"Besok, Papa dan Mama akan mengantar Metha ke Padang, kamu baik-baik lah di rumah bersama Bik Aisyah, aku dengar beliau sangat baik. Aku tidak bisa setiap hari mengunjungimu. Kamu harus semangat untuk sembuh Oki, masa depanmu masih panjang."
Oki hanya diam mendengarkan perkataan Okan, memang semangatnya untuk sembuh minim, dia tidak punya masa depan dengan kakinya yang lumpuh.
"Kamu mau aku bawakan apa Ki? Paling hari senin aku baru bisa kesini lagi, soalnya besok aku nangani operasi dan sorenya mau ke makam."
"Nah kamu sama saja denganku, tidak punya masa depan, kamu masih saja mengharapkan orang yang sudah tiada. Tuh terima saja si Metha, dia kan calon menantu kesayangan Mama Papa, untuk apa selalu mengenang masa lalu, toh dia nggak bakalan kembali," ucap Oki.
"Bukan begitu Ki, aku sudah ikhlas kok dengan kepergian Naura, mungkin itu yang terbaik untuknya. Cuma aku ingin berterimakasih kepadanya, dia sudah mengajarkan aku arti cinta, walaupun akhirnya aku terlambat. Dia pergi sebelum aku mengakui bahwa aku memang mencintainya," kenang Okan.
Kemudian Okan melanjutkan ucapannya, "Nah sekarang aku tidak ingin menyesal untuk yang kedua kalinya, aku sudah menemukan gadis baik yang akan menjadi tambatan hatiku, tapi yang pasti itu bukan Metha."
"Jadi kamu sudah punya pacar? Bersiaplah menentang Papa dan Mama, karena kulihat mereka mendukung Metha dan gadis manja itu selalu berhasil mengambil hati Papa Mama. Syukur deh jika kamu sudah punya yang lain, aku sendiri walau cacat tidak akan mau jika dijodohkan dengan Metha," ucap Oki yang tumben bisa berbicara halus dan mendukung Okan.
"Terimakasih Ki atas dukungannya, suatu saat aku akan mengenalkannya kepadamu. Aku permisi dulu ya Ki, ada pekerjaan yang masih harus aku selesaikan. Aku janji hari senin akan kesini lagi untuk menjengukmu."
Okan pun pergi setelah menepuk pundak adiknya, dia ingin memberikan dukungan agar Oki bisa kembali berjalan. Okan akan sering mengunjungi Oki selama Mama Papanya pergi, dia berharap kesempatan ini bisa membuatnya kembali dekat dengan saudara kembarnya itu.
Melihat Okan sudah kembali ke ruang tamu, Metha pun menghentikan percakapannya dengan Mama Papa. Entah apa yang mereka bahas hingga langsung berhenti saat Okan datang. Tapi Okan tidak peduli, yang penting sekarang dia harus mengejar cintanya, dia tidak mau terlambat lagi.
******
Ayu di sekolah kini jadi buah bibir bagi Dilla CS, mereka mulai menyebar isu bahwa memang Ayu gadis pembawa sial, buktinya kini Dilla sakit, wajahnya penuh di tumbuhi benjolan kecil yang berisi air, atau orang bilang penyakit cacar air.
Dilla yang waktu itu sempat membully Ayu, kini dapat balasan wajahnya ikutan buruk. Bahkan jika sudah sembuhpun akan meninggalkan bekas luka menghitam.
Vina yang melihat Ayu diantar oleh Okan pun mulai bergosip bahwa Ayu menjual diri, menurutnya, jika Ayu tidak melacur mana mungkin Ayu bisa berteman dengan pemuda tampan dan kaya.
Sisil yang mendengar hal itupun panas, dia marah, lalu dengan lantang Sisil berkata di hadapan teman-teman Dilla, "Kalian jangan beraninya bergosip di belakang. Syukur bos kalian akhirnya kena batunya, makanya jangan suka membully orang, sekarang wajah Dilla juga ikutan buruk. Karma berlaku untuknya, kalau kalian mau ikut seperti dia, silahkan bully kami," ucap Sisil tanpa rasa takut lagi.
Kemudian dia melanjutkan ucapannya, "Mengenai cowok tampan itu, kalian mau tahu siapa dia! Dia adalah seorang dokter dan kekasih Ayu. Puas kalian selalu menggunjingkan sahabatku, hah!"
Mendengar ucapan Sisil, Ayu merasa ketakutan, dia menarik lengan Sisil agar menyudahi perkataannya dan pergi meninggalkan teman-teman Dilla.
Tapi Sisil tidak mempedulikan Ayu, dia harus puas membalas bullyan yang pernah mereka lakukan terhadap sahabatnya itu.
