"Dunia ini bagai daun kelor, dimanapun ada aku selalu saja ada Laras. Membuat aku tak bisa melupakan semua sakit hati ini." Batin Intan.
Sikap diamnya Intan membuat Laras menjadi tanda tanya dalam hati dan penasaran.
"Bu Intan, apa yang sedang merisaukan hati ibu. Ceritalah, siapa tahu aku bisa membantu. Lagipula nggak baik jika wanita hamil terlalu banyak pikiran, apa lagi hamil muda." Laras mencoba ingin mengorek keterangan pada Intan tentang apa yang sedang di pikirkannya.
"Nggak ada apa-apa kok, Laras. Aku cuma ingin ketenangan, karena berhari-hari aku terlalu sibuk dalam bekerja." Intan menyembunyikan perasaan sakitnya pada Laras.
"Terlihat sekali jika saat ini hati Bu Intan sedang tertekan. Ini semua pasti karena ulah suaminya, aku jadi penasaran seperti apa wajah suami Bu Intan," batin Laras.
"Laras, aku duluan ya. Karena aku baru ingat, ada janji dengan klienku." Intan bangkit dari duduknya seraya melangkah pergi begitu saja dari pandangan Laras.
Laras hanya tersenyum kecut seraya terus memandangi kepergian Intan. Seperginya Intan, Tara datang ke taman karena Laras menelpon minta di jemput.
"Mas, kamu lama amat sih? ak dari tadi menunggumu, untung ada Bu Intan sehingga aku tak suntuk karena ada teman ngobrol." Laras mengerucutkan bibirnya.
"Bu Intan siapa maksudmu?" Tara pura-pura tak mengerti.
"Haduh, Mas Tara. Masa lupa sih, Bu Intan yang selama ini telah menjadi teman akrabku selama ini." Laras sedikit geram karena suaminya melupakan sahabat baiknya.
"Sudahlah, kamu nggak usah membahas Bu Intan. Buruan ajak Rizky masuk ke dalam mobil." Tara sedikit ketus pada Laras.
Segera Laras mengajak Rizky masuk dalam mobil. Dan segera Tara melajukan mobilnya, namun pikirannya tertuju pada Intan. Baru seperempat perjalanan, Laras meminta Tara menghentikan mobilnya.
"Mas, berhenti dulu sebentar di mini market itu. Karena kebetulan, semua stok sayuran dan sembako habis. Kita sekalian belanja ya, mas." Rengek Laras menatap sendu pada Tara.
Membuat Tara merasa iba dan tega, sehingga menuruti kemauan Laras. Dengan sangat antusias, Laras memilih bahan makanan pokok.
Kemudian membawanya ke kasir untuk di hitung total harga. Saat Tara akan membayar semua belanjaan Laras, dia tersentak kaget.
"Maaf, Tuan. Kartu anda tidak bisa di gunakan." Kata kasir memberikan kembali kredit card pada Tara.
"Masa sih, mba." Tara masih saja tak percaya.
Tara bahkan meminta kasir mengecek ulang kartunya, namun tetap saja tidak bisa di gunakan. Akhirnya Tara meminta ijin pada kasir untuk mengambil uang di ATM.
Kebetulan di dalam mini market bisa untuk mengambil uang. Namun kembali lagi uang tak bisa di ambil.
Secara tidak sengaja, Intan juga berbelanja di mini market tersebut. Lagi-lagi Laras yang terlebih dulu melihat adanya Intan akan membayar semua belanjaannya.
"Bu Intan," sapa Laras mencolek Intan.
"Eh kita ketemu lagi ya, Laras." Intan menoleh mencoba tersenyum pada Laras.
"Sebentar ya, Laras. Aku mau bayar belanjaan dulu." Intan menghadap pada kasir kembali.
"Mas, mana uangnya? ambil di ATM juga nggak bisa, kok kamu balik dengan tangan kosong? padahal stok di rumah telah habis semuanya." Rajuk Laras mengerucutkan bibirnya.
"Hem, rasakan kamu Tara. Kamu nggak bisa apa-apa tanpa aku kan?" batin Intan yang tak sengaja mendengar pembicaraan Laras dan Tara yang tak jauh darinya.
Setelah Intan membayar belanjaannya, dia sengaja ingin mengejek Tara dengan menghampiri Laras.
"Laras, aku permisi dulu ya. Semua belanjaanku sudah beres terbayar, aku nggak bisa berlama-lama karena masih ada urusan yang nggak bisa di tinggalkan." Intan tersenyum pada Laras seraya melirik sinis pada Tara.
*******
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 219 Episodes
Comments
Anfit Annisa Fitri Tangka
Smangat yg terpenting thor 😁
2022-07-10
1
Nonny
koment sendiri🤭🤭
2022-04-23
1