Bab 19 (MCL)

Dua hari berlalu sejak kalimat Mery kala itu, walau mencoba menolak semua pemikiran yang membenarkan hal itu, nyatanya Hanna tetap membenci pria itu. Bahkan kala mengingat perbuatan pria itu yang sudah berani mencuri ciuman pertamanya, semakin membuat Hanna membencinya.

Lepas dari demam yang sudah membelenggu tubuhnya selama dua hari kemarin membuat Hanna memutuskan untuk berkuda hari ini.

"Tapi Anda baru saja sembuh, Nona," ucap Mery mengerucutkan bibir. Stuart sudah berpesan padanya untuk tidak mengizinkan Hanna keluar rumah, apa lagi melakukan hal gila seperti biasanya.

"Aku bosan, Mer. Lagi pula, aku sudah sehat. Aku bahkan bisa lomba lari dengan banteng dan pasti menang," jawabnya tersenyum, menyelesaikan ikatan di rambutnya.

Namun, peringatan Mery ternyata didukung oleh papa dan mamanya. Suami istri itu justru memintanya untuk kembali naik ke atas dan bersiap-siap karena malam ini Alex akan datang untuk makan malam.

Hanna menyambut berita kedatangan Alex untuk makan malam bersama mereka dengan kengerian seperti akan menyaksikan hukum cambuk di hadapan banyak orang. Tetapi dia bisa apa? apa dia punya hak untuk menolak kedatangan pria itu? Kedua orang tuanya, bahkan adiknya sangat menyukai manusia arogan itu.

"Kau harus bisa bersikap manis dihadapan Alex. Papa tahu kau sangat membencinya," ucap Stuart membelai pipi Hanna.

"Lakukan demi adikmu. Kau tahu dia sangat menyukai His Grace. Dan ibu minta, apa pun sikap manis yang ditujukan His Grace, kau harus mengacuhkannya, karena dia calon suami adikmu," tekan Ema.

Wanita itu tidak ingin terjadi permusuhan diantara kedua kakak adik itu. Kalau tadi Hanna menyukai Alex sama seperti pria juga menyukai Hanna, Ema pasti akan meminta Catherine untuk merelakan mereka bersama, tapi ini berbeda, Hanna tidak menyukai pria itu, jadi seharusnya Hanna yang menyingkir dari lingkaran mereka.

Demi ayah dan ibunya, Hanna bersedia ikut menghadiri makan malam itu, walau sebenarnya hati kecilnya lebih memilih untuk diam di kamar saja.

Makan malam di mulai pukul delapan, tapi Alex sudah tiba pukul tujuh. Stuart yang menerima kedatangan pria itu saat ini sedang menemaninya sang tamu agung di ruang tamu.

Lagi-Lagi hal yang tidak mengenakan terjadi di awal acara makan malam itu. Stuart yang duduk di ujung meja panjang, dan Ema di sebelah kanannya. Catherine mengambil tempat di sayap Stuart sebelah kiri, lalu Alex di sampingnya.

Hanna yang terlambat datang ke ruang makan, membuat dirinya tidak bisa mengelak harus duduk di samping ibunya, yang artinya tepat di depan Alex.

Dengusan panjang dari Hanna yang menggambarkan ketidaksenangan dirinya atas tempat duduk itu masih sempat ditangkap Alex dan pria itu hanya mengulum senyum.

Memanfaatkan tempat lilin dari perak yang berat di tengah meja sebagai penghalang antara dirinya dengan tamu agung yang tidak diinginkannya, ternyata cukup berhasil. Selama makan malam itu berlangsung, Hanna memilih mengunci rapat bibirnya dan membuang kuncinya ke tengah laut kebencian, dingin dan terkesan kaku.

Beberapa kali sepanjang makan malam, Alex memancing perhatiannya dengan melemparkan komentar provokatif, yang tentu saja Hanna tahu itu untuk memancingnya, tetapi sayang, Hanna tetap mengabaikan nya.

"Anda ingin menambah salad nya, my Lord?" tanya Catherine yang sejak tadi selalu bersikap aktif, seolah ingin menunjukkan perannya sebagai gadis cekatan, dan calon istri yang sempurna.

