Bab 17 - Kenyataan dalam amplop

Setelah semalam menginap di hotel, pagi ini Reza langsung memboyong Alisha ke apartemen yang ia beli khusus untuk Alisha dari awal mereka pacaran. Namun, setelah mengantar Al, Reza pamit untuk menemui seseorang, Alisha pun mengizinkannya karena memang apartemen ini sudah tertata rapi tak perlu di bersihkan lagi.

"Besar juga apartemennya. Padahal cuma berdua," guman Alisha sembari menaruh baju-baju miliknya yang dikirim langsung dari kost-an Alisha.

"Kak Ovi, gimana kabarnya ya? Sayang banget dia nggak bisa datang ke acara resepsi," Al terkekeh sambil mengingat teman kostnya itu

"Enak lu, bentar lagi tinggal di apartemen punya suami, kaya, nggak perlu susah-susah lagi nyari taksi atau ojek."

Alisha mengingat obrolan terakhirnya kemarin sebelum berangkat ke bandung dan membuat Alisha kembali tertawa.

Dret Dret

Dering ponsel mengalihkan perhatian Alisha dia melihat layar dan tertera nama sang ibu mertua disana. "Asallamualaikum, Mi."

"Walaikumsalam, Sayang. Sudah di apartemen?"

"Sudah Mi."

"Bisa ke rumah nggak nanti sore?" Terdengar nada sedikit memohon dari sang ibu mertua.

"Em-- bisa Mi. Tapi izin, Mas Reza dulu ya?"

"Memangnya, Reza kemana, Sayang?"

"Mas Reza keluar Mi, ada kepentingan katanya."

"Ya sudah, Mami tunggu ya? Emm-- kalau nggak nanti Mami yang hubungi Reza buat izinin kamu ke rumah, Mami."

"Baik, Mi. Al ikut aja," jawab Alisha tak mau membuat ibu mertuanya kecewa. Sambungan telepon pun akhirnya di putus setelah pembicaraan antar mertua dan menantu itu selesai.

"Mas Reza, kemana ya? Sudah siang begini masih belum pulang. Di kirimi pesan dari tadi juga nggak di balas," tutur Alisha yang mulai khawatir.

Sedangkan di sebuah kawasan rumah sakit. Pria yang Alisha nantikan sedang berdiskusi dengan salah satu dokter mengenai wanita yang dia jumpai tadi.

"Gimana kondisinya, Dok?"

"Sudah cukup baik, tapi tolong jaga emosinya, ya Pak. Kondisinya sekarang sudah stabil,tapi tekanan darahnya masih tinggi."

"Apa perlu di rawat, Dok?" tanya pria bernama lengkap Reza Fahri Pratama itu sedikit cemas. Karena jika di rawat ini akan menambah pekerjaannya dan pasti akan membuat istri tercintanya curiga.

"Tentu, Pak. Karena darah tinggi sangat riskan untuk wanita hamil. Jadi harus dipantau untuk sementara waktu."

"Baik, Dok. Lakukan sesuai prosedur saja," sang dokter pun mengangguk.

"Tolong jaga rahasia ini! Saya tidak mau jika hal ini terdengar ke telinga keluarga apalagi istriku."

"Siap, Bos!" ucap kaki tangan Reza.

"Argh!" Reza meremat kepalanya kesal dengan kondisi ini.

"Jika waktu itu aku mendengar larangan al, hal ini tidak akan terjadi. Si Arav juga brengsek! Aku akan buat dia segan untuk hidup jika wanita sialan ini merusak hubunganku dengan Alisha."

Setelah tenang Reza mengambil ponsel miliknya dan mencoba menghubungi seseorang.

"Iya, Pak Reza?" jawab seseorang disebebrang sana.

"Tolong kamu cari tahu tentang wanita bernama Davina Permata. Semua tentangnya," pinta Reza.

"Kalau boleh tahu siapa dia, Pak?" tanya sang asisten yang cukup terkejut karena sang atasan kembali memintanya mencari detail seorang wanita.

