Bab 11- Foto Selembar Kertas Medis

Beberapa hari berlalu, Vier yang masih saja di kejar - kejar paparazi mencoba untuk tak menampakan dirinya di tempat umum. Bukan takut dia hanya tak ingin di cecar dengan pertanyaan yang menurutnya kadang tak masuk akal.

Sedangkan Andra yang juga menjadi bahan gosip, langsung di sembunyikan pihak keluarga. Bagaimanapun keluarga Andra adalah keluarga yang memiliki firma hukum yang sangat terkenal di kota metropolitan. Bahkan di seluruh kota besar sang ayah sangat tersohor akan kinerjanya sebagai seorang pengacara.

Andra sendiri yang merupakan seorang chef artis di negeri gajah putih juga cukup terkenal di indonesia. Karena ia memliki ribuan fans di media sosialnya, siapa para gadis dan ibu ibu modern yang tak mengenal chef tampan ini.

***

Pernikahan merupakan hal yang sangat di nantikan oleh para pencinta dunia komitmen. Tapi untuk yang tak suka justru pernikahan akan menjadi momok yang sangat menakutkan. Terbukti banyaknya orang - orang diusia matang bahkan lanjut yang tetap betah dengan kesendiriannya. Karena bagi mereka melajang adalah sebuah kebahagian. Tapi bagaimana pun setiap manusia pasti di ciptakan berpasangan walau entah di pertemukan di dunia nyata atau di dunia gaib sekalipun.

Reza sang calon pengantin, seminggu yang lalu meminta Vier untuk membuatkannya konsep foto prewedding. Vier yang sudah berjanji akan membantu pernikahan kakak sepupunya itu menerima semua permintaan Reza dengan baik.

"Apa kakak baik - baik saja?" tanya Alisha pada Vier yang sedang meriasnya.

"Maksud Alisha, apa?" tanya Vier dengan bahasa tubuhnya yang khas.

"Tentang pemberitaan itu," lanjut Alisha.

"Oh," Vier mengangguk.

"Sudah cantik," ujar Vier. Alisha tersenyum menatap pantulannya di kaca. Pria dihadapannya ini memang sangat bisa diandalkan.

"Kakak baik - baik saja. Yah, walau wartawan masih suka curi - curi kesempatan untuk menanyai kakak. Mereka udah kaya pemburu," Vier menggelengkan kepalanya.

"Maaf ya aku banyak tanya."

"Nggak masalah. Bagaimanapun kita akan jadi saudara," Alisha mengangguk dan tersenyum sambil menarik rambut dan ia selipkan disebalik telinganya.

"Sudah sayang?" tanya Reza yang sudah siap dengan pakaian pantainya.

"Sudah Mas, lihat? hasil make up Kak Vier sangat natural 'kan?" tanya Alisha

"Iya, kamu cantik," tutur Reza menyelipkan rambut Al yang keluar dari ikatannya.

"Drer dret"

Getar ponselnya membuat Reza melepaskan rengkuhannya pada Alisha, "Sebentar ya," Reza keluar tenda dan mengangkat telponnya.

"Halo?"

"Ha halo?" ucap seseorang di seberang sana.

"Maaf saya berbicara dengan siapa?" Reza tak mengenal nomor itu bahkan suara penelponnya.

"Saya teman Arav!" Reza mengernyit. "arav?" benaknya.

"Tut tut"

Panggilan terputus tiba tiba.

"Teman Arav," gumam Reza.

"Ada apa, Mas?" Alisha menyusul Reza keluar tenda.

"Nggak apa - apa sayang. Sepertinya salah sambung," lanjutnya. Alisha mengangguk mengerti tak ingin bertanya lebih jauh. Karena dia sangat percaya Reza tak mungkin menyembunyikan sesuatu darinya.

"Kita foto sekarang ya?" Vier mengistruksikan kepada Reza dan Alisha agar mereka langsung menuju ke tepi pantai.

"Cekrek cekrek"

Fotografer mengabadikan setiap momen adegan bermain air itu. Alisha nampak begitu polos begitupun dengan Reza yang memang keduanya bukan seorang model tetapi harus menjadi model dadakan untuk hari besar mereka berdua.

