Bella terus saja murung, wanita itu sangat kesal dengan keputusan kakaknya yang sama sekali tidak bisa ia bantah. Wajahnya masam, dan bibirnya terus mengerucut karena merajuk. Ia benar benar pulang ke Indonesia tanpa bisa berpamitan pada teman temannya termasuk kekasihnya.
Bang Billi terus berusaha mengajak Bella berbicara, namun wanita itu terus mengabaikannya karena begitu kesal.
"Ayolah kelinci kecilku... tersenyum sedikit, apa kau tidak senang kembali ke negaramu sendiri?" tanya bang Billi semakin menjengkelkan.
"Tersenyum? Setelah apa yang terjadi, bang Billi memintaku tersenyum. Apa ia pikir perasaan cintaku pada Brey hanya main main saja? Apa i pikir aku akan bertepuk tangan kegirangan karena akan kembali tanpa berpamitan?" pikir Bella kesal.
Perjalanan yang cukup melelahkan, akhirnya pesawat mereka landing di bandara Internasional Soekarno Hatta.
Bella dan kakaknya turun dari pesawat. Bella menatap negaranya sendiri yang ia tinggalkan beberapa bulan. Tidak ada perubahan, Indonesia tetap terlihat nyaman dan indah seperti biasanya.
Bella terkejut saat melihat ayahnya menjemput mereka. Pria itu tersenyum menyambut kedatangan Bella. Dengan terpaksa Bella pun membalas senyuman ayahnya, walaupun sebenarnya ia masih sangat marah saat ini.
"Selamat datang kembali, sayang," ujar ayah Bella seraya memeluknya dengan erat.
"Terima kasih pi," jawab Bella datar.
"Perjalanan yang cukup melelahkan Bell," imbuh ayah Bella.
Bella hanya menganggukkan kepalanya karena malas.
"Bang Billi pasti sudah menceritakan semuanya. Jadi kepulanganku ke Indonesia sudah disetujui oleh papi. Jadi papi juga mendukung keputusan bang Billi, sungguh menyebalkan sekali," keluh Bella dalam hati.
Setelah berbasa-basi, ketiganya langsung menuju mobil untuk kembali ke rumah mereka.
*****
Sesampainya di rumah...
Bella mengabaikan ayah dan kakaknya, ia langsung menuju kamarnya sendiri.
"Setelah membersihkan diri, kau harus makan Bell," teriak bang Billi.
"Aku tidak lapar," jawab Bella.
"Coba saja kau berani tidak turun dari kamarmu, maka jangan salahkan abang menyeretmu keluar."
Bella menghentikan langkahnya seraya menatap kakaknya dari tangga, "mengapa bang Billi jahat padaku, mengapa abang tega padaku," teriaknya.
"Sudah aku bilang ini demi kebaikanmu Bell. Jangan membantah ucapanku."
"Cukup...! kalian benar benar tidak menghargai papi. Bella masuk kamar, dan kau juga Brey," perintah ayahnya.
Dengan kesal Bella melanjutkan langkahnya, begitu juga dengan bang Billi yang akhirnya menutup mulutnya seraya menuju kamarnya sendiri.
*****
Bella menangis dengan keras saat baru masuk ke kamarnya. Bagaimana ia akan menghubungi Brey atau teman temannya, jika ponselnya saja masih disita oleh kakaknya.
Bella duduk di samping ranjangnya, ia memeluk kedua lututnya sambil terus menangis.
"Brey... maafkan aku. Pasti kau kebingungan saat ini karena tiba tiba saja aku menghilang. Aku tak tahu harus bagaimana sekarang Brey. Aku sangat merindukanmu," gumam Bella.
"Bang Billi benar benar jahat, bagaimana ia bisa memisahkan aku dengan pria yang aku cintai. Bagaimana ia berpikir kalau Brey bukanlah pria yang baik untukku. Dan kenapa papi juga mendukung abang, kenapa aku selalu diperlakukan seperti ini?"
Bella terus menangis dengan keras di kamarnya. Tentu saja tangisannya terdengar sampai bawah. Pintu kamarnya pun diketuk, ia tidak ingin membuka pintu kamarnya. Ia ingin sendirian tanpa ada yang mengganggu.
"Buka pintunya Bella, papi ingin bicara," ujar ayahnya.
Bella yang sangat enggan diganggu, setelah mendengar suara ayahnya tentu saja ia tak bisa menolaknya. Dengan kesal Bella beranjak dari sana seraya membuka pintu kamarnya.
Ayah Bella melangkahkan kakinya masuk ke dalam kamar.
"Mau sampai kapan kau akan menangis?"
Bella bergeming.
"Bella... apa yang dilakukan abangmu, itu demi kebaikanmu. Kau masih belum dewasa nak, bagaimana kau bisa memikirkan sebuah pernikahan tanpa melihat siapa dan bagaimana keluarga pasanganmu. Pernikahan jika bisa kau lakukan hanya sekali seumur hidup. Tidak bisa sembarangan dan terburu-buru seperti ini. Hanya karena kau mencintainya, kau langsung ingin menikah dengannya. Bella, itu bukan keputusan yang benar."
"Brey orang baik, ayah dan ibunya juga sangat baik. Ia hanya memiliki niat baik untuk menjagaku pi. Apa kesalahan kami hingga harus dipisahkan seperti ini?"
"Tidak ada yang salah. Hanya saja abangmu butuh waktu untuk menyelidiki siapa pria yang akan menikah denganmu itu. Ia sangat menyayangimu Bell, ia ingin adiknya mendapatkan yang terbaik untuk hidupnya."
"Tapi tidak perlu sampai seperti ini pi. Aku bahkan tak diizinkan untuk menghubunginya."
"Ini demi kebaikanmu Bell."
"Kebaikan seperti apa pi? kebaikan macam apa yang aku dapatkan ini?"
Ayah Bella menghela nafas panjang, "kau jangan keras kepala Bell. Ikuti saja perintah abangmu. Tetaplah disini sampai semuanya jelas. Dan berhentilah menangis, jika kau sampai sakit, maka papi akan terus mengurungmu di rumah."
"Papi... aku sudah dewasa, aku bukan anak kecil lagi yang harus diatur oleh kalian."
"Bagi papi dan abangmu, kau tetaplah anak anak. Menurutlah nak," ucap ayahnya seraya keluar dari kamar Bella.
Bella berlari ke arah ranjangnya, ia menghempaskan tubuhnya seraya kembali menangis di bawah bantalnya. Tidak ada satupun yang bisa membantunya. Mereka semua bersikap otoriter padanya.
*****
Happy Reading All...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 27 Episodes
Comments
🍭ͪ ͩ𝕸y💞 |ㄚ卂卄 ʰⁱᵃᵗᵘˢ
oke lah kli ini setuju sama papi nya. semoga setelah ini Miss satukan mereka y🤭
2022-10-16
1
ciby😘
😪😪😪😪😪😪
2021-06-21
1
Sifana Nurahma
kelakuan bela kalau lagi marah sama kayak bray , semua di banting wkwkwkwk , ntar kalau dah nikah kalau lagi marahan ada masalah semua barang di rumah habis di bantingin ma mereka wkwkwkwk
2020-08-17
3