Dendam Si Cantik "Kembalinya Istri Buruk Rupa"

Dendam Si Cantik "Kembalinya Istri Buruk Rupa"

Tak diinginkan

...Welcome.......

...For your information, cerita ini dibuat karena arahan dari editor, tema nya memang harus balas dendam, jadi kalo ada yang merasa terlalu dibuat-buat, harap maklum, ini kisah hanya fiktif belaka....

...Meskipun aku sendiri baru pertama kalinya memilih genre ini dan tidak terlalu menguasai, aku berani ikutan berpartisipasi, mengetes kemampuan saja....

...••••••••••••...

Di atas jok penumpang. Wanita yang sebelah wajahnya di perban dan duduk bersandar memandangi jendela itu bernama Shara.

Lima tahun yang lalu. Beasiswa membawa Shara ke salah satu universitas Jakarta, tepat di usianya yang ke 23 tahun Shara bekerja di perusahaan yang di pimpin oleh Zif Prabaswara hingga terjadi cinta lokasi antara CEO dan karyawan nya.

Usia Shara telah menginjak ke 25 tahun, selama di Jakarta dia hanya tinggal sebatang kara, orang tua Shara telah pulang ke Rahmatullah.

Lagi, di kampung halaman Shara hanya memiliki paman dan bibi saja.

Semenjak berhubungan dengan Zif tentunya keuangannya pun di bantu oleh Zif. Biaya perawatan wajah dan lain sebagainya, Zif yang memenuhinya.

Zif Prabaswara laki-laki berusia 33 tahun, keturunan ke dua dari Hardika Prabaswara yaitu pemilik dari peternakan, perkebunan juga perseroan terbatas yang memproduksi bahan pangan.

Satu tahun lalu Zif melamar Shara, mereka bertunangan secara diam-diam dan baru sepuluh hari ini melangsungkan pernikahan tanpa adanya dukungan sang ayah.

Alasan kasta yang berbeda membuat Ayah Zif tidak mau merestui hubungan mereka, Shara hanyalah gadis yang lahir dari keluarga biasa saja sehingga Zif terpaksa menggelar acara pernikahan di hotel elit daerah Bali dan kejadian naas pun terjadi.

Tepatnya di malam pertama pernikahan mereka Shara harus merasakan nyeri yang sangat hebat di sebelah wajahnya.

Di detik-detik terjadinya akad nikah.

Seseorang dengan masker hitam telah menyiramkan cairan yang langsung meleburkan kulit mulusnya.

Kendati harus menutupi wajahnya dengan cadar Shara tetap melanjutkan pernikahan.

Tak ada yang tahu tentang kesakitan itu, kejadiannya sangat cepat, benar-benar sangat cepat hingga mempelai pria pun tak mengetahuinya.

Tak ada yang pernah tahu bagaimana wajah rusak Shara kala di pinang termasuk suaminya sendiri.

Itu adalah hari terpenting baginya, pernikahan perdananya bersama Zif yang sangat dia cintai harus tetap berjalan seperti rencana meskipun harus rela menahan kesakitan diwajahnya.

"Luka bakarnya sangat serius, untung saja tidak mengenai bagian matanya, anda perlu bersabar untuk bisa mendapatkan kembali wajah cantik istri anda, mungkin akan lama. Tapi yakinlah bisa." Kata penyemangat dokter yang hanya membuat Zif frustasi.

Zif marah pada Shara yang dianggap tak mampu menjaga kecantikannya, Zif selalu berpesan untuk merawat baik-baik sekujur tubuh Shara hanya untuk dirinya.

Sekarang apa? Semuanya musnah! Tidak mungkin wajah mulusnya bisa kembali seperti sedia kala, sebelah bibir Shara saja sudah terbakar. Tak ada lagi bibir seksi yang selalu dia puja-puja dari Shara selama ini.

Alis tegas melengking nan alami Shara pun ikut hilang terbakar air keras, Shara di mata Zif sekarang sudah menjadi wanita buruk rupa.

Sekilas Shara mengingat percakapannya bersama sang suami sembilan hari yang lalu "Ada apa Zif? Aku bisa sembuh kan?" Tanya Shara menggenggam tangan Zif penuh harap kala itu.

Zif menggeleng "Bagaimana bisa sayang, kamu tetap akan seperti ini, aku sudah kehilangan kecantikan mu." Ujarnya lirih.

Zif kecewa, hatinya benar-benar sudah sangat nyaman bersama perempuan itu, tapi jika dalam kondisi wajah yang buruk seperti ini, apakah nantinya dia tidak di tertawakan oleh semua teman-teman dan keluarga besarnya.

Berhari-hari Shara menunggu Zif menjenguk dirinya, kenyataannya sampai saat ini tak pernah ada kabar dari Zif.

Entah kemana perginya laki-laki itu, Shara terus menghubungi nomor Zif lewat telepon kabel fasilitas dari kamar VVIP nya.