Setelah Sisil meluapkan emosinya barulah dia mengajak Ayu ke kantin, Sisil ingin minum es untuk mendinginkan hatinya.
Ayu dan Sisil segera memesan makanan dan dua gelas teh manis dingin, lalu mereka mencari bangku yang nyaman untuk tempat mengobrol.
"Kamu Sil, kenapa tadi bilang Dilla kena batunya, aku takut, nanti jika dia sudah sembuh dan kembali ke sekolah malah lebih membully aku. Terus... mengapa kamu bilang Dokter Okan itu pacarku, dia cuma teman dan bos aku Sil. Bagaimana jika dokter Okan tahu hal ini, mau ku kemanakan wajahku Sil?"
"Biarin, jika Dilla berani membully kamu lagi, aku akan berdiri di depanmu, aku janji. Mengenai dokter Okan, aku yakin Yu, dia mencintaimu, mana mungkin seorang dokter ternama mau menjadi sopir pribadimu kalau tidak karena cinta," ucap Sisil dengan yakinnya.
"Entahlah Sil, aku tak mungkin berharap menjadi Cinderella dengan sepatu kaca akhirnya bertemu pangerannya."
"Hahaha....kamu bisa saja Yu. Pasti kamu akan jadi Cinderella, aku yakin itu."
"Aamiin...." ucap Ayu sambil mengajak Sisil kembali ke dalam kelas.
Ayu dan Sisil sudah tidak sabar ingin mengetahui siapa yang berhasil mendapatkan hadiah dari Pak Robi. Mereka menunggu bel berbunyi tanda jam pelajaran Pak Robi pun akan di mulai.
Tidak lama menunggu, akhirnya bel pun berbunyi, Sisil langsung berkata Yes, dia penasaran ingin segera mengetahui siapa pemenangnya.
Pak Robi sudah berdiri di ambang pintu sambil mengucap salam, para murid pun langsung kembali ke tempatnya masing-masing sambil menjawab salam dari Pak Robi.
Belum lagi Pak Robi duduk di bangkunya, Bimo yang sudah tak sabar langsung berkata, "Pak, siapa yang berhak mendapatkan novel cetak dari Bapak?"
Murid-murid pun bersorak ke arah Bimo, Dion segera menimpali, "Sabar dong Bim, Pak Robi saja belum duduk sudah kamu cecar pertanyaan."
Pak Roby hanya tersenyum melihat antusias murid-muridnya, dia berhasil membakar semangat mereka.
Kemudian beliau pun berkata, "Kalian sudah tidak sabar ya? baiklah saya akan segera umumkan," ucap Pak Robi.
"Kalian lihat ini!" ucap Pak Robi sambil berjalan mendekati murid-muridnya dengan menunjukkan lembar jawaban kertas ujian.
Tertera di sana nama pemilik lembar jawaban tersebut, yaitu Ayumi dengan nilai tertinggi. Sisil langsung bersorak kegirangan, dia bersyukur sahabatnya yang menang dan berhasil mendapatkan hadiah dari Pak Robi.
Ayu langsung mengucap syukur, dia senang, harapannya terkabul. Sementara teman-teman Dilla merasa tidak senang, mereka mencibir. Ayu tidak peduli akan hal itu, yang penting dia sekarang harus banyak belajar lewat karya Pak Robi untuk bisa ikut jejak sebagai penulis sukses.
"Ayumi... silahkan maju," pinta Pak Robi.
Ayu pun maju ke depan kelas, Pak Robi mengucapkan selamat, lalu memberikan hadiah sesuai janjinya. Ayu berterimakasih kepada Pak Robi, lalu dia memohon agar Pak Robi berkenan membimbingnya untuk belajar menghasilkan karya yang baik.
Selamat kepada Ayu, semoga langkahnya untuk menjadi seorang penulis terus di permudah....
Terimakasih atas dukungannya ya para sobat, yang ingin belajar menjadi penulis seperti Ayu atau seperti author di persilahkan ☺️ ayo kita sama-sama belajar, semoga sukses untuk kita semua. Aamiin.....
Jangan lupa ya para sobat untuk mendukung semua karyaku, semoga berkah buat kalian dan juga untukku. 🙏😉
SEE YOU ♥️♥️♥️
INSHAALLAH KEJAR UP SATU EPISODE LAGI MALAM INI, MUDAH-MUDAHAN CEPAT DILULUSKAN REVIEW NYA OLEH NOVELTOON.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 71 Episodes
Comments
Siti Mariam
👌👍👍👍👍
2022-04-07
1
Ummi Alfa
Smoga aza Okan emang jodoh Ayu.
2022-04-01
0
Alya Yuni
Slmat Yu
2022-03-18
0