Rencana Julliane gagal total. Ia mendengus kesal sambil mengernyitkan dahi. Rencana cadangan yang sudah ia siapkan akan dilaksanakan. Julliane sudah sampai tujuannya, di taman istana utama. Tubuhnya berputar-putar dikelilingi oleh air. Orang-orang yang semula takut mulai mendekat melihat apa yang sedang terjadi.
Julliane memanggil Letta dengan meriah. Lalu mempertunjukkan kekuatan Letta di depan orang-orang. Letta menciptakan cipratan air di udara hingga menimbulkan pelangi. Warga istana terpana menyaksikan keindahan di depan mata mereka.
Inilah permintaan tolong yang diminta oleh Julliane tadi.
"Kalau nanti aku panggil muncul ya. Dengan keberadaanmu, ini akan menunjukkan kalau Raja Roh mulai memaafkan keluarga istana. Aku ingin membohongi orang-orang, kalau kutukan Julliane sudah dipatahkan. Ini memang salah tetapi kalau pandangan orang tidak berubah, Julliane akan kesulitan mencari cinta sejatinya, kematiannya tidak terelakkan seperti novel yang kubaca."
Meskipun begitu, warga istana hanya melihat Julliane dari kejauhan. Mereka tidak berani mendekat, bersembunyi di balik pilar atau tembok. Tato mata di sekitar matanya membuat orang merasa ngeri. Julliane menyadari hal ini, ia segera kembali menuju kamarnya.
"Apa yang akan kamu lakukan sekarang?" tanya Letta melayang-layang di samping telinga Julliane.
"Akan kututupi tato ini," jawab Julliane dengan mantap. Ia melangkahkan kaki dengan tegap selama perjalanan. Sorot matanya tajam dan tangannya terkepal erat. Menutupi seni yang sudah ia buat, menodai harga dirinya, tetapi mau bagaimana lagi.
"Bagaimana caranya? Kamu tidak mempunyai sihir dan tidak punya batu sihir. Aku tidak punya kekuatan membantumu," sergah Letta. Ia ragu dengan tindakan Julliane tetapi juga tidak sabar menantikan perubahan yang akan dilakukan temannya ini.
"Lihat saja nanti." Julliane tersenyum penuh percaya diri.
Julliane sudah tiba di kamarnya, duduk di meja riasnya. Ia meraih pengkoreksi wajah, menggunakannya untuk menutupi tato. Tato itu sudah terlihat samar, tangan Julliane mengambil alas bedak lalu meratakannya pada wajahnya. Bedak ditaburkan pada wajahnya yang mulus. Tidak lupa ia menambahkan riasan untuk mempercantik diri.
Untungnya di dunia ini sudah tercipta macam-macam komestik sehingga Julliane tidak kesulitan dalam menutupi kutukannya ini. Julliane mempunyai peralatan kecantikan yang lengkap, tetapi ia tidak tahu bagaimana cara untuk menggunakannya jadi alat-alat itu cuma mengganggur. Sekarang alat-alat ini telah menemukan pemilik baru yang tahu akan nilai mereka.
Sekarang tato kutukan Julliane sama sekali tidak terlihat. Kulitnya putih dan bersih.
"Aku tidak tahu kalau tanpa sihir, ternyata wajah seseorang bisa berubah memakai alat-alat itu," kata Letta terheran-heran.
"Asal tahu cara menggunakannya dan belajar dengan tekun semuanya pasti bisa," jawab Julliane dengan bangga.
Julliane melihat topeng yang ada di meja riasnya. Mulai sekarang topeng ini tidak dibutuhkan lagi. Ia mengumpulkan semua topeng yang ada lalu meminta Letta melenyapkannya.
"Apa kamu yakin?" tanya Letta ragu-ragu.
"Tidak ada keraguan di hatiku. Akan kuubah nasib Julliane. Pertama-tama dengan tidak melihat masa lalu. Aku yakin bisa mematahkan kutukan ini, jadi topeng yang menutupi kutukan tidak diperlukan lagi. Meski memang merepotkan dan memakan waktu apabila harus merias diri, tetapi ini akan menjadi batu loncatan atas kehidupan baruku," terang Julliane terlihat bijak.
Letta terkesan dengan sikap baru Julliane. Julliane yang penakut, pemalu dan suka cemas, sekarang menjadi penuh percaya diri, kuat dan mampu menatap masa depan.
"Baiklah." Letta menghancurkan topeng-topeng itu dengan kekuatannya.
Aku akan menjadi putri tercantik di kerajaan, akan kupastikan itu. Semua orang akan tergila-gila padaku. Rencana selanjutnya adalah...
Julliane mengambil koin emas memasukkannya ke dalam kantong. Ia membawa kantong itu keluar bersamanya.
Letta telah kembali alam roh untuk beristirahat. Ia akan muncul apabila dipanggil lagi. Memanfaatkan waktu untuk beristirahat adalah jalan hidupnya.
Julliane melangkah menuju istana utama. Para pelayan masih berbisik akibat pertunjukkan Julliane tadi. Dengan cepat Putri Terkutuk ini mendekati mereka. Mereka terperanjat lantas kembali melakukan pekerjaan yang ditinggalkan tanpa melihat wajah Julliane.
"Aku punya tugas untuk kalian," ucap Julliane memegang pundak mereka.
