Bab 3 (MCL)

Cukup, Do. Ini ga lucu, udah keterlaluan!” itu suara Nico, Hanna hafal betul, selama seminggu hanya suara pria itu yang dia dengar sebelumnya tidurnya. Setiap mereka bicara lewat telepon, Hanna akan penuh semangat merekamnya.

Perlahan, Hanna membersihkan wajahnya. Sedikit cahaya bisa masuk dalam penglihatannya.

“Ini...” Nico menyodorkan sapu tangannya, namun bukan menerima, Hanna justru membalasnya dengan senyuman sembari menggeleng.

“Tidak perlu. Sapu tangan berharga mu akan kotor, terlebih tidak pantas untuk wajahku yang kau anggap hina” Hanna masih tersenyum pada Nico. Mungkin ini senyum yang dia berikan pada pria itu terakhir kali. Hanna berbalik, melangkah meninggalkan kepedihan, rasa kecewa dan juga sakit hatinya. Namun baru dua langkah, gadis itu berhenti kala mendengar ejekan menyakitkan dari salah satu mereka.

“Bahkan Nico jijik untuk memegang tangan dan juga pinggang mu yang bergelambir! Kau pantas diperlakukan seperti itu,” seru Edo nyaring disertai tawa teman-teman brengseknya yang lain.

Sekali lagi Hanna memejamkan mata, menguatkan hatinya, lalu dengan penuh percaya diri, berbalik dan berjalan kembali ke arah mereka.

Puk!

Satu pukul keras mendarat di pipi Edo. Begitu kuatnya hingga wajahnya terbuang ke samping.

"Kau pantas untuk mendapatkannya!" seru Hanna dengan mata membulat sempurna dan hembusan nafas begitu kasar karena tekanan emosi di dada nya.

Hanna berbalik, kali ini tidak berhenti dipertengahan langkahnya. Ketika hiruk pikuk suara keterkejutan di belakangnya atas tindakan yang baru saja dia lakukan, Hanna memilih pulang.

Dia tahu ada satu mata kuliah lagi yang harusnya dia ikuti hari ini, namun otaknya pasti tidak akan bisa menampungnya lagi.

"Kau pulang lebih awal." Sambutan Ema hanya diangguk nya, tanpa berniat buka suara. Namun dia lupa, kalau itu adalah Ema, wanita yang tidak akan puas, hanya dengan anggukan.

"Han?"

"Dosennya tidak hadir, Ma. Jadi ga ada kelas," jawabnya singkat.

Awalnya Hanna ingin singgah di toko buku. Dari internet, dia sudah berulang kali memantau novel kesayangannya yang memang sudah terbit. Dia ingin membeli, namun uang sakunya sudah habis. Bahkan untuk beli kebab 12 ribu saja dia sudah tidak sanggup. Jadi Hanna pulang dengan sisa uang lima ribu, kembalian dari ojek onlinenya.

***

Perut yang terasa lapar membawa Hanna buru-buru mendekati meja makan. Stuart, papanya sudah duduk menyambut kedatangannya dengan senyum.

"Hai, tuan putri. Bagaimana hari mu?"

"Aku malas membahasnya, Papa," sahutnya malas. Mengambil tempat di sebelah kiri Stuart.

"Kak Hanna baru putus cinta, Pa" suara itu berhasil membuat Hanna mengangkat wajahnya. Cathy tersenyum dan duduk di sebelah Hanna.

"Apa?"

Hanna bahkan belum sempat memaki adiknya, hal yang ditakutkannya sudah muncul. Ibunya pasti tidak akan senang mendengar hal ini. Hanna akan kembali menjadi bulan-bulanan Ema, karena wanita itu pasti berpikir, putusnya Hanna dan Nico pasti karena penampilan Hanna yang buruk.

"Iya, Ma. Tadi ketemu kak Lusi. Dia cerita kalau Kak Hanna, baru putus. Pria yang selama ini memacarinya, ternyata tidak serius, alias prank!"

