Bab 2 (MCL)

Sejak saat itu, keduanya benar-benar layaknya orang pacaran. Nico akan mengajaknya bicara, memberikan bunga dan juga coklat yang di sukai Hanna. Nico juga mengajaknya makan siang di kantin, walau Hanna dengan malu-malu gadis itu mengatakan kalau dia sudah menghabiskan uang mingguannya untuk membeli novel, Nico akan dengan senang hati mentraktir nya.

“Selamat ya, Hanna. Aku dengar kau pacaran dengan Nico” Lusi mendatangi mejanya, berdiri di hadapannya dengan tangan terlipat di dada.

Gadis cantik itu menatapnya dengan sinis dan senyum mengejek tersungging di bibirnya.

Hanna tidak tahu mengapa gadis itu membencinya. Jelas-jelas dari segalanya, Lusi jauh lebih dari dirinya. Cantik, tubuh bak model, kaya.

Oh, mungkin hanya satu yang tidak bisa dikalahkan Lusi, Hanna jadi peringkat pertama, gadis yang punya Indeks prestasi tertinggi di jurusan, dan Lusi selalu jadi yang kedua.

Setahu Hanna, Lusi juga sangat menyukai Nico, namun kini setelah pria itu memilih Hanna, Lusi pasti semakin membencinya.

“Makasih,” jawab Hanna berusaha memberikan senyumnya.

“Sebenarnya aku kurang suka kau pacaran dengan Nico” Ara buka suara setelah melihat Lusi menjauh. Tiga hari setelah Hanna dan Nico pacaran, Ara baru memberikan pendapatnya. Selama ini dia diam, karena ingin menjaga perasaan Hanna, tapi belakangan ini, Hanna jadi berubah tidak menjadi karakter yang Ara kenal dulu. Hanna akan rela bersusah payah mengerjakan tugas Nico di setiap mata kuliah, sementara pria itu bersenang-senang dengan teman-temannya.

“Please, Ra. Jangan ikut di barisan orang-orang yang membenci hubungan kami.” Hanna menyerongkan duduknya, menghadap Ara.

“Aku hanya tidak mau kau terluka nantinya, Han. Menurut ku Nico tidak tulus padamu. Pagi tadi aku bahkan melihatnya dengan wanita lain,” ucap Ara yang melihat pagi tadi, Nico tengah di cium oleh seorang gadis dari jurusan sastra Inggris.

Ingin sekali Ara mengatakannya dari awal, namun melihat Hanna yang begitu gembira akan hubungan itu membuat Ara kehilangan kata-kata.

“Itu hanya sahabatnya. Nico sudah mengatakan padaku. Dengar, Ra, aku akan merasa sedih jika satu-satunya sahabatku ikut tidak mendukungku”

Kalau sudah seperti itu, Ara hanya bisa diam.

Hari-hari Hanna lalui semakin bahagia. Dengan memiliki status sebagai kekasih Nico, Hanna lebih bersemangat menjalani hari-harinya. Ema yang mengetahui kalau putrinya kini sudah punya kekasih, ikut gembira.

“Kalau sudah ada yang suka, mulai lah sadar diri, Han. Rawat wajah dan nih, kecilkan perut dan bokong mu ini!” Ema memukul perut Hanna yang bahkan lebih menonjol dari dadanya.

“Nico beda, Ma. Dia tidak pernah menyuruhku untuk diet. Bahkan dia sering memberikanku makanan yang enak-enak,” jawab Hanna bangga. Dia ingin mematahkan stigma dalam pikiran ibunya, kalau dengan tubuh raksasanya, Hanna tidak akan dapat jodoh.

Semua tampak indah, hari genap seminggu hubungan mereka, Hanna ingin memberikan Nico cheesecake dari toko kue favorit Hanna.

Penuh semangat Hanna menenteng kotak kue itu, berkeliling mencari Nico. Seseorang mengatakan padanya, kalau pria itu sedang bersama teman-temannya di kantin fakultas olahraga.

