"Selamat malam, suatu kehormatan anda menerima undangan saya."
Tanpa menoleh pun, Hanna tahu itu suara Alex. Pria itu tengah berbicara dengan Stuart, tepatnya hanya berbasa-basi.
Tengkuk Hanna terasa merinding. Dia tahu bahu mulusnya yang hanya dilapisi kain sutra transparan pasti sedang dipandang oleh Alex.
Dugaan Hanna benar, pria itu tengah menikmati pemandangan di depannya. Hingga saat ini, Hanna masih membelakangi Alex, enggan untuk melihat wajah pria itu.
"Senang bisa melihat mu lagi, My Lady," sapa Alex yang kini sudah berdiri di belakang Hanna. Merasa dicuekin, Catherine merengut kesal pada ibunya, meminta Ema untuk bertindak.
Demi menjaga kesopanan dan juga tidak ingin mendapatkan masalah dari ibunya, Hanna terpaksa berbalik, dan hal pertama yang di temukan dari wajah pria itu adalah senyum arogannya. Sebenarnya senyum itu sangat mempesona, namun karena rasa benci terhadap pria itu sudah bersarang di hatinya, maka apa pun yang berasal dari pria itu, semua tampak buruk di matanya.
"Kau tampak sangat memukau malam ini, My Lady" Alex mengulurkan tangan agar Hanna memberikan tangannya untuk di cium oleh Alex. Tidak punya pilihan, dan merasa di jebak keadaan, Hanna terpaksa mengulurkan tangan.
"Terima kasih, your Highness" ucap Hanna menunduk dengan sedikit menekuk kakinya.
Malam itu tidak hanya Duke Of Claymore yang terpukau, tapi semua undangan. Di meja makan, tak hentinya Hanna menjadi pusat perhatian, sementara Hanna tidak perduli, dia hanya fokus dengan hidangan yang ada di hadapannya.
Seusai acara makan malam, para tamu di arahkan menuju ruangan tempat menikmati musik dengan kudapan yang lezat. Hanna sendiri merasa jengah dengan tatapan menyelidik orang-orang yang ada di sana, dan memilih untuk menyingkir.
Saat baru tiba tadi, gadis itu melihat ada sebuah taman indah yang di tengahnya ada air mancur dengan patung salah satu dewa terkenal dari Yunani. Hanna memilih menyingkir ke sana. Namun, belum sampai menuju pintu, langkahnya sudah di hadang oleh seseorang.
"Jika tidak melihat sendiri, aku tidak akan percaya ini kau!" hardik pria itu yang juga ikut menyelinap.
Kening Hanna berkerut, melihat pria itu. Mencoba mengingat siapa pria yang ada di hadapannya ini. Sumpah demi apa pun, Hanna sudah tidak terlalu shock lagi kala melihat pria-pria tampan di sekitarnya, karena mereka semua memang sangat tampan seolah bulan manusi, tapi Dewa!
"Jangan bilang kau tidak mengingat ku, terlebih setelah kau berubah jadi pusat perhatian seperti ini. Desa Stanfield jadi heboh atas bangkitnya dirimu dari mati suri yang berkepanjangan itu."
Hanna masih coba berpikir, siapa pria ini. Dia tidak mau asal menebak yang hanya akan menunjukkan kebodohannya.
"Di situ kalian rupanya, aku mencari kalian," kedua anak manusia itu sontak menoleh ke arah sumber suara. Seorang gadis manis dengan riasan seadanya menghampiri mereka. Gadis itu terlihat lebih kalem dalam bergaya, dibandingkan banyak gadis di dalam sana.
"Syukurlah kau datang, Julia. Tampaknya bintang utama malam ini tidak mengenal kita lagi," timpal pria yang tadi bersama Hanna.
Merasa mendapatkan ingatannya, Hanna tersenyum gembira. Sudah lama dia menunggu datangnya saat ini.
"Kenapa kau berkata seperti itu, Will. Tentu saja aku mengingatmu, dan juga Julia. Hanya kalian berdua sahabat terbaikku," sahutnya mencubit pipi Will gemes.
Akhirnya aku bertemu denganmu, Will. Kau tahu aku begitu penasaran ingin melihatmu. Tepat dugaan ku, kau sangat tampan..
Melihat reaksi spontan Hanna, William tentu saja kaget. Sedekat apa pun mereka bertiga, Hanna tidak pernah menyentuh William, selain memang itu sangat tabu dilakukan oleh kalangan mereka, tapi juga memang tidak lazim seorang gadis bersentuhan dengan pria lain, walau pun itu sahabatnya.
