Gerald membaringkan tubuh Shara di atas ranjang berukuran king. Kemudian meraih handuk kimono putih dan melemparkannya pada Shara "Keringkan tubuhmu, kau tunggu di sini!" Baru saja Gerald melengos namun kembali menoleh dan berkata sekali lagi "Awas, jangan mencoba mengakhiri hidup mu lagi! Atau, ..." Ancamnya.
"Atau apa? Kamu mau membunuh ku? Memang itu tujuan ku! Bunuh saja aku!"
"Shut up!" Bentak Gerald melotot. Perempuan gila ini benar-benar sudah bosan hidup rupanya "Tunggu di sini, dan jangan macam-macam mengerti!" Berang nya.
Shara menekuk lutut lalu mengangguk "I-iya." Ternyata bentakan Gerald masih mampu menakuti dirinya
"Ingat, saat aku datang ke sini lagi, kau sudah harus membuka semua pakaian basah mu, keringkan tubuh dan rambut mu dengan handuk itu." Gerald melanjutkan langkah setelah melihat anggukan kepala sang gadis malang.
Gerald keluar dari kamar, di luar mantan kekasihnya menatap tajam dirinya "Siapa dia Gerald?" Perempuan itu menunjuk ke arah pintu yang barusan Gerald tutup.
"Siapa wanita itu? Apa karena dia kamu memutuskan ku?" Sudut Erie.
"Bukan siapa-siapa, dan bukan urusan mu, sekarang berikan aku pakaian kering mu!" Datar Gerald.
"Cih! Tidak sudi aku memberikan pakaian mahal ku padanya! Gadis jelek tidak jelas asal usulnya!" Erie memalingkan wajah seraya melipat tangan.
Dari dalam kamar Shara sempat mendengar ejekan wanita cantik nan seksi itu, ia kembali menitihkan air matanya. Tak ada tempat bagi wanita jelek sepertinya.
Gerald mendekati wajah Erie "Pakaian mahal mu, bukan kah dariku?" Tanyanya berbisik.
Melirik Gerald Erie menciut "Tapi Ger, ..."
Gerald mengangkat bahu lalu melangkah menuju koper besar berwarna pink yang masih teronggok di sudut ruangan santai kapal tersebut.
"Gerald, kamu ini kenapa sih?" Erie mengikuti langkah Gerald.
"Buka kopernya!" Gerald mengerling pada Erie.
Berwajah lesu Erie menurut, membuka koper miliknya kemudian dengan serampangan Gerald mengambil salah satu dress dan satu set underwear milik Erie untuk di bawa ke kamarnya.
"Gerald, jangan yang itu, aku mau pakai yang itu besok, itu semua baju baru ku, aku saja belum pernah memakai nya!" Protes Erie mengikuti kembali langkah Gerald, memelas.
Gerald tak mengindahkan rengekan wanita itu, ia tetap melanjutkan langkah memasuki kamar miliknya bahkan menutup dan mengunci pintu bilik tanpa perduli dengan rengekan mantan kekasihnya.
Gerald membalik badan. Rupanya Shara sudah mengenakan handuk kimono putih pemberian darinya, sesekali Shara menutup pipi yang masih terlihat kepedihan.
"Sekarang ganti bajumu dengan ini!" Titah Gerald sembari melemparkan pakaian yang dia ambil dari koper milik Erie ke atas ranjang.
Shara mengangguk "Terimakasih." Ucapnya.
"Hmmm. Kau sudah harus ganti sebelum aku keluar dari kamar mandi." Gerald meraih handuk miliknya lalu memasuki kamar mandi untuk mengganti pakaian basahnya dengan yang kering.
Shara mengangguk pasrah, lagi pula tidak ada yang bisa dia lakukan selain itu, setelah melihat kepedulian Gerald, Shara sedikit memiliki kepercayaan diri untuk melanjutkan hidup.
Ternyata masih ada yang mau perduli padanya meskipun dirinya dalam kondisi yang tidak cantik. Shara memakai pakaian Erie kemudian menenggelamkan tubuhnya pada selimut tebal di ranjang milik Gerald.