"Danis, siapkan baju selanjutnya!" seru Vier kepada karyawannya. Danis langsung masuk ke tenda dan melakukan tugasnya.

"Ganti baju, Rez!" teriak Vier. Reza dan Alisha yang mendengar teriakan Vier langsung berjalan cepat ke arah tenda untuk mengganti kostum mereka.

"Bagus!" ucap Vier sambil menepuk pundak kang foto.

"Bos, anginnya kenceng nih!" ujar fotografernya sedikit lantang.

"Anginnya tiba tiba keceng bos!" serunya. Vier pun langsung berdiri dari duduknya dan mengamati sekitar.

"Awas!" teriak Vier.

Angin seperti ****** beliung namun kecil tiba tiba datang dan mendekat ke arah tenda bersamaan dengan Alisha keluar dari dalam. Vier segera berlari dan mengangkat tubuh alisha untuk menjauh. Sedangkan Reza yang mendengar teriakan sepupunya pun langsung keluar mencari tahu apa yang terjadi.

"Mata Al perih kak!" serunya di dalam dekapan Vier. Mata Alisha terlanjur terkena pasir pantai yang terbawa angin tadi.

"Jangan di kucek. Merem aja dulu ya," Vier membawa Alisha sedikit menjauh dari tenda.

"Wangi!" batin Alisha. Harum Vier menguar begitu saja menusuk indera penciuman Alisha.

"Danis!" pekiknya pada sang karyawan yang keluar dari tenda. Reza yang berada dibelakangnya mengekor berjalan mendekat ke arah Vier dan Alisha.

"Kenapa Bos?"

"Bawain air mineral. Buat cuci mukanya Alisha, cepet!" titah Vier khawatir akan kondisi Alisha. Danis pun mengangguk dan berlarin ke arah tenda untuk mengambil air kemasan yang tersedia disana.

"Kenapa ini?" tanya Reza.

"Tiba - tiba ada angin tadi pas Alisha keluar tenda. Begini deh jadinya, matanya terkena pasir," jawab Vier.

Tanpa disuruh Vier jongkok dengan satu kakinya dan meminta Alisha duduk disana. Alisha yang masih memejamkam matanya menurut dan tak mengelak. Sedangkan Reza hanya menyaksikan itu dengan sedikit rasa tak nyaman dihatinya.

"Biar aku aja Vie," minta Reza mendekat dan mencoba meraih tangan Alisha.

"Jangan bajumu nanti kusut!" cegah Vier. Tak ingin penampilan Reza menjadi tak maksimal.

Danis dari dalamn tenda berlari menghampiri mereka dengan air mineral ditangannta. "Ini bos ," ucap Danis.

"Basuh sendiri ya. Kakak tuangin airnya," ujar Vier. Alisha mengangguk

"Tapi, nanti make up Alisha rusak Kak," rengek Alisha. Mereka tidak menyadari jika pria di hadapan mereka wajahnya sudah memerah menahan sesuatu. Walau Vier tampilannya seperti wanita. Bagaimanapun sejatinya dia tetap seorang laki - laki.

"Kakak akan make up ulang, nggak masalah!" ucap Vier dengan senyum kecilnya.

Alisha pun menurut dia mulai menengadahkan kedua tangannya agar air itu jatuh di kedua tengannya dengan tepat. "Gimana, kedipkan matamu Alisha. Agar pasirnya keluar," minta Vier. Sedangkan Reza hanya memandang keduanya tanpa mengatakan apapun. Bibirnya tiba - tiba kelu entah karena apa.

"Sudah Kak!" ujar Alisha.

"Sini Mas bantu berdiri," Reza mengambil lengan Al sedikit terburu - buru membuat Alisha hampir terjatuh.

"Pelan Mas," sedangkan Alisha berusaha menyeimbangkan tubuhnya agar tumpuan kakinya pas.

"Maaf, sayang."

Reza menekan kata 'sayang' agar seseorang di sampingnya mendengar dengan baik. Walau sejujurnya itu tak berpengaruh apapun pada Vier.

**

Senja menunjukkan kilaunya. Di momen inilah pemotretan hari ini akan berkahir. Alisha sengaja meminta langsung kepada Vier agar ada satu foto dalam kondisi langit memerah karena senja. Dia mengatakan selalu ingin punya foto yang bagus dalam gurat merah di ufuk barat itu.