Bergegas Hanna mendatanginya. Demi hari ini, Hanna mengenakan sepatu teplek nya, bukan sepatu kets yang biasa dia pakai. Bahkan, Hanna meminjam liptint Cathy.

“Co, kekasih hatimu datang, tuh,” ucap salah satu teman Nico. Hanna coba menghitung jumlah orang di sana. Dia takut kue yang dia bawa ini tidak cukup dibagi nantinya.

Bersama Nico ada lima orang pria, dan dua gadis. Tunggu dulu, dua gadis itu tampak tidak asing. Itu Lusi dan juga teman kompaknya Sisil.

“Kemari lah, Han” Lusi melambaikan tangannya memanggil Hanna. Dengan ragu, Hanna menyeret langkahnya untuk mendekat.

Dengan patuh, Hanna mengikis jarak mendekati mereka. Gadis itu masih terdiam, dengan sorot matanya yang mengunci wajah Nico.

“Babe, mumpung Hanna sudah disini, ada yang ingin kau sampaikan?” Bola mata Hanna membulat, kala Lusi menyampirkan tangannya di leher Nico, dan tanpa malu, menyatukan bibir mereka.

“Sorry Hanna, selama ini aku sudah berbohong padamu. Aku tidak menyukai.”

Kalimat Nico diucapkan dengan bahasa yang biasa dia dengar, tapi kenapa Hanna tidak mengerti sedikit pun. Masih dalam keterkejutannya, Hanna diam di tempat menatap mata Nico yang juga menatapnya.

Ada rasa bersalah yang terpancar di matanya, namun tetap saja bibir pria itu tidak mengatakan apa pun lagi.

“Kau terlihat bingung? Akan aku jelaskan. Nico hanya taruhan dengan teman-temannya, menjadikan mu pacar seminggu, jika Nico berhasil, maka teman-temannya akan memberikan Lamborghini nya yang ada di tangan Edo kembali,” terang Lusi santai.

Tubuh Hanna gemetar. Dia mengerti semua perkataan mereka, tapi kenapa seolah masih tidak mengerti dengan diam seribu bahasa.

“Jadi, kau gadis buntal, jangan merasa sok cantik karena ditembak Nico dan dijadikan pacar seminggu. Kau itu hanya taruhan, buat lelucon mereka. Ya kali, cowok sesempurna Nico mau samamu,” sambung Sisil dengan nada mengejek.

Hanna mengerti. Bukan, tapi dia paham seutuhnya sekarang. Melihat mereka menertawakannya yang terpaku di hadapan mereka, membuat Hanna ingin menangis. Matanya saja sudah mulai mengabur, tapi dia tidak ingin memberikan kepuasan pada manusia-manusia tidak punya hati seperti mereka.

Sekumpulan manusia yang tidak punya perasaan. Apakah mereka tidak tahu, bahwa Nico adalah pacar pertamanya? Apakah mereka tidak mengerti bahwa seminggu terakhir ini adalah hal paling berarti dalam hidupnya? Membuatnya merasa memang punya hak untuk hidup di dunia ini. Tapi semua itu tidak berarti bagi mereka yang hingga detik ini masih tertawa puas.

Hanna memejamkan mata. Menarik nafas panjang, lalu kembali membuka mata. Dua tetes jatuh di pipinya. Dengan langkah bergetar, Hanna semakin mendekat. Melengkungkan senyum terindahnya sebelum berkata “Ini, aku bawa kue. Apakah kalian mau?” Hanna mengangkat kotak kue itu, mengeluarkannya dari sana dan segera menyodorkan ke hadapan Nico.

Tawa mereka semakin kencang, kala membaca tulisan di atas kue itu.

‘Happy a week anniversary, Nico’

Bukti ketulusan hati Hanna ternyata tidak menyentuh perasaan mereka. Ejekan mereka lontarkan dengan begitu santainya.

“Dasar gendut tidak tahu diri”

“Ngaca dong”

“Dasar ga tahu malu, lihat dong penampilanmu, siapa yang mau dengan gadis sepertimu!” seruan Lusi tadi di tutup dengan tindakan Edo yang mengambil kotak kue dari tangan Hanna lalu tanpa terduga melemparkan ke wajah Hanna.

