Brey sedang bersiap siap menuju Pub dimana kedua temannya sudah menunggu disana. Remaja tampan itu memilih baju kaos putih dipadukan blezer hitam yang sudah digulung lengannya setengah, menggunakan celana jeans warna senada dengan blezer'y, sepatu kets putih menambah ketampanan penampilan Brey tersebut. Penampilan yang simpel tersebut bisa membuat wajahnya semakin tampan.
Brey adalah anak orang kaya karena kedua orang tuanya memiliki bisnis Restoran di luar negeri. Selain Indonesia, bisnis resto kedua orang tuanya ada di Inggris, Jepang, China, Malaysia dan masih banyak cabang cabang restoran lainnya di beberapa negara. Ia hidup bebas, karena kedua orang tuanya memilih tinggal di Inggris selama menjalankan bisnisnya.
Brey adalah anak semata wayang dari keluarga tersebut. Brey lebih memilih tinggal di Indonesia sampai lulus SMA. Karena ia akan terbang ke Inggris untuk kuliah disana, suatu kebetulan bukan karena Bella juga akan ke Inggris untuk melanjutkan pendidikannya.
Sesampainya di Pub, Brey langsung msuk ke ruang VVIP tempat kebiasaan mereka menghabiskan malam panjang. Dan karyawan di pub tersebut pun sudah sangat mengenalnya dengan baik.
"Yooo... bro... penampilan pangeran selalu menjadi yang terbaik... membuat perempuan manapun klepek klepek," sambut Amir ketika Brey baru masuk ke ruangan itu.
"Diem loe... cerewet..." jawab Brey malas.
"Kenapa loe sensitif gini bro... gak kayak biasanya," sahut Rafa.
"Biasa aja kali... gue lagi males aja,"
"Kagak semangat, bukannya tadi loe yang ngajakin kita nongki kesini," ujar Amir.
Benar kata Rafa dan Amir, tiba tiba saja ia merasa malas dan sensitif sekali. Entah kenapa sejak kejadian di kantin sekolah, pikiran Brey tidak fokus, wajah cantik wanita itu selalu terbayang dipikirannya. Bella, itu nama yang disebut teman temannya.
"Sialan... mengganggu sekali," pikir Brey.
Brey lebih banyak diam dari biasanya membuat teman temannya semakin merasa tidak nyaman bersamanya. Namun Amir dan Rafa tidak perduli lagi, mereka hanya ingin menikmati malam yang penuh kesenangan tersebut. Suara musik yang semakin keras ditambah kecerewetan teman teman Brey, membuat pria itu semakin tidak nyaman dalam suasana hatinya yang seperti itu.
Walau mereka bersenang senang di pub, tapi mereka belum pernah memesan minuman beralkohol, mengingat mereka masih bersekolah. Wanita penghibur pun mereka tolak. Mereka hanya menikmati alunan musik DJ dan minuman bersoda kesukaan masing masing.
Semakin lama, mood Brey semakin buruk. Bayangan Bella selalu terlintas dibenaknya. Ia benar benar jatuh cinta pada pandangan pertama.
"Oh sialan...!" umpat Brey tiba tiba.
Kedua temannya menatapnya kebingungan.
"Loe kenapa sih Brey?" tanya Amir.
"Oh tidak, sialan... aku yakin ini bukan cinta. Aku yakin ini hanya sekedar kagum saja, mana mungkin seorang Bryan Mahardika jatuh cinta, sama sekali tidak ada di dalam kamusku," pikir Brey.
Amir dan Rafa semakin bingung, bahkan pertanyaan Amir pun diabaikan olehnya. Rafa dan Amir saling bertatapan, namun keduanya sama sama mengangkat kedua bahunya. Keduanya tak ingin bertanya lagi, mereka memutuskan untuk kembali mengabaikan sahabatnya itu.
Malam semakin larut, tepatnya waktu menunjukkan sudah pukul satu dini hari. Brey mulai beranjak dari tempat duduknya, dan berniat pamit dengan teman temannya.
"Gue pulang ya... besok kita masih masuk sekolah," ujar Brey.
"Gue berharap bisa bertemu dengan cewek itu lagi," pikir Brey.
"Gila loe... masih jam segini dodol... biasa juga kita pulang ampe subuh..." jawab Amir.
"Cuma w*ria yang pulang jam segitu. Besok kita masih apel... Gue gak mau absen di hari akhir gue sekolah disini," jawab Brey.
"Gue tau bro loe bakal ke Inggris, makanya kita senang senang dulu lah, anggap aja ini perpisahan kita, loe makin gak asyik banget," kata Rafa.
"Loe orang kan tau gue lagi gak mood banget malem ini... gue baliklah... kalian lanjutin aja berdua, oke."
"Seriusan loe mau pulang bro..." teriak Amir namun Brey tidak menghiraukannya.
"Jangan khawatir soal tagihan malam ini, semua udah lunas... loe orang terserah mau ampe kapan disini," teriak Brey seraya keluar dari ruangan tersebut.
Rafa dan Amir hanya menggelengkan kepalanya saja. Jika temannya sudah seperti itu, tidak akan ada satupun yang bisa melarangnya. Keduanya pun kembali melanjutkannya walaupun tanpa Bryan.
*****
Sepanjang perjalanan pulang, Brey tidak bisa menghilangkan bayangan Bella dari benaknya. Tangannya memegang stir mobilnya dengan kuat. Pikirannya semakin sangat kacau dan semakin penasaran.
"Brengsek... bidadari itu harus gue taklukkan, sebelum gue berangkat ke Inggris, gue harus memastikan rasa penasaran gue ini," pikir Brey makin gila.
Akhirnya Brey sampai dirumah mewahnya. Ia membanting semua barang barang yang menghalangi pandangannya dan tidur tanpa mengganti bajunya.
Pria itu merebahkan tubuhnya ke ranjangnya, dan menatap langit langit kamarnya. Lagi lagi bayangan wajah Bella terlintas di benaknya. Suara lembutnya bahkan terus terngiang di telinganya.
"Sihir apa yang kau bawa cantik, aku tidak biasa biasanya menggila seperti ini. Aku biasa dikejar, tapi kau perkara lain. Aku justru ingin mengejarmu. Aku terbiasa bersama beberapa wanita, tapi kau sangat berkesan di hari pertama kita bertemu. Sebenarnya siapa kau berani membuatku seperti ini," gumam Brey sendiri.
Brey berusaha memejamkan matanya, ia menghela nafas panjang dan berkali-kali membalikkan tubuhnya ke kanan dan ke kiri. Sulit tidur namun ia tetap harus memaksakan diri untuk beristirahat, waktu semakin menjelang pagi, akhirnya ia pun bisa tertidur di sisa waktunya sebelum bersiap siap kembali ke sekolah.
*****
Happy Reading All...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 27 Episodes
Comments
𝕸y💞🌙𝐌ᵒ⃝⃟ᵒⁿ༅SUNNY☀️
Bryan nih type badboy rada songgong loyal 😂
2023-02-11
0
Edah J
Agak terganggu dengan kata "lu orang"
kayak kakek-kakek Cina gitu kalau lagi ngomong 😁😁✌️
2023-02-09
0
🍭ͪ ͩ𝕸y💞 |ㄚ卂卄 ʰⁱᵃᵗᵘˢ
dia bidadari brey, pake tanya lagi 😂 tenang di Inggris semoga kalian di pertemukan oleh Miss y😆 soalnya Bella juga mau ke Inggris
2022-10-16
1