Aku Madu Anakku
"Mas, aku mohon tolong jangan pisahkan aku dengan anakku," Intan menitikkan air mata dan mencoba meraih anaknya yang saat ini berada di gendongan Reno.
"Sudahlah, terima saja nasibmu. Lagi pula kamu bisa menikah lagi dengan pria lain. Biarkan anak ini kami yang merawatnya." Saras menyeringai puas mengejek nasib Intan.
"Tidak, biarkanlah aku hidup bersama anakku! Silahkan kamu miliki suamiku, tapi jangan pisahkan aku dengan anakku!" Intan melotot pada Saras
"Diam kamu! saat ini dan detik ini juga, aku talak kamu! kita bukan lagi suami istri!" Reno menalak Intan di hari dimana Intan melahirkan anaknya.
Setelah mengucapkan talak pada Intan Reno melangkah pergi bersama Saras dengan membawa serta bayi yang baru di lahirkan oleh Intan.
Hati Intan sangat hancur berkeping-keping, karena dia harus merasakan sakit yang bertubi-tubi. Ibarat sudah jatuh tertimpa tangga pula. Suaminya selingkuh dan dia juga harus berpisah dengan anak yang baru di lahirkannya.
"Ya Allah, kenapa aku harus mengalami kepahitan ini? aku ikhlas jika berpisah dengan suamiku, tapi apakah aku sanggup berpisah dengan anak yang selama ini aku tunggu kelahirannya?" Intan menangis pilu seorang diri.
"Nak, kamu kenapa menangis? mana anakmu, ibu ingin menggendongnya?" Ibu Mita mencari- cari bayi yang baru di lahirkan oleh Intan.
Intan bagai sebuah patung, hanya diam seribu bahasa. Pandangannya kosong, hanya air mata yang terus mengalir di pipinya. Sikap Intan ini membuat ibunya semakin penasaran dan ingin mengetahui apa yang sebenarnya telah terjadi pada Intan.
"Nak, ceritalah pada ibu. Janganlah permasalahanmu kamu pendam sendiri." Ibu Mita mengusap surai hitam anaknya dan sesekali menghapus air mata Intan yang tak jua surut.
Setelah sejenak Intan terdiam dan meratapi nasib, kini dirinya baru tersadar jika ada ibu di sampingnya.
"Bu, sepertinya Intan sudah tak sanggup lagi menjalani hidup ini," Intan memukul- mukul kepala sendiri.
"Nak, istighfar. Jangan kamu seperti ini, semua permasalahan pasti ada jalan keluarnya." Ibu Mita menahan tangan Intan supaya tidak memukuli kepalanya terus-terusan dan langsung meraih dalam pelukan Ibu Mita.
"Bu, aku baru saja di talak oleh Mas Reno. Bukan hanya itu, anak yang baru aku lahirkan di bawanya juga. Dia kemari bersama istri sirinya si Saras," Intan membenamkan wajahnya di dalam pelukan ibunya semakin dalam.
"Astaghfirulloh al adzim, kamu yang sabar ya nak. Ibu yakin, kamu bisa melewati semua ini. Kamu anak ibu yang paling kuat dan tak mudah putus asa." Ibu Mita mengusap surai hitam anaknya.
Intan terus saja menangis dan menangis, membuat Ibu Mita semakin panik dan bingung.
Sementara saat ini Reno dan Saras telah sampai di kediaman Saras yang sangat megah dan mewah bak istana putri raja.
Saras adalah seorang janda kaya raya yang tak mempunyai keturunan. Sedang Reno dulunya adalah sopir pribadi dari Saras. Mereka lama-lama saling mencintai, dan Reno bersedia menikah siri dengan Saras.
"Mas, aku harap setelah ini kamu lekas mengurus surat cerai kalian. Agar kita bisa lekas menikah resmi. Karena aku nggak ingin selamanya jadi istri siri," Saras bergelayut manja di tangan Reno.
"Baiklah, sayang. Apapun yang kamu inginkan pasti akan aku lakukan, ini semua bukti cintaku padamu." Reno mengecup lembut bibir Saras.
"Baiklah, sayang. Aku pegang semua ucapanmu. Dan kita akan merawat anak ini bersama-sama. Ingat pesanku satu hal, sampai kapanpun jangan katakan pada anak ini kalau aku bukan ibu kandungnya. Aku akan memberi namanya Larasati," Saras menciumi bayi yang di gendong Reno.
