"Bersihkan diri dulu sana Yu, dan langsung istirahat, bukankah besok pagi kamu harus berangkat pagi ke sekolah," pinta Bu Nita.
"Oh Ya, kamu sudah makan atau belum? Ibu sudah masak ikan yang yang kamu beli tadi siang."
"Sudah Bu, tadi kakak perawat membelikan Ayu nasi ramas di rumah makan Padang, mereka baik lho Bu sama Ayu."
"Alhamdulillah Nak, kamu harus tetap ingat kebaikan orang, walaupun kita tidak bisa membalasnya minimal do'akan mereka."
"Inshaallah Bu, Ayu akan selalu ingat pesan Ibu. Ayu pergi mandi dulu ya Bu? bau badan Ayu sudah asem sekali."
Kemudian Ayu masuk ke dalam kamarnya, mengambil handuk dan pakaian ganti. Dia merasa tubuhnya sangat lelah, mungkin sehabis mandi tubuhnya akan segar kembali.
Sehabis mandi, Ayu menemui ibunya kembali, dia ingin meminta izin, bahwa besok pagi Ayu akan membawa bekal nasi, karena dia tidak mungkin mengandalkan pemberian orang terus.
"Bu, besok Ayu boleh bawa bekal? soalnya sepulang sekolah Ayu akan langsung ke klinik untuk bekerja, jika pulang lagi malah menghabiskan ongkos. Ayu juga bakal bawa pakaian ganti Bu, agar pakaian sekolah Ayu tidak cepat kotor."
"Bawalah Nak! Ibu tidak ingin kamu telat makan, nanti kamu sakit. Tapi jika kamu lelah sekolah sambil bekerja, sebaiknya tidak usah bekerja, biar nanti kita temui dokter Okan dan Ibu akan memohon kepada beliau, agar Ibu saja yang akan mencicil hutang kamu. Ibu tidak ingin belajarmu terganggu gara-gara bekerja."
"Nggak apa-apa Bu, Inshaallah Ayu bisa sekolah sambil bekerja. Lagipula sekalian belajar, nanti setelah lulus sekolah, Ayu tidak akan canggung lagi untuk bekerja dan tidak akan susah lagi mencari pekerjaan. Ayu ingin segera meringankan beban Ibu. Ayu sayang Ibu dan suatu saat nanti, ibu tidak usah bekerja lagi, cukup Ayu yang bekerja," ucap Ayu sambil memeluk Ibunya.
"Oh ya Yu, Ibu juga ingin menyampaikan sesuatu sama kamu. Ada kabar baik, kita akan pindah dari sini," ucap Ibu yang masih di peluk oleh Ayu.
"Akan pindah kemana kita Bu? Bukankah ngontrak di luar lebih mahal, nanti uang Ibu habis dan tidak bisa menabung lagi."
"Tenang Yu, ini gratis kok. Majikan Ibu sangat baik, kita diperbolehkan tinggal di faviliun rumahnya. Mulai besok kita sudah boleh pindah ke sana."
"Tapi Bu, Ayu masih bekerja, nanti nggak ada yang membantu Ibu membereskan barang, kalau hari sabtu bagaimana Bu? Ayu sabtu dan minggu libur bekerja."
"Iya Yu, hari Sabtu saja kita pindah, besok biar Ibu bilang dulu kepada bos Ibu. Mungkin dengan tinggal di sana akan membawa keberkahan bagi kita Yu."
"Apa maksud Ibu, Ayu bingung."
"Pertama, kita akan tinggal di tempat aman, jauh dari gunjingan tetangga tentang kamu, kedua, Ibu jadi bisa menabung lebih banyak karena kita tidak perlu mengeluarkan biaya untuk ngontrak rumah dan ongkos angkot pulang pergi."
"Benar juga kata Ibu, kita bisa lebih berhemat."
"Ibu menabung karena memikirkan masa depanmu Nak, siapa tahu suatu saat Ibu bisa membiayai kamu untuk masuk universitas. Ibu ingin melihat kamu berhasil, agar hidupmu senang di kemudian hari," ucap Ibu sambil mengeratkan pelukannya.
"Terimakasih Bu, Ibu memang is the best. Ayu sayang sekali sama Ibu. Ayu sudah bersyukur kita bisa hidup seperti ini, Ayu tidak ingin menyusahkan Ibu. Inshaallah suatu saat Ayu pasti bisa bekerja sambil kuliah. Ayu Bangga sama Ibu."
Dalam batinnya ibu berkata, "Seandainya kamu tahu Nak, Ibu bukan orangtua kandungmu, apa kamu masih mau menyayangi Ibu seperti ini. Dan jika kamu terlahir normal pasti sekarang hidupmu senang, tidak kekurangan apapun bersama Papa Mama mu di keluarga besar kalian."
"Ayo kita tidur! Ibu sudah mengantuk, besok takutnya kita terlambat bangun, bisa gawat den Oki bakalan marah."
"Ayo Bu, Ayu juga sudah mengantuk."
Ibu dan anak itupun pergi ke kamar, untuk beristirahat. Sebelum tidur Ayu mempersiapkan buku pelajaran yang harus di bawanya besok dan rencana Ayu setelah sholat subuh, dia akan mengulang pelajaran sebentar.
Ayu merebahkan tubuhnya sambil memperhatikan ponsel baru di tangannya, kalau hanya memanggil dan menerima panggilan dia sudah mengerti cara menggunakannya, tapi untuk yang lainnya dia masih awam.