Sempurna! Oh... terimakasih Cathy, kau menjabarkannya dengan sangat baik. Harusnya, kau menusukkan pisau ini juga..

Pisau dalam genggaman Hanna menjadi alternatif baginya menyalurkan emosi. Hanna berharap bukan gagang pisau yang saat ini ada dalam genggamannya, namun leher jenjang Cathy!

"Benarkah itu, Han? kau ditinggalkan pria itu? mama sudah menduga. Tidak mungkin akan ada pria yang mau padamu, bertahan di sisimu, kalau penampilanmu seperti itu!" seru Ema melempar serbet ke atas meja makan.

Matanya tampak mengunci wajah Hanna yang menunduk. Bisakah siapa saja menculik Hanna dari rumah itu malam ini? dia ingin sekali menghilang agar bisa menghindari acara penghakiman malam ini.

"Darling, jangan begitu. Hanna pasti akan menemukan pria yang tepat untuknya. Jika pria itu hanya bermain-main, maka bagus berakhir saat ini. Kita tidak ingin, Hanna kecil kita akan terluka, kan?" suara Stuart yang lembut menjadi alasan Hanna tidak menjerit, menjawab omongan mamanya.

Saat ini dia korban, dikhianati oleh pria yang sudah mempermainkan hati dan perasaannya, lantas kenapa dia yang jadi disalahkan?

***

Dua hari, Hanna tidak kuliah. Hatinya belum siap untuk melihat Nico dan yang lainnya. Lagi pula, mata kuliahnya juga banyak yang libur, dosen mengampu nya sedang studi banding ke Malaysia, jadi mereka juga hanya diberi tugas lewat email.

"Sayang, bisakah kau menolong papa, ambilkan perkamen berwarna merah bata di gudang?" suara Stuart mengalihkan pandangan Hanna dari ponselnya.

Stuart sedang mengemas beberapa barang yang akan dia bawa ke tempat lelang Minggu depan, yang akan diadakan di Lyon, Prancis.

"Ok, Papa"

Setiap Stuart di rumah, maka Hanna akan memilih untuk menemani papanya bekerja di ruangan pria itu. Hanna tidak melakukan apapun, bahkan dirinya tidak tertarik dengan benda kuno, dia hanya akan diam, di salah satu sudut di ruangan itu.

Setidaknya, alasan membantu Stuart bekerja, bisa menyelamatkan Hanna dari omelan ibunya yang memintanya ikut ber zumba-ria bersama teman-teman Ema yang memang setiap sore menjadikan rumah mereka jadi studio aerobik dan zumba.

Dari tempatnya sekarang, Hanna bisa mendengar suara musik dari studio senam ibunya di dekat kolam renang. Ibunya yang memiliki tubuh bak gitar Spanyol, terobsesi menjadikan Hanna untuk tampil menarik seperti dirinya.

Sekuat tenaga Hanna mendorong pintu gudang yang ada di lantai dua rumah mereka. Ruangan yang jarang di kunjungi penghuni rumah itu, selain papanya. Penuh abu, dan menjadi tempat meletakkan berbagai jenis benda yang tidak diperlukan lagi.

Kadang Hanna berpikir, kenapa benda-benda itu tidak dibuang saja, namun papanya selalu bilang, kalau banyak barang-barang leluhur mereka yang Stuart simpan di sana.

Perkamen itu tergantung di atas rak kayu mahoni. Melihat debu yang menempel di sana saja membaut Hanna malas untuk mendekat. Namun, sebaiknya dia bergegas, jika ingin menghirup udara segar secepatnya.

Tubuh pendeknya tentu saja tidak bisa menggapai, hingga Hanna harus naik ke kursi yang ada di sana. Tepat saat ditarik sekuat tenaganya, bersama perkamen itu jatuh sebuah buku kusam. Sampulnya saja sudah tidak berbentuk. Namun, yang menarik hatinya untuk memungut buku itu adalah tulisan di atasnya. Love of my life.

