Brey tidak bisa tenang di dalam apartemennya, ia sibuk dengan pikiran pikirannya agar bisa bertemu dengan Bella, ia tidak ingin masalah yang ia buat saat masih SMA dulu berlarut larut. Cinta pertamanya kini kembali, ada di depan matanya. Ia tidak boleh kehilangannya lagi. Oxford Apartments No. 1003 tempat tinggal Bella menurut informasi yang ia dapat dari temannya. Malam ini juga Brey harus kesana. Jarak antar apartemennya dengan apartemen Bella hanya 1 jam saja. Itu tidak jauh bagi Brey.
Sudah pukul 8 malam waktu Inggris, Brey sudah siap mengendarai mobilnya menuju apartemen Bell.
"Bella... i'm coming. Kita harus menyelesaikan masalah ini secepatnya Bell. Aku harus mengatakan perasaanku yang sebenarnya padamu," pikir Brey.
Satu jam perjalanan, Brey akhirnya tiba juga di tempat tujuan. Ia menatap apartemen mewah itu, dimana tempat cinta pertamanya bersembunyi selama ini.
Brey keluar dari mobilnya, ia segera menuju apartemen tersebut dan meminta izin pada penjaganya. Untung saja penjaga tersebut tidak banyak bertanya, ia justru mengizinkan Brey masuk begitu saja. Brey menuju lift, ia menekan angka 12. Tubuhnya gemetar saat pintu lift terbuka, ia keluar dari lift seraya mencari nomor kamar 1003.
Brey sangat ragu saat berada tepat di depan pintu kamar tersebut. Ia mengangkat tangannya untuk mengetuk pintu tersebut.
Tok... tok... tok...
Cukup lama Brey menunggu, namun pintu tersebut masih juga tidak dibuka. Brey mencoba untuk mengetuknya kembali, kali ini suara langkah sedikit malas terdengar dibalik pintu.
"Siapa...?" tanya Bella dari balik pintu.
Suara itu mampu membuat jantung Brey berdetak lebih cepat dari biasanya.
Brey tidak mau menjawab, karena ia yakin jika Bella mendengar suaranya, maka wanita itu tidak akan membuka pintunya.
Brey terus menunggu sampai akhirnya Bella membuka pintunya. Saat itulah Bella terkejut, wanita itu berniat untuk menutup pintunya kembali, namun seketika Brey menahan pintunya.
"Tunggu Bell... kita harus bicara, berikan aku waktu sedikit saja untuk menjelaskan masalah yang terjadi sebelumnya," pinta Brey.
"Tidak perlu, aku sudah melupakannya," jawab Bella berbohong.
"Mungkin kau bisa lupa, tapi aku tidak Bell," jawab Brey.
"Kau tahu darimana tempat tinggalku?" tanya Bella.
"Apakah itu sangat penting sekarang? Please... izinkan aku masuk Bell...mau sampai kapan kau menghindariku?" ujar Brey mulai kehilangan kesabaran.
Bella menghela nafasnya, ia akhirnya mengalah dan melepaskan pintu itu. Ia juga terpaksa mempersilahkan Brey masuk, karena mereka tak mungkin berdebat seperti itu yang akan mengganggu penghuni kamar lainnya.
Setelah Brey duduk, Bella mengambilkan minum sebagai kesopanan saat menerima tamu. Ketakutan Bella yang dulu entah mengapa sudah tidak ada lagi sekarang.
"Bell... kenapa kau terus menghindariku? bahkan kau menghilang setelah kejadian itu?" tanya Brey lagi.
"Lupakan saja Brey... aku sudah benar benar melupakannya... itu sebuah kesalahan masa lalu, sekarang aku ingin masa depanku," Jawab Bella.
"Sedangkan masa depanku adalah kau Bell," pikir Brey.
"Tidak bisa Bell... itu bukan sebuah kesalahan, aku tidak bisa melupakannya begitu saja, bagiku itu berbeda."
"Cukup Brey... jika kau masih mau membahas itu, silahkan keluar dari sini," emosi Bella mulai terpancing.
"Cinta pertamaku, ya... itu benar Bell, kaulah cinta pertamaku itu. Sejak kejadian itu, kau terus membuatku gila setiap hari," ujar Brey.
Pengakuan Brey membuat Bella terkejut. Cinta pertama katanya. Ia yakin pria yang di depannya ini hanya mencoba untuk merayunya saja. Pria itu terkenal suka gonta-ganti pasangan, tak mungkin ia adalah cinta pertamanya.
Bella melepaskan tawanya, "cinta pertama katamu, setelah sekian banyak gadis SMA Idola menjadi korbanmu, kau bilang aku cinta pertamamu," kata Bella mulai mengejek.
"Aku boleh terkenal playboy Bell, tapi aku belum pernah merasakan cinta sekalipun, mereka semua cuma mainanku, sedangkan perasaanku padamu itu nyata," Brey bersikeras.
"Sudah cukup pengakuan palsumu Brey, sekarang silahkan keluar. Kau dan aku sudah selesai," ujar Bella.
Brey tidak ingin ini berakhir begitu saja, ia harus membuktikannya. Brey beranjak dari tempat duduknya lalu mendekati Bella. Bella terkejut, ia ikut bangun untuk menghindari pria itu.
"Kau jangan macam macam Brey," ucap Bella sambil terus mundur sampai akhirnya menabrak dinding apartemennya.
"Tatap mataku Bell...apa kau benar benar tidak merasakan sesuatu setelah ciuman kita itu?" tanya Brey lembut.