Semua tertawa, Hanna bisa tahu siapa saja orang orang yang menertawakannya, walau tanpa melihat, karena kini matanya terpejam ditutup kue di seluruh wajahnya. Untuk sesaat Hanna merasa sesak untuk mendapatkan udara karena sebagian sudah masuk ke dalam hidungnya.

Telinganya masih dengan jelas mendengar suara tawa mereka. Masih dengan ejekan dan juga caci maki. Kukunya bahkan sudah melukai telapak tangannya karena begitu kencang mengepal tangan.

"Mati saja kau badut, wanita paling jelek yang ada dimuka bumi ini," maki Edo dengan suara menggelegar, penuh puas merundung Hanna.

Terpopuler

Comments

Sheng

Sheng

gilak bullying nya gk tanggung2

2022-08-26

1

Naraa 🌻

Naraa 🌻

AYO SUMPAHIN biar mereka dpt KARMA jahat bgt

2022-07-31

2

ka intan

ka intan

good 👍😎

2022-07-01

1

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 (MCL)
2 Bab 2 (MCL)
3 Bab 3 (MCL)
4 Bab 4 (MCL)
5 Bab 5 ( MCL)
6 Bab 6 (MCL)
7 Bab 7 (MCL)
8 Bab 8 ( MCL)
9 Bab 9 (MCL)
10 Bab 10 (MCL)
11 Bab 11 ( MCL)
12 Bab 12 (MCL)
13 Bab 13 (MCL)
14 Bab 14 (MCL)
15 Bab 15 (MCL)
16 Bab 16 ( MCL)
17 Bab 17 ( MCL)
18 Bab 18 (MCL)
19 Bab 19 (MCL)
20 Bab 20 (MCL)
21 Bab 21 (MCL)
22 Bab 22 (MCL)
23 Bab 23 (MCL)
24 Bab 24 (MCL)
25 Bab 25 (MCL)
26 Bab 26 (MCL)
27 Bab 27 (MCL)
28 Bab 28 (MCL)
29 Bab 29 (MCL)
30 Bab 30 (MCL)
31 Bab 31 (MCL)
32 Bab 32 (MCL)
33 Bab 33 (MCL)
34 Bab 34 ( MCL)
35 Bab 35 ( MCL)
36 Bab 36 (MCL)
37 Bab 37 (MCL)
38 Bab 38 (MCL)
39 Bab 39 (MCL)
40 Bab 40 (MCL)
41 Bab 41 (MCL)
42 Bab 42 (MCL)
43 Bab 43 (MCL)
44 Bab 44 (MCL)
45 Bab 45 (MCL)
46 Bab 46 (MCL)
47 Bab 47 ( MCL)
48 Bab 48 (MCL)
49 Bab 49 (MCL)
50 Bab 50 (MCL)
51 Bab 51 ( MCL)
52 Bab 52 (MCL)
53 Bab 53 (MCL)
54 Bab 54 (MCL)
55 Bab 55 (MCL)
