Bandara

Hari-hari Shara lalui bersama dengan Gerald, Garry, dan kehidupan barunya.

Gerald juga memperkenalkan Shara kepada teman-temannya, terutama Jho dan Ethan yang akan dengan suka rela meluangkan waktunya untuk membantu memainkan drama.

Strategi apik, sudah mereka atur sedemikian rupa, demi membantu Shara kembali mendapatkan suaminya sekaligus memberi satu persatu pelajaran kepada orang-orang yang telah mendzolimi dirinya.

Ini bukan kisah di mana yang tertindas tak bisa melawan, Gerald terus mencuci otak Shara agar mampu melawan dunia.

...🖋️••••••••••••🖋️...

'Ethan Erland Jackson', yah, pemuda siluman yang tak jelas status keperjakaan nya ini adalah anak bungsu 'Dylan Jackson', abang tiri Gerald.

Dia berjalan gontai memasuki sebuah ruangan formal milik teman sekaligus musuh bebuyutan nya "Juhie, calon istri ku!" Goda nya menyengir.

Terlihat di kursi kebesaran Juhie menatap laptop tak mengindahkan keberadaan dirinya.

Selalu saja hawa dingin mencekam yang Ethan rasakan ketika berdekatan dengan CEO muda nan cantik itu.

Ethan duduk pada kursi yang menghadap ke arah Juhie "Ada aku di sini Juhie!" Ujarnya dengan bibir yang di gigit bawahnya.

Juhie beralih pada Ethan "Kenapa? Mau mengemis lagi?" Tanyanya mencemooh. Perempuan ini memang sedikit congkak.

"Kapan aku mengemis padamu? Kamu sendiri yang menawarkan semua fasilitas padaku, kenapa sekarang kamu yang mengejek ku?" Sanggah Ethan.

Juhie memutar bola mata "Katakan ada perlu apa, aku masih sibuk, katakan dan segera pergi dari sini! Kerjakan saja lukisan-lukisan yang ku pesan, klien-klien ku sudah lama menunggu!" Ketus nya.

Ethan memang sudah menjadi salah satu pekerjanya. Interior di properti milik keluarga Juhie telah memakai jasanya.

"Baiklah, dengar baik-baik!" Kata Ethan, wanita itu menutup laptop miliknya dan berusaha mendengar penyampaian Ethan.

Ethan mencondongkan wajahnya agar kedekatan mereka lebih intens "Zif Prabaswara, kamu kenal dia kan?" Tanyanya tanpa basa-basi.

Juhie mengangguk mengiyakan "Kenapa memang nya?" Tanya balik nya.

"Kamu dengar berita pernikahan dia?" Tanya Ethan lagi.

Juhie berkerut kening "Astaga, I-then, kamu kesini cuma mau ngerumpi? Aku bukan wanita yang seperti itu, pekerjaan aku banyak, jangan buang waktu mahal ku dengan membicarakan orang lain!" Katanya.

Ethan memutar bola mata malas "Ayolah gadis kutub ini!" Umpatnya "Come on, aku memang sedang mencari informasi tentang dia, ada hal yang harus aku ketahui, katakan saja kamu mendengar pernikahan dia atau tidak? Zif Prabaswara, tinggal di apartemen yang sama dengan ku bukan?" Tambahnya.

Juhie menghela "Iya, enam bulan lalu, aku di undang ke acaranya, tapi aku tidak datang, aku sibuk saat itu, makanya aku langsung datang ke apartemen nya setelah dia pulang dari Bali." Jelasnya.

"Lalu?"

"Lalu apa lagi? Ya aku bertemu istrinya, tapi, aku rasa ada kesalahan di cetakan undangan pernikahan nya," Sambung Juhie.

"Oya?" Ethan memasang baik-baik kedua telinganya demi mendengar ucapan gadis dingin ini.

"Iya, di undangan pernikahan nya, nama mempelai wanita nya Shara, tapi saat aku ke apartemen nya, nama istrinya Indar. Ini kesalahan yang fatal, astaga, ceroboh sekali percetakan undangan nya!" Rutuk Juhie.