Tak ada rasa takut ataupun curiga, baginya tak mungkin ada laki-laki yang ingin memakannya dalam keadaan cacat seperti itu.
Shara meringis menahan sakit di pipinya, luka yang belum sembuh benar sudah terpontang- panting di dalam air laut yang asin.
Tak berapa lama.
Gerald baru saja selesai mengganti pakaian kemudian berjalan menuju gadis malang yang entah darimana datangnya. Dia ambil kotak obat dari laci nakas lalu membukanya tepat di depan tubuh Shara.
"Biar aku bersihkan luka mu!" Pinta Gerald seraya duduk dan Shara mengangguk. Jiwa penolong yang mengalir dalam tubuh Gerald rupanya telah mengambil alih peran.
Gerald pernah kuliah kedokteran hanya saja waktu belajarnya lebih sering dia gunakan untuk bersenang-senang dan lagi dia tidak berniat menjadi seorang dokter, adanya dia kuliah kedokteran hanya untuk melanjutkan tradisi turun temurun keluarganya saja.
Lalu kenapa bisa lulus padahal semua orang tahu bahwa kuliah kedokteran tidak semudah itu? Yah, lagi-lagi uang menjawab pertanyaan tersebut.
Shara terdiam menatap wajah Gerald yang ketampanannya setara dengan suaminya. Sesekali meringis protes saat Gerald tak sengaja menyentuhnya dengan kasar.
"Apa kau merasakan sakit? Kau bahkan tidak takut mati kan?" Sindir Gerald.
Shara mencebik tapi bibirnya masih terasa sangat sakit "Hidup ku sudah tidak berarti lagi, tidak ada masa depan bahagia, ayah dan ibu ku sudah tidak ada, hanya suamiku yang ku miliki, dan sekarang dia membuang ku, jadi untuk apa aku bertahan hidup? Tidak ada gunanya!" Lirihnya.
Gerald bergantian membuka salep antibiotik dan antiradang kemudian mengoleskan tipis-tipis pada luka Shara "Kenapa suamimu membuang mu?" Tanyanya.
"Kenapa masih bertanya? Kau tidak lihat? Wajah ku seperti monster? Kau saja ketakutan tadi kan apa lagi suamiku? Dia terbiasa melihat wajah cantik ku, dia pasti syok menerima kenyataan ini." Ketus Shara.
"Jadi hanya karena itu dia membuang mu? Laki-laki macam apa dia?" Gerald menaikan ujung bibirnya.
"Sebenarnya dia laki-laki yang baik." Lirih Shara menurunkan pandangan "Hanya saja mungkin, dia terpaksa membuang ku karena dia malu memiliki istri yang cacat seperti aku." Ucapnya.
"Aku sadar diri, aku cuma anak yatim piatu yang di per_istri pria kaya. Dulu saat aku masih cantik, aku masih bisa percaya diri bersanding dengan nya, tapi setelah seperti ini, aku yakin ayahnya semakin tidak merestui hubungan kami. Ada wanita lain yang benar-benar pantas menjadi isteri suamiku dan Indar lah wanita pilihan ayah mertua ku." Lirihnya sendu.
"Jadi kau menyerah?"
Shara mengangguk mengiyakan.
"Hayyyss," Gerald mencibir wanita itu.
"Dia suami mu, harusnya bersama mu di setiap susah dan senang mu. Dalam keadaan seperti ini, dia tak pantas melepas mu. Masih banyak cara membuat kulit mu bagus kembali. Kau bilang suami mu sangat kaya! Jangan sampai kau menyerah pada wanita lain dalam kehidupan rumah tangga mu! Kalian sudah menikah, tentu saja kau harus memperjuangkan hak mu sebagai istri syah!" Sambung nya.
"Tapi aku tidak yakin bisa kembali mengambil hatinya lagi. Sepertinya suamiku sudah berpaling, tadi sore saja dia bilang ke semua rekan bisnisnya dia tidak mengenal ku, biar saja suamiku menikah lagi dengan Indar." Ujar Shara.
