Lelaki Cantik Itu Jodohku
Seorang wanita cantik memakai pakaian rapi sedang mengumpat kesal karena jalanan yang sangat padat hari ini,padahal pukul sembilan ia harus segera sampai di bandara untuk menyerahkan berkas yang tertinggal.
Sang atasan yang hari ini akan meninjau lokasi pembangunan real estate di kota Surabaya melupakan salah satu berkas penting yang seharusnya sudah ada dalam genggamannya.
"Sudah dimana Al?" sebuah pesan. masuk di aplikasi hijaunya dari sang bos.
"Halo, Pak!" tidak membalas, namun wanita itu memilih langsung menghubunginya.
"Iya Al?" jawabnya diseberang sana.
"Lima belas menit lagi saya tiba, Pak!" ucapnya
"Ya sudah,saya tunggu!" jawabnya
Lima belas menit kemudian wanita cantik ini sampai di bandara, tanpa melihat kanan kiri ia melajukan langkahnya agar tepat waktu sampai di tempat sang bos menunggu. Namun,,
Bruk
Tak sengaja tubuh kecilnya menabrak seorang lelaki yang sedang menyeret kopernya dari arah ruang tunggu bandara.
Pria berwajah tampan, rambut panjang bagai artis iklan shampo ini menatap wanita yang menabraknya lekat, lewat sorot mata di balik kaca mata hitam yang ia pakai.
"Maaf Mbak, Mas ! aduh ! "Si wanita bingung, karena penampilan pria di depannya ini mirip seorang perempuan, sedangkan si pria yang ada dihadapannya menarik sudut bibirnya, tersenyum.
"Maaf, saya gak sengaja!" lanjutnya sambil mengambil map yang terjatuh.
Pria di depannya ini hanya terdiam, tak menanggapi permintaan maaf si gadis, namun dengan teliti ia melihat seorang hawa di depanya menelisik, "cantik, manis," gumamnya dalam hati.
Alisha yang canggung memilih undur diri, "saya permisi!" ujarnya sambil merapikan blazer yang dipakainya, ia berjalan ke arah sebaliknya si pria berjalan.
Si pria cantik juga ikut berlalu, dan tanpa mereka berdua sadari, pertemuan ini akan membawa keduanya ke situasi yang tak pernah mereka duga.
"Pak Ryan!" Panggil Alisha, sang bos yang bernama Ryan Permana Wijaya itu menoleh.
"Maaf pak, saya tidak terlambatkan?" sang bos tersenyum dan menggeleng, sekertarisnya ini selalu bisa di andalkan dalam segi apapun.
"Saya masuk dulu, baru saja ada panggilan untuk penerbangan saya!" Alisha mengangguk.
"Hati-hati, Pak!" Ryan pun menjawab dengan anggukan dan senyum manisnya. Alisha yang lelah, memilih duduk sebentar untuk menetralkan deru nafasnya.
"Tadi yang aku tabrak, perempuan apa laki ya?" gumamnya mengingat kejadian tak sengaja beberapa saat lalu.
Tring
"Sudah di bandara, sayang?" sebuah pesan singkat dari sang kekasih yang sudah ia miliki kurang lebih selama dua tahun ini.
"Sudah, sekarang mau balik ke kantor." Balasnya disana.
"Ya sudah, kita ketemu di kantor saja!" ujarnya.
Alisha yang sudah lebih tenang, berdiri dan melangkahkan kakinya menuju pintu keluar karena sopir perusahaan menunggunya di tempat parkir.
"Kita langsung ke kantor, Mbak Alisha ?" tanya sang sopir.
"Iya, Pak! kalo bisa cepet ya, kerjaan saya banyak hari ini setelah jam makan siang saya harus mimpin rapat bersama Pak Reza, menggantikan Pak Ryan,"
"Baik, Mbak Al!" ujar sang sopir sambil mulai memutar setirnya. Dan benar saja, dengan keahlian sang sopir serta hafalnya jalan tiap sudut kota metropolitan, membuatnya membawa Alisha dengan cepat tiba di kantor.
