Bel tanda usai jam sekolah pun berbunyi, para siswa berhamburan keluar kelas menuju parkiran untuk mengambil kenderaannya masing-masing.
Ayu dan Sisil pun berjalan keluar gerbang sekolah karena jemputan mereka sudah menunggu di sana. Ibu Sisil dan juga Okan, sudah menunggu sejak 15 menit yang lalu.
Sisil yang sudah diberitahu oleh Ayu tentang Okan, mengacungkan kedua jempolnya, dia sangat senang sahabat yang sering di bully, diasingkan oleh teman-teman mereka, malahan sekarang mendapatkan perhatian dari Bosnya yang merupakan seorang dokter.
Sebenarnya Ayu tidak ingin dokter Okan menjemputnya, tapi dia takut untuk menolak. Jadi Ayu hanya bisa pasrah dan berdoa mudah-mudahan tidak banyak teman yang melihatnya masuk ke dalam mobil mewah Okan.
Okan membukakan pintu mobilnya agar Ayu segera naik, sedangkan Ayu sebelum naik, pandangannya celingukan seperti seorang pencuri yang takut ketahuan.
Dia merasa lega, ternyata teman-temannya sebagian besar masih berada di dalam gerbang sekolah. Ayu pun segera naik, menutup pintu dan kaca mobil dengan terburu-buru hingga membuat Okan heran.
"Kamu kenapa Yu? Aku lihat kamu celingukan seperti pencuri saja! Kamu malu ya aku jemput, atau takut ketahuan pacarmu, kalau kamu jalan bareng cowok lain."
"Apaan si Dok? Aku tidak takut kok, cuma kepingin cepat pergi saja dari sekolah, habisnya hari ini penat banget pikiranku, semua guru sedang mengadakan ujian."
"Oh...aku kira ada pacar kamu di sana!" ucap Okan sambil memainkan alisnya.
"Memangnya Dokter hari ini nggak punya pekerjaan? Kenapa harus repot-repot jemput aku. Aku-kan kasihan lihat Dokter, apa kata teman-teman Dokter nanti, jika mereka melihat dokter muda, tampan dan kaya, eh... jadi supir pribadi, antar jemput gadis jelek pembantunya," ucap Ayu sambil menutup mulutnya.
"Kamu tidak usah banyak omong, itu urusanku. Aku saja tidak peduli dengan omongan orang, jangan-jangan memang kamu yang takut ketahuan, sepertinya sejak kemaren kamu keberatan aku jemput," jawab Okan hingga membuat Ayu terdiam.
Memang benar yang dikatakan Okan, Ayu tidak mau Okan ikut terseret menjadi gunjingan orang-orang.
"Kita mau kemana Dok? inikan bukan jalan menuju klinik?" tanya Ayu yang baru sadar jika jalan yang mereka lalui belum pernah Ayu lewati.
"Temani aku makan siang! setelah itu baru kita ke klinik."
"Tapi Dok, aku bawa bekal lho...ini!" ucap Ayu sambil mengeluarkan bekal nasi dari dalam tasnya.
"Siapa yang suruh kamu bawa bekal, hah!"
"Nggak ada yang nyuruh! Aku sendiri yang mau Dok, kasihan-kan mbak Suster jika harus menanggung makananku setiap hari, bisa habis gajinya untuk sedekah terus ke aku," ucap Ayu dengan polosnya.
Okan menggelengkan kepalanya, "Kamu pikir Suster yang nanggung biaya makananmu?"
"Ayu pun mengangguk, bukankah mereka yang membelikanku nasi ramas kemaren Dok?"
"Itu memang anggarannya sudah aku percayakan kepada mereka. Makan, minum dan jaminan kesehatan, klinikku yang tanggung. Bahkan ada bonus kerajinan, bagi yang tidak pernah libur di luar hari libur yang aku berikan."
"Oh... Dokter baik banget, terimakasih Dok. Beruntung aku hampir di tabrak oleh mobil Dokter."
"Apa kamu bilang? Kamu yang beruntung, aku yang rugi," ucap Okan tanpa mengalihkan pandangannya, dia tetap pokus dengan stiurnya.
Ayu pun tersenyum simpul, yang dikatakan oleh dokter Okan memang benar, Ayu mengatakan hal itu hanya ingin menggoda sang dokter saja.
Saat ini dokter Okan telah memarkirkan mobilnya di sebuah lesehan, Dia lebih suka makan di tempat seperti itu karena menurutnya suasana terasa lebih santai.
"Ayo turun, kita makan di sini saja," ajak Okan.
"Jadi bekal aku bagaimana Dok? aku bawa saja ya, biar makan di sana? Dokter saja yang pesan makanan. Sayang-kan Dok! Kata Ibu mubazir menyia-nyiakan makanan. Ibuku mencari nafkah tidak kenal lelah dan waktu lho Dok?"
"Memangnya apa isi bekalmu?"
"Sambal ikan! Lagian ini masakan Ibu, masakan beliau enak lho Dok, Dokter boleh cicip nanti jika tidak percaya."
"Begini saja, itukan sambal ikan dan tidak akan basi jika kita makan nanti malam, aku mau cicip masakan Ibumu. Jadi, nanti malam bekal kamu kita makan berdua, tidak mubazir-kan?"