Sementara Alex terlihat membalasnya dengan sikap datar dan biasa saja. Justru pria itu tidak henti-hentinya menatap Hanna, cara makan gadis itu yang cuek dengan etika dan tidak bersikap seolah seorang putri bangsawan membuat Alex tidak bisa menyembunyikan tawanya lagi.

"Kalau kau mau, kau bisa mengambil jatah ku," ucap Alex menggeser mangkok kristal tempat puding mangga miliknya ke depan Hanna.

Gadis itu terdiam. Terkejut karena tidak menyangka kalau pria itu bahkan memperhatikan dia makan. Ema mengerlingkan tajam ke arah Hanna, melalui pelototan matanya meminta agar Hanna melepaskan sendok kecil yang menggantung di dalam mulutnya.

Segera tersadar, Hanna buru-buru mengambil sendok yang tadi dia gigit, dan hal lucu itu menggelitik perut Alex hingga terpingkal.

Kesenangan Alex yang bersumber dari tingkah Hanna membuat Catherine tidak terima. Dia yang sudah berdandan cantik dan berharap malam ini Alex akan memastikan tanggal mereka bertunangan secara resmi dihadapan semua orang, tampaknya akan tertunda lagi, dan semua itu karena ulah bodoh kakaknya.

Setelah kejadian itu, makan malam kembali kondusif. Anehnya, empat orang selain Hanna berhasil melewati makan malam dengan baik, dan perbincangan mereka semakin seru saat malam semakin larut.

Begitu makanan penutup disingkirkan, Hanna berdiri dengan anggun dan berpamitan dengan alasan masih pusing. Dari ekor matanya, Hanna sempat melirik sekilas ke arah Don Juan itu, Hanna tebak ia pasti tersenyum mengejek, namun, prasangka gadis itu salah. Ada kekhawatiran tersirat pada wajahnya.

"Oh, jangan khawatir, Tuan. Hanna kuat, dia tidak apa-apa. Mungkin tadi terlalu banyak memakan sop tomatnya hingga sedikit mual," jawab Stuart berspekulasi semaunya.

"Akhirnya aku bisa tenang, Mery," ucap Hanna duduk di kursi riasnya. Pelayannya sudah membantu mengganti pakaiannya dengan gaun untuk tidur yang tipis dan lembut.

Setelah membasuh wajahnya, Hanna mulai menyisir rambut panjangnya yang wangi mawar. Di zamannya saat, sampo dan juga sabun mandi diolah sendiri dengan bunga dan juga campuran madu. Tidak heran kalau kulit wanita bangsawan Inggris begitu lembut.

"Aku saja, Mery. Kau boleh beristirahat," ujarnya menerima sisir dari tangan Mery.

"Baik lah, Nona. Saya permisi." Mery sudah keluar, dan Hanna ingin segera menuntaskan urusan rambutnya itu. "Selesai."

Baru saja mengibaskan selimutnya dan berniat naik ke ranjang, pintu kamarnya kembali terbuka.

"Kenapa kau kembali, Mery? apa ada sesuatu?" tanya nya membalikkan tubuhnya. Namun, pekikan di mulutnya tertahan oleh tangan seorang pria yang menyerbu masuk kamarnya.

"Mau apa kau ke mari?" pekiknya tertahan. Matanya sudah membulat sempurna, begitu marah atas kelancangan pria itu diambang batas.

"Aku mengkhawatirkan mu. Aku ingin memastikan kau baik-baik saja sebelum aku pulang," gumam Alex tersenyum. Dia pasti sudah gila, selalu tersenyum setiap berhadapan dengan gadis itu.

Bukti konkrit kegilaannya sudah semakin nyata, dengan alasan izin ke kamar mandi, dia justru naik ke kamar Hanna. Dorongan untuk melihat gadis itu sungguh besar. Hanna seolah magnet buatnya menariknya mendekat.

"Aku baik-baik saja. Sekarang kau bisa pergi!" seru Hanna setengah berbisik. Dia sungguh takut seseorang akan mendapati mereka ada di kamar ini, terlebih ibunya dan Catherine.

"Ok, aku akan pergi. Tapi kau harus janji dulu, temui aku besok di dekat telaga waktu itu." Alex juga ikutan berbisik. Sebenarnya dia tidak peduli kalau sampai ketahuan, malah lebih baik agar mereka segera dinikahkan.

