Gerald menyentuh pundak Shara secara tiba-tiba, hingga membuyar semua lamunan gadis cantik ini. Shara menoleh dan lagi-lagi air mata kesakitan terlihat menghiasi pipi mulus gadis ini.
“Ck!” Decak Gerald “Kenapa sih hmm? Kenapa kamu masih menangis, apa lagi ini? Mana janjimu yang katanya mau kuat? Sudah ku ajari cara tabah mengarungi cobaan hidup. Ternyata masih selemah ini kamu!” Sungut Gerald menyalahkan. Sia-sia saja pelajaran nakal yang Gerald turunkan padanya.
Sejatinya Gerald tak tahu, baru saja Shara mendapati kenyataan pahit yang dia dengar dari percekcokan suaminya dengan sang pelakor.
Melihat tangisan Shara menjadi hal yang sama sekali tidak dia inginkan. Bukan hanya bentuk wajah saja yang berubah, Gerald juga ingin Shara merubah ekspresi, mimik muka nya.
Hilangkan sendu itu, beralih dari keterpurukan, mencari tahu siapa yang telah membuat dia terdepak dari kehidupan Zif, beranjak tegar lah yang seharusnya dilakukan, bukan malah terus menerus meratapi nasib malangnya.
Dulu janjinya apa? Shara ingin membalas dendam, tapi baru melihat kemesraan Zif bersama Indar saja sudah menciut hatinya.
Berwajah jutek Gerald membuka pintu mobil miliknya lalu menyuruh Shara masuk ke dalam sana “Masuk, kita pulang!” Ajaknya.
Berderai air mata Shara menurut, segera Gerald menutup pintu lalu berjalan memutari mobil memasuki pintu bagian kemudi.
Satu mobil lainnya mengikuti, itu adalah mobil milik para bodyguard Gerald yaitu orang-orang kiriman ayahnya. Garry sengaja mengutus orang-orang itu, sekedar ingin memastikan pertemuan putranya bersama putri temannya tidak gagal.
Di sepanjang perjalanan, Shara terus menerus mengambil tisu kering yang teronggok di atap mobil.
Gerald hanya sesekali melirik tanpa mengatakan sepatah katapun padanya, mungkin untuk kali ini, Gerald membiarkan Shara melampiaskan kemarahannya pada tisu-tisu yang saat ini berserakan memenuhi lantai mobil.
“Bisa-bisanya kau bersikap seperti tidak pernah terjadi apa pun padaku Zif!” Ucap Shara.
Gerald terkikik kecil kala Shara menyemburkan ingus dengan bunyi yang sangat nyaring “Aku akan membuat hubungan kalian renggang Zif! Aku akan masuk kembali ke dalam kehidupan mu!” Teriaknya lagi dengan sorot siasat nya.
“Astaga, Shara, Shara!” Ujar Gerald pelan.
Shara menoleh tajam “Bukan Shara, jangan panggil aku Shara, aku Cantik, panggil aku Cantik!” Berang nya.
“Hah? Cantik?” Gerald melirik sekilas menghiraukan gadis itu, sepertinya dia serius.
“Iya, mulai sekarang, aku bukan Shara yang dulu lagi, aku Cantik,” Shara memukuli lengan kekar pemuda tampan itu melampiaskan amarahnya pada Gerald “Aku Cantik, jangan ada Shara di antara kita!” Teriaknya histeris, bahkan tangisnya pecah kala itu juga.
Gerald terkikik lagi ketika mendengar racauan Shara yang lucu menurutnya “Kayak lirik lagu!” Celetuknya.
“Hiks hiks, hmm? Iya juga!” Shara melongo menatap Gerald sembari memikirkan ucapan Gerald barusan “Itu lagunya Dewi Yul.” Ucapnya.
Gerald tertawa renyah “Astaga, gadis gila ini.” Gumamnya. Bahkan dalam kondisi menangis pun Shara masih sempat-sempatnya memikirkan lagu legendaris penyanyi kawakan.
