Sinar matahari mulai masuk dari celah jendela kamar apartemen Bella, menandakan hari mulai pagi. Brey mengerjapkan matanya, ia terbangun dan menyadari dimana ia berada sekarang. Tubuhnya terasa sakit karena tertidur dengan posisi tersebut. Brey memaksakan diri untuk bangun walaupun kakinya kram.
Ia melihat pakaiannya tergeletak disana, dengan cepat Brey memungut dan memakainya. Setelah selesai, ia segera mencari keberadaan Bella. Ia tersenyum lebar saat melihat Bella masih tertidur pulas di ranjangnya. Brey mendekati wanita itu, ia mengelus pipi Bella dan menyingkirkan rambut yang menutupi wajah Bella. Brey mengecup kening Bella membuat Bella terbangun.
"Pagi sayang..." sapa Brey sambil tersenyum.
Bella yang lupa kejadian semalam, terkejut dan terbangun dari tidurnya membuat Brey justru terjungkal ke belakang.
"Brey...kenapa kamu ada disini..." tanya Bella seperti amnesia.
Brey segera bangun dan menggaruk kepalanya yang tidak gatal.
"Oh My God..." ucap Bella setelah mengingatnya.
Bella segera menutup wajahnya dengan tangan karena malu.
"Pergilah Brey...sebelum ada yang melihat kau ada di apartemenku..." usir Bella.
"Kenapa mesti takut Bell...bukankah kita sudah..." jawab Brey ragu.
"Tidak Brey...semalam hanya kesalahan dan aku harap tidak ada buat lain kali..." kata kata Bella membuat Brey tersulut emosi.
Semalam yang mereka lakukan hanya sebuah kesalahan bagi Bella, sedangkan harapan Brey lebih dari itu. Brey semakin marah ketika mengingat nama Gerald yang sepertinya justru membuat keluarga Bella lebih percaya kepadanya.
Brey semakin frustasi atas sikap Bella sekarang, harusnya mereka sudah menjadi sepasang kekasih tapi apa yang dikatakan Bella membuatnya patah hati.
"Jadi itu kesalahan buatmu Bell?" tanya Brey.
"Bukankah itu kesalahan yang kita lakukan Brey."
"Baiklah..." ucap Brey seraya meninggalkan Bella begitu saja sambil membanting pintu apartemen Bella dengan keras.
Bella memejamkan matanya, kata katanya pasti menyakiti Brey. Tapi hanya itu yang bisa Bella lakukan untuk menutupi rasa malunya atas kejadian semalam, yang membuat Brey salah paham.
"Haaaaaaaahhhhh...!" teriak Bella frustasi.
Bella segera bangun dan langsung menuju kamar mandinya untuk bersiap siap pergi kuliah.
*****
Satu jam kemudian...
Tok... tok... tok...
Terdengar suara ketukan pintu apartemen Bella.
"Bella...sudah siapkah...ayo kita berangkat," suara bariton Gerald dibalik pintu itu.
"Sebentar Gerald..." jawab Bella sambil membukakan pintu.
Setelah pintu terbuka, Gerald memandang Bella dari atas hingga ke bawah.
"Always beautifull baby..." goda Gerald sambil mengulas senyumnya.
"Kau juga terlihat sangat tampan," pikir Bella.
"Thanks Gerald..." ucap Bella berbeda dengan yang ada dipikirannya.
Gerald dan Bella pun berangkat ke kampus bersama.
Seperti biasa mereka bercengkrama bersama teman teman yang lain, mengisi jam kuliah sampai selesai. Ketika di kantin, Bella berharap bisa melihat Brey.
Sejak kejadian semalam, pikiran Bella semakin sulit melupakan Brey. Namun Brey entah dimana saat ini. Sepertinya pria itu benar benar marah padanya.
"Bell... kau kenapa? sepertinya mencari seseorang," ujar Grace teman Bella.
"Tidak ada Grace...hanya memandang suasana kampus saja..." jawab Bella berbohong.
"Setelah sekian lama kau disini, kau masih saja terpesona dengan kampus Bell," ejek Valentina teman Bella yang lain.
Bella hanya tersenyum menjawab ejekannya.
Gerald tidak bersama mereka saat ini, ia dan Robert sedang mendiskusikan pesta malam pengukuhan mahasiswa/i baru, karena mereka berdua adalah mahasiswa semester kedua jadi merekalah yang menjadi panitia acara itu.
"Bell...kenapa kau tidak tinggal di asrama saja...?" tanya Grace.
"Aku tak mendapat izin tinggal di asrama, abangku lebih suka aku tinggal di apartemen sendiri," jawab Bella.
Grace dan Valentina mulai mendengarkan Bella, mereka justru tertarik dengan cerita Bella saat berada di Indonesia. Mereka juga ingin tahu soal kota Bali yang sangat terkenal di luar negeri. Tentu saja Bella dengan antusias memperkenalkan kota tersebut, anggap saja ia sambil memperkenalkan indahnya pariwisata yang ada di Indonesia tersebut.