"Aku tidak mau!"

"Kalau begitu, aku akan bermalam di kamar ini!"

"Dasar gila, pria arogan!"

"Aku tahu, itu aku!"

Lama berdebat antara hati dan pikirannya, akhirnya Hanna memutuskan menyelamatkan dirinya malam ini dulu. "Fine! aku akan datang!"

Alex tersenyum penuh kemenangan. Segera berbalik untuk keluar. Hanna mengikuti di belakangnya untuk mengunci pintu setelah pria bejat itu keluar. Tepat di daun pintu, Alex berhenti dan berbalik menghadap Hanna. Satu hal yang tidak disadari Hanna, tidak ada buaya yang beretika!

Bibir panas Alex sudah menguasai bibir gadis itu, mel*mat dengan rakus, seolah bibir itu hanya tercipta memang untuk dirinya seorang. Ciuman itu berawal dengan penolakan, namun, akhirnya tubuh Hanna mengkhianatinya, mulai menerima dengan membuka mulutnya.

Alex kembali tersenyum, "Kau memang milikku!"

***

Saran dong, apa ceritanya membosankan ya? kok sepi2 ni novel😥😥 Mohon dukungannya dong semuanya, kasih like komen, gift dan vote, kalau boleh😁🙏 makasih 😘

btw, mampir genks

Terpopuler

Comments

Okta Via

Okta Via

karena seru tidak bisa berkata kata lagi Thor terhanyut dengan ceritanya

2023-02-10

1

C Miph Tikhanah

C Miph Tikhanah

gak suka Hanna yg terlalu lemah dengan ciuman Alex thor 🙏

2022-10-31

0

Yessi Kenzie

Yessi Kenzie

Bagus kk ceritanya..