"Oke, sebentar ya Dok."
Ayu menyimpan kembali bekal makanannya ke dalam tas, lalu dia merapikan rambut dan pakaiannya sebelum turun. "Oh ya Dok, satu lagi. Dokter tidak malu membawaku masuk dengan masih berpakaian sekolah?"
"Apa boleh buat, aku jemput kamu memang dari sekolah?"
"Aku bawa pakaian ganti, tapi rencananya nanti mau ganti di toilet klinik saja Dok."
"Ya sudah ayo, tidak apa-apa, palingan di kira aku jalan dengan muridku," ucap Okan sambil berjalan masuk ke dalam lesehan.
Ayu pun bergegas mengikuti langkah dokter Okan, ternyata di dalam lesehan, para pelayan dengan ramah menyapa mereka, sepertinya para pelayan itu sudah kenal baik dengan Okan.
"Dok, tunggu! Dokter sering makan di sini ya?"
"Kenapa memangnya?"
"Tuh mereka, sepertinya sudah akrab banget dengan Dokter."
"Iya, ini lesehan langganan ku bersama teman-teman. Setiap akhir pekan kami sering nongkrong di sini."
"Pasti bersama pacar ya Dok? Bagaimana jika pacar Dokter tahu, Dokter membawaku kesini. Mampus aku Dok, aku nggak mau di tuduh jadi pelakor lho Dok?"
"Bagus deh jika pacar aku tahu, pasti dia makin takut kehilangan aku dan yang jelas makin cinta."
Okan sengaja berkata seperti itu, kini pikirannya yang berbicara bukan hatinya. Dia masih butuh waktu untuk memastikan perasaannya.
Ayu yang mendengar jawaban dokter Okan pun terdiam, dia sudah menduga, tidak mungkin orang setampan dokter Okan belum mempunyai pacar, apalagi dia seorang dokter yang jelas kehidupannya telah mapan.
"Kenapa kamu diam? Kamu takut dengan pacarku? tenang saja, hari ini dia repot dan tidak akan mungkin datang ke sini."
Pelayan datang dengan membawa makanan dan minuman, Ayu heran padahal mereka belum memesan apapun. Kini hidangan aneka seafood telah tersaji lengkap dengan es asam Jawa serai kesukaan Okan.
"Kita kan belum pesan Dok? kenapa pelayan sudah menyajikan banyak menu?"
"Kamu tidak suka ya dengan makanan ini, jika tidak suka, silakan pesan menu lain."
"Suka Dok, cuma heran. Makanan segini banyak, pasti mahal Dok, lagipula tidak akan habis jika kita makan berdua."
"Tenang saja, pasti habis."
Ayu membulatkan matanya, dia bingung, makanan yang penuh di atas meja mana mungkin bisa dia dan dokter okan habiskan.
"Yakin Dok? ini semua bakal habis?"
Okan mengangguk, Ayu begidik ngeri membayangkan Okan bisa menghabiskan begitu banyak makanan. Dia saja sudah merasa kenyang mendengar jawaban Okan.
Dalam batinnya Ayu berkata, "Memangnya perut dokter Okan terbuat dari apa ya? hingga bisa menampung begitu banyak makanan, hi...serem deh."
"Ayo kita makan Yu! kenapa malah bengong?"
"Aku kenyang Dok! rasanya tidak sanggup aku makan begini banyak."
Dokter Okan tersenyum sambil menyuapkan makanan ke dalam mulutnya.
"Mau aku suapin?"
"Nggak Dok, aku bisa makan sendiri kok!"
"Ya sudah, ayo cepat di makan."
Ayu terpaksa makan, dia tidak mau jika dokter Okan menyuapinya. Tidak lama kemudian muncul 2 orang anak laki-laki dan 2 orang anak perempuan yang rata-rata berumur sekitar 10 tahun, sembari memainkan alat musik angklung.
Anak-anak itu sangat lihai memainkan angklungnya hingga membuat Ayu terpana. Beberapa irama lagu pun telah selesai mereka mainkan, lalu Okan mengeluarkan sejumlah uang lembaran ratusan dan membagikannya kepada mereka sambil berkata, "Ini buat kalian dan yang ini Om titip buat adik-adik yang lain, Om belum sempat jenguk mereka, Inshaallah minggu depan Om akan usahakan kesana."
Merekapun mengucapkan terimakasih, lalu Okan memanggil pelayan untuk mengambilkan empat buah piring dan meminta keempat anak tersebut untuk duduk bersama menghabiskan makanan.
Ternyata Ayu salah duga ya sobat, dikiranya perut dokter Okan terbuat dari karet hingga bisa menghabiskan semua makanan😄, makanya kita nggak boleh berprasangka dulu sebelum ada bukti.
🌻 Terimakasih atas semua dukungan kalian, aku tunggu lho dukungan selanjutnya 🙏😉
Inshaallah malam ini author usahakan ya...nambah up lagi.
SEE YOU ♥️♥️♥️
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 71 Episodes
Comments
Mitha
ini pertanyaan terselubung, aslinya mau nanya dokter udah punya pcar ap blm, gitu kan
2022-04-06
0
Safni Mardesi
ditungu juga thoor. lanjutanya 😀😀
2022-03-15
0
Alya Yuni
Hhhh Ayu
2022-03-15
1