
Bab 24 Hari Terakhir di Kerajaan Yuvinere
25
Bab 25 Kutukan
26
Bab 26 Orang Terkasih
27
Bab 27 Perbuatan Usil
28
Bab 28 Calon Putri Mahkota
29
Bab 29 Danau
30
Bab 30 Gencatan Senjata
31
Bab 31 Menuju Kerajaan Constain
32
Bab 32 Perasaan atau Keuntungan
33
Bab 33 Terpaan Masalah
34
Bab 34 Pertengkaran
35
Bab 35 Obrolan Tentang Anak Terkutuk
36
Bab 36 Ide Baru
37
Hiatus Revisi
38
Bab 37 Proses Baik
39
Bab 38 Ingkar Janji
40
Bab 39 Adik Yang Dikucilkan
41
Bab 40 Teman Palsu
42
Bab 41 Serangan Monster
43
Bab 42 Serangan Balik
44
Bab 43 Penuduhan
45
Bab 44 Kebenaran Serangan Istana
46
Bab 45 Pundi Uang
47
Bab 46 Pemecatan
48
Bab 47 Keraguan
49
Bab 48 Ulang Tahun Ellaine
50
Bab 49 Pelarian
51
Bab 50 Selamat Tinggal Ellaine
52
Bab 51 Tipu Muslihat
53
Bab 52 Pertemuan
54
Bab 53 Jantung Berdebar
55
Bab 54 Gara-Gara Alergi
56
Bab 55 Terpaksa Kembali
57
Bab 56 Pengusiran dan Ketakutan
58
Bab 57 Akhir atau Awal?
59
Bab 58 Putus Asa
60
Bab 59 Kerelaan
61
Bab 60 Menjalani Hidup
62
Bab 61 Mencari Restu
63
Bab 62 Hidup Berbahagia (End)
64
Ucapan Terima Kasih dan Curhat

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!