2022-10-10

1

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 (MCL)
2 Bab 2 (MCL)
3 Bab 3 (MCL)
4 Bab 4 (MCL)
5 Bab 5 ( MCL)
6 Bab 6 (MCL)
7 Bab 7 (MCL)
8 Bab 8 ( MCL)
9 Bab 9 (MCL)
10 Bab 10 (MCL)
11 Bab 11 ( MCL)
12 Bab 12 (MCL)
13 Bab 13 (MCL)
14 Bab 14 (MCL)
15 Bab 15 (MCL)
16 Bab 16 ( MCL)
17 Bab 17 ( MCL)
18 Bab 18 (MCL)
19 Bab 19 (MCL)
20 Bab 20 (MCL)
21 Bab 21 (MCL)
22 Bab 22 (MCL)
23 Bab 23 (MCL)
24 Bab 24 (MCL)
25 Bab 25 (MCL)
26 Bab 26 (MCL)
27 Bab 27 (MCL)
28 Bab 28 (MCL)
29 Bab 29 (MCL)
30 Bab 30 (MCL)
31 Bab 31 (MCL)
32 Bab 32 (MCL)
33 Bab 33 (MCL)
34 Bab 34 ( MCL)
35 Bab 35 ( MCL)
36 Bab 36 (MCL)
37 Bab 37 (MCL)
38 Bab 38 (MCL)
39 Bab 39 (MCL)
40 Bab 40 (MCL)
41 Bab 41 (MCL)
42 Bab 42 (MCL)
43 Bab 43 (MCL)
44 Bab 44 (MCL)
45 Bab 45 (MCL)
46 Bab 46 (MCL)
47 Bab 47 ( MCL)
48 Bab 48 (MCL)
49 Bab 49 (MCL)
50 Bab 50 (MCL)
51 Bab 51 ( MCL)
52 Bab 52 (MCL)
53 Bab 53 (MCL)
54 Bab 54 (MCL)
55 Bab 55 (MCL)
56 Bab 56 (MCL)
57 Bab 57 (MCL)
58 Bab 58 (MCL)
59 Bab 59 (MCL)
60 Bab 60 (MCL)
61 Bab 61 (MCL)
62 Bab 62 (MCL)
63 Bab 63 (MCL)
64 Bab 64 ( MCL)
65 Bab 65 (MCL)
66 Bab 66 (MCL)
67 Bab 67 (MCL)
68 Bab 68 ( MCL)
69 Bab 69
70 Bab 70 (MCL)
71 Bab 71(MCL)
72 Bab 72 (MCL)
73 Bab 73 ( MCL)
74 Bab 74 ( MCL)
75 Bab 75 ( MCL)
76 Yang baru
77 Bab 76 (MCL)
78 Bab 77 (MCL)
79 Bab 78 (MCL)
80 Bab 79 (MCL)
81 Bab 80 (MCL)
82 Bab 81 (MCL)
83 Bab 82 ( MCL)
84 Bab 83 ( MCL)
85 Bab 84 (MCL)
86 Bab 85 ( MCL)
87 Bab 86 (MCL)
88 Bab 87 (MCL)
89 Bab 88 ( MCL)
90 Bab 89 (MCL)
91 Bab 90 ( MCL)
92 Bab 91 (MCL)
93 Bab 92 (MCL)
94 Bab 93 (MCL)
95 Bab 94 (MCL)
96 Bab 95 ( MCL)
97 Bab 96 ( MCL)
98 Bab 97 (MCL)
99 Bab 98 (MCL)
100 Bab 99 (MCL)
101 Bab 100 ( MCL)
102 Bab 101 ( MCL)
103 Bab 102 ( MCL)
104 Bab 103 (MCL)
105 Bab 104 ( MCL)
106 Bab 105 (MCL)
107 Bab 106 (MCL)
108 Bab 107 (MCL)
109 Bab 108 (MCL)
110 Bab 109 (MCL)
111 Bab 110 (MCL)
112 Bab 111 (MCL)
113 Bab 112 (MCL)
114 Bab 113 ( MCL)
115 Bab 114 (MCL)
116 Bab 115 ( MCL)
117 Bab 116 (MCL)
118 Bab 117 ( MCL)
119 Bab 118 (MCL)
120 Bab 119 ( MCL)
121 Bab 120 (MCL)
122 Bab 121 (MCL)
123 Bab 122 (MCL)
124 Bab 123 (MCL)
125 Bab 124 (MCL)
126 Bab 125 (MCL)
127 Bab 126 (MCL)
128 Bab 127 (MCL)
129 Bab 128 (MCL)
130 Bab 129 (MCL)
131 Bab 130 (MCL)
132 Bab 131 (MCL)
133 Bab 132 (MCL)
134 Bab 133 (MCL)
135 Bab 134 (MCL)
136 Bab 135 ( MCL)
137 Bab 136 (MCL)
138 137 (MCL)
139 Bab 138 (MCL)
140 Bab 139 (MCL)
141 Bab 140 (MCL)
142 Bab 141 (MCL)
143 Bab 142 (MCL)
144 Bab 143 (MCL)
145 Bab 144 ( MCL)
146 Bab 145 (MCL)
147 Bab 146 (MCL)
148 Bab 147 (MCL)
149 Bab 148 (MCL)
150 Perkenalkan
151 Perkenalkan 2
152 Perkenalkan 3
153 Perkenalan 4
154 last
155 Please Datang
Episodes

