Reno tidak menyia-nyiakan kesempatannya untuk mencari ruang rawat Intan. Dia lekas ke bagian pendaftaran pasien, dan bertanya pada resepsionist.
Setelah mengetahui dimana ruang rawat Intan, dia lekas menyambanginya. Selagi Reno berjarak beberapa inci, dia melihat Tara keluar dari ruang rawat Intan namun pergi ke arah berlawanan, sehingga hanya melihat punggungnya saja.
"Bukankah itu ruang rawat Intan, apakah pria yang keluar itu suaminya. Sayang sekali dia lewat arah yang berlawana, padahal aku sangat penasaran dengan wajah suami Intan." Gerutu Reno seraya terus melangkah menuju ruang rawat Intan.
Setelah sampai di depan pintu ruangan, dia pun lekas masuk saja. Sementara dari jarak yang tak begitu jauh, Saras melihatnya.
"Mas Reno, masuk ruang rawat siapa? pantas dari tadi aku mencarinya tak ketemu. Sangat membuatku penasaran." Saras melangkah menyusul Reno.
Sementara Reno telah berada di dalam ruang rawat Intan. Intan yang sedang berbaring menatap langit-langit kamar, terhenyak kaget saat melihat di sebelah brankar sudah berdiri Reno.
"Mas Reno, mau apa kamu kemari? dan tahu dari siapa aku berada di sini?" Intan berkata ketus seraya mengalihkan pandangan ke arah lain.
"Kebetulan aku tadi menemani Saras periksa kemari, nggak sengaja bertemu ibumu. Tapi ibumu di tanya nggak jujur, jadi aku cari tahu sendiri pada bagian resepsionist." Reno meraih tangan kanan Intan.
Intan mencoba menepisnya, tapi tak bisa karena pegangang tangan Reno begitu erat.
"Prok prok prok." Tiba -tiba ada yang bertepuk tangan, orang itu tak lain adalah Saras.
"Jadi seperti ini kelakuan kalian di belakangku, bukankah sudah berapa kali aku memberimu peringatan, Intan. Supaya kamu jangan mendekati suami lagi."
"Katanya kamu telah bersuami, tapi masih saja mengejar cinta mantan suamimu. Hebat kamu Intan."
Beberapa kata yang di lontarkan dari mulut Saras yang sangat menyinggung perasaan Intan.
"Jaga ucapanmu, aku sama sekali tak ada hubungan dengan suamimu. Bagiku dia sudahlah menjadi sebuah sampah, karena dia bekasku yang kamu ambil dari tong sampah. Pantang bagiku, mengambil bekasku sendiri."
"Suamiku jauh lebih baik darinya, bahkan lebih muda. Dan bukanlah bekas dari siapapun. Peringatkan suamimu yang selalu mengejarku."
"Makanya jadi istri itu yang baik, supaya suamimu tidak berpaling darimu. Sekarang suamimu telah sadar, jika aku lebih baik darimu."
Serentetan perkataan yang pedas juga yang di tujukan untuk Saras dari Intan.
"Pergilah, mas. Aku muak melihatmu di hadapanku, sudah berapa kali aku bilang jika aku sudah tak ingin lagi berurusan dengan kalian berdua!" Usir Intan pada Reno.
"Sampai kapanpun, kamu akan terus berurusan denganku karena kita punya suatu ikatan yang kuat yakni ikatan seorang anak." Reno tak melepaskan pegangan tangannya pada Intan.
"Apa yang barusan kamu katakan memang ada benarnya. Jika aku telah menyesal menikah dengan Saras. Kini aku sadar jika kamulah istri dan wanita terbaik untukku." Kembali lagi Reno berkata seraya melirik sinis pada Saras.
"Mas, tolong lepaskan tanganmu ini! sakit!" bentak Intan melotot pada Reno.
"Maaf, sayang." Reno melepaskan pegangan tangannya.
"Mas, tega kamu menyakitiku? setelah apa yang selama ini aku berikan padamu?" Saras menghampiri Reno.
"Kamu sama sekali tak memberikan apapun padaku, seorang anakpun kamu tak bisa berikan padaku kan? hartamu hanya kamu titipkan padaku, selama ini kamu selalu perhitungan." Reno menatap sinis pada Saras.
****(((
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 219 Episodes
Comments