"Bapak kok nggak lewat jalan yang tadi kita lewati?" tanya Alisha.
"Kalau berangkatnya gak bisa lewat situ mbak, itu jalan satu arah," ucap sang sopir.
"Oh!" jawab Alisha ber oh saja.
Setibanya di perusahaan, Alisha yang merasa sudah membuang waktu langsung berjalan menuju lift dan segera naik ke lantai dimana ia menghabiskan waktunya untuk bekerja.
"Hai sayang!" sapa laki laki blesteran Jerman- Indonesia, bermata coklat yang sangat Alisha cintai. Dia merupakan wakil CEO di perusahaan ini, Reza Fahri Pratama nama lengkapnya.
"Hai!" Alisha tersenyum menatap sang kekasih yang berada di depannya.
"Capek banget, ya?" sambil mengusap buliran keringat dari kening Alisha.
"Panas!" jawab Alisha sambil mengibas-ngibaskan tangannya di depan wajahnya.
"Maaf ya, untuk sementara aku gak bisa antar jemput kamu. Besok pagi harus ke jogja untuk meninjau pembangunan resort yang bermasalah itu !" ujarnya dengan nada yang sungguh menyesal.
"Nggak apa, Mas. Besok juga asisten pak Ryan sudah masuk, jadi kamu gak perlu kawatir," ucapnya meyakinkan sang kekasih agar tak perlu mengkhawatirkannya secara berlebihan.
"Aku nggak pernah kawatir tentang pekerjaan, kamu selalu bisa di andalkan!"
"Lalu, apa?" tanyanya.
"Aku khawatir kamu di bawa kabur sama laki laki lain!" pungkasnya.
Alisha tertawa kecil mendengar penuturan sang kekasih. "Astaga! justru aku yang seharusnya khawatir, di kantor ini saja sudah berapa wanita yang mencoba merayumu?" sambil mencubit hidung mancung Reza.
"Tapi selama ini aku tidak pernah menanggapinya, 'kan?" jawabnya.
"Iya-iya, si laki-laki paling setia!" ujar Alisha tertawa.
"Sekarang bisakah Anda tidak merayu saya, pekerjaan saya cukup banyak, Bapak wakil CEO!"
"Baiklah, nanti kita makan siang sama-sama, ya?" Alisha mengangguk.
Karena tidak ingin menganggu sang kekasih lebih lama lagi, Reza pun pamit undur diri kembali ke ruangannya.
****
Setelah makan siang bersama didalam ruangan sang kekasih, Alisha yang harus lebih dulu ada di ruangan meeting segera menyelesaikan makan siangnya. Dan meninggalkan Reza disana.
"Selamat siang!" sapa Alisha pada kepala staf disetiap divisi yang ikut dalam rapat kali ini.
"Selamat siang, Ibu Alisha!" jawab mereka.
"Bagaimana, apa masih ada yang belum hadir?" tanya Alisha sambil melihat ke arah peserta rapat.
"Pak Reza, belum datang Bu!" Alisha tersenyum, jelas belum datang sekarang ia sedang merapikan bajunya setelah ke usilan yang dia lakukan pada saat waktu makan siang tadi, tanpa sengaja jus alpukat yang ada di tangan Alisha tumpah mengenai baju sang kekasih hingga mengotori celananya.
"Kita tinggal saja, mungkin pak Reza sedang ada sesuatu yang dilakukannya," ujar Alisha
"Kalau begitu kita mulai dari Divisi Humas saja!" ucap Alisha sambil membuka macbook yang ia bawa serta beberapa berkas yang ada di hadapannya.