Di putus panggilan, selalu saja seperti itu, jawaban operator perempuan yang terus dia dengar dari ujung telepon nya.

Sembilan hari yang lalu pula Zif pamit untuk memenuhi undangan temannya. Salah satu pemilik resort memanggil Zif dan Shara untuk berbulan madu gratis di tempatnya.

Sayangnya, Zif justru membawa wanita lain ke tempat itu, alasannya karena Zif tidak mungkin memperkenalkan Shara dalam keadaan seperti ini, Zif berusaha menutupi insiden yang menimpa isterinya dari siapapun terutama media sosial.

"Lihat lah Shara, laki-laki yang dulu mengemis cinta mu, dia meninggalkan dirimu dalam keadaan seperti ini."

Shara tak berani menelepon keluarganya, sudah pasti bibinya syok dan berpotensi terkena serangan jantung mendapati keponakannya dalam keadaan seperti ini.

Shara tak punya pilihan, pikiran frustasinya liar kemana-mana "Aku susul saja Zif di resort temannya." Gumamnya bertekad.

Susah payah Shara mengendap-endap kabur dari rumah sakit, kemudian dengan uang seadanya Shara menyewa taksi menuju resort milik teman suaminya.

"Ini tempatnya Nona!" Suara sang sopir membuyarkan lamunannya.

"Oh, iya. Terimakasih yah Pak!" Shara menyodorkan uang pada sopir lalu turun dari taksi.

Shara menatap kagum bangunan estetika di hadapannya, resort yang membelakangi pantai itu terlihat sangat eksotis.

Kakinya gamang tapi terus melangkah perlahan menuju bangunan elit tersebut.

Di sepanjang perjalanan, semua orang memandangi pakaian tampak aneh yang melekat pada sekujur tubuh Shara.

Sendal jepit ala rumah sakit, kerudung putih berbahan kaku yang hanya dia gunakan untuk menutupi wajah buruknya, stelan baju piyama berwarna biru yang lebih membuat kesan bak pasien rumah sakit jiwa.

Shara di sambut tatapan sinis sang resepsionis, meski demikian Shara pada akhirnya memberanikan diri untuk bertanya.

"Permisi Kak, saya ingin menanyakan, apakah Zif Prabaswara masih ada di sini?" Ujarnya.

Wanita itu menggeleng "Maaf, ini menyangkut privasi pelanggan." Katanya jutek dengan tangan yang menyatu, yah itu hanya gerakan formalitas belaka.

"Dia itu suamiku, jadi tidak ada privasi bagi kami, dia dan aku adalah satu keluarga, sekarang katakan, apa Zif masih ada di resort ini? Ini sangat penting!" Desak Shara.

Memandang remeh Shara, wanita itu justru memanggil satpam untuk mengusirnya "Pak, bawa Ibu ini keluar."

Shara terkesiap "Loh, kenapa?" Tanyanya polos.

Satpam mendekat lalu menarik lengan Shara untuk di seret dari tempat elit tersebut "Ikut saya, orang aneh!" Sarkas nya.

Shara meronta "Kenapa kamu mengusir ku? Aku istri Zif, biarkan aku menemui nya! Jangan sembarangan kalian menyentuh ku!" Teriaknya histeris.

Tepat di lobby bangunan, laki-laki besar tinggi itu mendorong tubuh Shara hingga terduduk menyungkur keluar dari pintu kaca transparan.

Angin malam berembus kencang menerbangkan kerudung putih milik Shara hingga sebagian luka bakar nya terbuka.

Mata Shara membulat sempurna saat melihat Zif tengah tertawa renyah bersama dengan koleganya, sepertinya mereka baru saja turun dari mobil.

Ada wanita bernama Indar yang merangkul sebelah lengan Zif dengan cekikikan yang membuat Shara semakin murka.

Bagaimana bisa Zif membiarkan Shara terkatung sendirian di rumah sakit, sedang dia asyik memamerkan Indar sebagai isteri.

"Zif!" Panggil nya.

Semua orang menengok padanya, termasuk Indar dan Zif yang tersentak kaget melihat Shara berada di lingkungan tersebut.

Shara beranjak dari duduknya, berjalan mendekati Zif yang mematung seperti tidak tahu harus berbuat apa.

"Zif, kamu di sini? Aku menunggu mu di rumah sakit Zif, aku di Bali hanya mengenal mu, jika sibuk dan tidak bisa membesuk setidaknya angkat telepon ku Zif!" Ucap Shara, tergenang air kecil di balik pelupuk mata.

"Siapa dia Zif? Kenapa kau mengenal wanita monster seperti nya?" Satu orang menertawakan Zif dengan memegangi perutnya. Mungkin baginya lucu tapi sangat menyakitkan bagi Zif dan Shara terkhusus nya.

Indar menyeringai "Dia istri, ..." Perempuan bengis ini sengaja ingin membongkar sejatinya wanita buruk rupa itu tapi Zif mencegah.

