Bab 8 - Rencana Pertunangan

Mobil yang reza kendarai melaju dengan stabil di jalan utama menuju bandara, kemarin kedua orang tuanya menghubungi Reza bahwa hari ini mereka akan sampai di Indonesia, setelah satu minggu lalu mendapat kabar jika anak semata wayangnya akan melamar Alisha tanpa menunggu sang ibu pulang dari pengobatan yang sedang dijalaninya.

"Selamat datang, Pih!" Reza memeluk pria paruh baya itu bergantian memeluk wanita sisebelahnya juga.

"Kamu sehat, sayang?" tanya sang ibu yang wajahnya nampak lebih segar, berbeda sebelum melakukan pengobatan.

"Alhamdulillah Mih, Reza sehat. Bagaiamana pengobatannya?" tanya Reza sembari mengambil koper yang tengah papinya bawa.

"Lancar, tapi dokter bilang Mami mu harus tetap melakukan perawatan paling tidak sampai 3 bulan kedepan!" ujar sang papi. 3 tahun lalu dokter mengatakan jika wanita tercantik diantara mereka itu menderita kanker rahim, sang suami yang ingin sang istri mendapat pengobatan terbaik mengajaknya kembali ke negaranya setelah salah satu kerabat sang istri mengatakan jika ada pengobatan yang cocok untuk istrinya di Jerman.

"Jadi dimana Alisha, kenapa tak ikut menjemput kita?" tanya mami Nadine.

"Dia menunggu Mami dan Papi, di rumah!" seulas senyum Reza tampakkan kala mengingat wajah kekasih hatinya itu.

"Jadi, kapan rencana kalian bertunangan?"

"Kenapa bertunangan, Pih? Reza mau langsung menikah saja!" ucapnya mantap.

"Nggak mungkin Rez, Mami pulang hanya sebentar, pernikahan itu nggak hanya satu dua hari untuk memepersiapkan semuanya!" Mami Nadine mencoba menasehati sang anak.

"Tapi Mih?" rengek Reza.

"Dengarkan Mami mu, Reza!" timpal papi Raja.

Tin tin

Reza membunyikan klakson mobilnya, agar satpam membuka gerbangnya.

Brak

Reza yang kesal setelah apa yang ia inginkan tak mendapat dukungan, membanting pintu mobil cukup untuk membuat kedua paruh baya itu terkejut. Sambil menyeret koper, Reza berlalu masuk tak menyapa Alisha yang berada di depan, membuat Alisha mengerutkan dahinya, heran.

"Selamat datang Mih, Pih!" Alisha menyambut dengan senyum hangatnya, melupakan Reza yang bertingkah sedikit aneh.

"Hai sayang, bagaimana kabarmu?" Mami Nadine langsung beringsut ke arah Alisha melepaskan tangannya yang masih terkait dengan tangan sang suami.

"Alhamdulillah baik! bagaimana pengobatan Mami?" tanya Alisha sembari menggandeng lengan mami Nadine.

"Lancar, sayang. Tapi kami nggak lama, karena 2 minggu lagi Mami harus kembali lagi kesana."

"Kok cepet mi?"

"Masih ada pengobatan lanjutan lagi, mungkin 2 sampai 3 bulan lah," tutur papi Raja.

Alisha mengangguk, kini dia tahu kenapa Reza tampak kesal setibanya dirumah.

"Mami istirhat, ya!" Alisha membantu mami Nadine untuk meletakkan kakinya di atas tempat tidur.

"Nanti kita makan siang sama-sama ya Pih, Alisha akan melanjutkan membantu bi rosi di dapur," papi Raja mengangguk.

"Apa menurut Papi kita segerakan saja pernikahan mereka?" ujar mami Nadine yang sedikit tak tega melihat Reza merajuk seperti itu.

"Nggak bisa Mih, tunggu Mami sehat betul. Setelah itu kita akan merencanakan pernikahan mewah untuk Reza, anak kita cuma dia."

"Ya sudah, Mami ikut Papi saja, kemarin Mami juga sudah bilang Widya, mami serahkan semua perencanaan pernikahan mereka sama Vier!"

"Ya sudah, kalau begitu." Papi raja langsung naik ke tempat tidur untuk membantu sang istri beristirahat.