Detak jantung Bella semakin cepat. Tentu saja ia juga memiliki perasaan yang berbeda, apalagi saat ini jarak mereka sangat dekat.
"Brey... aku..." Bella mulai gugup.
Bella tidak yakin akan perasaannya, takut atau senang setelah kejadian itu, ia masih belum tahu. Yang jelas Bella sampai detik ini masih mengingat semuanya.
Brey memberanikan diri untuk menundukkan kepalanya perlahan, bibirnya semakin dekat pada bibir Bella.
Saat bibir Brey benar benar menyentuh bibir Bella, wanita itu terkesiap dan menolaknya. Ia mendorong tubuh Brey dengan keras.
"Kau gila...!" teriak Bella.
"Benar, aku memang gila," jawab Brey seraya kembali menundukkan kepalanya.
Pria itu kembali memanggut bibir Bella. Jantung Bella berdetak semakin keras, dadanya naik turun karena Brey berhasil membangunkan hasratnya. Kali ini Bella justru memejamkan matanya, menikmati sentuhan Brey yang sangat intens tersebut.
Sentuhan itu berubah menjadi semakin gila, Brey dengan mahir memainkan lidahnya. Bella terkesiap membuat Brey berhasil menerobos masuk ke dalam mulutnya.
Bella mengeluarkan suara desa han saat Brey memainkan lidahnya disana. Wanita itu benar benar menikmatinya, ciu man kedua dari Brey justru membuatnya menginginkan lebih.
Brey yang merasakan penerimaan Bella, mulai berani mengangkat tangannya meraba kedua gundukan sintal milik Bella. Bella terbelalak dan mulai meronta, dengan erat Brey justru memeluk tubuh Bella, sampai akhirnya Bella menyerah atas sentuhan Brey. Brey mulai membuka kancing baju Bella sampai kancing terakhir terlepas. Brey melihat kulit putih mulus didepannya, sebelum Bella menolak, Brey mulai mengecup leher Bella sampai ke ceruk lehernya.
"Brey..." ucap Bella dengan suara paraunya.
Brey terus turun ke dada Bella, mengecupnya sampai meninggalkan kissmark tanpa kepemilikan Brey disana. Brey mulai melepas kaitan br* Bella sampai milik Bella menyembul keluar.
"Ya Tuhan... Cantik sekali..." gumam Brey.
Pria itu memang gila, ia justru menyentuh ujung gundukan sintal milik Bella dengan lidahnya. Tentu saja Bella kembali terkejut, namun ada kenikmatan yang ia rasakan saat Brey menyentuh bagian itu. Desa han demi desa han keluar liar dari bibir Bella. Wanita itu kehilangan kesadarannya dan justru membiarkan Brey terus menyentuhnya.
Tangan Brey yang nakal mulai turun ke balik cel*na jeans pendek Bella. Bella menahan tangan Brey namun tidak dibiarkan oleh pria itu.
"Rasakan sayang, jangan ditahan," kata Brey sambil terus memainkan lidahnya di ujung gundukan itu.
Saat jari Brey menemukan tempat utama milik Bella, Brey mulai mengelus, memaksakan jarinya masuk ke goa milik Bella. Bella terkesiap, namun ia kenikmatan dengan sentuhan itu.
Jari yang terus menggelitik itu membuat Bella kembali memejamkan matanya, tubuhnya berubah menjadi panas dan ia merasa ingin mengeluarkan sesuatu dari dalam miliknya.
"Brey..." panggil Bella dengan nafas yang memburu.
Brey mempercepat jarinya, ia memang sudah berpengalaman akan hal itu. Ia tahu, Bella ingin menuju puncaknya. Dan akhirnya tubuh Bella bergetar hebat, wanita itu menyebut nama Brey dengan panjang dan ia melepaskan klim*ksnya.
Bella membuka matanya melihat ke arah Brey dengan kebingungan dengan apa yang ia alami barusan. Namun tak berhenti sampai disitu, Brey justru mulai membuka celan*nya, tanpa sadar Bella pun sudah tidak mengenakan celan*nya lagi. Bella tahu, mereka akan melakukan hubungan yang tidak seharusnya. Namun keduanya sudah diselimuti hawa naf*u.
"Brey...ini yang pertama untukku..." bisik Bella.
"Aku tahu sayang..." jawab Brey seraya menggendong Bella ala bridal style.
Brey membawa Bella menuju kamarnya. Pria itu mulai merebahkan tubuh Bella diatas tempat tidurnya dengan perlahan. Pria itu langsung naik di atas tubuh Bella, ia mulai memancing hasr*t Bella kembali.
Tok... tok... tok...
Suara ketukan pintu mengganggu mereka, Brey dan Bella tidak perduli, mereka sudah haus akan kenikmatan kembali. Brey mulai mengarahkan rudal keras miliknya ke arah milik Bella. Baru saja Brey ingin memulainya, tiba tiba saja Bella mendorong tubuh Brey dengan keras hingga pria itu terjengkang ke belakang.
"Suara itu..."
*****
Happy Reading All...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 27 Episodes
Comments
𝕸y💞🌙𝐌ᵒ⃝⃟ᵒⁿ༅SUNNY☀️
emang ya godaan setan sungguh memabukkan 🤭 untuk malaikat datang ketok pintu keras2 🤣
2023-02-11
0
𝕸y💞🌙𝐌ᵒ⃝⃟ᵒⁿ༅SUNNY☀️
cwek brey.. mainan elu kita boneka Barbie bisa dimainin 😂
2023-02-11
0
Edah J
Lho ko langsung maen tancap aja ??
tp untung deh ada iklan 😁
2023-02-09
0