"That's the point!" Sela Ethan merasa mendapatkan pencerahan, rupanya tidak sia-sia dia mendatangi gadis kutub ini "Kamu masih ada tidak undangan nya? Kirim padaku!" Titahnya.

"Untuk apa?"

Ethan mendengus "Ini menyangkut kesejahteraan masyarakat, turuti saja, kamu mengenal ku kan? Biar pun aku jahat, bandel, pemabuk, dan punya anak di luar nikah tapi aku tidak pernah merugikan atau mencelakakan orang kan? Ada alasan aku melakukan ini, yang pasti demi kebaikan bersama!" Sanggah Ethan yang sok bijak berkiprah.

Juhie memutar bola matanya, sekali lagi Ethan berhasil membuatnya luluh, dia membuka salah satu laci nakas dan mengambil tumpukan kartu undangan yang sudah memenuhi kotaknya.

"Ini, ambillah di sini, kamu cari sendiri, berkas enam bulan yang lalu, pasti sudah tertumpuk dengan undangan yang lainnya, aku malas mencarinya!" Ujar Juhie.

Mendengar itu Ethan menyengir kemudian memboyong kertas undangan yang tertumpuk sangat banyak di laci nakas milik Juhie, dia teliti satu persatu amplop- amplop itu, berharap menemukan barang yang bisa di manfaatkan untuk melancarkan aksi Cantik.

...🖋️••••••••••••🖋️...

Sementara di tempat lain, Shara telah siap dengan pakaian kasual nya, celana jeans panjang yang di padukan dengan blouse putih berbahan lace berlubang besar hingga kaos top hitam dalam nya tampak tercetak dari luar.

Sepatu heels, kacamata hitam, rambut bergelombang yang terurai, sapuan make up tipis yang membuatnya terkesan elegan.

Sebuah koper Shara tarik di sebelah tangannya, hari ini Shara berada di tengah-tengah bangunan luas padat manusia yaitu bandara.

Satu Minggu yang lalu Gerald mendengar informasi dari Jho, tentang kepulangan Zif dari luar kota yang akan di lakukan hari ini dan detik ini.

Jangan di tanya dari mana Jho tahu, tentu saja Jho dengan mudah tahu, hanya dengan meretas aktifitas rencana penerbangan Zif di aplikasi travel.

📞 "Siap-siap Cantik, kelinci utama sudah memasuki area ranjau pertama!" Kode yang Shara dengar dari earphone di telinganya.

Baru saja Gerald memberikan aba-aba peringatan padanya "Ok, Cantik tunggu!" Sahut Shara.

Shara masuk melalui exit gate (pintu keluar) dia sempat mengatakan kepada petugas bahwa ada salah satu kopernya yang tertinggal dan hendak mengambilnya di conveyor belt (bagasi penumpang).

Shara masuk melawan arus penumpang dan menuju conveyor belt. Petugas percaya sebab penampilan Shara terlihat seperti penumpang kelas elit, bukan penipu.

Saat ini Shara berdiri tepat di depan conveyor belt sembari menoleh ke kanan dan kiri memastikan tidak ada yang melihat aksinya.

📞 "Cantik, siap-siap masukkan koper mu tepat di sebelah koper hitam ke lima dari, ...." Shara mendengar baik-baik aba-aba dari Jho yang memandunya dengan meretas CCTV bandara.

Yang Jho bicarakan adalah koper milik Zif yang akan di jadikan alat pendekatan. Jho berada di kantor pusat Jack group tapi dengan kamera pengintai Jho bisa memandu pergerakan Shara.

📞 "YUp! SEKARANG!" Teriak Jho.

"Satu, ... Dua, ... Tiga, ... Empat, ..." Shara menghitung koper-koper yang melewati tubuhnya. Kerlingan siaga dia usung dengan waspada.

Brugh!

Dia tukar koper hitam itu secara cepat dan membawanya pergi begitu saja "Yes! Berhasil!" Gumamnya menyeringai. Shara berjalan cepat keluar dari lingkup tersebut dengan membawa koper milik suaminya.

