Pangling

Shara meraih tangan Gerald dan pemuda itu menoleh padanya "Aku tidak apa-apa Gerald. Jangan jadikan aku beban pikiran mu. Kau berhak menolak perjodohan yang tidak ingin kau terima." Ujarnya.

Gerald memandang wajah buruk Shara, dan lagi-lagi rasa iba itu menguasai dirinya "Tidak sulit, Daddy hanya bilang berkenalan saja, kau tenang lah!" Katanya.

"Tapi, ..." Belum selesai ucapan Shara Gerald sudah lebih dulu menarik tangannya.

Gerald langkah kan kakinya menuju ruangan dimana sang ayah telah duduk menghadapi makanan sehat. Sayuran matang, buah-buahan segar terpajang di atas meja klasik panjang.

Gerald duduk di sisi ayahnya dengan gerakan perlahan, lalu membalikkan piring yang terletak di hadapannya "Ekm ekm!" Seru nya.

Garry mengerling sembari mengais nasi dari mangkuk besar ke piring miliknya "Ajak juga teman mu makan malam, jangan membuat ku terlihat seperti Tuan rumah yang jahat!" Katanya.

Gerald menoleh pada Shara "Duduk lah, di sini!" Titahnya dan gadis itu mengangguk kecil kepalanya "Terimakasih." Ucapnya.

Shara duduk kemudian Gerald membalikkan piring yang teronggok di depan dada gadis itu "Sekarang makan lah!" Titahnya kembali.

"Iya, .." Shara mengangguk.

Garry mengerling sekali lagi ke arah putranya, ada perasaan senang ketika melihat perlakuan tersebut, ini menunjukkan bahwa Gerald putranya tidak hanya bisa bersenang-senang saja. Di balik kehidupan bebasnya Gerald memiliki jiwa super Hero juga.

Garry mengalihkan pandangan ke arah piringnya kembali saat Gerald menatapnya.

"Daddy, mulai sekarang, kita damai saja, hmm!" Ajak Gerald.

Garry menyuap nasinya, setelah selesai satu kunyahan barulah dia menjawab "Tergantung apa jawaban mu, jika menguntungkan, Daddy terima!" Ujarnya.

"Ok, Gerald mau berkenalan dengan gadis pilihan mu, tapi, setelah Daddy berhasil merombak wajah Shara menjadi cantik lagi, bila perlu buat dia lebih cantik dari sebelumnya!" Cetus Gerald. Lagi-lagi ajang negoisasi yang mereka lakukan.

Shara hanya diam saja menyimak percakapan keduanya sembari ikut menjadi peserta di meja makan panjang itu, yang pasti Shara menunggu secercah keuntungan dari hasil perdamaian anak dan bapak ini.

"Hmm!" Garry mengangguk lalu fokus kembali dengan makanannya.

Melihat anggukan kepala ayahnya, Gerald menyengir "Daddy setuju merombak wajah Shara?" Tanyanya dan Garry mengangguk mengiyakan "Makasih Daddy! You're the best!" Ucapnya memuji.

Shara tersenyum lalu tiba-tiba tangan Gerald meraih tangan miliknya "Lihat lah, ini tidak sulit, setelah kau cantik lagi, kau bisa membantu ku membuat gadis calon pilihan Daddy kabur dari pertemuan!" Bisiknya bersiasat.

Shara mengernyit, rupanya dia bertemu dengan laki-laki licik seperti Gerald "Bagaimana bisa begitu?" Bisiknya lagi.

"Aku sudah menolong mu bukan? Mulai sekarang kita barter keuntungan! Tidak ada yang gratis di dunia ini, Daddy ku saja begitu padaku!" Ketus Garry berbisik dan Shara mengangguk perlahan.

Entah drama apa yang menyambut masa depannya nanti, dengan wajah barunya Shara hanya berharap bisa membalas semua perlakuan buruk yang sudah dia terima dari orang-orang termasuk suaminya.

Merebut kembali hak nya sebagai istri syah, hanya itu tujuannya saat ini. Belum terlintas maksud lain daripada-Nya.

...🖋️••••••••••••🖋️...

Detik demi detik terlewat, rupanya benar waktu membawa semua hal berlalu, Garry pada akhirnya setuju membawa Shara keruangan operasinya.

Bentuk tulang kerangka dari wajah Shara sudah sangat ideal, maka perombakannya tidak memerlukan implant, Garry hanya cukup melakukan cangkok kulit saja.

Prosedur ini dilakukan dengan cara melepaskan kulit sehat dari area yang tidak terpengaruh, kemudian digunakan untuk menutupi area kulit yang rusak atau ingin diperbaiki.

