Satu minggu kemudian...
Selama itulah Bella terus merengek dan merajuk agar ponselnya dikembalikan, dan akhirnya Bella bisa mendapatkan ponselnya kembali. Namun saat kakaknya mengembalikan ponsel tersebut, pria itu terus memberi nasihat dan juga ancaman yang sebenarnya dianggap Bella itu tidak perlu.
Setelah mendapatkan ponselnya, Bella segera masuk ke dalam kamarnya. Ia memeriksa semua isi ponsel itu termasuk nomor kontak yang ada disana. Bella terbelalak saat melihat isi kontak itu hanya tinggal nomor ponsel sahabat SMA nya saja.
"Bang Billi jahat," gumam Bella sedih.
Bagaimana ia bisa menghubungi Brey jika tidak ada nomor ponsel pria itu. Bella menyesal karena tidak mengingatnya.
"Aku harus mencari cara lain untuk bisa mendapatkan nomor ponselnya. Aku harus minta bantuan Mili," pikir Bella.
Bella segera mencari nomor Mili seraya menghubunginya. Cukup lama Bella menunggu jawaban teleponnya. Dan akhirnya telepon itu diangkat.
"Halo Mili..."
"Bellaaaaaa...!!!" teriak Mili.
Seketika Bella menjauhkan ponselnya karena mendengar teriakan Mili.
"Apa kabar Bell, sudah lama sekali kau tidak menghubungiku. Tunggu... tunggu... ini nomor indo kan?"
"Kabarku sebenarnya kurang baik Mil. Kau benar, ini memang nomor Indo. Sebenarnya aku sudah kembali sejak seminggu yang lalu."
"Apa? Kau sudah pulang? Mengapa kau baru menghubungiku sekarang Bell?"
"Ceritanya panjang Mil. Sebenarnya aku butuh bantuanmu. Bisakah kau membantuku?"
"Tentu saja. Tapi kau harus menceritakan apa yang sebenarnya terjadi?"
"Baiklah... sebenarnya..."
Bella mulai menceritakan semuanya, mulai dari pertemuannya kembali dengan Brey hingga akhirnya mereka dipisahkan lagi.
"Ya Tuhan... ini takdir Bell. Brey seperti cinta sejatimu. Dulu kau pergi karena menghindarinya, tapi kalian dipertemukan kembali oleh Tuhan, bahkan kalian sekarang menjadi pasangan kekasih. Ini cerita yang luar biasa."
"Untuk itulah aku membutuhkan bantuanmu Mil. Bisakah kau mencaritahu nomor ponsel Brey dari teman temannya?"
"Kau tenang saja, aku akan mengusahakannya."
"Jika masalahku ini cepat selesai, kita bisa bertemu kembali Mil. Terima kasih bantuannya, aku akan menunggu kabar darimu. Aku tak bisa berlama-lama menghubungimu Mil, aku takut ponselku disita abangku lagi. Titip salam untuk Tika dan Anyelir ya."
"Oke Bell, dah..."
"Dah..." jawab Bella seraya mengakhiri panggilannya.
Bella menghela nafas panjang, beruntung nomor Mili masih aktif. Ia berharap sahabatnya itu bisa segera mendapatkan nomor ponsel Brey. Bella menutup matanya sejenak.
"Aku harus memperjuangkan cintaku bagaimanapun caranya," pikir Bella.
****
Sudah satu minggu, Brey masih juga tidak bisa menghubungi Bella. Pria itu berulang kali mencari ke apartemen Bella, namun tetap saja tidak menemukannya. Brey juga mencari Bella ke apartemen kakaknya, ternyata kakaknya juga tidak ada. Brey mulai frustasi saat teman Bella bilang bahwa dia mengambil cuti kuliah.
"Mengapa kau tidak memberiku kabar Bell? Apakah kau kembali ke Indonesia? Tapi bagaimana bisa mendadak seperti itu, kau bahkan tak berpamitan denganku," pikir Brey masam.
Brey harus menghubungi sahabatnya di Indonesia, mungkin saja mereka tahu kabar tentang Bella. Brey pun langsung menghubungi Amir.
"Mir... ini gue Brey..."
"Halo Brey, apa kabar loe bro..." jawab Amir.
"Tubuh gue sehat, tapi hati gue sangat sakit. Kacau Mir."
"Hah? Ada apalagi? Apa karena loe masih mikirin Bella?"
"Tebakan loe bener, tapi ini beda masalah Mir. Sebenarnya gue udah ketemu sama Bella disini. Kebetulan kita satu kampus, mungkin ini jodoh kali ya. Terus gue sama dia akhirnya pacaran juga, tapi..."
"What? jadi loe orang..."
"Jangan banyak nanya dulu Mir, gue bener bener butuh bantuan loe."
"Oke, kalo bisa pasti gue bantu."
Brey mulai menceritakan semuanya pada Amir sampai ia kehilangan Bella lagi.
"Intinya gue cuma pengen tau, apa Bella balik ke Indo atau masih di Inggris cuma pindah kota aja. Cerita yang lebih panjangnya nanti aja setelah masalah gue selesai."
"Oke loe tenang aja Brey. Gue sama yang lain nanti bantu cari info lagi. Tapi gue gak janji ya, karena sebelumnya aja kita gak dapet apa apa. Eh justru loe nemuin dia sendiri."
"Iya gak apa apa, yang penting kalian usahain dulu. Semoga aja kali ini kalian bisa dapat infonya lebih cepat. Thank you bro."
"Santai aja Brey. Loe tenangin diri aja, jodoh mah pasti gak akan kemana."
