Dua hari berlalu sejak kalimat Mery kala itu, walau mencoba menolak semua pemikiran yang membenarkan hal itu, nyatanya Hanna tetap membenci pria itu. Bahkan kala mengingat perbuatan pria itu yang sudah berani mencuri ciuman pertamanya, semakin membuat Hanna membencinya.
Lepas dari demam yang sudah membelenggu tubuhnya selama dua hari kemarin membuat Hanna memutuskan untuk berkuda hari ini.
"Tapi Anda baru saja sembuh, Nona," ucap Mery mengerucutkan bibir. Stuart sudah berpesan padanya untuk tidak mengizinkan Hanna keluar rumah, apa lagi melakukan hal gila seperti biasanya.
"Aku bosan, Mer. Lagi pula, aku sudah sehat. Aku bahkan bisa lomba lari dengan banteng dan pasti menang," jawabnya tersenyum, menyelesaikan ikatan di rambutnya.
Namun, peringatan Mery ternyata didukung oleh papa dan mamanya. Suami istri itu justru memintanya untuk kembali naik ke atas dan bersiap-siap karena malam ini Alex akan datang untuk makan malam.
Hanna menyambut berita kedatangan Alex untuk makan malam bersama mereka dengan kengerian seperti akan menyaksikan hukum cambuk di hadapan banyak orang. Tetapi dia bisa apa? apa dia punya hak untuk menolak kedatangan pria itu? Kedua orang tuanya, bahkan adiknya sangat menyukai manusia arogan itu.
"Kau harus bisa bersikap manis dihadapan Alex. Papa tahu kau sangat membencinya," ucap Stuart membelai pipi Hanna.
"Lakukan demi adikmu. Kau tahu dia sangat menyukai His Grace. Dan ibu minta, apa pun sikap manis yang ditujukan His Grace, kau harus mengacuhkannya, karena dia calon suami adikmu," tekan Ema.
Wanita itu tidak ingin terjadi permusuhan diantara kedua kakak adik itu. Kalau tadi Hanna menyukai Alex sama seperti pria juga menyukai Hanna, Ema pasti akan meminta Catherine untuk merelakan mereka bersama, tapi ini berbeda, Hanna tidak menyukai pria itu, jadi seharusnya Hanna yang menyingkir dari lingkaran mereka.
Demi ayah dan ibunya, Hanna bersedia ikut menghadiri makan malam itu, walau sebenarnya hati kecilnya lebih memilih untuk diam di kamar saja.
Makan malam di mulai pukul delapan, tapi Alex sudah tiba pukul tujuh. Stuart yang menerima kedatangan pria itu saat ini sedang menemaninya sang tamu agung di ruang tamu.
Lagi-Lagi hal yang tidak mengenakan terjadi di awal acara makan malam itu. Stuart yang duduk di ujung meja panjang, dan Ema di sebelah kanannya. Catherine mengambil tempat di sayap Stuart sebelah kiri, lalu Alex di sampingnya.
Hanna yang terlambat datang ke ruang makan, membuat dirinya tidak bisa mengelak harus duduk di samping ibunya, yang artinya tepat di depan Alex.
Dengusan panjang dari Hanna yang menggambarkan ketidaksenangan dirinya atas tempat duduk itu masih sempat ditangkap Alex dan pria itu hanya mengulum senyum.
Memanfaatkan tempat lilin dari perak yang berat di tengah meja sebagai penghalang antara dirinya dengan tamu agung yang tidak diinginkannya, ternyata cukup berhasil. Selama makan malam itu berlangsung, Hanna memilih mengunci rapat bibirnya dan membuang kuncinya ke tengah laut kebencian, dingin dan terkesan kaku.
Beberapa kali sepanjang makan malam, Alex memancing perhatiannya dengan melemparkan komentar provokatif, yang tentu saja Hanna tahu itu untuk memancingnya, tetapi sayang, Hanna tetap mengabaikan nya.
"Anda ingin menambah salad nya, my Lord?" tanya Catherine yang sejak tadi selalu bersikap aktif, seolah ingin menunjukkan perannya sebagai gadis cekatan, dan calon istri yang sempurna.
Sementara Alex terlihat membalasnya dengan sikap datar dan biasa saja. Justru pria itu tidak henti-hentinya menatap Hanna, cara makan gadis itu yang cuek dengan etika dan tidak bersikap seolah seorang putri bangsawan membuat Alex tidak bisa menyembunyikan tawanya lagi.
"Kalau kau mau, kau bisa mengambil jatah ku," ucap Alex menggeser mangkok kristal tempat puding mangga miliknya ke depan Hanna.
Gadis itu terdiam. Terkejut karena tidak menyangka kalau pria itu bahkan memperhatikan dia makan. Ema mengerlingkan tajam ke arah Hanna, melalui pelototan matanya meminta agar Hanna melepaskan sendok kecil yang menggantung di dalam mulutnya.
Segera tersadar, Hanna buru-buru mengambil sendok yang tadi dia gigit, dan hal lucu itu menggelitik perut Alex hingga terpingkal.