Malam hari di kediaman Reza hari ini sedikit ramai karena adanya Alisha, kedua orang tua Ryan serta Widya adik ipar papi Raja yang datang beberapa menit yang lalu. Mereka yang mendengar jika mami Nadine pulang langsung datang berkunjung untuk mengetahui kondisi saudara mereka.

"Silahkan, minumannya, Pih, Om,dan Tante!" tawar Alisha yang duduk di samping reza.

"Lalu bagaimana rencana kalian?" tanya nyonya besar Subrata selaku ibu dari Ryan bos Alisha.

Alisha yang tak ingin salah bicara melihat ke arah reza, mengisyaratkan apa yang harus ia jawab.

"Sesuai keinginan Mami dan Papi, kami akan bertunangan dahulu, Reza juga sudah menghubungi kakaknya Alisha yang ada di Bandung!" ucap Reza tak bersemangat.

"Mas Reza kenapa sih, dari siang kaya hidup mau mati gak mau, bawaannya malas!" batin Alisha.

"Pernikahan memang harus di rencanakan dengan matang Reza! bertunangan dulu juga tidak masalah," tutur Nyonya Subrata.

" Kamu itu anak satu-satunya, jadi nggak bisa sembarangan,gak mungkin kan bikin pesta kecil kecilan!" timpal Widya ibu dari Vier.

"Alisha bisa menunggu, 'kan?" tanya sang calon mertua. Alisha yang sedikit bingung hanya mengangguk saja tak lupa senyum hangat ia lukiskan di wajah ayunya.

"Tapi Reza maunya segera menikah saja Mih, Pih! pesta besarkan bisa nanti setelah Mami menyelesaiakn pengobatannya."

"Anakmu Mas, selalu begitu!" nyonya Widya menggelengkan kepalanya melihat sikap Reza yang selalu manja dengan kedua orang tuanya.

"Memang Alisha mau kemana sih? takut banget nggak jadi nikah!" lanjut nyonya Subrata membuat semua orang tertawa.

"Dulu Ryan menurut saja, kamu seharusnya juga begitu, kami lebih berpengalaman Rez!" ujar sang tuan besar Subrata sambil menikmati teh hangatnya.

"Sebenarnya ada apa sih, kok aku bingung ya!" benak Alisha penuh tanda tanya, karena sebelumnya Reza tak meminta pendapat apapun padanya.

***

Jalanan yang lengang membuat Reza justru melajukan kendaraan roda empatnya dengan santai, dia tak mau malam kebersamaan dengan Alisha berakhir begitu saja.

"Sebenarnya kamu tuh kenapa sih mas, akhir-akhir ini kamu sedikit lain?" Alisha menoleh ke arah reza mencoba mencari sesuatu di wajah pria tersebut.

"Lain bagaimana, maksudmu?" tanya Reza.

"Biasanya, Mas akan bilang ke Alisha dulu jika ingin memutuskan sesuatu!" ucap Alisha.

"Mas hanya ingin kita segera menikah saja, Mas takut jika kita menunda terus menerus justru membuat semuanya berantakan!" Alisha yang mendengar kata berantakan mengernyit, berantakan, apanya sih?" benak Alisha.

"Itu hanya pikiran Mas saja, semua baik-baik sajakan. Apanya yang berantakan, Mas Reza ada-ada saja!" tawa kecil menghiasi wajah teduh Alisha.

"Jadi kita bertunangan dulu saja, ikuti semua keiginan orang tua Mas, mereka lebih tau!" ujar Alisha.

"Ya sudah, Mas ikut saja. Yang penting kamu bahagia," ucap Reza.

"Kita, bukan hanya Al. Kalau jodoh, nggak akan ada yang bisa buat kita berpisah Mas, tapi kalau Allah menggariskan jalan yang lain, kita bisa apa!"

"Bersabaralah, oke?" Reza mengangguk, walau hatinya sungguh tak tenang saat ini.

***

Beberapa hari kemudian, setelah pertemuan itu. Kini gadis yang akan Reza pinang sedang berada disebuah butik dan salon kecantikan ternama. Sang pemilik, Pria cantik nan wangi itu tengah memandang gadis yang ada di depannya ini menyeluruh, dia sedang mengamati gaun mana yang cocok untuk dikenakannya.