Teknik ini banyak dilakukan untuk menutupi luka berukuran besar, luka bakar, patah tulang, bibir sumbing, dan area kulit yang harus disingkirkan.

Merekonstruksi, yah sejatinya itulah yang Garry lakukan sebab sebelumnya Shara sudah di takdirkan menjadi wanita yang sangat cantik.

Tahap demi tahap yang Shara lalui begitu menyakitkan, akibat dari banyaknya anastesi yang disuntikkan ke dalam tubuhnya, mual muntah harus rela Shara jalani. Gerald pun dengan sabar membantunya.

"Ueeegh!"

"Mual lagi hah?" Tanya Gerald panik.

Di bangku taman, di kamar, di setiap sudut rumah ini Shara terus ingin meluahkan isi perutnya, dan kali ini Shara bingung menahan muntahnya pasalnya dia sedang di area yang jauh dari wastafel, tidak ingin terus-terusan mengeluarkan muntahan di hadapan pemuda tampan seperti Gerald.

"Emm...." Shara menggeleng sembari menutup mulutnya dengan sebelah tangan.

"Di sini, aku sudah siapkan plastik keresek untuk mu, hmm pakailah!" Sodor Gerald.

Shara menerima dan "Ueeegh!" Belum sempat membuka plastik nya Shara sudah lebih dulu meluahkan isi perutnya pada t-shirt hitam milik Gerald.

"Aaagghh! Shara!" Teriak Gerald melotot "Sial, ini yang sepuluh kalinya kau memuntahkan cairan ini padaku!" Dengus nya.

"Maaf, hehe!" Shara meraih t-shirt bagian bawah Gerald untuk mengelap bibirnya "Sekalian kotor yah." Ucapnya.

"Astaga, gadis menyebalkan ini!"

"Maaf!" Shara berlari ke arah kamar miliknya setelah melihat raut murka Gerald.

Sekarang Shara merasa dijadikan keluarga baru di rumah utama dokter Garry. Karena titah Gerald, makan dan minum Shara pun di siapkan oleh pelayan.

Di setiap fase nya, Shara selalu saja mengucapkan terima kasih pada Garry dan Gerald yang bersedia menolongnya tanpa mengincar sesuatu darinya.

Kendati demikian, Shara berjanji pada dirinya sendiri, bahwa setelah itu hidupnya akan ia dedikasikan pada keluarga dokter Garry yang dermawan ini.

Hari ini adalah hari ke 185 Shara menjalani hidup di rumah bergaya klasik modern milik ayah Gerald. Proses perombakan wajah Shara pun telah mencapai keberhasilan.

Shara duduk pada bangku taman halaman belakang bersama dengan dokter bedah yang sudah seperti ayahnya. Kedekatan mereka semakin intens setelah enam bulan menjalani hidup layaknya keluarga.

"Lihat lah nanti, Gerald akan terkejut dengan perubahan wajah mu!" Kata Garry pada Shara.

Shara menatap wajah cantik nya di cermin kecil berbentuk bulat "Ini sama sekali tidak mirip dengan wajah dahulu ku Om, tapi Shara suka!"

Shara tersenyum lalu menggenggam tangan dokter Garry, perasaan nyaman dia dapat seperti sedang berbicara dengan ayahnya sendiri "Terimakasih Om, terimakasih banyak, Shara janji akan membalas semua kebaikan Om padaku." Ucapnya tulus.

Garry melepas genggaman tangan Shara kemudian mengusap puncak kepala gadis itu "Om hanya melakukan tugas, menjadi dokter sudah cita-cita Om, maka semuanya pun Om lakukan dengan senang hati!" Sahutnya.

"Tapi, Om berharap banyak padamu, setelah ini bujuk putra ku untuk cepat menikah, Om sudah sangat menginginkan lahirnya cucuku!" Tambahnya berharap banyak.

Shara mengangguk "Iya Om, Shara akan melakukan yang terbaik, untuk merubah kebiasaan putra semata wayang Om!" Janjinya.

Seiring berjalannya kedekatan dokter dan pasien ini, bersamaan dengan itu pula Garry menceritakan kesahnya pada gadis yang sudah dia anggap seperti putrinya sendiri.

Garry hanya memiliki satu putra, tapi selama sekian tahun Gerald tak pernah mau tinggal bersamanya perkara takut dijadikan seorang dokter.

Ancaman di cabut fasilitasnya, sudah tak mempan baginya sebab diam-diam Gabby sang kakak sepupu menjamin kebutuhan Gerald.

"Daddy, ..." Terdengar suara langkah lari Gerald dari belakang, Garry menoleh dilihatnya pemuda dengan balutan busana eksekutif mendekati bangku yang mereka duduki.