Hanna awalnya ragu, namun, kegemarannya dalam membaca membuatnya mengambil buku itu.

Tepat dugaannya, itu sebuah novel. Novel jadul, entah milik siapa. Perlahan dia buka lembar pertama, ada sebuah kalimat, berupa ukiran dengan tinta hitam.

Love is a choice you make from moment to moment.

Satu senyum terbit di wajahnya. Semangatnya tiba-tiba kembali. Bagaimana tidak, dia sudah tidak memiliki uang untuk membeli novel, dan tepat saat ini dia menemukan satu. Pada lembar kedua, ada satu goresan pena lagi sebelum Hanna masuk pada bab satu.

Love is composed of a single soul inhabiting two bodies..

Terpopuler

Comments

Marianti Lim

Marianti Lim

ibu yg luar biasa....apa kabar 9 bulan tuh anak di perut mu n rasa sakit saat melahirkan 😡

2022-07-03

0

ka intan

ka intan

lanjut thor

2022-07-01

0

EuRo

EuRo

Tetap semangat Hanna.

2022-04-24

2

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 (MCL)
2 Bab 2 (MCL)
3 Bab 3 (MCL)
4 Bab 4 (MCL)
5 Bab 5 ( MCL)
6 Bab 6 (MCL)
7 Bab 7 (MCL)
8 Bab 8 ( MCL)
9 Bab 9 (MCL)
10 Bab 10 (MCL)
11 Bab 11 ( MCL)
12 Bab 12 (MCL)
13 Bab 13 (MCL)
14 Bab 14 (MCL)
15 Bab 15 (MCL)
16 Bab 16 ( MCL)
17 Bab 17 ( MCL)
18 Bab 18 (MCL)
19 Bab 19 (MCL)
20 Bab 20 (MCL)
21 Bab 21 (MCL)
22 Bab 22 (MCL)
23 Bab 23 (MCL)
24 Bab 24 (MCL)
25 Bab 25 (MCL)
26 Bab 26 (MCL)
27 Bab 27 (MCL)
28 Bab 28 (MCL)
29 Bab 29 (MCL)
30 Bab 30 (MCL)
31 Bab 31 (MCL)
32 Bab 32 (MCL)
33 Bab 33 (MCL)
34 Bab 34 ( MCL)
35 Bab 35 ( MCL)
36 Bab 36 (MCL)
37 Bab 37 (MCL)
38 Bab 38 (MCL)
39 Bab 39 (MCL)
40 Bab 40 (MCL)
41 Bab 41 (MCL)
42 Bab 42 (MCL)
43 Bab 43 (MCL)
44 Bab 44 (MCL)
45 Bab 45 (MCL)
46 Bab 46 (MCL)
47 Bab 47 ( MCL)
48 Bab 48 (MCL)
49 Bab 49 (MCL)
50 Bab 50 (MCL)
51 Bab 51 ( MCL)
52 Bab 52 (MCL)
53 Bab 53 (MCL)