"Kami duluan, ya Kak."

Pamit Alisha kepada Vier. Sedangkan Reza yang sedikit merasa tak nyaman pada dirinya memilih masuk ke dalam mobil terlebihb dahulu.

"Iya Al. Suruh supirmu hati - hati ini mau mahgrib," Alisha mengangguk dan langsung masuk kedalam mobil menyusul Reza dan duduk di samping calon suaminya itu.

"Pak mampir masjid terdekat ya," ujar Alisha.

"Baik Nona," ujar sang sopir.

"Mas Reza capek?" tanya Al yang melihat Reza lebih banyak diam setelah pengambilan foto yang terakhir tadi.

"Nggak, Mas nggak apa - apa," Reza mencoba tersenyum agar calon istrinya itu tak berpikir yang tidak - tidak.

Perjalanan yang cukup memakan waktu membuat Alisha tertidur di samping Reza. Apalagi setelah solat mahgrib tadi. Air wudhu yang membasahi wajahnya membuat Alisha merasa segar dan juga mengantuk.

"Apa mungkin jika suatu saat, kamu bisa berpaling dengan tiba - tiba dari ku?" lirih Reza sambil memindahkan helaian rambut Alisha agar tak menutupi matanya.

***

"Dret"

Getaran dari smartphone miliknya membuat reza mengalihkan pandangan dari laptopnya.

"Foto apa ini?" gumam Reza. Dengan cepat dia memperbesar gambar tersebut. Dan..

Reza seketika membulatkan kedua matanya. Foto selembar kertas medis di kirim seseorang yang tak tau siapa. Reza langsung membanting ponselnya ke lantai hingga remuk tak berbentuk. Setelah membaca dengan seksama isi dari kertas tersebut.

"Nggak mungkin!" batinnya gusar.

Terpopuler

Comments

nenk 'yLa

nenk 'yLa

fix..tuh cwe hamidun anak lu za

2023-04-04

0

Memyr 67

Memyr 67

reza ngehamilin cewek? apa dijebak ma cewek hamil?