"Siap, sayang. Selamanya anak ini akan menjadi anak kita berdua." Reno mengusap surai hitam Saras.
************
Begitu cepat waktu berlalu, kini Intan dan Reno telah resmi menyandang status duda dan janda.
Tiga bulan berlalu, Reno menikah resmi dengan Saras. Intan yang mendengar kabar itu datang tanpa di undang ke pernikahan mereka, dengan tujuan ingin meminta bayinya.
Intan datang bersama ibunya ke pesta pernikahan Reno dan Saras yang di adakan begitu meriah di sebuah gedung berbintang lima.
Di tengah maraknya para tamu undangan, Intan memberanikan diri menghampiri sepasang mempelai yang tak asing lagi baginya.
"Mas, apa kamu mengundang Intan ke pernikahan kita?" bisik Intan pada Reno saat melihat Intan melangkah mendekatinya.
"Nggak kok, sayang. Biar sajalah, mungkin dia ingin mengucapkan selamat buat kita." Reno membalas bisikan Saras.
"Selamat menempuh hidup baru, semoga kalian bahagia selalu," Intan mengulurkan tangannya pada sepasang mempelai, namun baik Reno maupun Saras tak menghiraukan Intan yang ingin menjabat tangan mereka.
"Pulanglah, kami tak perlu ucapan selamat darimu, karena kami pasti akan hidup bahagia selamanya." Saras melirik sinis pada Intan.
"Aku kemari hanya ingin meminta kalian mengembalikan bayiku, bagaimanapun dia anak yang aku lahirkan, aku yang berhak merawatnya. Apa lagi dia masih bayi, masih butuh ASI," Intan menatap sendu wajah Reno dan Saras.
Tiba-tiba Saras menarik paksa tangan Intan dan membawanya jauh dari kerumunan.
"Dengar baik-baik, aku tidak akan menyerahkan anakmu! lagi pula anak itu akan lebih bahagia jika hidup bersamaku."
"Lihatlah dirimu, yang tak punya apa-apa. Pasti anakmu akan sengsara jika hidup bersamamu, tapi berbeda jika anakmu dalam asuhanku."
"Jadi pergilah, jangan buat pestaku berantakan karena kedatanganmu yang tak kami undang!"
Demikian kata-kata kasar yang di ucapkan oleh Saras pada Intan. Setelah itu Saras kembali ke pelaminannya.
Sedangkan Intan pergi begitu saja bersama ibunya. Namun kembali lagi Intan menitikkan air mata saat keluar dari pesta pernikahan Reno dan Saras.
"Bu, aku tak berhasil mengambil kembali anakku." Intan berjalan gontay lemas seakan sudah tak ingin hidup.
"Sudahlah, nak. Yang penting kita telah berusaha, yakin saja suatu hari nanti pasti kamu bisa bersama kembali dengan anakmu," Ibu Mita merangkul Intan seraya terus menguatkannya dengan kata-kata.
Tibalah Intan dan ibunya di rumah tua yang sangat jelek. Intan dan ibunya menjatuhkan pantatnya ke kursi.
"Kemiskinanku inilah, yang membuatku di tinggal pergi oleh suamiku. Dan aku juga harus terpisah pula dengan bayi yang aku lahirkan," batin Intan seraya kembali lagi air matanya tertumpah.
Intan bertekad untuk merubah kehidupannya yang sangat miskin. Dia akan bekerja lebih keras lagi, supaya kelak bisa mengambil anaknya kembali jika dia telah sukses.
*******
Setelah pernikahan, Saras mengajak Reno untuk pindah ke luar kota.
"Mas, kita pindah hari ini juga. Aku minta kamu juga mengganti nomor ponselmu. Pokoknya aku nggak mau kita bertemu dengan Intan kembali. Aku nggak mau suatu saat nanti, dia mengambil Laras dariku. Karena aku telah benar-benar menyayangi Larasi seperti anakku sendiri," kata Saras
*******
Mohon dukungan like, vote, favorit..
Tolong jangan bom like karena akan mengurangi perfoma karya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 219 Episodes
Comments
Eliako
done like komen gift vote rate 5 selamat menang arisan
2022-07-11
1
Eliako
hai kak Noni, salam kenal ini aku (Geisya Tin) aku vote gift pake akun ini ya
2022-07-11
0
SHADOW
mampir
2022-04-28
1