"Cari saja! Dan satu lagi jangan sampai orang lain tahu."

"Baik, Pak. Akan segera saya lakukan."

"Kirim lewat email saja!"

"Ba--"

Tut

Panggilan terputus.

"Siapa dia?" gumam Rizal yang terkejut Reza memutus secara sepihak sambungan telepon itu.

***

Setelah mendapat telpon dari sang mertua tadi siang, kini Alisha tengah bersiap-siap untuk bertandang ke kediaman sang suami. Dengan di jemput oleh supir pribadi milik mami Nadine.

"Assallamulaikum," seru Alisha sesampainya di depan pintu kediaman besar itu.

"Walaikumsalam, Sayang," mami Nadine sumringah menantunya datang dengan wajah ayu nan teduh yang selalu membuat dirinya mencintai gadis ini.

"Ada apa Mi,? Ada yang penting atau gimana?" tanya Al.

"Nggak ada apa-apa, Sayang. Tadi pagi Mami mu tiba tiba sesak nafas," sahut papi Raja yang datang dari arah belakang mereka.

"Mami sakit?" tanya Alisha khawatir.

Mami Nadine menggeleng dan tersenyum. "Sudah nggak apa-apa."

"Mungkin Mami kecapekan ya, Pi? Kemarinkan tamunya lumayan banyak."

"Iya Nak, kata dokter begitu," jawab papi Raja.

"Yuk! Ke kamar Mami, Alisha pijitin biar Mami relaks." Alisha menggandeng lengan dan mengajak sang ibu mertua untuk beristirahat.

"Kamu benar, Mi. Dia tetap tidak berubah, senyum tulus itu tetap tersemat di wajah ayunya. Beruntung Reza bisa memilikinya," benak papi Raja sambil melihat dua punggung itu menghilang di balik pintu kamar.

Waktu tak terasa begitu cepat, mami Nadine yang merasa nyaman langsung tertidur. Sedangkan Al yang tak ingin mengganggu memilih keluar kamar dan menuju ke kamar reza di lantai dua.

"Hah! gerah, mandi enak ya sekalian lihat udah selesai belum," lirihnya sambil cekikikan. Alisha langsung bergegas mengambil handuk baru di lemari Reza dan mengambil pakaiannya di dalam tas yang ia bawa.

***

Jika Al tengah menikmati mandinya di apartemen Reza sedang kalang kabut karena istrinya tidak ada di tempat. "Al!" teriak Reza.

"Dimana dia?"

Setelah mencari di beberapa tempat dan tak menemukan sang istri Reza baru menyadari jika sang istri sedang berada di kediaman orang tuanya.

"Astaga dia kan di rumah, Mami!" Reza menepuk jidatnya sendiri dan terkekeh. Namun sedetik kemudian ia teringat sesuatu dan tanpa menunggu lama Reza langsung bergegas keluar apartemen menuju mobilnya dan melajukan kendaraannya ke rumah orangtua nya dengan kecepatan di atas rata-rata.

.

.

"Pih dimana Al?" tanya Reza yang berpapasan dengan sang papi.

"Kamu kenapa?" tanya papi Raja yang melihat anaknya itu kebingungan.

Al dimana PI?"

"Reza, istrimu am--"

Tanpa mendengar kelanjutan kalimat yang Papi raja lontarkan Reza berjalan cepat dan sedikit berlari menaiki tangga menuju kamarnya. "Ya Allah jangan sampai," batinnya terus berdoa.

Brak

Reza membuka pintu itu dengan tergesa. Namun pemandangan yang tak Reza inginkan kini tengah tersaji di hadapannya.

Beberapa waktu lalu.

"Ternyata habis mandi dingin."

Alisha yang merasa dingin setelah selesai mandi langsung beringsut ke atas tempat tidur karena ia masih belum selesai datang bulan, jadi ia tak perlu turun untuk ikut solat berjamaah di musola bawah.