Kemarin, tante Nadine saudara ipar sang ibu menghubunginya jika calon menantu kesayangannya akan datang ke butik untuk mencari gaun yang akan menantunya itu kenakan di pesta pertunangan. Vier yang sudah berjanji akan membantu Reza dalam setiap acara sakralnya, dengan senang hati mengiyakan permintaan wanita paruh baya itu.

"Jam berapa Reza datang?" tanya Vier sambil membenahi gaun yang Alisha kenakan.

"Alisha nggak tahu Kak, katanya tadi akan menyusul, sudah begini saja kak, sudah bagus!" Alisha memandang dirinya yang ada di cermin sambil sedikit bergaya.

"Untuk pertunangan besok, pakai konsep make up yang bagaimana?" tanya vier, dia ingin tahu ke inginan gadis cantik di hadapannya ini.

"Al ikut aja, yang penting Alisha jadi cantik," tuturnya sambil tersenyum, membuat Vier juga ikut tersenyum.

"Acara lamarannya di bandung 'kan?" tanya Vier memastikan.

"Iya Kak, tadinya pihak Mas Reza maunya di adakan di gedung, tapi Alisha nggak mau, buang buang duit Kak!" Vier yang mendengar penuturan Alisha, terbahak.

"Untuk apa kamu mikirin itu, uang mereka banyak. Untuk WO dan gaun sudah ada kakak yang jadi ibu perinya!" lanjut Vier masih dengan senyum menghiasi wajahnya.

"Ibu peri?" Beo Alisha.

"Tentu, Kakak akan bikin Reza pangling nanti,"

"Tapi jangan bikin aku jadi upik abu ya kalau udah jam 12 malam!" Alisha pura-pura memohon seakan ia akan merubah menjadi labu.

"Kalo Reza nggak mau sama upik abu, biar Kakak yang gantiin," Vier tersenyum lembut membuat pipi Alisha merona.

"Coba kamu muter!" alisha berputar mengikuti instruksi vier.

"Gimana, nyaman?" Alisha mengangguk.

" Ya sudah..

"Sayang!" pria dengan setelan jas lengkap memanggil si gadis membuat kedua orang yang tengah serius melihat gaun yang dikenakan si gadis menoleh kesumber suara.

Terpopuler

Comments

Sintia Dewi

Sintia Dewi

reza takut gk bisa ngikat alisha takut yg di sono buat perkara dan alisha pegiiii