Pak Wira dari divisi humas membawa map yang ia pegang dan berjalan ke arah depan, dia mulai menjelaskan tentang proyek pembangunan apartemen yang sudah masuk ke jadwal periklanan, dia juga menjelaskan bahwa sampai detik ini, para pemesan sudah sangat banyak, padahal pembangunan apartemen itu baru berjalan 30 persen.
"Berarti penilaian masyarakat tentang Real Estate kita masih sangat bagus ya? ini akan menjadi laporan yang bagus jika pak Ryan kembali nanti," ucap Alisha menanggapi penjelsan dari pak Wira.
Brak
Pintu ruang rapat di buka dengan tergesa oleh seseorang.
"Maaf saya terlambat!" Alisha memandang sang kekasih sambil mengulum bibirnya menahan tawa.
"Tidak apa-apa, Pak Reza." Alisha menegaskan perkataanya.
"Sudah sampai dimana pembahasannya?" tanya Reza yang sudah duduk manis tepat di sebelah Alisha.
"Baru kita mulai dari divisi humas, Pak!" Alisha menyerahkan map yang di bagikan pak Wira tadi kepada Reza.
"Ok, silahkan dilanjutkan!" Alisha mengangguk.
Rapat dilanjutkan, tiap divisi bergantian menjelaskan tentang perkembangan proyek yang sedang berjalan, Reza sebagai wakil CEO juga memberikan pendapat dan saran untuk para kepala divisi mengenai setiap laporan yang di hasilkan.
"Oke! kalau begitu rapat kita sudahi, kita akan lanjutkan setelah pak Ryan kembali dari Surabaya." ujar Alisha.
"Baik, Bu!" ucap mereka penuh hormat, karena bagaimana pun Alisha di berikan wewenang setara, jika Ryan atau sang asisten tidak berada di tempat, maka Alisha lah yang akan menjadi perwakilan mereka. Satu-persatu para staf keluar dari ruangan besar nan mewah itu sedangkan Reza dan Alisha masih berada disana.
"Pulang kerja mau kemana?" tanya Reza berjalan berdampingan dengan Lisha menuju pintu keluar ruangan meeting.
"Langsung pulang, Mas! besok aku akan bertemu klien pagi-pagi sekali."
"Yang dari Jepang itu?" Alisha mengangguk.
"Ya sudah!" pesawatku juga akan terbang pagi besok.
"Maaf ya, mungkin satu minggu aku gak akan ada disini!" ucapnya
"Ya ampun, Mas. Lebay deh! bukannya biasa kamu pergi keluar kota, seperti nggak pernah aja," ucap Lisha.
Reza mendekat ke arah Alisha dan memegang pundak Alisha lembut, sebuah kecupan di kening Alisha, Reza sematkan dengan penuh kasih sayang. Alisha pun memejamkan matanya meresapi setiap sentuhan Reza padanya.
"Tenang saja aku bakal nunggu kamu disini, oke!" Alisha mengusap pipi Reza tak kalah lembut.
"Aku nggak sabar pengen cepet nikahin kamu," Reza mulai merengek.
"Kan kemarin kita sudah sepakat, nunggu Mami kamu selesai berobat kan?" Lisha mencoba membuat Reza tenang, dan tak terus merengek padanya.
"Ya sudah!" ucapnya pasrah.
...🖤🖤🖤🖤🖤🖤...
Assallamualaikum wr.wb
hai readers ...😊😊😊
Terima kasih sudah bersedia mampir... jangan lupa like, vote serta komennya ya...
Beberapa bab selanjutnya akan aku mulai revisi, agar lebih nyaman dan tak terganggu dengan tanda baca yang masih amburadul..
Sebelumnya aku minta maaf, maklumi aku sebagai pemula ya...🙏🙏
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 92 Episodes
Comments
Memyr 67
apa reza akan mati? kecelakaan pesawat?
2023-03-24
0
buk e irul
mampir thor 😘
2022-09-04
1
Calon Mayat
makasih...maaf hanya mawar thor..aku tertarik
2022-04-25
2