"Oh ya kemarin, Mas Reza naruh amplop coklat di nakas ini kan ya? Lihat boleh kali, ah."

Alisha membuka laci nakas dan ternyata benar amplop itu masih ada disana. "Buka apa nggak ya?" Alisha menimang, karena bagaimana pun itu adalah urusan suaminya.

"Buka aja lah nggak mungkin, Mas Reza marah. Selama ini aja aku sering di suruh buka ponselnya dan baca isi pesannya," gumam Alisha meyakinkan dirinya.

Sret

"Eh--"

Sesuatu jatuh dari dalam amplop. Sebuah kertas kecil berwarna hitam membuat alisha mengernyit. "Ini bukannya foto USG, ya?" benaknya.

Tanpa menunggu Alisha langsung menyobek amplop itu, menarik kertas dan membukanya lebar-lebar. Al membaca setiap kata yang tertera di kertas itu kadang ia mengernyit kadang ia membulatkan matanya. Namun, Alisha terkejut dan refleks menutup mulutnya saat nama ayah yang tertera disana adalah nama suami yang ia nikahi beberapa hari yang lalu.

"ini prank, 'kan? " lirih Alisha. Tanpa sadar air mata itu jatuh hingga membasahi pipi bulatnya.

Terpopuler

Comments

nenk 'yLa

nenk 'yLa

nyesekk ya al

2023-04-04

0

Jamilah Mila

Jamilah Mila

lnjut

2022-03-18

1

lihat semua
Episodes
1 Bab 1- Tidak Sengaja
2 Bab 2 - Posesifnya Sang Wakil CEO
3 Bab 3 - Takdir Atau Kebetulan
4 Bab 4 - Mulai Merasa Kacau
5 Bab 5 - Obrolan Pasangan
6 Bab 6 - Hubungan Terlarang
7 Bab 7 - Bantuan Si Pria cantik
8 Bab 8 - Rencana Pertunangan
9 Bab 9 - Pertunangan Reza dan Alisha
10 Bab 10 - Desas Desus Sang Desainer
11 Bab 11- Foto Selembar Kertas Medis
12 Bab 12 - Menuju Sah
13 Bab 13 - SAH
14 Bab 14 - Tamu yang Tak Di undang
15 Bab 15 - Acara Resepsi
16 Bab 16 - Dukungan Vier
17 Bab 17 - Kenyataan dalam amplop
18 Bab 18 - Kebohongan Yang Kejam
19 Bab 19 - Flashback Kota Pelajar
20 Bab 20 - Menemui ibu dari calon anak suamiku
21 Bab 21 - Alisha Jatuh Sakit
22 Bab 22 - Semua tahu
23 Bab 23 - Bukan Reza,Namun Vier
24 Bab 24 - Mencoba Menjalani nya Perlahan
25 Bab 25 - Ruang Baru untuk Alisha
26 Bab 26 - Menuju 7 bulanan Kehamilan Davina
27 Bab 27 - Tentang Davina dan Acara tujuh bulanan
28 Bab 28 - Kekalutan Reza
29 Bab 29 - Alisha memilih pilihannya
30 Bab 30 - Takdir Memang tak Berpihak Pada Kita
