Tara bisa merasakan lirikan tajam dari Intan, dirinya ingin segera menghampirinya. Akan tetapi ada Laras dan Rizky di sampingnya, membuat Tara hanya bisa menahan rasa geram.
"Sialan, Intan telah mempermalukan aku. Bagaimana aku menjelaskan pada Laras, tidak mungkin aku jujur jika semua kartuku di blokir oleh Intan." Gerutunya dalam hati seraya memijat pelipisnya.
"Mas, bagaimana ini? masa ATMmu nggak bisa di ambil?" Kembali lagi Laras mengerucutkan bibirnya seraya mengguncang lengan Tara.
Tara yang sedang melamun terhenyak kaget saat merasakan tangannya di goncang oleh Laras.
"Pakai ATMmu dulu, atau uang cashmu. Pasti kamu ada tabungan kan?" Perintah Tara lantang.
Laras membayar semua belanjaan dengan uang cash yang dia punya saat ini, akan tetapi tidak semua dapat terbayar karena uang tidak cukup.
Hingga Laras memilih barang yang memang benar-benar sangat di butukan. Sementara barang yang lain tidak di ambilnya karena dananya kurang.
Laras melangkah keluar dari mini market dengan wajah murung dan rasa malu pada kasirnya.
Begitu juga yang di rasakan oleh Tara, dia lebih malu. Apalagi kasir sempat berbisik-bisik pada temannya seraya melirik sinis pada Tara.
Selama dalam perjalanan pulang, baik Tara dan Laras saling diam tak berkata satu katapun. Sesampai di rumah barulah Laras berkata.
"Mas, kenapa semua kartumu nggak bisa di gunakan? coba jawab dengan jujur." Laras menatap tajam pada Tara.
Tara tak bisa berkata apa-apa, dia sedang memutar otaknya untuk mencari alasan yang tepat.
"Mungkin saja dari sanananya sedang eror, sehingga tidak bisa di gunakan." Jawab Tara seraya menutupi rasa gugupnya.
"Masa sih, kartu kredit sama ATM kan beda wilayah beda tempat, masa sama-sama eror?" Laras masih belum percaya.
"Atau mungkin alat di mini market seperti ATM sedang rusak." Kembali lagi Tara berkilah.
Sebelum Laras bertanya lebih banyak lagi yang membuat Tara mati kutu, dia berkata kembali.
"Sudahlah, nggak usah di buat masalah. Nanti kalau semua udah nggak eror, pasti aku kembalikan uangmu." Tara melangkah keluar rumah.
Laras hanya menggelengkan kepala tanpa berkata kembali. Tara melajukan mobilnya menuju rumah Intan. Hanya beberapa menit perjalanan, sampailah di rumah Intan.
Intan sedang berada di dapur, memerintah asisten rumah tangganya untuk menata semua belanjaan yang barusan di bawa olehnya.
"Sayang, aku ingin bicara padamu." Tara menarik tangan Intan.
Dia membawanya melangkah ke dalam kamar.
"Sayang, pasti kamu yang melakukan semua itu kan?" Tara menatap tajam Intan.
"Melakukan apa?" Intan mengernyitkan alis.
"Nggak usah pura-pura nggak tahu." Tara berkata lantang.
"Memang aku benar-benar nggak tahu apa yang kamu ucapkan, makanya kalau berkata yang jelas." Intan menyeringai sinis.
"Kamu yang telah memblokir semua kartuku, juga melarangku masuk dalam kantor. Kenapa kamu melakukan semua itu padaku?" Tara menatap tajam Intan.
"Kamu masih bisa bertanya, kenapa aku melakukan semua itu padamu? semuanya kan punyaku, hasil jerih payahku bertahun-tahun. Kamu menikah denganku tidak membawa apapun, apa kamu lupa?" Intan tersenyum sinis.
"Hem, jadi kamu mulai perhitungan dengan suamimu sendiri?" Tara berkata lantang kembali.
"Apa yang aku lakukan padamu, tidak sebanding dengan apa yang saat ini kamu lakukan padaku." Intan mendengus kesal.
"Sebenarnya apa sih, mau kamu," Tara lebih mendekatkan wajah pada Intan sehingga hanya berjarak beberapa inci saja.
"Tak perlu kamu pertanyakan berulang-ulang apa maunya aku. Kamu telah paham cuma kamu berpura-pura nggak tahu apa-apa!" Intan melangkah pergi meninggalkan Tara.
*******
Mohkn dukungan like, vote, favorit..
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 219 Episodes
Comments
Nonny
tips untuk diri sendiri yakni rajin up date🤭🤭🤭
2022-04-23
1