2023-03-24

0

Jamilah Mila

Jamilah Mila

jngn"Reza dah selingkuh trus pcrnya hmil

2022-03-15

1

lihat semua
Episodes
1 Bab 1- Tidak Sengaja
2 Bab 2 - Posesifnya Sang Wakil CEO
3 Bab 3 - Takdir Atau Kebetulan
4 Bab 4 - Mulai Merasa Kacau
5 Bab 5 - Obrolan Pasangan
6 Bab 6 - Hubungan Terlarang
7 Bab 7 - Bantuan Si Pria cantik
8 Bab 8 - Rencana Pertunangan
9 Bab 9 - Pertunangan Reza dan Alisha
10 Bab 10 - Desas Desus Sang Desainer
11 Bab 11- Foto Selembar Kertas Medis
12 Bab 12 - Menuju Sah
13 Bab 13 - SAH
14 Bab 14 - Tamu yang Tak Di undang
15 Bab 15 - Acara Resepsi
16 Bab 16 - Dukungan Vier
17 Bab 17 - Kenyataan dalam amplop
18 Bab 18 - Kebohongan Yang Kejam
19 Bab 19 - Flashback Kota Pelajar
20 Bab 20 - Menemui ibu dari calon anak suamiku
21 Bab 21 - Alisha Jatuh Sakit
22 Bab 22 - Semua tahu
23 Bab 23 - Bukan Reza,Namun Vier
24 Bab 24 - Mencoba Menjalani nya Perlahan
25 Bab 25 - Ruang Baru untuk Alisha
26 Bab 26 - Menuju 7 bulanan Kehamilan Davina
27 Bab 27 - Tentang Davina dan Acara tujuh bulanan
28 Bab 28 - Kekalutan Reza
29 Bab 29 - Alisha memilih pilihannya
30 Bab 30 - Takdir Memang tak Berpihak Pada Kita
31 Bab 31 - Perjanjian
32 Bab 32 - Mengalir Bagai Air
33 Bab 33 - Lahirnya Penerus Pratama
34 Bab 34 - Keinginan Yang Tak Sesuai
35 Bab 35 - Kejujuran memang selalu menyakitkan
36 Bab 36 - Sampai Pada Ujungnya
37 Bab 37 - Memulai dai Awal Lagi
38 Bab 38 - Acara Fashion Tahunan
39 Bab 39 - Kilometer 0 Kota Pelajar
40 Bab 40 - Mencoba Keberuntungan
41 Bab 41 - Bertemu Seseorang
42 Bab 42 - Takdir membawa ku Padamu
43 Bab 43 - Galau nya Alisha,Gembiranya Vier
44 Bab 44 - Menuju Kota Kembang
45 Bab 45 - Menjelaskan Maksud Pria Cantik itu Kepada sang Kakak
46 Bab 46 - Menyambut belahan Jiwa
47 Bab 47 - Jodoh Alisha
48 Bab 48 - Malam Pertama Versi Vier dan Alisha
49 VISUAL PEMAIN
50 Bab 50 - Menyelami Bahtera itu Bersama
51 Bab 51- Wanita dalam mobil Vier
52 Bab 52 - Tulusnya sebuah rasa cinta
53 Bab 53 - Gosip Pernikahan Sang Desainer
54 Bab 54 - Hampir Saja
55 Bab 55 - Mengumumkan Pernikahan
56 Bab 56 - Tamparan Menggema
57 Bab 57 - Pembelaan Alisha
58 Bab 58 - Manjanya Vier,Reza Pantang Menyerah
59 Bab 59 - Kedatangan Ryan
60 Bab 60 - Menjalankan misi
61 Bab 61 - Jumpa pers
62 Bab 62 - Gosip tentang Alisha
63 Bab 63 - Reza sang Penolong
64 Bab 64 - Mencari titik Terang
65 Bab 65 - Bantuan Besar
66 Bab 66 - Berjalan dua Arah
67 Bab 67 - Namun Satu Tujuan
68 Bab 68 - Kedatangan Anisa dan Keluarga
69 Bab 69 - Calon Ayah
70 Bab 70 - Vier sang Perisai
71 Bab 71 - Kebenaran yang sesungguhnya
72 Bab 72 - Balasan dari sifat egoisnya
73 Bab 73 - Menyelesaikan masalah Reza
74 Bab 74 - Cinta itu tak mungkin bersemi kembali
75 Bab 75 - Ngidam di trimester kedua
76 Bab 76 - Balada Buah Sirsak
77 Bab 77 - Kedatangan Ibu Kandung Ghaisan
78 Bab 78 - Insiden di Surabaya
79 Bab 79 - Tangisan manja istri Xavier
80 Bab 80 - Rindu yang terhalang cindera lengan
81 Bab 81 - Keputusan demi keadaan masa depan
82 Bab 82 - Undangan pesta ulang tahun
83 Bab 83 - Mencoba menghasut
84 Bab 84 - Ruang Operasi dan Kedatangan Polisi
85 Bab 85 - Baby D
86 Bab 86 - Lelaki cantik itu Jodoh ku
87 Bab 87 - Ekstra part 1
88 Bab 88 - Ekstra part 2
89 PENGUMUMAN
90 Bab 90 - Ekstra Part 3
91 Ekstra Part 4 - Cinta Gila Seorang Vier
92 Promo Karya Baru
Episodes

