Termangu

Masih di tempat dugem remix berhiaskan lampu temaram, Zif berjalan sembari membersihkan kemeja slim fit miliknya, beberapa saat yang lalu seseorang tak sengaja menumpahkan minuman dan mengenai bajunya.

Zif tergesa-gesa menuju toilet dan suara seorang gadis bertubuh seksi terngiang begitu impresif.

Suara merdu yang selama dua tahun menemani hari-hari nya barusan terdengar kembali di telinga nya, suara yang tidak dia dengar lagi selama enam bulan terakhir.

Zif menoleh pada gadis bergaun hitam dan bertubuh seksi itu, yah, gadis berpawakan sintal yang sangat ia kenal, surai panjang bergelombang perempuan itu membuat jantung Zif berdebar kencang seketika itu juga "Sayang!" Celetuknya spontan.

"Maaf, yah, aku tidak sengaja!" Kata maaf perempuan itu benar-benar mirip dengan suara isterinya.

"Sayang!" Tak perlu waktu lama, Zif mengejar wanita yang belum sekalipun dia lihat wajahnya.

Dari belakang, Zif yakin benar bahwa gadis seksi yang dia ikuti adalah isterinya, istri yang enam bulan lalu dia tinggalkan sendiri tanpa belas kasih "Apa benar dia Shara? Kenapa tubuhnya, suaranya mirip sekali!" Gumamnya lagi. Ada harapan yang tiba-tiba muncul.

Zif terus mengikuti kemana langkah kaki gadis itu, menyelusup masuk ke dalam barisan para pemabuk yang berjoget asyik di bawah sorot lampu warna-warni ballroom diskotek.

Zif berkerut kening saat wanita itu berhenti di salah satu kursi VVIP milik kelas orang-orang elit, apakah mungkin isteri yang dia tinggal dalam keadaan buruk rupa bisa di bawa oleh laki-laki pemilik kartu kredit ekslusif?

Cantik? Rupanya seseorang memanggil perempuan itu dengan sebutan Cantik? Jadi bukan Shara kah? Zif bertanya-tanya dalam pergulatan batinnya.

"Aaahhh!" Zif reflek menangkap sosok indah gadis itu saat seorang wanita dengan sengaja menabrak tubuh si Cantik, kedua mata mereka saling bertemu.

Zif terpaku, merasai wangi rambut, aroma wajah, juga parfum yang melekat pada tubuh wanita itu yang benar-benar mirip dengan Shara isterinya.

Gadis itu melotot seperti terkesiap menatap wajahnya, Zif bahkan bisa merasakan debaran jantung wanita cantik itu yang di rasa sangat aneh.

Bukankah debar itu hanya terjadi pada seseorang yang mencintai saja? Zif beharap dia adalah isterinya. Sayangnya tidak, wajah cantik gadis itu benar-benar berbeda, tak sama sekali mirip dengan wajah isterinya. Tatapan yang tadinya tajam kini meredup sedikit kecewa dengan ekspektasi nya.

"Zif, ..." Suara wanita membuyarkan lamunan keduanya. Zif menoleh ke arah si penyeru sebelum kemudian ia menjauh dari tubuh Cantik.

"Maaf, ... Sudah lancang menyentuh mu, aku hanya mencoba menolong mu!" Kata Zif tersenyum tipis dan Cantik hanya diam saja termangu memandangi wajah nya.

"Zif, kamu di sini? Aku tunggu kamu loh di meja dari tadi! Kamu bilang mau ke toilet? Tapi malah di sini sama cewek lain!" Perempuan cantik berwajah bengis itu bertanya bahkan terkesan mengintrogasi. Yah, siapa lagi jika bukan Indar?

Zif menoleh pada Indar "Iya, aku tadi, ..." Zif pada akhirnya kembali menoleh ke arah wanita yang dia kenal sebagai Cantik "Kenapa aku merasa sangat mengenal kelembutan kulitnya?" Batinnya.

"Kamu liatin apa sih, Zif?" Indar kesal dengan tatapan lain Zif pada perempuan itu, dahulu tatapan ini hanya Zif tujukan pada Shara saja sekarang mulai tertuju kepada wanita lainnya.

"Kita kembali ke meja, biar aku bantu bersihin kemeja kamu pake tisu basah!" Ajak Indar seraya menarik tangan Zif, posesif.

...🖋️••••••••••••🖋️...

Dari tempat nya, Shara bergeming menatap berlalunya punggung bidang suaminya yang pergi bersama wanita lain. Rasa sakit yang belum terobati seakan meradang kembali, membengkak dan tak mampu dia tepis.

Tergenang air kecil di balik pelupuk mata "Zif, jadi kamu ke sini bersenang-senang dengan Indar? Sementara aku kamu lupakan begitu saja?" Gumamnya pilu.

Gerald memutar bola mata malas "Hastaga Shara, kamu bilang mau kuat, apa tenaga dalam yang aku transfer padamu selama ini masih kurang hah? Biarkan dulu saja mereka." Tuturnya.

"Sudah, kamu duduk!" Sentuhan lembut menarik tangan Shara untuk kemudian di dudukan pada sofa empuk.

Shara terdiam menatap lawa Zif yang terlihat mesra dengan Indar di sofa VVIP nya sendiri.

Gerald mengikuti arah pandangan Shara, dia tahu sekali bagaimana perasaan Shara, istri mana yang tidak sakit melihat suaminya bermesraan dengan wanita lain?

"Kamu minum dulu?" Gerald memberikan satu jus jeruk padanya sekedar untuk memberikan kesejukan pada hati yang terbakar api cemburu.