"Hei, ada apa dengan mu, kau bangun dan berubah liar seperti ini?," tanya Julia tersenyum. Gadis itu menghambur dalam pelukan Hanna yang dibalas hangat oleh gadis itu.
"Kenapa kau berkata seperti itu? aku tetap lah Hanna yang dulu,"
"Jangan bodoh, Hanna White tidak akan mungkin berpakaian seberani ini. Lagi pula, katakan padaku, dari mana kau mendapatkan pakaian ini?" Julia masih penasaran. Di dalam sana, para gadis dan juga wanita berumur membicarakan pakaian dan juga riasan Hanna.
Sebagian dari mereka ada yang jujur dengan kata hatinya, mengakui bahwa penampilan Hanna sangat memukau, dan juga modis. Penjahit mana pun belum pernah mengeluarkan mode gaun seperti itu.
Namun, sebagian dari mereka juga mengatakan hal negatif tentang Hanna yang dirasuki roh tidak jelas, yang membuatnya bertindak seperti pemuja setan.
Berpenampilan seperti itu hanya ingin menggoda para lelaki. Julia membela Hanna, dari setiap hal negatif yang ditujukan pada sahabatnya itu. Tapi bibir orang mana bisa di jaga.
"Aku hanya ingin mengubah hidupku. Aku ingin menjadi apa yang aku suka. Jika ada yang merasa keberatan dengan perubahan ku, silakan saja, aku tidak perduli," jawabnya sembari tertawa.
Will dalam diamnya terus memandang wajah cantik Hanna. Tentu saja, dia terpesona dengan perubahan gadis itu, tapi perasaannya pada Hanna tumbuh sejak dulu, jauh sebelum Hanna menjadi secantik sekarang.
"Hei, kenapa kau diam? jangan terlalu lama memandangi ku, nanti kau jatuh cinta padaku," ujar Hanna tertawa yang ikut disambut Julia. Sementara William hanya tersenyum malu, karena gadis itu begitu gamblangnya mengatakan hal yang berhasil membuatnya merona.
Ketiganya mulai bercerita diiringi tawa yang menggema. Selalu seperti itu, asal sudah kumpul bertiga, mereka bisa membahas apa saja hingga lupa waktu.
Malam ini Hanna merasa sangat gembira bisa bertemu mereka. Seolah kekurangan waktu untuk bercerita, besok Hanna akan bertandang ke rumah Julia, dan Will janji akan datang juga.
"Permisi, my Lord, Lady Julia, saya ingin memanggil Lady Hanna. Mama dan papa mencarinya," ucap Catherine yang tiba-tiba datang mencari mereka.
"Baik lah, sebaiknya kita kembali ke dalam," ujar Will, berjalan lebih dulu diantara ketiga wanita itu.
Hanna izin untuk berpisah, menemui ibunya yang kini tengah berbica dengan duchess of Claymore. Hanna tahu karena di sebelah Alex.
"Your Highness, Your Majesty," ucap Hanna memberi hormat. Dalam novel diterangkan kalau Alex hanya mempunya seorang ibu. Ayahnya sudah lama tiada, makanya dia langsung mendapat gelar Duke of Claymore.
"Ternyata apa yang dikatakan oleh orang-orang itu benar, kau sudah banyak berubah. Kemari lah aku ingin berbicara dengan mu," ucap Lady Margaret.
Hanna patuh, menjaga etika dan juga kesopanan di depan sang duchess, bagaimana pun dia adalah orang lebih tinggi derajatnya dari pada keluarga mereka. Ayah nya hanya bergelar viscount, jauh di bawah mereka.
"Ibu mu mengatakan, karena kondisi mu yang dulu sangat lemah, hingga saat ini kau belum melakukan debut mu, benarkan?" tanya sang duchess ramah. Hanna bahkan sangat terpesona akan tutur kata lembut wanita itu, sangat berbeda dengan anaknya yang saat ini tersenyum geli memandangnya.
"Benar, your Highness,"
"Kalau begitu, aku akan menjadi penanggung jawab untuk debut mu, yang akan kita adakan bulan depan."
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 155 Episodes
Comments
Angga
untuk apa coba.. jgn sampe dilamar lagi..
2022-05-23
2
Aminah Adam
lanjuuut
2022-04-17
1
putri auradina
lqnjooooottt
2022-04-03
3