Bab 14 - Tamu yang Tak Di undang

Alunan solawat terdengar merdu di kamar Alisha. Beberapa orang juga terlihat keluar masuk kamar untuk sekedar mengambil barang atau melihat calon pengantin yang sudah di rias sedemikian rupa hingga membuat orang orang di sekitar Alisha pangling.

Riasan bertema bold yang di padu dengan kebaya modern menghiasi tubuh Alisha. Badan yang proposional serta tinggi badannya yang cukup membuat Alisha tampak anggun dan mempesona.

Keluarga Reza yang datang tadi pagi langsung menuju hotel tempat mereka beristirahat. Kini mereka juga sudah hadir di kediaman tuan Wisma selaku ayah mertua sang kakak mempelai wanita.

"Gugup?" tanya papi Raja.

Reza meremat kedua tangannya, "Iya Pih."

"Santai. Banyak istighfar, biar tenang," ujar pria paruh baya itu menenangkan sang anak semata wayang yang sebentar lagi akan berubah status menjadi seorang suami dan kepala rumah tangga.

"Apa pengantin pria sudah siap?" tanya penghulu.

"Siap, Pak!" jawab Reza tanpa ragu.

Penghulu mulai membaca doa sebelum melangsungkan ijab dan kabul, "Jabat tangan saya!" Reza menjabat tangan penghulu tanpa ragu.

"Ananda Reza Fahri Pratama bin Raja Permana Pratama, Saya nikahkan dan saya kawinkan engkau dengan Alisha Lintang binti Muhamad Darmawan. Dengan mas kawin seperangkat alat sholat dan satu set perhiasan emas di bayar tunai!"

"Saya terima nikah dan kawinnya Alisha Lintang binti Muhamad Darmawan dengan mas kawin tersebut tunai!"

"Bagaimana para saksi?"

"Sah!" seru mereka.

"Alhamdulillah," penghulu langsung membaca doa setelah ijab kabul dan meminta pengantin wanitanya untuk hadirkan.

"Sudah siap?" tanya Anisa sang kakak.

"Alisha mengangguk dan tersenyum. Suara sah yang di dengar tadi membuat hatinya yang gundah menjadi hangat. Rasa khawatir beberapa waktu lalu pun hilang begitu saja.

Anisa dengan hati - hati menuntun sang adik dengan mengapit lengannya melangkah kan kakinya bersamaan menuju ruang depan tempat Reza mengucap janji tadi..

"Benar ini pengantinnya, Mas Reza?" tanya penghulu sambil tersenyum, dan Reza pun mengangguk mengiyakan.

"Silahkan berhadapan sentuh ubun - ubun istrinya dan ucapkan doanya dulu."

Reza duduk menyamping menghadap wanita yang menajdi kekasihnya selama dua tahun ini yang sekarang telah sah menjadi istrinya. Menyentuh ubun - ubun Alisha dengan telapak tangan seraya berdoa.

"Allahumma inni as'aluka min khoirihaa wa khoirimaa jabaltahaa 'alaih. Wa a'udzubika min syarrihaa wa syarrimaa jabaltaha 'alaih."

(Artinya : "Ya Allah, sesungguhnya aku mohon kepada-Mu kebaikan dirinya dan kebaikan yang Engkau tentukan atas dirinya. Dan Aku berlindung kepada-Mu dari kejelekannya dan kejelekan yang Engkau tetapkan atas dirinya.")

Alisha yang mendengar Reza mengucapkan setiap doa itu dengan baik membuatnya terharu. Dulu bahkan perkara sholat saja Alisha masih harus mengingatkan. Kini Reza sudah menjadi seseorang yang dia inginkan. Setelah selesai membaca doa, Reza mencium kening istrinya. Sedangkan Alisha menyambut tangan Reza dan mengecupnya lembut.

"Mas bahagia. Akhirnya kamu jadi milik mas selamanya, " Reza memandang Alisha lekat meneliti setiap wajah wanita yang sangat dicintainya itu.

"Alisha juga, Mas. Semoga ini menjadi langkah baru untuk kita menjalani hubungan halal tanpa takut apapun."

