3 bulan kemudian...
Hari demi hari baik Bryan maupun Bella telah melewati masa masa kuliahnya dengan baik. Namun walaupun keduanya berada di tempat kuliah yang sama, tapi mereka belum pernah bertemu satu sama lain. Selain memang keduanya berbeda jurusan, keduanya juga dipisahkan oleh gedung yang berbeda.
Brey juga mulai frustasi mencari keberadaan Bella, sedangkan Bella sudah bisa melupakan kejadian ciuman pertamanya di sekolah setelah Gerald selalu berada disampingnya.
Bella dan Gerald memang belum berpacaran, tapi perlakuan Gerald terhadap Bella selalu saja romantis bahkan terkadang sangat posesif pada Bella. Setiap siapapun yang memandang ke arah Bella selalu saja mendapat tatapan tajam dari Gerald, membuat pria manapun mengurungkan niatnya untuk mendekati Bella.
Gerald pernah mengatakan bahwa ia lebih suka hubungan tanpa status. Namun walaupun demikian sikapnya justru melebihi seorang kekasih bagi Bella. Terkadang Bella pun tak memahami hubungan yang diinginkan Gerald seperti apa.
*****
Bella, Gerald dan teman temannya sedang berada di kantin kampus tersebut. Mereka tentu saja menikmati makanan kesukaan masing-masing sambil bersenda gurau seperti biasanya. Kantin tersebut sangat luas, bahkan pengunjungnya pun sangat ramai.
Di waktu yang bersamaan, Brey juga menuju kantin kampus bersama teman temannya. Ini pertama kalinya untuk Brey mau ikut bersama mereka. Biasanya Brey lebih memilih pergi ke restoran dekat kampus dari pada harus ke kantin.
Bella dan Brey saling menikmati makanan masing masing. Sebenarnya jarak mereka tidak terlalu jauh, namun keduanya belum ada yang menyadari keberadaannya. Keduanya saling bersenda gurau bersama teman mereka masing masing.
Lima belas menit telah berlalu, ketika Brey menyelesaikan makanannya dan mulai kembali berbicara dengan teman temannya, ia melihat sosok yang mirip dengan Bella di depannya, walau hanya punggung Bella yang terlihat tapi Brey memiliki keyakinan bahwa wanita itu benar benar Bella.
"Apa ia benar benar Bella? Tapi mana mungkin ia ada disini, mungkin saja hanya mirip. Ya Tuhan, kenapa pikiranku sulit sekali lepas dari wanita itu. Bella..." pikir Brey sedih.
Inilah takdir keduanya, tiba tiba saja Bella seperti mendengar namanya dipanggil seseorang. Tiba-tiba saja wanita itu menoleh ke belakang, seketika itu juga mata mereka bertemu. Keduanya sama sama terbelalak tidak percaya dengan apa yang mereka lihat.
"Bella... kau benar Bella..." teriak Brey membuat temannya menatapnya kebingungan.
Bella yang menyadari pertemuan yang tidak diinginkan ini, langsung beranjak dari tempat duduknya, wanita itu berlari tanpa mengatakan apapun kepada Gerald dan teman yang lain. Gerald yang terkejut melihat sikap Bella, langsung memanggil Bella.
"Heeeeiiii... Bella... are you okey...!" teriak Gerald.
Tapi Bella tidak mendengar panggilan pria itu, Bella terus berlari tanpa menoleh lagi pada mereka.
"Tunggu Bella...!!!" teriak Brey membuat Gerald akhirnya menyadari siapa yang membuat Bella berlari ketakutan seperti itu.
Brey ikut berlari untuk mengejar Bella. Ia terus mencari kesana kemari sambil meneriakkan nama Bella. Namun sosok wanita itu hilang begitu saja dari pandangannya. Jadi selama ini wanita yang sering ia lihat seperti sosok Bella benar adanya, itu bukan hanya bayangan wanita itu saja. Tapi Bella memang kuliah di tempat yang sama dengannya. Brey merasa bodoh karena tidak menyadari akan hal itu.
"Bella... aku mohon... temui aku... kita harus bicara, kita harus menyelesaikan masalah kita. Bella... Bella..." ujar Brey sambil terus mencarinya.
Bella bersembunyi di dalam toilet berharap Brey tidak menemukannya.
"Ya Tuhan, aku berusaha menghindarinya, aku berusaha melupakannya di Indonesia. Tapi kenapa justru kami harus bertemu lagi disini. Kenapa kami harus dipertemukan lagi Tuhan," pikir Bella.
Gerald yang yakin penyebab kaburnya Bella adalah pria tersebut, membuatnya justru mengejar Bryan.
"Heeeeeiiii...!" panggil Gerald pada Brey.
Brey menghentikan langkahnya dan membalikkan tubuhnya. Seketika Gerald melayangkan tinjunya yang keras ke wajah Brey.
Pukulan Gerald yang sangat keras membuat Brey jatuh tersungkur. Brey yang tidak terima karena di pukul, segera bangun dan membalas pukulannya. Perkelahian pun terjadi, keduanya saling baku hantam tanpa memperdulikan keadaan kampus yang semakin ramai melihat mereka.
Tak ada satu pun yang berani memisahkan keduanya. Saling pukul memukul itu terus terjadi. Mendengar kegaduhan yang ditimbulkan, dan beberapa orang yang ikut berlari untuk melihatnya membuat Bella akhirnya keluar dari toilet. Bella terbelalak saat melihat kedua tersebut yang sedang berkelahi ternyata Bryan dan Gerald.
