Tak terasa tibalah debutante yang ditunggu-tunggu. Kekayaan keluarga kerajaan dikerahkan pada pesta kali ini. Aula istana dihias penuh kemegahan dengan cahaya dari lampu gemerlapan. Jamuan telah tertata rapi di meja. Tamu undangan berbincang-bincang tak sabar menunggu bintang debutante pada malam ini.
Julliane berdiri tegap penuh kepercayaan diri di depan pintu aula istana. Berada di kerumunan orang sudah menjadi kebiasaan Julliane di kehidupannya yang lalu, jadi pesta ini bukanlah masalah baginya. Gaun berwarna biru dengan pernak-pernik menonjolkan kecantikan Julliane.
Berbeda dengan kakaknya, kegugupan menyelimuti hati Ellaine yang merasa gugup. Semua mata akan tertuju padanya dan kakaknya. Ia tidak terbiasa dengan semua itu. Meski dengan raut muka yang seperti itu, wajahnya tetap cantik. Gaun berwarna merah muda dihiasi bunga-bunga membuat Ellaine terlihat menawan.
Julliane menggenggam tangan adiknya yang gemetaran. "Tenang saja, semua akan baik-baik saja." Kehangatan dari tangan Sang Kakak membuat hati Ellaine mulai tenang. Ia menatap kakaknya yang tersenyum cerah. Senyum itu menular pada dirinya. Tak ada tatapan rasa takut yang dia pancarkan seperti makan bersama.
Leroy dengan baju kerajaan dan jubahnya telah siap digandeng istrinya. Ophelia yang berdandan cantik dengan permata menghiasi telingan dan lehernya tampil penuh kebahagiaan karena putri-putrinya telah dewasa.
Edgar berada di belakang mereka sambil menunggu bintang utama pesta ini masuk. Ia tidak terlalu antusias, pesta merupakan hal yang menyesakkan baginya.
Julliane dan Ellaine masuk bersamaan. Semua mata tertuju pada mereka. Tamu-tamu saling berbisik membandingkan kecantikan antara putri pertama dan kedua. Tidak ada yang bisa memilih. Keduanya terlihat sangat cantik.
Wajah Julliane yang tegas dan penuh keceriaan memiliki daya tarik sendiri. Sedangkan aura kepolosan dan keanggunan Ellaine yang terpancarkan setiap melangkah membuat orang-orang terpesona.
Semua orang tertunduk begitu melihat Raja dan Ratu yang berjalan mengikuti putri-putri mereka. Edgar merasa tersingkirkan karena bukan tokoh utama, tetapi ia tidak peduli.
Raja berpidato singkat sebelum pesta dimulai. "Terima kasih sudah datang pada pesta debutante ini-"
Julliane tidak memerhatikan pidato dari ayahnya. Ia lebih tertarik pada keindahan yang ada di aula istana. Berkali-kali bayangan pesta berputar di benaknya tetapi tidak semegah dan semeriah ini. Jika bisa ia ingin mengabadikan momen ini dengan benda berbentuk kotak yang biasanya dibawa-bawanya ke mana pun saat kehidupannya yang lalu. Ini adalah momen yang tidak boleh terlewatkan.
Sayang sekali Julliane tidak bisa merasakan debutante selama hidupnya.
Dentingan gelas yang saling bersentuhan diiringi keriuhan dari tamu undangan menandakan pesta dimulai. Lamunan Julliane terbuyarkan dengan bangsawan berdansa dengan pasangannya masing-masing.
Banyak tawaran dansa yang ditujukan pada kakak beradik ini. Lelaki dengan pakaian tidak kalah mewah dari mereka mendekati Julliane. Kemilau rambut emasnya membuat Julliane menyipitkan matanya.
"Perkenalkan saya adalah Beckett Lortamort. Maukah Anda berdansa dengan saya, Putri Julliane?" Beckett mengulurkan tangan pada Julliane.
Salah satu kandidat tokoh utama sudah mendekatiku. Awal yang bagus.
Julliane melengkungkan bibirnya, menerima uluran tangan dari Beckett. "Tentu saja, Pangeran Beckett."
Mereka berdansa dengan serasi hingga membuat orang-orang iri. Beckett Lortamort, pangeran dari Kerajaan Lortamort yang menjadi pasangan Ellaine di akhir cerita. Banyak orang yang terpikat karena ketampanannya. Kebaikan hati yang diperlihatkannya pada Ellaine, membuat putri kedua menjatuhkan pilihan pada lelaki ini.