2023-02-19

0

Pipit Nelly

Pipit Nelly

ada apa sebenarnya dengan mas Reza

2022-11-08

0

lihat semua
Episodes
1 Bab 1- Tidak Sengaja
2 Bab 2 - Posesifnya Sang Wakil CEO
3 Bab 3 - Takdir Atau Kebetulan
4 Bab 4 - Mulai Merasa Kacau
5 Bab 5 - Obrolan Pasangan
6 Bab 6 - Hubungan Terlarang
7 Bab 7 - Bantuan Si Pria cantik
8 Bab 8 - Rencana Pertunangan
9 Bab 9 - Pertunangan Reza dan Alisha
10 Bab 10 - Desas Desus Sang Desainer
11 Bab 11- Foto Selembar Kertas Medis
12 Bab 12 - Menuju Sah
13 Bab 13 - SAH
14 Bab 14 - Tamu yang Tak Di undang
15 Bab 15 - Acara Resepsi
16 Bab 16 - Dukungan Vier
17 Bab 17 - Kenyataan dalam amplop
18 Bab 18 - Kebohongan Yang Kejam
19 Bab 19 - Flashback Kota Pelajar
20 Bab 20 - Menemui ibu dari calon anak suamiku
21 Bab 21 - Alisha Jatuh Sakit
22 Bab 22 - Semua tahu
23 Bab 23 - Bukan Reza,Namun Vier
24 Bab 24 - Mencoba Menjalani nya Perlahan
25 Bab 25 - Ruang Baru untuk Alisha
26 Bab 26 - Menuju 7 bulanan Kehamilan Davina
27 Bab 27 - Tentang Davina dan Acara tujuh bulanan
28 Bab 28 - Kekalutan Reza
29 Bab 29 - Alisha memilih pilihannya
30 Bab 30 - Takdir Memang tak Berpihak Pada Kita
31 Bab 31 - Perjanjian
32 Bab 32 - Mengalir Bagai Air
33 Bab 33 - Lahirnya Penerus Pratama
34 Bab 34 - Keinginan Yang Tak Sesuai
35 Bab 35 - Kejujuran memang selalu menyakitkan
36 Bab 36 - Sampai Pada Ujungnya
37 Bab 37 - Memulai dai Awal Lagi
38 Bab 38 - Acara Fashion Tahunan
39 Bab 39 - Kilometer 0 Kota Pelajar
40 Bab 40 - Mencoba Keberuntungan
41 Bab 41 - Bertemu Seseorang
42 Bab 42 - Takdir membawa ku Padamu
43 Bab 43 - Galau nya Alisha,Gembiranya Vier
44 Bab 44 - Menuju Kota Kembang
45 Bab 45 - Menjelaskan Maksud Pria Cantik itu Kepada sang Kakak
46 Bab 46 - Menyambut belahan Jiwa
47 Bab 47 - Jodoh Alisha
48 Bab 48 - Malam Pertama Versi Vier dan Alisha
49 VISUAL PEMAIN
50 Bab 50 - Menyelami Bahtera itu Bersama
51 Bab 51- Wanita dalam mobil Vier
52 Bab 52 - Tulusnya sebuah rasa cinta
53 Bab 53 - Gosip Pernikahan Sang Desainer
54 Bab 54 - Hampir Saja
55 Bab 55 - Mengumumkan Pernikahan
56 Bab 56 - Tamparan Menggema
57 Bab 57 - Pembelaan Alisha
58 Bab 58 - Manjanya Vier,Reza Pantang Menyerah
59 Bab 59 - Kedatangan Ryan
60 Bab 60 - Menjalankan misi
61 Bab 61 - Jumpa pers
62 Bab 62 - Gosip tentang Alisha
63 Bab 63 - Reza sang Penolong
64 Bab 64 - Mencari titik Terang
65 Bab 65 - Bantuan Besar
66 Bab 66 - Berjalan dua Arah
67 Bab 67 - Namun Satu Tujuan
68 Bab 68 - Kedatangan Anisa dan Keluarga
69 Bab 69 - Calon Ayah
70 Bab 70 - Vier sang Perisai
71 Bab 71 - Kebenaran yang sesungguhnya
72 Bab 72 - Balasan dari sifat egoisnya
73 Bab 73 - Menyelesaikan masalah Reza
74 Bab 74 - Cinta itu tak mungkin bersemi kembali
75 Bab 75 - Ngidam di trimester kedua
76 Bab 76 - Balada Buah Sirsak
77 Bab 77 - Kedatangan Ibu Kandung Ghaisan
78 Bab 78 - Insiden di Surabaya
79 Bab 79 - Tangisan manja istri Xavier
80 Bab 80 - Rindu yang terhalang cindera lengan
81 Bab 81 - Keputusan demi keadaan masa depan
82 Bab 82 - Undangan pesta ulang tahun
83 Bab 83 - Mencoba menghasut
84 Bab 84 - Ruang Operasi dan Kedatangan Polisi
85 Bab 85 - Baby D
86 Bab 86 - Lelaki cantik itu Jodoh ku
87 Bab 87 - Ekstra part 1
88 Bab 88 - Ekstra part 2
89 PENGUMUMAN
90 Bab 90 - Ekstra Part 3
91 Ekstra Part 4 - Cinta Gila Seorang Vier
92 Promo Karya Baru
Episodes