“Kenapa tertawa hah? Aku lagi sedih Gerald, kamu malah ketawa gak jelas, kamu suka hah, kamu bahagia aku di sakiti?” Berang Shara kembali memukul secara beruntun pangkal lengan Gerald.
“Shara, hei, oh, maksud ku Cantik, ini bahaya, ini jalan raya!” Tutur Gerald seraya menepis.
Sebelah tangan Gerald mencecar pergelangan tangan Shara yang sulit sekali dia raih, dan setelah berhasil pada akhirnya gadis itu tersungkur ke belahan dada bidangnya Brugh!
Shara merasai suara detak jantung Gerald yang tiba-tiba terdengar di telinga nya.
Kkiiiikkk!!
Oleh karena kehilangan keseimbangan Gerald membanting setir secara mendadak, untung saja jalanan sudah sepi, setidaknya tidak ada yang menabrak mobilnya dari belakang.
“Aww, sakit!” Keluh Shara. Secara bersamaan Shara dan Gerald ter_jedot pada setir mobil.
Gerald beranjak, lalu menilik dan mengusap lembut bagian kening Shara yang terpentok setir “Kamu gak papa kan?” Tanyanya khawatir.
Tatapan mereka saling bertemu dan lagi-lagi Gerald merasakan hal yang tidak biasa terjadi padanya.
“Gak papa!” Shara menyandarkan punggung pada penopang kursinya lalu mengalihkan pandangan ke arah jendela “Lanjut jalan!” Katanya.
Shara sengaja menghindari tatapan mata Gerald yang terkesan menginginkannya, Shara tahu, meskipun tidak sampai mabuk benar, saat ini Gerald masih dalam pengaruh koktail. Jika di teruskan bercandaan ini, semua hal bisa saja terjadi pada mereka.
“Kamu kenapa hmm?” Tanya Gerald meraih tangan mulus wanita itu.
“Tidak apa-apa, aku Cuma tidak mau menjadi korban mu, playboy cap kelinci!” Sahut Shara seraya menepis.
Gerald memutar bola mata “Hastaga, percaya diri sekali rupanya kamu! Kamu tenang saja, aku tidak mungkin menyukaimu, aku sudah punya kekasih, aku begini karena menganggap mu adik saja!” Jelasnya.
“Hmm!” Sahut Shara datar. Sebisa mungkin untuk bersikap biasa saja sebab memang tak ada perasaan yang luar biasa.
Kembali Gerald mengalihkan pandangan ke arah depan kemudian menyalakan mesin mobil dan melajukannya. Setidaknya sekarang Gerald lega, setelah Shara mampu menghentikan tangis pilu nya.
...🖋️••••••••••••🖋️...
Waktu pun berlalu begitu saja hingga sang hari mulai berganti tanpa disadari, jam telah menunjukkan pukul tiga dini hari, di balik selimut tebal berwarna hitam Shara ternganga memandangi langit-langit kamar.
Semalaman Shara terjaga hingga tak terasa pagi mulai bersiap diri menyambut embusan napasnya. Sampai detik ini Shara masih enggan memejamkan mata. Opak putih sang netra telah berubah menjadi kemerahan.
Dia memutarkan otak, mencari cara bagaimana mendekati kembali Zif Prabaswara sebagai Cantik. Tekadnya sudah bulat, Shara akan menggunakan nama Cantik saat kembali pada suaminya dan membalas ketidak adilan yang sudah dia terima.
Bagaimana bisa Zif menghamili wanita lain, sedang istri syah nya di biarkan menghilang tanpa jejak. Bahkan sampai hari ini tak ada media yang memuat berita hilangnya Shara seolah-olah tak ada warga Indonesia bernama Shara.
Saking asyiknya melamun, tenggorokan Shara sampai dehidrasi, Shara melirik ke arah nakas dan tak sedikitpun menemukan air minum.
Shara mendengus tapi tetap saja beranjak dari posisinya untuk mengambil air putih di area dapur bersih rumah tersebut. Buat apa ber_haus- haus ria jika hati tersakiti setidaknya fisik tak dia biarkan nyeri, dia masih memerlukan tenaga untuk melawan kehidupan dunia fana.