"Terima kasih, Putri Julliane." Beckett mencium tangan Jullaine. Ia segera mencari pasangan dansa yang lain yaitu Ellaine.
Tentu saja, daya tarik antar tokoh utama. Mungkin akan sulit membuatnya berjodoh denganku, tetapi tidak ada salahnya mencoba. Dia pria baik.
Ellaine menerima tawaran dansa dari Beckett. Mata Julliane yang semula memperhatikan mereka berubah haluan pada pria berambut hitam dan mata emas bertatapan tajam.
"Saya adalah Kyler Orsin. Perkenankan saya berdansa dengan Putri Julliane." Dia menyilangkan salah satu tangannya meminta kesempatan untuk berdansa dengan Putri Pertama.
Julliane mengizinkan Duke muda ini berdansa dengannya. "Dengan senang hati, Duke Orsin."
Pancaran aura Kyler yang menakutkan membuatnya dan Julliane dijauhi oleh orang-orang. Kyler terkenal kejam tetapi sangat berbakat. Ia memenangkan kompetisi pedang di Kerajaan Yuvinere. Salah satu tokoh favorit Julliane di masa lalu.
"Saya undur diri, Putri Julliane."
Begitu selesai, Kyler undur diri menghilang dari sekumpulan orang yang berdansa. Julliane berharap bertemu dengannya lagi. Tak lama ada tangan lain datang lagi. Lelaki berambut panjang berwarna cokelat, lengkap dengan kacamata membuat matanya terlihat menawan. Julliane bersedia berdansa dengannya.
"Terima kasih, Putri Julliane. Lioney Crowley tidak akan mengecewakan Anda."
Lioney menggenggam tangan Julliane yang mungil. Julliane terkesan dengan sifat lembut dari anak Count terkaya di Kerajaan. Senyumnya meluluhkan hati Julliane. Dansa dengan Lioney membuatnya tak sadar waktu. Meski enggan Julliane melepaskan tangan Lioney.
"Dansa yang sangat menyenangkan, Putri Julliane." Lioney menyungginkan bibirnya sambil berlalu.
Ketiga kandidat tokoh utama tertarik padaku. Tinggal mencari jodohku.
Banyak tangan yang tersodor di depan Julliane begitu Lioney pergi. Julliane mengamati mereka satu persatu sambil mengingat deskripsi tokoh yang sama dengan orang-orang antusias ini tetapi hasilnya nihil. Ia hanya mengingat ketiga kandidat tokoh utama. Kebingungan mulai menerpanya. Jika menerima semuanya pasti tubuhnya tidak mampu bertahan hingga pesta selesai.
Julliane memilih satu satu lelaki yang meyakinkan. Namun, tangannya terhenti karena pintu aula terbuka lebar hingga menimbulkan suara yang keras.
Brak...
Semua pandangan mengarah ke sana. Tatapan kejijikan dan permusuhan dilontarkan pada lelaki itu. Lelaki dengan luka di wajah, mata merah dengan sorotan tajam dan rambut perak yang memantulkan cahaya dari lampu. Ia mendekati Julliane. Sorakan ejekan dan hinaan terdengar di seluruh ruangan.
"Pergilah!"
"Kembalilah ke Kerajaanmu!"
"Tidak ada tempat untukmu di sini!"
Lelaki itu mengabaikannya tetap menuju tujuannya. Ia adalah Ian Constain, pangeran dari kerajaan Constain. Mantan tunangan Julliane saat berumur delapan tahun. Sebelumnya mereka bertunangan untuk memperkuat hubungan kedua kerajaan.
Julliane bergeming. Ellaine mendekati, menggoyang-goyangkan lengan Julliane, untuk menyadarkan sang kakak agar menjauh dari lelaki itu. Ia takut Ian melakukan sesuatu pada kakaknya.
Jarak di antara mantan pasangan tunangan ini semakin sempit. Ian berhenti tepat satu langkah di depan Julliane. Ia menatap mata hijau zamrud Julliane penuh dengan sorotan siap membunuhnya.
"Selamat atas debutante Anda sekalian, Putri Julliane dan Putri Ellaine." Ian menundukkan kepalanya sambil mengulurkan tangan ke depan.
Ia mendongak menatap tajam Julliane, orang yang telah membuatnya menerima bekas luka di wajah.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 64 Episodes
Comments
Bzaa
semangat otor 😘
2022-12-01
0
Elwi Chloe
like dan favorit
mampir ya
2022-04-13
1
Lee
Udah difavorit kak..
nyicil dlu ya..
main jg ke karyaq..
mksih
2022-03-30
1