54 Bab 54 (MCL)
55 Bab 55 (MCL)
56 Bab 56 (MCL)
57 Bab 57 (MCL)
58 Bab 58 (MCL)
59 Bab 59 (MCL)
60 Bab 60 (MCL)
61 Bab 61 (MCL)
62 Bab 62 (MCL)
63 Bab 63 (MCL)
64 Bab 64 ( MCL)
65 Bab 65 (MCL)
66 Bab 66 (MCL)
67 Bab 67 (MCL)
68 Bab 68 ( MCL)
69 Bab 69
70 Bab 70 (MCL)
71 Bab 71(MCL)
72 Bab 72 (MCL)
73 Bab 73 ( MCL)
74 Bab 74 ( MCL)
75 Bab 75 ( MCL)
76 Yang baru
77 Bab 76 (MCL)
78 Bab 77 (MCL)
79 Bab 78 (MCL)
80 Bab 79 (MCL)
81 Bab 80 (MCL)
82 Bab 81 (MCL)
83 Bab 82 ( MCL)
84 Bab 83 ( MCL)
85 Bab 84 (MCL)
86 Bab 85 ( MCL)
87 Bab 86 (MCL)
88 Bab 87 (MCL)
89 Bab 88 ( MCL)
90 Bab 89 (MCL)
91 Bab 90 ( MCL)
92 Bab 91 (MCL)
93 Bab 92 (MCL)
94 Bab 93 (MCL)
95 Bab 94 (MCL)
96 Bab 95 ( MCL)
97 Bab 96 ( MCL)
98 Bab 97 (MCL)
99 Bab 98 (MCL)
100 Bab 99 (MCL)
101 Bab 100 ( MCL)
102 Bab 101 ( MCL)
103 Bab 102 ( MCL)
104 Bab 103 (MCL)
105 Bab 104 ( MCL)
106 Bab 105 (MCL)
107 Bab 106 (MCL)
108 Bab 107 (MCL)
109 Bab 108 (MCL)
110 Bab 109 (MCL)
111 Bab 110 (MCL)
112 Bab 111 (MCL)
113 Bab 112 (MCL)
114 Bab 113 ( MCL)
115 Bab 114 (MCL)
116 Bab 115 ( MCL)
117 Bab 116 (MCL)
118 Bab 117 ( MCL)
119 Bab 118 (MCL)
120 Bab 119 ( MCL)
121 Bab 120 (MCL)
122 Bab 121 (MCL)
123 Bab 122 (MCL)
124 Bab 123 (MCL)
125 Bab 124 (MCL)
126 Bab 125 (MCL)
127 Bab 126 (MCL)
128 Bab 127 (MCL)
129 Bab 128 (MCL)
130 Bab 129 (MCL)
131 Bab 130 (MCL)
132 Bab 131 (MCL)
133 Bab 132 (MCL)
134 Bab 133 (MCL)
135 Bab 134 (MCL)
136 Bab 135 ( MCL)
137 Bab 136 (MCL)
138 137 (MCL)
139 Bab 138 (MCL)
140 Bab 139 (MCL)
141 Bab 140 (MCL)
142 Bab 141 (MCL)
143 Bab 142 (MCL)
144 Bab 143 (MCL)
145 Bab 144 ( MCL)
146 Bab 145 (MCL)
147 Bab 146 (MCL)
148 Bab 147 (MCL)
149 Bab 148 (MCL)
150 Perkenalkan
151 Perkenalkan 2
152 Perkenalkan 3
153 Perkenalan 4
154 last
155 Please Datang
Episodes