Shara hanya diam saja karena dia ingin memberikan kejutan pada pemuda tampan itu. Sudah tiga bulan ini Gerald tinggal lagi bersama dengan Abang tirinya sebab dia lebih memilih duduk di kursi direktur personalia Jack group dari pada perusahaan farmasi keluarga ayahnya, maka selama tiga bulan pula Gerald tak mengikuti proses perubahan wajah Shara.

"Daddy, Shara!" Panggil Gerald lagi seraya menghentikan langkahnya tepat di belakang bangku taman dan kali ini Shara menoleh padanya "Iya Gerald. Aku di sini!" Sahutnya tersenyum sangat manis.

Angin berembus dari belakang tubuh Gerald hingga menyibak surai panjang nan bergelombang milik Shara. Mata Gerald terpaku menatap wajah cantik gadis itu.

Debar jantung mengencang bahkan iramanya cukup membuatnya bergetar "S-shara? K-kamu Shara hah?" Tanyanya mencecar dengan mata yang membulat tak percaya.

Keindahan itu seperti alami, tiga bulan yang lalu, wajah Shara masih membengkak, tapi sekarang Shara benar-benar sangat sedap di pandang mata.

Bibir sensualnya, mata indahnya, hidung bangir nya, kemulusan kulit wajahnya, mempesona.

Dalan tempo cepat Shara mengangguk beberapa kali sambil tersenyum antusias "Iya Gerald, ini aku, Shara. Kamu lupa padaku?" Ujarnya lalu kemudian wajah Shara beralih ekspresi menjadi cemberut "Baru tiga bulan kamu menyuruh ku menunggu di sini menjalani perawatan bersama Om dokter, kenapa kamu malah tidak mengenali ku?" Tampik nya.

Seolah terhipnotis, Gerald menyengir lalu dengan perlahan mendekatkan wajahnya dan menyentuh kecantikan Shara "Kamu, ..."

PLAK!

Garry menepis tangan nakal Gerald dari wajah Shara "Ingat, jangan sampai kalian mengkhianati ku! Shara sudah cantik, sekarang temui lah gadis pilihan ku! Atur pertemuan dari saat ini!" Cetus nya.

Gerald mengerjap mata beberapa kali dengan ekspresi terkesiap "Daddy, putera mu saja baru datang, bagaimana, .."

"Tidak ada alasan lagi!" Sela Garry cepat "Kamu sudah berjanji, temui Rasya malam ini." Putus nya.

Garry beranjak dari duduknya kemudian melangkah pergi meninggalkan tempat tersebut sementara Gerald masih hanya diam menatap nanar berlalunya punggung sang ayah.

Shara menepuk pelan pundak pemuda tampan itu "Gerald," Panggil nya.

"Hmm?" Gerald kembali menoleh pada Shara dan wajah baru gadis itu lagi-lagi mengalihkan ke gulana'an nya "Shara, oh ya ampun!" Dia tutup mulutnya dengan sebelah tangan.

"Kenapa? Apa menurutmu aku cantik Gerald? Jangan bilang kamu menyukai ku?" Shara tunjuk dengan jari telunjuk wajah merona tersipu pemuda playboy itu. Setelah memiliki kecantikan kembali, Shara menjadi lebih percaya diri dengan kondisinya.

Gerald menggeleng cepat "A-apa? Menyukai mu? Hmm! Tidak mungkin, aku hanya pangling saja." Cetusnya "Yah sih aku akui, kamu cantik, tapi oplas!" Sanggah nya dengan ujung bibir yang naik sebelah.

Shara mencebik kan bibirnya dan itu terlihat sangat cantik bagi Gerald "Kenapa sekarang kamu merundung ku? Kemarin waktu aku masih jelek kamu tidak pernah mengejek ku!" Protesnya.

Tersenyum datar Gerald hanya menggaruk tengkuk yang tak gatal.

...🖋️••••••••••••🖋️...

...Bersambung, Dukung author dengan Like vote komen dan hadiah nya 😘...

...Visual Shara...

Terpopuler

Comments

bunda syifa

bunda syifa

benar Shara, klo suami mu tulus cinta sama qm bukan perkara susah untuk dia membuat mu cantik lagi bukan malah bersikap seolah gc mengenal mu d depan orang", secara dia kan orang kaya, tinggal cari aja dokter bedah plastik yg bagus udah cantik lagi istri nya

2024-01-27

0

Nur Mashitoh

Nur Mashitoh

Mending sm Gerald aja thor

2023-12-22

0

Qaisaa Nazarudin

Qaisaa Nazarudin

Harusnya zif bisa melakukan ini semua, katanya kaya,Tapi buruk rupa Shara yg Tampa keinginannya sendiri yg menjadikan Alasan Zif UTK pergi,gila gak tuh..

2023-12-07

3

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!