"Aku tidak mengenalnya!" Sanggah Zif.

Shara terperanjat "Zif, ..." Dunia seolah hening, Shara meneteskan buliran bening yang sedari tadi mengintip di sudut netra nya.

Netra Zif pun berkaca-kaca, sejatinya lelaki ini tak tega mengucapkan itu, tapi reputasi serta nama baik, ingin sekali ia jaga.

Hujatan yang mungkin terlontar padanya, membuat Zif memilih untuk tidak mengenal isterinya. Dia dan Shara adalah orang asing dan Indar lah isterinya.

"Oh, cuma perempuan gila yang nyasar? Aku lupa, kalau Zif termasuk pengusaha terkenal di belahan bumi ini!" Sahut satu temannya lagi seraya tergelak.

"Iya dong, siapa sih yang tidak kenal Zif? Pengusaha tampan yang sedang booming di sosial media. Ada saja pasti yang mengaku-ngaku mengenal nya, sampai-sampai hantu pesisir laut pun mengenalnya!" Sarkas satu perempuan lagi.

Semua orang menertawakan Shara dan Zif hanya diam saja, kata sayang bahkan pernyataan cintanya selama dua tahun terakhir seolah tak pernah terucap dari bibirnya.

"Kamu dengar tidak, Zif tidak mengenal mu, minggir kamu perempuan cacat, merusak pemandangan saja!" Indar berani membentak kasar Shara bahkan Zif membiarkannya begitu saja.

Shara bergeming, cemoohan dari yang pedas hingga yang paling pedas tertuju padanya tapi wanita itu masih tak mengindahkan.

Zif dan semua orang telah memasuki resort kembali meninggalkan Shara dalam pekatnya udara yang mencekik tubuhnya penuh ironi.

Bahkan luka di wajah rusaknya tak dia rasakan, kesakitan seakan berkumpul di bagian hatinya saja.

Shara masih tergagu menatap Zif yang sesekali menoleh padanya seperti tidak tega, buliran bening terus menetes membasahi pipi lukanya.

"Aku bukan siapa-siapa mu kan Zif, maka akan lebih baik jika kau tidak akan pernah bertemu dengan ku lagi Zif." Ucapnya pilu.

Shara langkah kan kakinya pelan menuju ke sembarang arah yang pasti menjauh dari tempat dimana Zif masih berkumpul dengan para kolega.

Terpaan angin malam dari pantai menemani ironinya. Cap-cap kaki mungilnya terlukis pada buliran halus pasir tepi pantai. Entah kemana hilangnya alas kaki, di saat seperti ini bahkan sendal jepit pun tak mau menemaninya.

Shara kehilangan harapan, untuk apa lagi aku hidup? Begitu pikirnya. Setan berkumpul membisikan sesuatu di telinganya, Shara lenyapkan dirimu, kamu sudah tidak berguna lagi untuk siapa pun, apa lagi mertua mu, pergi Shara, tenggelam kan dirimu!

Dia berlari menembus air hingga ketengah laut namun belum sempat tenggelam, Ombak membawa tubuh Shara kembali ke tepi pantai.

Shara kembali berlari ke tengah laut, lagi-lagi ombak membawa tubuhnya ke tepi pantai. Shara lelah terus selamat dari kematian.

Perban di wajahnya telah hanyut di bawa ombak. Piyama birunya pun telah basah kuyup. Shara berjalan luntang-lantung hingga matanya menangkap seonggok gawai besar yang berlabuh di dermaga kecil khusus kapal pribadi.

Sepertinya kapal pribadi itu sudah sebentar lagi meninggalkan dermaga, sekilas ide cemerlang melintas di benaknya.

"Apa aku ikut masuk saja kedalam kapal? Lalu mencoba menenggelamkan tubuh ku di tengah laut sana, pasti ombak tidak akan bisa menyelamatkan nyawa ku bukan?" Gumamnya.

Mengendap-endap Shara naik dan melewati dermaga untuk kemudian masuk ke dalam kapal pribadi yang entah milik siapa.

Langkahnya berlanjut menuju geladak sisi kanan kapal, deburan ombak telah menyambut kedatangannya seolah melambaikan tangan untuk membantunya lenyap dari muka bumi.

...🖋️••••••••••••🖋️...

...Dukung author dengan Like vote komen dan hadiah nya 😘 Setidaknya uang parkir lah, cukup like atau komen saja......

.

Terpopuler

Comments

Ma Malikha

Ma Malikha

ikutan baca ya kak Pashaaa...
seru niih.... 😍😍😍😍😍

2024-10-26

0

Syakirah Dzaky

Syakirah Dzaky

ini lah cinta yg memandang fisik .

2024-09-12

0

ManaManaSandar

ManaManaSandar

Kejamnya hanya d cintai waktu cantik saja😢

2024-09-08

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!