Reza mengangguk dan kembali mencium kedua tangan Alisha.

Mami Nadine mendeka ke arah kedua mempelai dan memeluk salah satunya penuh haru, "Selamat y, sayang," ujarnya.

"Terima kasih, Mih."

"Selamat datang di keluarga Pratama, sayang." Alisha mengangguk seraya tersenyum bahagia.

Ucapan selamat pun mengalun dari keluarga besar Reza, tuan Wisma dan para tamu yang hadir. Mereka dengan tulus mendoakan pasangan itu agar menjadi keluarga sakinah, mawadah dan warahmah.

***

"Tring"

Bunyi dering pesan di ponsel Reza, mengalihkan perhatiannya, "Foto lagi?" lirih Reza.

"Ini hasil terbaru dari rumah sakit di kota ini. Jika masih kamu masih tidak percaya mari kita bertemu secara pribadi. Jika kamu selalu menghindar aku akan mencari dimana kamu tinggal dan mengejutkan istri barumu".

Isi pesan dari seseorang yang ia tak tahu pasti siapa membuat rona wajah Reza berubah merah. Dia marah, namun dia bingung harus bagaimana mengungkapkan rasa kesal yang bersarang dihatinya. Tidak mungkin dia akan mencari tahu sekarang, sedangkan Alisha sang istri sedang bersamanya di hotel yang menjadi kamar pengantin mereka.

"Kenapa, Mas?" tanya Alisha keluar dari mandi membuat Reza sedikit terkejut.

"Nggak apa - apa, sayang," Reza langsung mematikan layar ponsel dan menekan tombol off disampingnya.

"Loh! kok dimatiin. Nanti kalau ada yang menghubungi gimana?" tanya Alisha.

"Mas sudah mengajukan cuti. Semua pekerjaan Mas di ambil alih Bagas dan Rizal. Buat apa Mas bingung, sayang."

Reza yang mencium bau wangi dari tubuh sang istri memeluk wanita pujaan hatinya itu dari samping. Kecupan kecil Reza sarangkan di leher mulus sang istri. Membuat Alisha langsung menarik diri.

"Kenapa?" tanya Reza heran sang istri menolak ciumannya.

"Nggak bisa lebih," ujar Alisha menggeleng.

Reza yang tak mengerti dengan maksud Alisha mengerutkan dahinya bingung, "Maksud kamu?"

"Al mau minta tolong boleh?" tanya Alisha malu - malu.

"Tolong apa?" ujar Reza yang masih berusaha meraih leher Alisha.

"Emm.. tolong beliin Alisha pembalut," bisiknya sambil mengulum bibirnya.

Reza yang tahu kegunaan barang itu menautkan kedua alisnya, "Kamu?" Alisha mengangguk menyesal kenapa dia bisa lupa jika minggu ini jadwalnya dia kedatangan tamu tak diundang itu.

"Ya ampun, sayang. Kenapa harus sekarang sih!" seru Reza menepuk jidatnya.

"Maaf aku lupa jadwalnya," ucap Alisha menyesal karena melupakan hal sebesar ini di malam pengantinnya.

Helaan nafas kecewa terdengar cukup menyayat hati Alisha, namun bagi Reza masih ada hari esok. Dan dia tak mau membebani Alisha karena keinginannya yang sudah siap dia ledakkan beberapa menit yang lalu. Dia cukup mengerti karena bagaimana pun hal ini memang sudah kodrat seorang wanita.

"Ya sudah. Sebutin mereknya dan gimana bentuknya!" ujar Reza sambil mengusap kepala Alisha.

Alisha langsung mengambil ponselnya dan memperlihatkan model pembalut yang biasa dia gunakan setiap bulannya.

"Oke!"

Reza keluar dari kamar hotelnya membawa serta ponsel agar ia bisa bertanya pada sang istri jika dia kebingungan ketika memilih keperluan sang istri nanti.

Widya ibu dari Vier yang ingin masuk ke dalam hotel menatap pria yang beberapa jam lalu sah menjadi milik Alisha itu heran.

