Sementara Intan tergesa-gesa melangkah ke mobilnya.
"Ya, Allah. Kok aku bisa lupa memberikan semua obatnya pada ibu,kok bisa ada yang tertinggal? aku rasa telah meletakkan semua obatnya di meja." Gerutunya seraya meraba tas untuk mengambil kontak mobil.
Namun saat tangannya masuk ke tas dan meraba isi tas, tak sengaja tangannya menyentuh sesuatu. Sejenak Intan menoleh dan melihat tas, untuk mengetahui apa yang telah di rabanya.
"Astaghfirulloh aladzim, ternyata obat ibu tertinggal di tas ini." Intan kaget saat melihat yang di rabanya tadi adalah obat.
Segera Intan meraih kontak mobilnya dan melajukannya menuju arah pulang. Hanya beberapa menit perjalanan, Intan telah sampai di rumah.
"Ibu, maafkan Intan. Ternyata obat ibu tertinggal di tas ini." Intan mengambil obat tersebut dan menyerahkannya pada Bu Mita.
"Alhamdulillah, ketemu juga obatnya." Bu Mita menerima obatnya dan lekas meminumnya.
Intan merasa lega setelah memberikan obatnya pada ibunya.
"Maafkan ibu ya, nak. Gara-gara ibu, kamu jadi repot. Padahal kamu sedang sibuk malah terganggu dan sampai pulang untuk mengantar obatnya," Bu Mita tertunduk lesu.
"Bu, yang seharusnya meminta maaf itu Intan. Kenapa malah ibu yang meminta maaf." Intan menggenggam jemari tangan Bu Mita.
"Bu, Intan pamit ya. Masih ada urusan di restoran." Intan mencium punggung tangan Bu Mita.
"Iya, nak. Kamu yang hati-hati, kalau bisa jangan terlalu cape. Ingat, saat ini kamu sedang hamil muda." Pesan Bu Mita.
" Ibu nggak usah khwatir, aku bisa kok menjaga diriku sendiri." Intan tersenyum seraya meninggalkan kamar Bu Mita.
Intan melanjutkan kembali niatnya untuk ke restoran cabang ke dua. Namun pikirannya masih selalu teringat obrolannya tadi dengan Laras.
Tiba-tiba mobil Intan terhenti, dia menginjak remnya mendadak saat ada seseorang menyeberang jalan tanpa melihat kanan dan kiri.
"Astaghfirulloh aladzim, itu orang kok menyeberang jalan sembarangan. Jika tadi aku nggak waspada, pasti telah menabraknya dan bisa menjadi sebuah kasus walaupun bukan aku yang salah," gerutunya seraya menoleh ke arah pria yang hampir saja tertabrak olehnya.
Begitu pula pria itu, dia juga menoleh ke arah Intan. Namun saat keduanya tak sengaja saling bertatap muka. Keduanya sama-sama terhenyak kaget.
"Intan."
"Mas Reno."
Saat Intan akan menyalakan mesin mobilnya, Reno lekas masuk dalam mobil Intan. Dia duduk di sebelah kemudi.
"Mas, turun!" Intan membentak Reno.
"Kamu benar-benar mengusirku? apa kamu sama sekali nggak ingin mengetahui kabar tentang putrimu?" Reno mengedipkan matanya genit pada Intan.
"Astagfirulloh aladzim, benar juga apa yang di katakan Mas Reno. Selama ini aku kan selalu berusaha mencari kabar putriku." Batin Intan.
"Tumben, kamu berbaik hati mengijinkan aku untuk tahu kabar putriku. Apa kamu mengijinkan jika aku bertemu putriku?" tiba-tiba Intan berucap seraya menatap tajam Reno.
"Sekarang aku sadar, jika perbuatanku selama ini telah melukaimu. Bagaimanapun kamu adalah ibu kandungnya dan berhak mengetahui kondisinya." Reno terus saja menatap Intan tanpa berkedip.
"Baiklah, jika begitu pertemukanku sekarang juga dengan anak kandungku,"ucap Intan seraya menatap tajam Reno.
"Apa sebegitu rindunya kamu pada putrimu? apa tidak ada yang marah jika kamu menemui putrimu? apakah kamu sudah bersuami lagi?" Serentetan pertanyaan keluar dari mulut Reno.
"Aku jelas merindukan putriku, mungkin saat ini dia telah mempunyai anak. Aku telah bersuami, bahkan suamiku 10 tahun lebih muda dariku." Jawab Intan lantang.
"Wow, berondong dong. Pantes kamu awet muda, karena suamimu saja masing bronis alias berondong manis ya." Reno terkekeh.
"Kalau kamu hanya ingin menghinaku, mending pergi saja," Intan mengusir Reno seraya mendengus kesal.