Shara keluar dari kamar menuruni anak tangga. Ketika langkahnya melewati salah satu kamar di lantai bawah. Sayup-sayup terdengar suara laki-laki dari balik pintu kamar milik Gerald.
Shara yang penasaran berjalan mendekat dan mengintip dari sedikit celah pintu yang terbuka, mungkin Gerald lupa menutup atau memang sengaja membukanya.
“Iya, Zif, Zif Prabaswara, dia anak Tante Mei, kamu cari tahu di mana dia tinggal saat ini? Karena terakhir, alamat yang Cantik berikan padaku sudah rejected!” Gerald duduk membelakangi pintu menghadapi laptop.
Shara mendengar kata demi kata yang Gerald uraikan, rupanya laki-laki itu sedang membahas suaminya.
📞 “Apartemen, dia tinggal di apartemen, semenjak berita pernikahannya di Bali dia pulang ke Jakarta dan tinggal di sana!” Suara yang terdengar dari layar laptopnya. Ada dua panggilan video yang di konferensi. Shara tak paham siapa yang Gerald ajak bicara.
“Kalau begitu, kirim alamatnya padaku Bang Jho, kali ini aku minta bantuan mu, tidak ada hacker se_handal dirimu, aku yakin Bang Jho bisa dengan mudah mencari informasi tentang suami Cantik!” Ucap Gerald merayu.
📞 “Tidak sulit, karena dia tinggal di apartemen yang sama dengan Juhie!” Jawab lelaki itu.
“Apartemen?” Sambung Gerald berkerut kening.
📞 “What, apartemen Juhie? Berarti dekat dengan tempat tinggal gue dong? Apartemen Juhie sekarang gue yang tempati!” Celetuk satu pria lainnya.
“Benar juga, Juhie mungkin kenal dengan Zif, mereka sama-sama penguasa perusahaan, kamu coba cari tahu lewat dia!” Titah Gerald.
Anggukan kepala tampak di layar laptop.
“Oya, kalian ingat, ini rahasia, jangan sampai cerita yang barusan kalian dengar bocor ke telinga lainnya, tolong kalian juga bantu mencari informasi Zif dan Indar sebanyak-banyaknya.” Pesan Gerald menimpali.
📞 “Ok, kalo gitu sekarang gue mau tidur Om, besok gue kabari lagi!” Pamit satu pemuda itu tampak mengantuk.
📞 “Iya sama aku juga sudah mengantuk Tuan muda! Besok Bos CEO pasti mencari ku! Bye!” Sambung pria lainnya.
Gerald mengangguk “Istirahat lah kalian, aku juga mengantuk!” Setelah memutuskan panggilan. Gerald menutup laptop miliknya kemudian menghempas tubuh pada tempat empuknya seraya menguap dan merentangkan tangan.
Tanpa membutuhkan waktu yang lama, Gerald memasuki alam mimpi
Sementara di ambang pintu, Shara mulai menyelonong masuk dan berjalan ke arah Gerald, ia menarik selimut dan menenggelamkan tubuh Gerald dengan kain tebal berwarna hitam itu.
Di pandanginya wajah tampan Gerald sembari mengulas senyum tipis “Terimakasih atas kepedulian mu padaku. Semoga kebaikan selalu menyertai mu, Abang!” Shara merasa mendapat perlindungan dari seorang kakak.
...🖋️••••••••••••🖋️...
...Bersambung... Dukung author dengan Like vote komen dan hadiah nya 😘 Insya Allah Satu atau dua bab lagi deh... Boleh minta semangatnya lewat komentar kalian....
.
.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 74 Episodes
Comments
Hafsah Hafas
gila kalau mau balikan sama suami yang sudah membuang mu mending sama abang yakin bang gerand
2025-02-09
0
Nanik Kusno
Kalau benar ingin masuk ke dalam hidup Zif....buat hidupnya menderita...
2025-02-16
0
Yuyu sri Rahayu
yach abang ketemu gede itumah/Facepalm//Facepalm//Facepalm//Facepalm/
2025-01-15
0