"Apa kau yakin wanita lain yang kau ceritakan itu benar-benar baik untuk suami mu? Lalu menurut mu siapa orang yang tega mencelakakan mu?" Tanya Gerald.
Shara menggeleng polos "Tapi, selama hidup ku, aku tidak pernah punya musuh, ada pun yang tidak menyukai ku, hanya Indar saja yang sudah dari dulu mengejar cinta suamiku." Terangnya.
"Kamu yakin tidak penasaran dengan siapa orang yang menyiramkan air keras padamu?" Desak Gerald kembali.
"Jika benar pelakunya adalah wanita lain itu, bisa saja setelah ini suami mu yang menjadi korban nya! Suami mu kaya bukan? Bisa saja kekayaan suami mu jatuh ke tangan wanita sundal itu." Kata Gerald.
"Biar saja, aku tidak perduli, Zif sendiri yang memilih nya, maka biar saja Zif bangkrut!" Jawab cepat Shara berpaling.
"Lalu setelahnya semakin banyak lagi korban-korban berikutnya, wanita lemah seperti mu korban yang sama dengan mu. Jika seorang psikopat merasa sukses tanpa celah melenyapkan korbannya, selanjutnya dia akan menginginkan kesenangan serupa dan mengulanginya kembali." Jelas Gerald.
Shara terjaga mendengar uraian kata yang keluar dari bibir Gerald, jika di pikir lagi, semua yang Gerald bicarakan memang benar adanya.
Kendati sakit hati, sejatinya Shara masih tak tega jika harus membiarkan suaminya terus di kuasai oleh wanita licik berhati psikopat seperti Indar.
Di cekal nya kerah piyama Gerald dengan kedua tangan "Kamu benar juga, wanita seperti Indar akan melakukan apa saja demi kepentingan pribadi nya, bisa saja Indar pelakunya, dia mungkin akan mencelakakan ibu mertua ku, karena dari awal ibu mertua ku tidak pernah menyetujui kedekatan suamiku dengannya! Mungkin setelah berhasil melenyapkan ku, ibu mertuaku yang menjadi sasaran berikutnya!" Cetusnya.
"Jadi apa kamu akan diam saja melihat suami mu di kuasai wanita lain?" Tanya Gerald sekali lagi.
"Tentu saja tidak, aku berubah pikiran, aku tidak mau mati, aku harus bisa menyelamatkan pernikahan ku, aku harus bisa menyelamatkan ibu mertua ku dari tangan psikopat seperti Indar! Aku ingin menghentikan ulah gila tidak berperikemanusiaan ini!" Catuk Shara.
"Akan aku rebut kembali suamiku dari tangannya." Tambahnya berapi-api.
Gerald melebarkan senyum meskipun belum tahu cara apa kedepannya yang terpenting adalah Shara sudah memiliki niat untuk merubah takdirnya.
"Gadis pintar!" Ucap Gerald mengusap lembut puncak kepala gadis itu.
...🖋️••••••••••••🖋️...
...Bersambung.... Dukung author dengan Like vote komen dan hadiah nya 😘...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 74 Episodes
Comments
🌺𝕭𝖊𝖗𝖊-𝖆𝖟𝖛𝖆🌺
ok...ak senang km punya semangat shara...tp ak gk suka dgn tujuan mu... merebut kembali suami km ..hadehhhh...gk bnget mau kembali sm suami yg sdh membuang km shara....
2025-02-27
0
Hani Ekawati
Aku baca ini baru engeuh ternyata ini Gerald anak nya mami Ranti dan dokter Gerry (Ada di akun othor yang satu lagi)😁 Gerald ini adiknya Dylan Jackson 😁
2025-02-16
0
Yuyu sri Rahayu
gitu dong shara kamu harus kuat dan berjuang untuk sembuh demi mengungkap siapa orang yang menyiram air keras k mukamu
2025-01-14
0