Keringat dingin membanjiri dahi mereka. Mereka telah lancang membicarakan majikan. Pasti mereka akan dihukum. Perlahan mereka melihat wajah Julliane. Tato yang tadi masih menghiasi wajahnya sekarang sudah menghilang. Kutukan majikan mereka berhasil dipatahkan.
"Apa yang harus kami lakukan, Tuan Putri," jawab mereka secara bersamaan.
"Sebarkan kalau kutukanku telah hilang karena telah berhasil memanggil roh. Sebarkanlah di istana, maupun saat kalian pergi keluar. Ini bayaran kalian." Julliane memberikan beberapa koin emas pada mereka.
Mereka mengangguk sambil menggenggam erat uang dari Julliane. "Akan kami laksanakan, terima kasih, Tuan Putri."
Julliane melanjutkan tindakannya ini. Ia meminta menyebarkan rumor tentang dirinya yang sudah terbebas dari kutukan pada setiap orang yang ditemuinya. Senyumnya mengembang karena mulai sekarang hidupnya akan berubah.
***
"Tuan Putri, Anda sudah ditunggu Raja, Ratu dan saudara-saudari Anda di ruang makan," kata seorang pelayan pada Julliane.
Sebuah perkembangan yang baik. Pasti rumor yang kusebarkan sudah mencapai ke telinga Raja. Sekarang kamu tidak perlu makan sendirian Julliane.
Julliane segera bangkit dari tempat duduknya. "Baiklah, aku akan ke sana."
Pelayan itu undur diri. Julliane tidak sabar melihat keluarganya. Kini Julliane telah sampai di ruang makan. Raja Leroy duduk di tengah-tengah meja makan. Ratu Ophelia duduk di samping kirinya. Sedangkan Ellaine duduk di sebelah Ratu. Edgar adik laki-laki Julliane berada di sebelah kanan Raja. Makan bersama yang diimpi-impikan Julliane telah terwujud. Julliane menempatkan diri di samping Ellaine.
Makanan mulai berdatangan. Bermacam-macam jenis makanan tertata rapi di meja makan. Ini pertama kalinya Julliane melihat makanan sebanyak ini. Hidup putri kerajaan sangat enak sekali.
"Aku senang mendengar kutukanmu sudah dipatahkan Julliane," ucap Raja sambil menyantap makanannya.
"Terima kasih, Ayah. Aku berhasil memanggil roh. Ini artinya Raja Roh mulai memaafkan keluarga kerajaan secara otomatis kutukanku telah hilang," jawab Julliane setengah berbohong.
"Baguslah, kalau begitu." Raja tersenyum ke arah putrinya.
Julliane balas tersenyum. Seluruh orang yang ada di sana terkejut melihat senyuman Julliane. Perubahan sifat Julliane sangat drastis. Kesuraman yang selalu terpancar dari tubuhnya berganti dengan keceriaan yang membuat mata silau. Mereka berpikir ini akibat kutukan yang terlepas. Ellaine terus melirik wajah kakaknya yang bersih dari tato.
Julliane tidak mengacuhkan pandangan keluarganya. Ia melahap makanan dengan cepat. Baru kali ini ia merasakan makanan yang seenak ini. Kualitas daging dan bahan makanan di sini sangat bagus.
"Akan diadakan debutante untukmu dalam seminggu, Ellaine," kata Leroy sambil menatap Ellaine.
Lirikan Elliane sudah mereda berganti dengan tatapan lembut pada ayahnya. "Baik, Ayah."
Debutante adalah awal cerita dari novel Bunga Istana. Aku harus mempersiapkan diri.
"Ini juga akan menjadi debutante milikmu juga Julliane," tambah Raja.
"Eh?" jawab Julliane kebingungan. Sejenak semua orang yang berada di ruangan itu menoleh ke arahnya. Salah satu tindakan tidak sopan mempertanyakan kembali perkataan Raja.
Julliane melanjutkan, "Baik, Ayah."
Sebenarnya pesta debutante Julliane seharusnya diadakan dua tahun yang lalu, tetapi karena adanya kutukan Leroy meniadakan pesta ini. Ini menandakan Leroy mulai peduli kepada Julliane lagi.
"Memang terlambat tetapi ada baiknya kamu bergaul dengan bangsawan lain," tegas Leroy.
Kedua sudut bibir Julliane terangkat. "Terima kasih atas kebaikan hati Anda, Ayahanda."
Ini kesempatan bagus. Aku akan mencari cinta sejati di debutante, lalu kembali ke duniaku.
***
Seorang lelaki duduk di meja kerjanya. Bekas luka miring dari dahi hingga pipi tertoreh di wajahnya. Pakaian mewah yang dikenakannya tidak bisa menutupi keburukan wajah lelaki itu.
Seekor burung merpati mengetuk jendela ruangan itu. Ada kertas yang terikat di kaki burung itu.
Kertas itu dilepas dan dibaca oleh lelaki itu. Ia menopang pipinya sambil tersenyum miring.
"Aku akan menemuimu, semoga kamu tidak lupa denganku dan luka ini, Julliane."
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 64 Episodes
Comments
Bzaa
ceritanya bagus🙏💪
2022-12-01
0
Flouie
hwaa penasaran!!
2022-10-09
1
Flouie
keren julliane :D
2022-10-09
1