"Haduh, masa kamu nggak bisa membedakan perkataan memuji dan perkataan menghina? aku itu memujimu, karena parasmu tetap cantik walaupun usiamu sudah tak muda lagi," Reno mengedipkan matanya genit.
"Mas, bagaimana kabar putriku. Siapakah nama putriku?" Intan sengaja mengalihkan pembicaraan dengan pertanyaannya.
"Putri kita baik-baik saja, namanya Larasati. Sekarang dia sudah punya anak bernama Rizky umur 5 tahun. Belum lama ini, anak kita mengalami musibah." Reno berkata seraya terus saja menatap wajah ayu mantan istrinya.
"Musibah? apa yang telah menimpanya?" raut wajah Intan berubah khawatir.
"Laras keguguran karena terpeleset di kamar mandi, tapi kondisi dia baik-baik saja." Reno terus saja menatap Intan tak berkedip.
"Ya Allah, kasihan sekali. Apakah kamu bisa mempertemukanku dengan putriku?" tanya Intan sangat berharap.
"Boleh saja kamu bertemu anakmu, tapi ada syaratnya." Reno berkata sangat antusias.
"Pakai syarat segala, memang apa syaratnya?" Intan berkata ketus seraya mendengus kesal.
"Syaratnya, kamu kembali padaku." Reno berkata dengan lantangnya.
"Gila apa kamu, mas! aku sudah menikah, kamu juga telah menikah!" Intan semakin emosi.
"Aku memang tergila-gila karena wajahmu yang sangat cantik, bahkan di banding dulu cantik sekarang." Reno mencolek pipi Intan.
Perilaku tak sopan Reno membuat Intan kalap dan melayangkan tangannya akan menampar Reno.
"Jangan kurang ajar ya." Intan melayangkan tangannya.
Namun secepat kilat Reno menangkap tangan Intan.
"Sayang, tanganmu yang halus ini jangan kamu pergunakan untul hal yang kasar." Tiba-tiba Reno menciumi tangan Intan.
"Mas, lepasin! nggak enak kalau di lihat orang! cepat lepaskan dan keluarlah dari mobilku!" Intan mencoba melepaskan cekalan tangan Reno namun tak bisa.
"Apa sebenci ini kamu padaku? bisakah sedikit saja kamu bersikap manis padaku? bagaimanapun kita pernah menjalin kasih." Reno menatap sendu pada Intan seraya melepaskan cekalan tangannya.
"Setelah apa yang kamu lakukan padaku, kamu mengharap aku bisa bersikap manis padamu, dan yang lebih parah kamu menginginkan aku kembali! jangan mimpi!" Intan sangat emosi.
Intan memutuskan untuk menghindari Reno dengan keluar dari mobilnya dengan membanting pintunya.
"Intan, tunggu! kamu mau kemana, aku belum selesai bicara padamu." Reno lekas keluar dari mobil Intan, dan mengejar Intan.
"Intan, aku bilang tunggu! apa kamu nggak ingin melihat wajah anakmu? aku ingin menunjukkan foto Laras, sebentar saja." Rayu Reno seraya mensejajarkan langkahnya dengan Intan.
Mendengar penuturan Reno, Intan menghentikan langkahnya. Dia juga penasaran dengan wajah putrinya.
"Coba tunjukkan foto putriku?" Intan sudah tak sabar lagi.
Reno membuka ponselnya, dan mencari foto Larasati. Namun saat Reno akan memberikan ponselnya untuk menunjukkan foto Laras pada Intan, tiba-tiba Saras datang dan secepat kilat merebut ponsel Reno.
"Oohh jadi kamu ingin ingkar janji ya, mas! aku nggak biarkan kamu berdekatan dengan Intan, apa lagi memberitahu Intan tentang anak kita!" Saras menarik paksa Reno pergi dari hadapan Intan.
"Anak kita kamu bilang? Laras anak dari hasil buah cintaku bersama Intan. Selamanya Intan adalah ibu kandungnya!" Reno emosi menepiskan pegangan tangan Saras.
*******
Mohon dukungan like,vote, favorit..
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 219 Episodes
Comments
Nonny
ya ka, ini ada sedikit di ambil dari realita juga
seneng dech dpt komentar positif
mampir novelku di pf fizzo, ka
baca gratis dpt duit pula
napen : Azaliaa
judul : Cinta Dalam Doa
Pesona Wanita Yang
Tersakiti
2022-06-28
0
mega keyna
ini laki2nya semua matre dan egoisss,,, mmg sbnrnya itu realita hidup jg,,,, tp bener2 ngk ada harga dirinya buat laki2,laki2 itu harusnya melindung dan mengayomi,bukan malah menjatuhkan harga diri,,,
2022-06-28
1