Updated 155 Episodes

1
Bab 1 (MCL)
2
Bab 2 (MCL)
3
Bab 3 (MCL)
4
Bab 4 (MCL)
5
Bab 5 ( MCL)
6
Bab 6 (MCL)
7
Bab 7 (MCL)
8
Bab 8 ( MCL)
9
Bab 9 (MCL)
10
Bab 10 (MCL)
11
Bab 11 ( MCL)
12
Bab 12 (MCL)
13
Bab 13 (MCL)
14
Bab 14 (MCL)
15
Bab 15 (MCL)
16
Bab 16 ( MCL)
17
Bab 17 ( MCL)
18
Bab 18 (MCL)
19
Bab 19 (MCL)
20
Bab 20 (MCL)
21
Bab 21 (MCL)
22
Bab 22 (MCL)
23
Bab 23 (MCL)
24
Bab 24 (MCL)
25
Bab 25 (MCL)
26
Bab 26 (MCL)
27
Bab 27 (MCL)
28
Bab 28 (MCL)
29
Bab 29 (MCL)
30
Bab 30 (MCL)
31
Bab 31 (MCL)
32
Bab 32 (MCL)
33
Bab 33 (MCL)
34
Bab 34 ( MCL)
35
Bab 35 ( MCL)
36
Bab 36 (MCL)
37
Bab 37 (MCL)
38
Bab 38 (MCL)
39
Bab 39 (MCL)
40
Bab 40 (MCL)
41
Bab 41 (MCL)
42
Bab 42 (MCL)
43
Bab 43 (MCL)
44
Bab 44 (MCL)
45
Bab 45 (MCL)
46
Bab 46 (MCL)
47
Bab 47 ( MCL)
48
Bab 48 (MCL)
49
Bab 49 (MCL)
50
Bab 50 (MCL)
51
Bab 51 ( MCL)
52
Bab 52 (MCL)
53
Bab 53 (MCL)
54
Bab 54 (MCL)
55
Bab 55 (MCL)
56
Bab 56 (MCL)
57
Bab 57 (MCL)
58
Bab 58 (MCL)
59
Bab 59 (MCL)
60
Bab 60 (MCL)
61
Bab 61 (MCL)
62
Bab 62 (MCL)
63
Bab 63 (MCL)
64
Bab 64 ( MCL)
65
Bab 65 (MCL)
66
Bab 66 (MCL)
67
Bab 67 (MCL)
68
Bab 68 ( MCL)
69
Bab 69
70
Bab 70 (MCL)
71
Bab 71(MCL)
72
Bab 72 (MCL)
73
Bab 73 ( MCL)
74
Bab 74 ( MCL)
75
Bab 75 ( MCL)
76
Yang baru
77
Bab 76 (MCL)
78
Bab 77 (MCL)
79
Bab 78 (MCL)
80
Bab 79 (MCL)
81
Bab 80 (MCL)
82
Bab 81 (MCL)
83
Bab 82 ( MCL)
84
Bab 83 ( MCL)
85
Bab 84 (MCL)
86
Bab 85 ( MCL)
87
Bab 86 (MCL)
88
Bab 87 (MCL)
89
Bab 88 ( MCL)
90
Bab 89 (MCL)
91
Bab 90 ( MCL)
92
Bab 91 (MCL)
93
Bab 92 (MCL)
94
Bab 93 (MCL)
95
Bab 94 (MCL)
96
Bab 95 ( MCL)
97
Bab 96 ( MCL)
98
Bab 97 (MCL)
99
Bab 98 (MCL)
100
Bab 99 (MCL)
101
Bab 100 ( MCL)
102
Bab 101 ( MCL)
103
Bab 102 ( MCL)
104
Bab 103 (MCL)
105
Bab 104 ( MCL)
106
Bab 105 (MCL)
107
Bab 106 (MCL)
108
Bab 107 (MCL)
109
Bab 108 (MCL)
110
Bab 109 (MCL)
111
Bab 110 (MCL)
112
Bab 111 (MCL)
113
Bab 112 (MCL)
114
Bab 113 ( MCL)
115
Bab 114 (MCL)
116
Bab 115 ( MCL)
117
Bab 116 (MCL)
118
Bab 117 ( MCL)
119
Bab 118 (MCL)
120
Bab 119 ( MCL)
121
Bab 120 (MCL)
122
Bab 121 (MCL)
123
Bab 122 (MCL)
124
Bab 123 (MCL)
125
Bab 124 (MCL)
126
Bab 125 (MCL)
127
Bab 126 (MCL)
128
Bab 127 (MCL)
129
Bab 128 (MCL)
130
Bab 129 (MCL)
131
Bab 130 (MCL)
132
Bab 131 (MCL)
133
Bab 132 (MCL)
134
Bab 133 (MCL)
135
Bab 134 (MCL)
136
Bab 135 ( MCL)
137
Bab 136 (MCL)
138
137 (MCL)
139
Bab 138 (MCL)
140
Bab 139 (MCL)
141
Bab 140 (MCL)
142
Bab 141 (MCL)
143
Bab 142 (MCL)
144
Bab 143 (MCL)
145
Bab 144 ( MCL)
146
Bab 145 (MCL)
147
Bab 146 (MCL)
148
Bab 147 (MCL)
149
Bab 148 (MCL)
150
Perkenalkan
151
Perkenalkan 2
152
Perkenalkan 3
153
Perkenalan 4
154
last
155
Please Datang

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!