Brey akhirnya terkekeh. Setelah berbicara cukup lama, ia pun segera memutuskan teleponnya.
*****
Satu jam berlalu, ponsel Brey kembali berdering. Kali ini sahabatnya Rafa yang menghubunginya. Brey segera mengangkat teleponnya, ia berharap Rafa yang membawa kabar baik untuknya.
"Halo Raf..."
"Gue udah tau semuanya dari Amir. Alhamdulillah gue langsung dapet infonya bro. Cewek loe sekarang udah balik ke Indo."
Seketika Brey mengumpat, benar dugaannya kalau Bella dibawa pulang oleh kakaknya. Artinya ada yang tidak beres. Pantas saja ia sulit menghubungi wanita itu.
"Loe dengerin gue kan Brey?"
"Iya Raf gue denger, makasih infonya. Gue segera balik ke Indonesia juga."
"Oke... kita tunggu."
Brey kembali menutup teleponnya. Ia melemparkan ponselnya karena terlalu kesal. Bella.
"Tidak ada yang bisa memisahkan kami. Bella, tunggu disana, aku akan segera menjemputmu," pikir Brey.
*****
Keesokan harinya, Brey benar benar kembali ke Indonesia. Ia tak butuh menunggu waktu lama lagi untuk bisa bertemu dengan kekasihnya. Sudah cukup dulu ia kehilangan wanita itu, kali ini ia tak ingin kehilangannya lagi.
Bukannya kembali ke rumah, Brey justru langsung menuju pub Digger's. Ia tak perduli rasa lelah karena perjalanan yang cukup panjang. Ia hanya ingin bertemu dengan teman teman sekolahnya saat ini.
Brey menunggu temannya disana dan akhirnya keduanya datang bersama sama.
"Brey...!" teriak Amir seraya memeluk Brey.
Begitu juga dengan Rafa yang ikut memeluknya.
"Nambah ganteng aja loe Brey. Udah berapa cewek yang terpikat sama loe?" goda Amir.
"Gue bukan Bryan yang dulu," jawab Brey.
"Bryan Mahardika udah tobat ceritanya," sahut Rafa seraya tertawa.
"Itu karena Bella. Udah jangan bahas masa lalu lagi. Bella cuma satu satunya dan terakhir buat gue sekarang."
"Idih... gak asyik lagi loe," ucap Amir.
"Loe orang bakal ngerasain hal yang sama saat ketemu cinta sejati kalian nanti," kata Brey.
Kedua sahabatnya justru bergidik mendengarnya.
"Jadi gimana bisa loe tau kalo Bella ada disini?" tanya Brey.
Rafa mulai cerita saat dihubungi oleh Mili.
"Seharusnya Bella udah ngehubungin loe sih."
Brey mengambil ponselnya. Ternyata ia kehabisan baterai.
"Sialan... ponsel gue mati ternyata."
"Ya udah loe balik terus cas tuh ponsel. Kalian kudu cepet selesain masalah ini," kata Rafa.
Brey menganggukan kepalanya, "kalo urusan ini cepet selesai, kita nanti ketemu lagi disini."
Keduanya sahabatnya mengangguk, mereka sangat paham dengan keadaan Brey saat ini. Jadi mereka tidak memaksa Brey agar lebih lama menemani mereka di klub malam tersebut
******
Bella sangat kesal pada Brey. Setelah ia berhasil mendapatkan nomornya, justru selalu di luar jangkauan.
Tok... tok... tok...
Suara pintu kamarnya mengejutkan Bella.
"Siapa?"
"Ini papi Bel."
"Masuk pi, pintunya tidak dikunci."
Ayah Bella kembali masuk ke kamarnya.
"Sudah satu minggu kau disini, tapi kau terus saja merajuk. Kau bukan anak kecil lagi," ujar ayahnya.
Bella hanya terdiam.
"Mau sampai kapan kau seperti ini?"
"Sampai papi dan abang merestui hubungan kami," jawab Bella.
"Cukup Bella... jangan terus terusan menguji kesabaran papi, kau semakin manja dan susah diatur."
"Kenapa sih papi jahat sama Bella, papi tidak pernah sayang sama Bella, kenapa papi kasih kebebasan buat bang Billi tapi papi tidak memberi kebebasan itu padaku. Apa aku bukan anak papi?"
Plaaakkkk...
Suara tamparan keras melayang ke pipi Bella. Seketika Bella menangis sambil memegang pipinya yang sakit.
"Sepertinya aku benar benar bukan anak papi, papi jahat...!" teriak Bella.
Pria itu menyesal telah memukul putri kesayangannya sendiri.
"Begini kah caramu mengucapkan terima kasih pada papi? Kau putri kandungku, tapi kau merasa bukan anakku. Kau keterlaluan Bella," celetuk pria itu seraya meninggalkan Bella.
Bella meraung keras, ia melepaskan tangisannya karena menyesal dengan ucapannya sendiri.
*****
Happy Reading All...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 27 Episodes
Comments
🍭ͪ ͩ𝕸y💞 |ㄚ卂卄 ʰⁱᵃᵗᵘˢ
iya emang bener kali y, anak cewek sama anak cowok mah beda. cewek banyak di atur nya. nggak boleh ini , itu kalau cowok aja bebas. sedikit ngerasain dulu kaya bella🤭🤭
tapi sabar y bell.. jangan menyerah buat mendapatkan restu papi dan Abang mu.
2022-10-17
0
Aurora
Lagian baru umur belasan...kok mau nikah?
Nikmati dl waktu bebas...udah nikah....semua ada aturannya.
2022-03-10
2
Kezia ie
jangan2 anak sahabat ortunya itu si brey..
2020-06-07
4