56 Bab 56 (MCL)
57 Bab 57 (MCL)
58 Bab 58 (MCL)
59 Bab 59 (MCL)
60 Bab 60 (MCL)
61 Bab 61 (MCL)
62 Bab 62 (MCL)
63 Bab 63 (MCL)
64 Bab 64 ( MCL)
65 Bab 65 (MCL)
66 Bab 66 (MCL)
67 Bab 67 (MCL)
68 Bab 68 ( MCL)
69 Bab 69
70 Bab 70 (MCL)
71 Bab 71(MCL)
72 Bab 72 (MCL)
73 Bab 73 ( MCL)
74 Bab 74 ( MCL)
75 Bab 75 ( MCL)
76 Yang baru
77 Bab 76 (MCL)
78 Bab 77 (MCL)
79 Bab 78 (MCL)
80 Bab 79 (MCL)
81 Bab 80 (MCL)
82 Bab 81 (MCL)
83 Bab 82 ( MCL)
84 Bab 83 ( MCL)
85 Bab 84 (MCL)
86 Bab 85 ( MCL)
87 Bab 86 (MCL)
88 Bab 87 (MCL)
89 Bab 88 ( MCL)
90 Bab 89 (MCL)
91 Bab 90 ( MCL)
92 Bab 91 (MCL)
93 Bab 92 (MCL)
94 Bab 93 (MCL)
95 Bab 94 (MCL)
96 Bab 95 ( MCL)
97 Bab 96 ( MCL)
98 Bab 97 (MCL)
99 Bab 98 (MCL)
100 Bab 99 (MCL)
101 Bab 100 ( MCL)
102 Bab 101 ( MCL)
103 Bab 102 ( MCL)
104 Bab 103 (MCL)
105 Bab 104 ( MCL)
106 Bab 105 (MCL)
107 Bab 106 (MCL)
108 Bab 107 (MCL)
109 Bab 108 (MCL)
110 Bab 109 (MCL)
111 Bab 110 (MCL)
112 Bab 111 (MCL)
113 Bab 112 (MCL)
114 Bab 113 ( MCL)
115 Bab 114 (MCL)
116 Bab 115 ( MCL)
117 Bab 116 (MCL)
118 Bab 117 ( MCL)
119 Bab 118 (MCL)
120 Bab 119 ( MCL)
121 Bab 120 (MCL)
122 Bab 121 (MCL)
123 Bab 122 (MCL)
124 Bab 123 (MCL)
125 Bab 124 (MCL)
126 Bab 125 (MCL)
127 Bab 126 (MCL)
128 Bab 127 (MCL)
129 Bab 128 (MCL)
130 Bab 129 (MCL)
131 Bab 130 (MCL)
132 Bab 131 (MCL)
133 Bab 132 (MCL)
134 Bab 133 (MCL)
135 Bab 134 (MCL)
136 Bab 135 ( MCL)
137 Bab 136 (MCL)
138 137 (MCL)
139 Bab 138 (MCL)
140 Bab 139 (MCL)
141 Bab 140 (MCL)
142 Bab 141 (MCL)
143 Bab 142 (MCL)
144 Bab 143 (MCL)
145 Bab 144 ( MCL)
146 Bab 145 (MCL)
147 Bab 146 (MCL)
148 Bab 147 (MCL)
149 Bab 148 (MCL)
150 Perkenalkan
151 Perkenalkan 2
152 Perkenalkan 3
153 Perkenalan 4
154 last
155 Please Datang
Episodes