Updated 155 Episodes

1
Bab 1 (MCL)
2
Bab 2 (MCL)
3
Bab 3 (MCL)
4
Bab 4 (MCL)
5
Bab 5 ( MCL)
6
Bab 6 (MCL)
7
Bab 7 (MCL)
8
Bab 8 ( MCL)
9
Bab 9 (MCL)
10
Bab 10 (MCL)
11
Bab 11 ( MCL)
12
Bab 12 (MCL)
13
Bab 13 (MCL)
14
Bab 14 (MCL)
15
Bab 15 (MCL)
16
Bab 16 ( MCL)
17
Bab 17 ( MCL)
18
Bab 18 (MCL)
19
Bab 19 (MCL)
20
Bab 20 (MCL)
21
Bab 21 (MCL)
22
Bab 22 (MCL)
23
Bab 23 (MCL)
24
Bab 24 (MCL)
25
Bab 25 (MCL)
26
Bab 26 (MCL)
27
Bab 27 (MCL)
28
Bab 28 (MCL)
29
Bab 29 (MCL)
30
Bab 30 (MCL)
31
Bab 31 (MCL)
32
Bab 32 (MCL)
33
Bab 33 (MCL)
34
Bab 34 ( MCL)
35
Bab 35 ( MCL)
36
Bab 36 (MCL)
37
Bab 37 (MCL)
38
Bab 38 (MCL)
39
Bab 39 (MCL)
40
Bab 40 (MCL)
41
Bab 41 (MCL)
42
Bab 42 (MCL)
43
Bab 43 (MCL)
44
Bab 44 (MCL)
45
Bab 45 (MCL)
46
Bab 46 (MCL)
47
Bab 47 ( MCL)
48
Bab 48 (MCL)
49
Bab 49 (MCL)
50
Bab 50 (MCL)
51
Bab 51 ( MCL)
52
Bab 52 (MCL)
53
Bab 53 (MCL)
54
Bab 54 (MCL)
55
Bab 55 (MCL)
56
Bab 56 (MCL)
57
Bab 57 (MCL)
58
Bab 58 (MCL)
59
Bab 59 (MCL)
60
Bab 60 (MCL)
61
Bab 61 (MCL)
62
Bab 62 (MCL)
63
Bab 63 (MCL)
64
Bab 64 ( MCL)
65
Bab 65 (MCL)
66
Bab 66 (MCL)
67
Bab 67 (MCL)
68
Bab 68 ( MCL)
69
Bab 69
70
Bab 70 (MCL)
71
Bab 71(MCL)
72
Bab 72 (MCL)
73
Bab 73 ( MCL)
74
Bab 74 ( MCL)
75
Bab 75 ( MCL)
76
Yang baru
77
Bab 76 (MCL)
78
Bab 77 (MCL)
79
Bab 78 (MCL)
80
Bab 79 (MCL)
81
Bab 80 (MCL)
82
Bab 81 (MCL)
83
Bab 82 ( MCL)
84
Bab 83 ( MCL)
85
Bab 84 (MCL)
86
Bab 85 ( MCL)
87
Bab 86 (MCL)
88
Bab 87 (MCL)
89
Bab 88 ( MCL)
90
Bab 89 (MCL)
91
Bab 90 ( MCL)
92
Bab 91 (MCL)
93
Bab 92 (MCL)
94
Bab 93 (MCL)
95
Bab 94 (MCL)
96
Bab 95 ( MCL)
97
Bab 96 ( MCL)
98
Bab 97 (MCL)
99
Bab 98 (MCL)
100
Bab 99 (MCL)
101
Bab 100 ( MCL)
102
Bab 101 ( MCL)
103
Bab 102 ( MCL)
104
Bab 103 (MCL)
105
Bab 104 ( MCL)
106
Bab 105 (MCL)
107
Bab 106 (MCL)
108
Bab 107 (MCL)
109
Bab 108 (MCL)
110
Bab 109 (MCL)
111
Bab 110 (MCL)
112
Bab 111 (MCL)
113
Bab 112 (MCL)
114
Bab 113 ( MCL)
115
Bab 114 (MCL)
116
Bab 115 ( MCL)
117
Bab 116 (MCL)
118
Bab 117 ( MCL)
119
Bab 118 (MCL)
120
Bab 119 ( MCL)
121
Bab 120 (MCL)
122
Bab 121 (MCL)
123
Bab 122 (MCL)
124
Bab 123 (MCL)
125
Bab 124 (MCL)
126
Bab 125 (MCL)
127
Bab 126 (MCL)
128
Bab 127 (MCL)
129
Bab 128 (MCL)
130
Bab 129 (MCL)
131
Bab 130 (MCL)
132
Bab 131 (MCL)
133
Bab 132 (MCL)
134
Bab 133 (MCL)
135
Bab 134 (MCL)
136
Bab 135 ( MCL)
137
Bab 136 (MCL)
138
137 (MCL)
139
Bab 138 (MCL)
140
Bab 139 (MCL)
141
Bab 140 (MCL)
142
Bab 141 (MCL)
143
Bab 142 (MCL)
144
Bab 143 (MCL)
145
Bab 144 ( MCL)
146
Bab 145 (MCL)
147
Bab 146 (MCL)
148
Bab 147 (MCL)
149
Bab 148 (MCL)
150
Perkenalkan
151
Perkenalkan 2
152
Perkenalkan 3
153
Perkenalan 4
154
last
155
Please Datang

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!