Sontak Bella pun berteriak, "stop it... stop...!!!" teriaknya sambil berusaha memisahkan keduanya.
Bryan dan Gerald menghentikan pukulannya, keduanya menatap Bella. Walaupun tubuh Bryan tak sebesar tubuh Gerald, tapi pukulan pukulan Brey mampu membuat Gerald babak belur, begitu juga dengan Brey yang sama sama babak belur.
Melihat keadaan itu, Bella tak mampu menahan air matanya. Tubuhnya bergetar hebat karena terisak.
"Bella..." ucap Brey berusaha mendekati Bella.
Namun seketika Gerald menghalanginya.
"Bell... ini aku Brey... Bell sudah berapa lama aku mencari keberadaanmu..." ujar Brey lagi.
Ia tak sanggup melihat wanita yang ia cintai menangis seperti itu. Ingin rasanya ia memeluk Bella saat ini, tapi sayang si tubuh mirip raksasa didepannya justru menghalanginya. Brey mengepalkan tangannya menahan amarah, tapi ia tak mungkin memukul pria itu lagi di depan Bella.
"Don't cry, baby," ucap Gerald sambil menghapus air mata Bella.
Bryan geram melihatnya, ia menggertakkan giginya menahan emosi.
"Apakah pria besar ini adalah kekasihmu Bell? Apakah kau sudah melupakanku?" pikir Brey sedih.
Gerald menarik tangan Bella dan membawanya pergi menjauhi Brey yang masih merasakan kesedihannya.
Brey hanya bisa memandang keduanya pergi begitu saja.
"Ini bukan waktu yang tepat untuk berbicara dengan Bella, sepertinya aku harus mencari waktu lagi. Sabar Brey, Bella pasti akan mendengarkanmu," pikir Brey masam.
Teman teman Brey akhirnya datang untuk membantunya. Brey dibawa ke ruang kesehatan kampus, walaupun ia terus saja menolak pengobatan itu.
*****
Bella terus saja menangis saat Gerald membawanya menjauhi Brey. Bella merasakan sakit yang luar biasa saat melihat luka luka yang ada di wajah Brey. Ia bingung dengan perasaannya sendiri. Padahal Gerald juga terluka, namun ia sama sekali tidak merasakan sakit seperti saat melihat wajah Brey.
"Berhentilah menangis Bella, jadi siapa pria itu?" tanya Gerald mulai penasaran.
"Teman sekolah saat di Indonesia..." jawab Bella sambil mengobati luka Gerald.
"Tapi kenapa kau sangat takut padanya, kau bahkan menghindarinya. Apakah pria itu pernah menyakitimu?" ujar Gerald makin penasaran.
"Ia pria yang mengambil ciu man pertamaku, ia pria yang membuatku lari kesini, tapi ia juga yang membuatku sulit untuk melupakannya," pikir Bella.
"Bella..."
"Bukan seperti yang kau pikirkan, aku hanya terkejut," jawab Bella, "kenapa kalian berkelahi?" tanyanya.
"Aku berusaha melindungimu, aku takut kau diganggu olehnya," jawab Gerald.
"Lain kali jangan berkelahi Gerald, apalagi kau tidak tahu masalahnya. Aku dan pria itu memiliki masalah sendiri, aku mohon jangan bertanya lebih lanjut lagi."
Walaupun Gerald penasaran, tapi ia harus diam melihat kesedihan yang ada di mata Bella.
"Baiklah Bell... maaf jika aku ikut campur," tukas Gerald.
Bella hanya diam saja, suasana menjadi semakin canggung hingga Gerald mengantarkan Bella pulang. Wanita itu tetap terdiam tanpa mengatakan apapun lagi pada Gerald.
"Thanks Gerald... aku lelah, aku masuk dulu..." ujar Bella.
Gerald menganggukkan kepalanya dan membiarkan Bella masuk ke apartemennya begitu saja.
*****
Bella menangis kembali didalam apartemennya. Ia terus memikirkan Bryan yang terluka. Ia tak tahu bagaimana keadaannya pria itu saat ini.
"Brey, apa kau baik baik saja? bagaimana jika kau tidak ada yang merawat? dengan siapa kau ada disini?" pikir Bella sambil terus terisak.
Bella terus menangis hingga akhirnya ia tertidur di kamarnya.
*****
Brey menyuruh salah satu teman kampusnya mencari info tentang Bella, tanpa menunggu lama Brey menemukan semua info tentang Bella, jurusan sampai apartemen tempat Bella tinggal.
"Malam ini aku harus menyelesaikannya, aku harus datang ke apartemennya," pikir Brey.
*****
Happy Reading All...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 27 Episodes
Comments
Edah J
semoga sikap dan sifat Brey semakin membaik
2023-02-09
0
🍭ͪ ͩ𝕸y💞 |ㄚ卂卄 ʰⁱᵃᵗᵘˢ
kayaknya Bella jg sedikit ada rasa sama brey. cuma masih kesel aja waktu kejadian di Indonesia. Goo brey temui Bella pelan" y jangan maksa kalau Bella belum mau ketemu
2022-10-16
1
ciby😘
hem🤔masih juga dia kepikiran brey
khawatir ma brey😏😏😏
2021-06-19
2