Updated 155 Episodes

1
Bab 1 (MCL)
2
Bab 2 (MCL)
3
Bab 3 (MCL)
4
Bab 4 (MCL)
5
Bab 5 ( MCL)
6
Bab 6 (MCL)
7
Bab 7 (MCL)
8
Bab 8 ( MCL)
9
Bab 9 (MCL)
10
Bab 10 (MCL)
11
Bab 11 ( MCL)
12
Bab 12 (MCL)
13
Bab 13 (MCL)
14
Bab 14 (MCL)
15
Bab 15 (MCL)
16
Bab 16 ( MCL)
17
Bab 17 ( MCL)
18
Bab 18 (MCL)
19
Bab 19 (MCL)
20
Bab 20 (MCL)
21
Bab 21 (MCL)
22
Bab 22 (MCL)
23
Bab 23 (MCL)
24
Bab 24 (MCL)
25
Bab 25 (MCL)
26
Bab 26 (MCL)
27
Bab 27 (MCL)
28
Bab 28 (MCL)
29
Bab 29 (MCL)
30
Bab 30 (MCL)
31
Bab 31 (MCL)
32
Bab 32 (MCL)
33
Bab 33 (MCL)
34
Bab 34 ( MCL)
35
Bab 35 ( MCL)
36
Bab 36 (MCL)
37
Bab 37 (MCL)
38
Bab 38 (MCL)
39
Bab 39 (MCL)
40
Bab 40 (MCL)
41
Bab 41 (MCL)
42
Bab 42 (MCL)
43
Bab 43 (MCL)
44
Bab 44 (MCL)
45
Bab 45 (MCL)
46
Bab 46 (MCL)
47
Bab 47 ( MCL)
48
Bab 48 (MCL)
49
Bab 49 (MCL)
50
Bab 50 (MCL)
51
Bab 51 ( MCL)
52
Bab 52 (MCL)
53
Bab 53 (MCL)
54
Bab 54 (MCL)
55
Bab 55 (MCL)
56
Bab 56 (MCL)
57
Bab 57 (MCL)
58
Bab 58 (MCL)
59
Bab 59 (MCL)
60
Bab 60 (MCL)
61
Bab 61 (MCL)
62
Bab 62 (MCL)
63
Bab 63 (MCL)
64
Bab 64 ( MCL)
65
Bab 65 (MCL)
66
Bab 66 (MCL)
67
Bab 67 (MCL)
68
Bab 68 ( MCL)
69
Bab 69
70
Bab 70 (MCL)
71
Bab 71(MCL)
72
Bab 72 (MCL)
73
Bab 73 ( MCL)
74
Bab 74 ( MCL)
75
Bab 75 ( MCL)
76
Yang baru
77
Bab 76 (MCL)
78
Bab 77 (MCL)
79
Bab 78 (MCL)
80
Bab 79 (MCL)
81
Bab 80 (MCL)
82
Bab 81 (MCL)
83
Bab 82 ( MCL)
84
Bab 83 ( MCL)
85
Bab 84 (MCL)
86
Bab 85 ( MCL)
87
Bab 86 (MCL)
88
Bab 87 (MCL)
89
Bab 88 ( MCL)
90
Bab 89 (MCL)
91
Bab 90 ( MCL)
92
Bab 91 (MCL)
93
Bab 92 (MCL)
94
Bab 93 (MCL)
95
Bab 94 (MCL)
96
Bab 95 ( MCL)
97
Bab 96 ( MCL)
98
Bab 97 (MCL)
99
Bab 98 (MCL)
100
Bab 99 (MCL)
101
Bab 100 ( MCL)
102
Bab 101 ( MCL)
103
Bab 102 ( MCL)
104
Bab 103 (MCL)
105
Bab 104 ( MCL)
106
Bab 105 (MCL)
107
Bab 106 (MCL)
108
Bab 107 (MCL)
109
Bab 108 (MCL)
110
Bab 109 (MCL)
111
Bab 110 (MCL)
112
Bab 111 (MCL)
113
Bab 112 (MCL)
114
Bab 113 ( MCL)
115
Bab 114 (MCL)
116
Bab 115 ( MCL)
117
Bab 116 (MCL)
118
Bab 117 ( MCL)
119
Bab 118 (MCL)
120
Bab 119 ( MCL)
121
Bab 120 (MCL)
122
Bab 121 (MCL)
123
Bab 122 (MCL)
124
Bab 123 (MCL)
125
Bab 124 (MCL)
126
Bab 125 (MCL)
127
Bab 126 (MCL)
128
Bab 127 (MCL)
129
Bab 128 (MCL)
130
Bab 129 (MCL)
131
Bab 130 (MCL)
132
Bab 131 (MCL)
133
Bab 132 (MCL)
134
Bab 133 (MCL)
135
Bab 134 (MCL)
136
Bab 135 ( MCL)
137
Bab 136 (MCL)
138
137 (MCL)
139
Bab 138 (MCL)
140
Bab 139 (MCL)
141
Bab 140 (MCL)
142
Bab 141 (MCL)
143
Bab 142 (MCL)
144
Bab 143 (MCL)
145
Bab 144 ( MCL)
146
Bab 145 (MCL)
147
Bab 146 (MCL)
148
Bab 147 (MCL)
149
Bab 148 (MCL)
150
Perkenalkan
151
Perkenalkan 2
152
Perkenalkan 3
153
Perkenalan 4
154
last
155
Please Datang

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!