Di layar terlihat banyak aplikasi yang belum Ayu pahami, salah satunya Facebook, Instagram dan masih banyak lagi.
Ketika sedang mengotak-atik ponselnya, terdengar suara dentingan pesan masuk WhatsApp, Ayu penasaran, perasaan dia belum menggunakan ponsel ini kenapa sudah ada yang mengirim pesan.
Ayu pun membuka pesan tersebut, matanya membulat sempurna, di sana terlihat sebuah kontak atas nama Dokter gantengmu.
Ayu tersenyum sambil menggelengkan kepalanya dan berkata, "Dasar dokter ganteng, kamu memang pede abis, sampai kontakmu kamu tulis sebagai dokter gantengku.
Sebenarnya hati Ayu berdebar-debar dan senang, entah mengapa perasaan aneh selalu datang ketika dia mengingat tentang dokter Okan.
Dalam pesan WhatsApp nya dokter Okan menyampaikan bahwa besok siang dia akan menunggu Ayu di depan sekolah makanya Ayu di minta untuk mengirimkan nama dan alamat sekolahnya.
Tangan Ayu gemetar, hatinya semakin kacau, dia senang tapi sekaligus khawatir, jika dokter Okan benar menjemputnya pasti bakalan terjadi kehebohan di sekolah, apalagi jika Dilla CS sampai tahu.
Ayu belum siap jika dokter Okan tahu tentang tanda lahir yang dia punya. Ayu takut dokter Okan akan sama seperti yang lain, mengatakan dirinya terkena kutukan dan juga merupakan gadis pembawa sial hingga tidak mengizinkan Ayu untuk bekerja lagi di kliniknya.
Merasa lama pesannya tidak di balas, hanya dibaca saja oleh Ayu, Okan pun tidak sabar, lalu dia melakukan panggilan.
Ayu masih bingung, apa dia harus mengangkat panggilan dari dokter Okan atau tidak. Namun dia ingat perkataan Okan saat menyerahkan ponsel tersebut, dia tidak mau Okan marah dan menagih hutangnya, apalagi melaporkan dirinya ke polisi.
Dengan berat hati, Ayu pun mengangkatnya, dia pura-pura mengucek-ucek mata seperti bangun tidur, agar Okan tidak marah karena dirinya lama mengangkat panggilan telephone dari Okan.
"Kamu jangan pura-pura! Aku tahu, kamu belum tidur! Kenapa kamu tidak balas chatt dariku dan lama mengangkat panggilan telephone ku! Apa kamu lupa dengan apa yang aku bilang saat menyerahkan ponsel itu ke kamu!"
"Maaf Dok! Aku baru balik dari kamar mandi, mataku kelilipan jadi baru saja aku cuci. Bukan maksudku tidak mau membalas chatt dan mengangkat telephone dari Dokter," jawab Ayu yang merasa takut jika ketahuan dirinya berbohong.
Okan tahu Ayu berbohong, karena di layar terlihat jelas sekali bahwa wajah maupun poni Ayu tidak basah sedikitpun.
Dan Okan pun juga tahu, pasti Ayu masih bingung bagaimana cara menggunakan ponsel tersebut, makanya dia ingin menjemput Ayu sepulang sekolah. Okan akan mengajak gadis itu untuk menemani dirinya makan siang sekaligus ingin mengajari Ayu cara menggunakan ponsel tersebut.
"Jadi sekarang jawablah pertanyaanku, jangan kamu bilang mulutmu sakit juga, hingga susah untuk menjawab," balas Okan ketus karena melihat Ayu diam saja di seberang sana di balik ponselnya.
Hati Ayu kembali mengumpat tapi dia benar takut jika Okan marah, lalu buru-buru dia berkata, "Dokter tidak usah repot-repot, aku akan datang naik angkot, kita bertemu di klinik saja ya Dok?" jawab Ayu gugup.
"Kenapa aku tidak boleh menjemput kamu Yu? Apa ada yang kamu sembunyikan dariku? atau kamu punya niat, besok tidak akan hadir ke sekolah," tuduh Okan.
"Baiklah Dok, tapi besok saja ya, aku kirim alamatnya, sekarang aku mengantuk, takutnya besok terlambat bangun dan tuduhan dokter menjadi kenyataan."
Tanpa menunggu jawaban dari Okan, Ayu pun langsung menutup ponselnya.
Eh...dasar si Ayu, beraninya menutup panggilan dari Okan tanpa izinnya. Apakah Ayu akan dihukum oleh dokter Okan? ikuti terus kelanjutannya ya sobat, dan jangan lupa wajib beri dukungannya ya... agar aku tidak lupa up. 😉
Terimakasih kepada seluruh pembaca yang telah memberikan dukungannya..., baik favorit, like, coment, hadiah maupun rate bintang limany. 🙏😉
SEE YOU ♥️♥️♥️
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 71 Episodes
Comments
Anna Susiana
mengapa orang tua Ayu membuang anaknya sendiri sedari bayi walaupun dia terlahir berbeda di bayi normal lainnya, tega sekali mereka, hrsnya mereka menerima karunia tuhan yg dititipkan oleh Allah walau terlahir dg kondisi seperti itu
2022-12-27
1
Siti Mariam
oooohhh disini toh .bguslahh.👍
2022-04-07
0
Alya Yuni
Orng kya tpi gk ada hati mlhan buang anknya
2022-03-15
1