Kesenangan Alex yang bersumber dari tingkah Hanna membuat Catherine tidak terima. Dia yang sudah berdandan cantik dan berharap malam ini Alex akan memastikan tanggal mereka bertunangan secara resmi dihadapan semua orang, tampaknya akan tertunda lagi, dan semua itu karena ulah bodoh kakaknya.
Setelah kejadian itu, makan malam kembali kondusif. Anehnya, empat orang selain Hanna berhasil melewati makan malam dengan baik, dan perbincangan mereka semakin seru saat malam semakin larut.
Begitu makanan penutup disingkirkan, Hanna berdiri dengan anggun dan berpamitan dengan alasan masih pusing. Dari ekor matanya, Hanna sempat melirik sekilas ke arah Don Juan itu, Hanna tebak ia pasti tersenyum mengejek, namun, prasangka gadis itu salah. Ada kekhawatiran tersirat pada wajahnya.
"Oh, jangan khawatir, Tuan. Hanna kuat, dia tidak apa-apa. Mungkin tadi terlalu banyak memakan sop tomatnya hingga sedikit mual," jawab Stuart berspekulasi semaunya.
"Akhirnya aku bisa tenang, Mery," ucap Hanna duduk di kursi riasnya. Pelayannya sudah membantu mengganti pakaiannya dengan gaun untuk tidur yang tipis dan lembut.
Setelah membasuh wajahnya, Hanna mulai menyisir rambut panjangnya yang wangi mawar. Di zamannya saat, sampo dan juga sabun mandi diolah sendiri dengan bunga dan juga campuran madu. Tidak heran kalau kulit wanita bangsawan Inggris begitu lembut.
"Aku saja, Mery. Kau boleh beristirahat," ujarnya menerima sisir dari tangan Mery.
"Baik lah, Nona. Saya permisi." Mery sudah keluar, dan Hanna ingin segera menuntaskan urusan rambutnya itu. "Selesai."
Baru saja mengibaskan selimutnya dan berniat naik ke ranjang, pintu kamarnya kembali terbuka.
"Kenapa kau kembali, Mery? apa ada sesuatu?" tanya nya membalikkan tubuhnya. Namun, pekikan di mulutnya tertahan oleh tangan seorang pria yang menyerbu masuk kamarnya.
"Mau apa kau ke mari?" pekiknya tertahan. Matanya sudah membulat sempurna, begitu marah atas kelancangan pria itu diambang batas.
"Aku mengkhawatirkan mu. Aku ingin memastikan kau baik-baik saja sebelum aku pulang," gumam Alex tersenyum. Dia pasti sudah gila, selalu tersenyum setiap berhadapan dengan gadis itu.
Bukti konkrit kegilaannya sudah semakin nyata, dengan alasan izin ke kamar mandi, dia justru naik ke kamar Hanna. Dorongan untuk melihat gadis itu sungguh besar. Hanna seolah magnet buatnya menariknya mendekat.
"Aku baik-baik saja. Sekarang kau bisa pergi!" seru Hanna setengah berbisik. Dia sungguh takut seseorang akan mendapati mereka ada di kamar ini, terlebih ibunya dan Catherine.
"Ok, aku akan pergi. Tapi kau harus janji dulu, temui aku besok di dekat telaga waktu itu." Alex juga ikutan berbisik. Sebenarnya dia tidak peduli kalau sampai ketahuan, malah lebih baik agar mereka segera dinikahkan.
"Aku tidak mau!"
"Kalau begitu, aku akan bermalam di kamar ini!"
"Dasar gila, pria arogan!"
"Aku tahu, itu aku!"
Lama berdebat antara hati dan pikirannya, akhirnya Hanna memutuskan menyelamatkan dirinya malam ini dulu. "Fine! aku akan datang!"
Alex tersenyum penuh kemenangan. Segera berbalik untuk keluar. Hanna mengikuti di belakangnya untuk mengunci pintu setelah pria bejat itu keluar. Tepat di daun pintu, Alex berhenti dan berbalik menghadap Hanna. Satu hal yang tidak disadari Hanna, tidak ada buaya yang beretika!
Bibir panas Alex sudah menguasai bibir gadis itu, mel*mat dengan rakus, seolah bibir itu hanya tercipta memang untuk dirinya seorang. Ciuman itu berawal dengan penolakan, namun, akhirnya tubuh Hanna mengkhianatinya, mulai menerima dengan membuka mulutnya.
Alex kembali tersenyum, "Kau memang milikku!"
***
Saran dong, apa ceritanya membosankan ya? kok sepi2 ni novel😥😥 Mohon dukungannya dong semuanya, kasih like komen, gift dan vote, kalau boleh😁🙏 makasih 😘
btw, mampir genks
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 155 Episodes
Comments
Okta Via
karena seru tidak bisa berkata kata lagi Thor terhanyut dengan ceritanya
2023-02-10
1
C Miph Tikhanah
gak suka Hanna yg terlalu lemah dengan ciuman Alex thor 🙏
2022-10-31
0
Yessi Kenzie
Bagus kk ceritanya..
2022-10-10
1