31 Bab 31 - Perjanjian
32 Bab 32 - Mengalir Bagai Air
33 Bab 33 - Lahirnya Penerus Pratama
34 Bab 34 - Keinginan Yang Tak Sesuai
35 Bab 35 - Kejujuran memang selalu menyakitkan
36 Bab 36 - Sampai Pada Ujungnya
37 Bab 37 - Memulai dai Awal Lagi
38 Bab 38 - Acara Fashion Tahunan
39 Bab 39 - Kilometer 0 Kota Pelajar
40 Bab 40 - Mencoba Keberuntungan
41 Bab 41 - Bertemu Seseorang
42 Bab 42 - Takdir membawa ku Padamu
43 Bab 43 - Galau nya Alisha,Gembiranya Vier
44 Bab 44 - Menuju Kota Kembang
45 Bab 45 - Menjelaskan Maksud Pria Cantik itu Kepada sang Kakak
46 Bab 46 - Menyambut belahan Jiwa
47 Bab 47 - Jodoh Alisha
48 Bab 48 - Malam Pertama Versi Vier dan Alisha
49 VISUAL PEMAIN
50 Bab 50 - Menyelami Bahtera itu Bersama
51 Bab 51- Wanita dalam mobil Vier
52 Bab 52 - Tulusnya sebuah rasa cinta
53 Bab 53 - Gosip Pernikahan Sang Desainer
54 Bab 54 - Hampir Saja
55 Bab 55 - Mengumumkan Pernikahan
56 Bab 56 - Tamparan Menggema
57 Bab 57 - Pembelaan Alisha
58 Bab 58 - Manjanya Vier,Reza Pantang Menyerah
59 Bab 59 - Kedatangan Ryan
60 Bab 60 - Menjalankan misi
61 Bab 61 - Jumpa pers
62 Bab 62 - Gosip tentang Alisha
63 Bab 63 - Reza sang Penolong
64 Bab 64 - Mencari titik Terang
65 Bab 65 - Bantuan Besar
66 Bab 66 - Berjalan dua Arah
67 Bab 67 - Namun Satu Tujuan
68 Bab 68 - Kedatangan Anisa dan Keluarga
69 Bab 69 - Calon Ayah
70 Bab 70 - Vier sang Perisai
71 Bab 71 - Kebenaran yang sesungguhnya
72 Bab 72 - Balasan dari sifat egoisnya
73 Bab 73 - Menyelesaikan masalah Reza
74 Bab 74 - Cinta itu tak mungkin bersemi kembali
75 Bab 75 - Ngidam di trimester kedua
76 Bab 76 - Balada Buah Sirsak
77 Bab 77 - Kedatangan Ibu Kandung Ghaisan
78 Bab 78 - Insiden di Surabaya
79 Bab 79 - Tangisan manja istri Xavier
80 Bab 80 - Rindu yang terhalang cindera lengan
81 Bab 81 - Keputusan demi keadaan masa depan
82 Bab 82 - Undangan pesta ulang tahun
83 Bab 83 - Mencoba menghasut
84 Bab 84 - Ruang Operasi dan Kedatangan Polisi
85 Bab 85 - Baby D
86 Bab 86 - Lelaki cantik itu Jodoh ku
87 Bab 87 - Ekstra part 1
88 Bab 88 - Ekstra part 2
89 PENGUMUMAN
90 Bab 90 - Ekstra Part 3
91 Ekstra Part 4 - Cinta Gila Seorang Vier
92 Promo Karya Baru
Episodes