Astaga... permainan macam apa ini..?

📞 "Yes! Hati-hati Cantik, Bang Jho tolong hapus rekaman CCTV nya!" Titah Gerald. CCTV itu sudah tidak di butuhkan lagi maka harus segera di musnahkan sebelum terciduk hacker media.

📞 "Ok, laksanakan!" Sambung Jho.

Shara berdiri tepat di depan pintu keluar. Selang beberapa menit Shara mendengar suara dari earphone nya kembali.

📞 "Kamu siap-siap lagi Cantik, kelinci utama sudah memasuki area ranjau ke dua!" Gerald memberikan kode aba-aba kembali.

"Gimana kalo Zif tahu, kalian panggil dia kelinci? Suamiku yang malang!" Sambung Shara pelan.

📞 "Halah, ...." Gerald terdengar kesal.

Shara mencoba melihat bayangan Zif dari kacamata hitam miliknya, rupanya Zif berjalan gagah menuju dirinya sembari menenteng satu koper yang sama persis dengan miliknya.

"Ok, pasang raut terkejut Cantik!" Shara menyibak rambut ke belakang dengan kedua tangannya seraya menghela "Huuff! Bersiap, bersiap Shara!" Gumamnya mantap.

Shara menyematkan kacamata hitamnya kembali lalu membalikkan badan dan berjalan ke arah Zif dengan gurat tak berdosa "Tuan, permisi Tuan!" Panggil nya.

Zif berkerut kening menatap Shara lalu terperangah ketika Shara membuka kacamata hitam tepat di hadapannya "Ini bukanya, ..." Dalam batin Zif mengingat-ingat kembali wajah cantik itu.

"Emm, Tuan, maaf, sepertinya koper kita tertukar!" Kata Shara berkilah. Bukan sepertinya tapi itu memang bagian dari drama yang sengaja di buat khusus untuk menjerat kembali Zif Prabaswara.

Zif menatap Shara dari atas hingga bawah, lekuk tubuh Shara, suara Shara, wangi Shara benar-benar mirip dengan bentuk indah isterinya. Sekali lagi Zif di buat tergagu menatap rindu gadis itu.

"Tuan!" Shara menjentikkan jarinya dan Zif mengerjap mata spontan "Hai, Tuan! Sepertinya koper kita tertukar, apa Tuan mendengar ku?" Tambahnya.

"Jadi seperti ini kamu di belakang ku Zif? Menatap perempuan cantik seperti ingin menerkam mangsanya! Dasar buaya!" Batin Shara mengumpat sementara bibirnya tersenyum lebar.

Zif memandang kedua koper hitam itu secara bergantian, rupanya benar koper yang di tangannya bukan lah miliknya, justru yang di tangan Shara adalah miliknya.

"Oh, iya, maaf, aku kurang fokus karena lelah, perjalanan dari luar kota lumayan melelahkan!" Zif tersenyum kecil dan itu terlihat sangat tampan bagi Shara.

"Astaga, jangan sampai kamu tergoda Shara! Dia pengkhianat, kamu masuk ke dalam hidup Zif, hanya untuk merebutnya dari Indar! Bukan bernostalgia dengan ketampanan nya! Ingat saat dia meninggalkan mu sendiri terkatung di rumah sakit! Ingat Shara, jangan luluh!" Batin Shara mencoba kuat.

...🖋️••••••••••••🖋️...

...Bersambung Dukung author dengan Like vote komen dan hadiah nya 😘...

Terpopuler

Comments

Nanik Kusno

Nanik Kusno

Shara....fokus ke tujuan utama... jangan teralihkan ke hal yang tidak penting...😏😏😏😏

2025-02-17

0

Yuyu sri Rahayu

Yuyu sri Rahayu

jgn tergoda shara sama ketampanan suami selingkuhmu itu

2025-01-15

0

yeni NurFitriah

yeni NurFitriah

Awas aja Shara kamu tergoda,kan niat nya mau bls dendam..

2025-01-11

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!