Updated 92 Episodes

1
Bab 1- Tidak Sengaja
2
Bab 2 - Posesifnya Sang Wakil CEO
3
Bab 3 - Takdir Atau Kebetulan
4
Bab 4 - Mulai Merasa Kacau
5
Bab 5 - Obrolan Pasangan
6
Bab 6 - Hubungan Terlarang
7
Bab 7 - Bantuan Si Pria cantik
8
Bab 8 - Rencana Pertunangan
9
Bab 9 - Pertunangan Reza dan Alisha
10
Bab 10 - Desas Desus Sang Desainer
11
Bab 11- Foto Selembar Kertas Medis
12
Bab 12 - Menuju Sah
13
Bab 13 - SAH
14
Bab 14 - Tamu yang Tak Di undang
15
Bab 15 - Acara Resepsi
16
Bab 16 - Dukungan Vier
17
Bab 17 - Kenyataan dalam amplop
18
Bab 18 - Kebohongan Yang Kejam
19
Bab 19 - Flashback Kota Pelajar
20
Bab 20 - Menemui ibu dari calon anak suamiku
21
Bab 21 - Alisha Jatuh Sakit
22
Bab 22 - Semua tahu
23
Bab 23 - Bukan Reza,Namun Vier
24
Bab 24 - Mencoba Menjalani nya Perlahan
25
Bab 25 - Ruang Baru untuk Alisha
26
Bab 26 - Menuju 7 bulanan Kehamilan Davina
27
Bab 27 - Tentang Davina dan Acara tujuh bulanan
28
Bab 28 - Kekalutan Reza
29
Bab 29 - Alisha memilih pilihannya
30
Bab 30 - Takdir Memang tak Berpihak Pada Kita
31
Bab 31 - Perjanjian
32
Bab 32 - Mengalir Bagai Air
33
Bab 33 - Lahirnya Penerus Pratama
34
Bab 34 - Keinginan Yang Tak Sesuai
35
Bab 35 - Kejujuran memang selalu menyakitkan
36
Bab 36 - Sampai Pada Ujungnya
37
Bab 37 - Memulai dai Awal Lagi
38
Bab 38 - Acara Fashion Tahunan
39
Bab 39 - Kilometer 0 Kota Pelajar
40
Bab 40 - Mencoba Keberuntungan
41
Bab 41 - Bertemu Seseorang
42
Bab 42 - Takdir membawa ku Padamu
43
Bab 43 - Galau nya Alisha,Gembiranya Vier
44
Bab 44 - Menuju Kota Kembang
45
Bab 45 - Menjelaskan Maksud Pria Cantik itu Kepada sang Kakak
46
Bab 46 - Menyambut belahan Jiwa
47
Bab 47 - Jodoh Alisha
48
Bab 48 - Malam Pertama Versi Vier dan Alisha
49
VISUAL PEMAIN
50
Bab 50 - Menyelami Bahtera itu Bersama
51
Bab 51- Wanita dalam mobil Vier
52
Bab 52 - Tulusnya sebuah rasa cinta
53
Bab 53 - Gosip Pernikahan Sang Desainer
54
Bab 54 - Hampir Saja
55
Bab 55 - Mengumumkan Pernikahan
56
Bab 56 - Tamparan Menggema
57
Bab 57 - Pembelaan Alisha
58
Bab 58 - Manjanya Vier,Reza Pantang Menyerah
59
Bab 59 - Kedatangan Ryan
60
Bab 60 - Menjalankan misi
61
Bab 61 - Jumpa pers
62
Bab 62 - Gosip tentang Alisha
63
Bab 63 - Reza sang Penolong
64
Bab 64 - Mencari titik Terang
65
Bab 65 - Bantuan Besar
66
Bab 66 - Berjalan dua Arah
67
Bab 67 - Namun Satu Tujuan
68
Bab 68 - Kedatangan Anisa dan Keluarga
69
Bab 69 - Calon Ayah
70
Bab 70 - Vier sang Perisai
71
Bab 71 - Kebenaran yang sesungguhnya
72
Bab 72 - Balasan dari sifat egoisnya
73
Bab 73 - Menyelesaikan masalah Reza
74
Bab 74 - Cinta itu tak mungkin bersemi kembali
75
Bab 75 - Ngidam di trimester kedua
76
Bab 76 - Balada Buah Sirsak
77
Bab 77 - Kedatangan Ibu Kandung Ghaisan
78
Bab 78 - Insiden di Surabaya
79
Bab 79 - Tangisan manja istri Xavier
80
Bab 80 - Rindu yang terhalang cindera lengan
81
Bab 81 - Keputusan demi keadaan masa depan
82
Bab 82 - Undangan pesta ulang tahun
83
Bab 83 - Mencoba menghasut
84
Bab 84 - Ruang Operasi dan Kedatangan Polisi
85
Bab 85 - Baby D
86
Bab 86 - Lelaki cantik itu Jodoh ku
87
Bab 87 - Ekstra part 1
88
Bab 88 - Ekstra part 2
89
PENGUMUMAN
90
Bab 90 - Ekstra Part 3
91
Ekstra Part 4 - Cinta Gila Seorang Vier
92
Promo Karya Baru

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!