Disaat Bella asyik berbicara, Brey bersama temannya masuk ke dalam kantin kampus. Seketika ucapan Bella terhenti saat melihat pria itu. Jantungnya kembali berdetak lebih cepat dari biasanya.
"Teman teman... aku ada urusan sebentar..." ucap Bella seraya meninggalkan Grace dan Valentina untuk menghampiri Brey.
"Brey...!" sapa Bella.
Brey menolehkan kepalanya pada Bella, tapi ia langsung memalingkan wajahnya lagi menganggap Bella tidak ada.
"Brey...please... dengarkan aku," pinta Bella.
Tapi Brey tetap pura pura tidak mendengarkan Bella. Pria itu benar benar marah padanya, Bella sangat malu karena tidak dianggap oleh pria itu.
Bella tentu saja tak ingin terus memohon pada Brey. Wanita itu pun langsung bpergi meninggalkannya begitu saja.
*****
Brey menatap kepergian Bella. Sebenarnya ia tidak tega mengabaikan wanita yang ia cintai itu, tapi ia terlanjur kesal dengan sikap Bella tadi pagi. Ia berharap jika melakukannya, Bella bisa menyadari perasaannya sendiri, kalau wanita itu juga memiliki perasaan yang sama padanya.
Ketika tatapan temannya memelas kepada Bella, sebenarnya Brey semakin bersalah. Sampai akhirnya Bella pergi meninggalkannya lagi membuat Brey semakin frustasi.
"Wanita itu cantik luar biasa..." kata Jeremy.
"Jangan mengganggunya, ia milikku..." jawab Brey.
"Aku tahu Brey... aku hanya mengutarakan pendapatku saja. Tapi kenapa kau mengabaikannya? Kalian sedang bertengkar?" tanya Jeremy.
"Hanya sedikit kesalahan pahaman saja. Aku sengaja mengabaikannya karena sedikit kesal, walaupun sebenarnya aku tidak tega melihatnya. Tapi biarkan saja, nanti kami selesaikan," jawab Brey.
"Jangan lama lama mengabaikan wanita cantik itu, nanti diambil orang Brey," sahut Paul ikut bicara.
"Hanya memberinya sedikit pelajaran agar bisa memahami perasaannya sendiri," ucapan Brey membuat temannya tertawa.
"Jadi kalian masih main petak umpet perasaan. Oh Tuhan, kalian sudah gila," ejek Jeremy.
"Bukankah wanita itu yang membuatmu babak belur kemarin?" tanya Paul.
Bryan menganggukkan kepalanya.
"Kau bersaing dengan pria sebesar raksasa itu," ejek Jeremy membuat yang lain kembali tertawa.
Seketika Brey mengumpat karena kesal.
"Wanita itu milikku, tidak akan ada seorang pun yang bisa mendapatkannya," celetuk Brey.
"Semangat sobat," kata Paul.
"Ciiiih..."
*****
Di tempat lain...
Gerald menghampiri Bella yang terlihat sangat kesal.
"Are you okey, baby?" tanya Gerald.
"I'm okey Gerald..." jawab Bella.
"Wajahmu memperlihatkan sebaliknya Bell. Apa ada yang terjadi saat aku tak ada?" tanya Gerald penasaran.
"Aku hanya lelah Gerald, bagaiman persiapan besok malam?" tanya Bella balik.
Bella berusaha mengalihkan pembicaraan karena ia tak ingin dibuat semakin kesal saat ini.
"Well, semua beres. Dan aku ingin kau terlihat lebih cantik pada malam itu," jawab Gerald seraya tersenyum.
Senyuman Gerald mampu membuat Bella melupakan tentang Brey sejenak.
"Jika kau sudah selesai, bagaimana jika kita pulang sekarang Gerald? Aku benar benar lelah sekali," pinta Bella.
Gerald menatapnya lalu menganggukkan kepalanya.
"Oh ya Bell, maukah malam ini kau makan malam denganku?" tanya Gerald.
"Tentu saja," jawab Bella setuju.
Gerald tersenyum senang karena ajakannya langsung disetujui oleh Bella.
*****
Brey melihat Bella bersama Gerald, Bella lebih sering mengumbar senyumannya pada pria raksasa itu, membuatnya semakin emosi. Ingin rasanya Brey menghajar pria itu lagi. Tapi itu tidak mungkin dilakukannya lagi, mengingat keributan yang pernah Brey lakukan terakhir kali membuat Bella menangis dan ketakutan.
Brey hanya bisa menahan emosinya saja seraya meninggalkan kampus. Ia lebih baik pergi dari sana dari pada terus terusan melihat Bella bersama pria lain yang akan membuat emosinya meledak.
*****
Happy Reading All...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 27 Episodes
Comments
🍭ͪ ͩ𝕸y💞 |ㄚ卂卄 ʰⁱᵃᵗᵘˢ
makanya brey jangan jual mahal tadi. kalau bener kata temen mu gimana. nanti Bella di comot orang 🤭
2022-10-16
1
ciby😘
tadi di panggil..tak menghiraukan,sekarang cemburu...dasar si brey
2021-06-19
2
Cha
bagus thor...👍🏻👍🏻
2019-12-01
3