"Aku gak mau Gerald!" Tolak Shara menggeleng, Gerald di buat iba melihat raut sendu gadis itu "Ayolah, kamu harus kuat, ini memang tidak mudah, tapi kamu pasti bisa, ada aku di sini yang akan terus mendukung mu untuk merebut kembali hak mu, tenang saja!" Bujuknya.

Shara memukul dada bidang pria itu "Lagian kenapa kamu panggil aku Cantik? Zif jadi tidak mengenali aku kan?" Protesnya sepolos itu.

"Maaf, tadinya aku cuma mau bersandiwara di depan Rasya saja! Bukan maksudku membuatmu asing dari suamimu!" Sanggah Gerald. Ada sesal yang Shara tangkap dari gurat pemuda tampan itu.

"Ya sudah, kita pulang saja, aku tidak mau terus menatap kemesraan mereka!" Pinta Shara mencebik kan bibirnya.

Dahulu saja saat Shara masih berwajah buruk, Gerald tak tahan mendengar rengekan Shara apa lagi sekarang, kecantikan Shara membuatnya lebih menyayangi gadis itu "Ok, kita pulang!" Ajaknya.

Gerald menoleh pada Jho dan Ethan yang masih terpaku menikmati kecantikan hakiki milik Shara "I-then, Bang Jho, gue pulang dulu, Cantik harus istirahat!" Pamitnya.

Keduanya mengangguk "Oh, iya, hati-hati!" Jawab mereka kompak. Pertanyaan yang ingin mereka lontarkan biarlah sementara waktu ini terpendam dalam hati.

Gerald beranjak dari duduknya kemudian berjalan menarik tangan Shara keluar dari klab malam elit tersebut.

Setibanya di parkiran basemen Gerald merogoh seluruh saku celananya, rupanya kunci mobilnya tak dapat ia temukan di manapun.

"Kunci ku? Kemana?" Gerald menoleh pada Shara "Kamu liat kunci ku tidak?" Tanyanya.

Shara menggeleng "Kamu tarok mana memangnya?" Jawabnya.

"Sepertinya tertinggal di meja, aku harus balik lagi, kamu tunggu di sini saja!" Titah Gerald.

Shara mengangguk setuju "Baiklah!"

Satu pengawal Gerald utus untuk menjaga Shara, entah kenapa Gerald selalu bertindak posesif, padahal jika di pikir lagi, siapa Shara? Kenapa terkesan penting sekali baginya?

Sembari menunggu, Shara menyandarkan tubuhnya pada pintu mobil milik Gerald tak lama dari itu, lamat-lamat terdengar percekcokan sepasang kekasih yang suaranya tak asing di telinganya.

Shara menoleh dan mendapati Zif berjalan cepat menuju sebuah mobil berwarna hitam mengkilap. Indar juga mengekori pria tampan itu "Zif, tunggu, tunggu Zif, kamu ini kenapa sih?" Tanya Indar berang.

Zif menoleh pada Indar mereka saling berhadap-hadapan "Kamu yang kenapa? Selalu saja marah, posesif, berlebihan, aku bosan mendengar tudingan mu!" Ketusnya.

Shara menyimak setiap kata-kata yang berderai dari bibir keduanya, ini lah salah satu keuntungan Shara ketika Zif tak lagi mengenalinya, Shara menjadi lebih bebas menguping tanpa perlu bersembunyi.

"Aku begini karena sayang padamu, aku begini karena sangat mencintai mu! Wajar lah aku cemburu! Kamu calon suami sekaligus ayah dari anak yang aku kandung, Zif! Kamu lupa aku sedang hamil anak mu?" Berang Indar.

Degub.....

Sepertinya proyektil di dasar hati Shara baru saja meledak hingga hancur berkeping-keping isi dalamnya "Anak? Hamil?" Dunia seolah hening, Shara meneteskan buliran bening yang entah sejak kapan berkumpul di balik pelupuk matanya "Zif, jadi benar dugaan ku, kau benar-benar selingkuh dariku?" Lirihnya.

"Diam kata ku! Ini tempat umum, kau tahu kan aku terkenal Indar! Jangan asal bicara! Mereka tahu nya kamu istri ku, jadi jangan terus menerus menyebut, aku calon suamimu, mengerti!" Zif terlihat marah sembari menarik tangan Indar dan memasukkannya ke dalam mobil.

Shara berpaling ke arah lain saat Zif tak sengaja menoleh padanya. Kemudian menatap Zif kembali ketika Zif memasuki mobil hitam mengkilap itu.

Shara termangu memandangi mobil mewah suaminya berlalu meninggalkan dirinya begitu saja. Mungkin benar kata Mark Twain "Jangan jadikan seseorang sebagai prioritas utamamu sementara kamu hanya menjadi pilihannya saja."

...🖋️••••••••••••🖋️...

...Bersambung Dukung author dengan Like vote komen dan hadiah nya 😘...

Terpopuler

Comments

Qaisaa Nazarudin

Qaisaa Nazarudin

Wkwkwkwk Udah berubah CANTIK aja di panggil SAYANG,, Saat dia berwajah BURUK kemana aja kamu...😡😡😡

2023-12-07

2

Athallah Linggar

Athallah Linggar

buka matamu shara,dh kamu liat kan. Skrng buka hatimu,mn yg hrs kamu prioritaskan,drimu apa laki2 yg bstatus suami to rak pernah mengaggap kamu ada?

2023-06-08

1

As As

As As

gak perlu di rebut kembali zif nya saraa, biarkan saja dia sama wanita ular, lgian kamu harus nya buka hati buat orang baik yang ada di depan mu, jngn menoleh ke belakang, yg hanya mmbuat mu terkurung dalam sangkar penderitaan,.

2023-06-04

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!