Updated 92 Episodes

1
Bab 1- Tidak Sengaja
2
Bab 2 - Posesifnya Sang Wakil CEO
3
Bab 3 - Takdir Atau Kebetulan
4
Bab 4 - Mulai Merasa Kacau
5
Bab 5 - Obrolan Pasangan
6
Bab 6 - Hubungan Terlarang
7
Bab 7 - Bantuan Si Pria cantik
8
Bab 8 - Rencana Pertunangan
9
Bab 9 - Pertunangan Reza dan Alisha
10
Bab 10 - Desas Desus Sang Desainer
11
Bab 11- Foto Selembar Kertas Medis
12
Bab 12 - Menuju Sah
13
Bab 13 - SAH
14
Bab 14 - Tamu yang Tak Di undang
15
Bab 15 - Acara Resepsi
16
Bab 16 - Dukungan Vier
17
Bab 17 - Kenyataan dalam amplop
18
Bab 18 - Kebohongan Yang Kejam
19
Bab 19 - Flashback Kota Pelajar
20
Bab 20 - Menemui ibu dari calon anak suamiku
21
Bab 21 - Alisha Jatuh Sakit
22
Bab 22 - Semua tahu
23
Bab 23 - Bukan Reza,Namun Vier
24
Bab 24 - Mencoba Menjalani nya Perlahan
25
Bab 25 - Ruang Baru untuk Alisha
26
Bab 26 - Menuju 7 bulanan Kehamilan Davina
27
Bab 27 - Tentang Davina dan Acara tujuh bulanan
28
Bab 28 - Kekalutan Reza
29
Bab 29 - Alisha memilih pilihannya
30
Bab 30 - Takdir Memang tak Berpihak Pada Kita
31
Bab 31 - Perjanjian
32
Bab 32 - Mengalir Bagai Air
33
Bab 33 - Lahirnya Penerus Pratama
34
Bab 34 - Keinginan Yang Tak Sesuai
35
Bab 35 - Kejujuran memang selalu menyakitkan
36
Bab 36 - Sampai Pada Ujungnya
37
Bab 37 - Memulai dai Awal Lagi
38
Bab 38 - Acara Fashion Tahunan
39
Bab 39 - Kilometer 0 Kota Pelajar
40
Bab 40 - Mencoba Keberuntungan
41
Bab 41 - Bertemu Seseorang
42
Bab 42 - Takdir membawa ku Padamu
43
Bab 43 - Galau nya Alisha,Gembiranya Vier
44
Bab 44 - Menuju Kota Kembang
45
Bab 45 - Menjelaskan Maksud Pria Cantik itu Kepada sang Kakak
46
Bab 46 - Menyambut belahan Jiwa
47
Bab 47 - Jodoh Alisha
48
Bab 48 - Malam Pertama Versi Vier dan Alisha
49
VISUAL PEMAIN
50
Bab 50 - Menyelami Bahtera itu Bersama
51
Bab 51- Wanita dalam mobil Vier
52
Bab 52 - Tulusnya sebuah rasa cinta
53
Bab 53 - Gosip Pernikahan Sang Desainer
54
Bab 54 - Hampir Saja
55
Bab 55 - Mengumumkan Pernikahan
56
Bab 56 - Tamparan Menggema
57
Bab 57 - Pembelaan Alisha
58
Bab 58 - Manjanya Vier,Reza Pantang Menyerah
59
Bab 59 - Kedatangan Ryan
60
Bab 60 - Menjalankan misi
61
Bab 61 - Jumpa pers
62
Bab 62 - Gosip tentang Alisha
63
Bab 63 - Reza sang Penolong
64
Bab 64 - Mencari titik Terang
65
Bab 65 - Bantuan Besar
66
Bab 66 - Berjalan dua Arah
67
Bab 67 - Namun Satu Tujuan
68
Bab 68 - Kedatangan Anisa dan Keluarga
69
Bab 69 - Calon Ayah
70
Bab 70 - Vier sang Perisai
71
Bab 71 - Kebenaran yang sesungguhnya
72
Bab 72 - Balasan dari sifat egoisnya
73
Bab 73 - Menyelesaikan masalah Reza
74
Bab 74 - Cinta itu tak mungkin bersemi kembali
75
Bab 75 - Ngidam di trimester kedua
76
Bab 76 - Balada Buah Sirsak
77
Bab 77 - Kedatangan Ibu Kandung Ghaisan
78
Bab 78 - Insiden di Surabaya
79
Bab 79 - Tangisan manja istri Xavier
80
Bab 80 - Rindu yang terhalang cindera lengan
81
Bab 81 - Keputusan demi keadaan masa depan
82
Bab 82 - Undangan pesta ulang tahun
83
Bab 83 - Mencoba menghasut
84
Bab 84 - Ruang Operasi dan Kedatangan Polisi
85
Bab 85 - Baby D
86
Bab 86 - Lelaki cantik itu Jodoh ku
87
Bab 87 - Ekstra part 1
88
Bab 88 - Ekstra part 2
89
PENGUMUMAN
90
Bab 90 - Ekstra Part 3
91
Ekstra Part 4 - Cinta Gila Seorang Vier
92
Promo Karya Baru

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!