Updated 92 Episodes

1
Bab 1- Tidak Sengaja
2
Bab 2 - Posesifnya Sang Wakil CEO
3
Bab 3 - Takdir Atau Kebetulan
4
Bab 4 - Mulai Merasa Kacau
5
Bab 5 - Obrolan Pasangan
6
Bab 6 - Hubungan Terlarang
7
Bab 7 - Bantuan Si Pria cantik
8
Bab 8 - Rencana Pertunangan
9
Bab 9 - Pertunangan Reza dan Alisha
10
Bab 10 - Desas Desus Sang Desainer
11
Bab 11- Foto Selembar Kertas Medis
12
Bab 12 - Menuju Sah
13
Bab 13 - SAH
14
Bab 14 - Tamu yang Tak Di undang
15
Bab 15 - Acara Resepsi
16
Bab 16 - Dukungan Vier
17
Bab 17 - Kenyataan dalam amplop
18
Bab 18 - Kebohongan Yang Kejam
19
Bab 19 - Flashback Kota Pelajar
20
Bab 20 - Menemui ibu dari calon anak suamiku
21
Bab 21 - Alisha Jatuh Sakit
22
Bab 22 - Semua tahu
23
Bab 23 - Bukan Reza,Namun Vier
24
Bab 24 - Mencoba Menjalani nya Perlahan
25
Bab 25 - Ruang Baru untuk Alisha
26
Bab 26 - Menuju 7 bulanan Kehamilan Davina
27
Bab 27 - Tentang Davina dan Acara tujuh bulanan
28
Bab 28 - Kekalutan Reza
29
Bab 29 - Alisha memilih pilihannya
30
Bab 30 - Takdir Memang tak Berpihak Pada Kita
31
Bab 31 - Perjanjian
32
Bab 32 - Mengalir Bagai Air
33
Bab 33 - Lahirnya Penerus Pratama
34
Bab 34 - Keinginan Yang Tak Sesuai
35
Bab 35 - Kejujuran memang selalu menyakitkan
36
Bab 36 - Sampai Pada Ujungnya
37
Bab 37 - Memulai dai Awal Lagi
38
Bab 38 - Acara Fashion Tahunan
39
Bab 39 - Kilometer 0 Kota Pelajar
40
Bab 40 - Mencoba Keberuntungan
41
Bab 41 - Bertemu Seseorang
42
Bab 42 - Takdir membawa ku Padamu
43
Bab 43 - Galau nya Alisha,Gembiranya Vier
44
Bab 44 - Menuju Kota Kembang
45
Bab 45 - Menjelaskan Maksud Pria Cantik itu Kepada sang Kakak
46
Bab 46 - Menyambut belahan Jiwa
47
Bab 47 - Jodoh Alisha
48
Bab 48 - Malam Pertama Versi Vier dan Alisha
49
VISUAL PEMAIN
50
Bab 50 - Menyelami Bahtera itu Bersama
51
Bab 51- Wanita dalam mobil Vier
52
Bab 52 - Tulusnya sebuah rasa cinta
53
Bab 53 - Gosip Pernikahan Sang Desainer
54
Bab 54 - Hampir Saja
55
Bab 55 - Mengumumkan Pernikahan
56
Bab 56 - Tamparan Menggema
57
Bab 57 - Pembelaan Alisha
58
Bab 58 - Manjanya Vier,Reza Pantang Menyerah
59
Bab 59 - Kedatangan Ryan
60
Bab 60 - Menjalankan misi
61
Bab 61 - Jumpa pers
62
Bab 62 - Gosip tentang Alisha
63
Bab 63 - Reza sang Penolong
64
Bab 64 - Mencari titik Terang
65
Bab 65 - Bantuan Besar
66
Bab 66 - Berjalan dua Arah
67
Bab 67 - Namun Satu Tujuan
68
Bab 68 - Kedatangan Anisa dan Keluarga
69
Bab 69 - Calon Ayah
70
Bab 70 - Vier sang Perisai
71
Bab 71 - Kebenaran yang sesungguhnya
72
Bab 72 - Balasan dari sifat egoisnya
73
Bab 73 - Menyelesaikan masalah Reza
74
Bab 74 - Cinta itu tak mungkin bersemi kembali
75
Bab 75 - Ngidam di trimester kedua
76
Bab 76 - Balada Buah Sirsak
77
Bab 77 - Kedatangan Ibu Kandung Ghaisan
78
Bab 78 - Insiden di Surabaya
79
Bab 79 - Tangisan manja istri Xavier
80
Bab 80 - Rindu yang terhalang cindera lengan
81
Bab 81 - Keputusan demi keadaan masa depan
82
Bab 82 - Undangan pesta ulang tahun
83
Bab 83 - Mencoba menghasut
84
Bab 84 - Ruang Operasi dan Kedatangan Polisi
85
Bab 85 - Baby D
86
Bab 86 - Lelaki cantik itu Jodoh ku
87
Bab 87 - Ekstra part 1
88
Bab 88 - Ekstra part 2
89
PENGUMUMAN
90
Bab 90 - Ekstra Part 3
91
Ekstra Part 4 - Cinta Gila Seorang Vier
92
Promo Karya Baru

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!