"Mau kemana Rez?" tanyanya.

"Darimana, Tan?" Reza menanyakan hal yang sama.

"Dari jalan - jalan sekitar sini. Tante nggak betah di kamar sendiri."

"Nimbrung aja tempat Papi sama Mami atau temenin Al sebentar Tan," ujar Reza.

"kalau ke kamar Mami mu yang ada Tante di omeli habis - habisan sama Papi kamu. kalau ke kamar mu nanti gangguin malam pertama," lanjutnya.

"Nggak ada malam pertama, Tan. Ladangnya Al banjir. Sudah ya Reza mau ke minimarket sana dulu," tunjuk Reza dengan jarinya.

"Nasib buruk," lirih Widya menertawakan Reza yang sudah berlalu.

Alisha yang mulai merasa tak nyaman dengan perut bawahnya mencoba merebahkan tubuhnya ke atas ranjang yang penuh dengan kelopak bunga mawar merah itu. Sayang sekali bunga yang masih fres itu hanya akan terburai kemana mana tanpa tetesan merah yang sesungguhnya. Sungguh mengenaskan nasib Reza.

"Ting"

Bel pintu kamar Alisha berbunyi.

"Sebentar!" pekiknya.

"Klek"

"Loh Tante Widya?"

"Hai, sayang. Sedang apa?" tanyanya.

"Nggak ada, Tan. Rebahan aja perut Alisha nggak nyaman," jawabnya.

"Datang bulan di malam pertama, kasihan sekali Reza ya."

Alisha dan wanita paruh baya itu tertawa hingga mengguncang bahu mereka menertawakan nasib Reza yang naas.

"Tante, darimana?"

"Dari jalan -jalan sayang. Nggak suka dikamar sendiri, sepi."

Tante Widya meletakkan pan*tatnya di kursi kayu yang ada di kamar Alisha dan memandang kamar pengantin itu, membayangkan jika kamar ini adalah kamar pengantin anak lelakinya.

"Memang kenapa?"

"Tante itu, semenjak Papinya anak - anak meninggal, jarang tidur di kamar apalagi sendiri," ucapnya sendu.

"Lalu kalau di rumah?" tanya Alisha.

"Tante tidur di ruang tengah sambil nonton tv."

"Memangnya Kak Vier nggak pernah tidur dirumah Tante? Al sambil rebahan ya Tan. Punggungnya pegal," Widya langsung bangkit dari duduknya mendekat ke arah ranjang Alisha.

"Sini Tante usapin. Biar enakan."

"Nggak usah, Tan. Alisha ngrepotin nanti."

"Nggak, Vier itu jarang mengunjungi Tante. Maka dari itu tante pindah ke rumah yang lebih kecil setelah Papi Vier meninggal," lanjutnya.

"Kak Vier masih beruntung karena masih ada Tante di dunia ini. Sedangkan Alisha sudah nggak ada satu pun," Alisha menerwang kejadian lalu saat kedua orang tuanya meninggalkan ia secara bergantian.

"Cek lek"

"Hai, sayang!" Reza datang dengan membawa pembalut serta minuman botol berwarna kuning yang biasa wanita minum saat tamu bulanannya datang.

"Nih!" Reza menyerahkan keresek bertuliskan apriljuni itu.

"Makasih ya," ucap Alisha sambil membuka kresek itu dan melihat isinya.

"Perhatiannya, Vier suruh Tante nyari satu biar bisa romantisan kaya kalian," ujar tante widya sambil tertawa.

Terpopuler

Comments

nenk 'yLa

nenk 'yLa

untung alisha palang merah jd s reza ga bs unboxing.kn ksian klo alisha udh d unboxing eh tiba2 tu plakor dtg

2023-04-04

0

lihat semua
Episodes
1 Bab 1- Tidak Sengaja
2 Bab 2 - Posesifnya Sang Wakil CEO
3 Bab 3 - Takdir Atau Kebetulan
4 Bab 4 - Mulai Merasa Kacau
5 Bab 5 - Obrolan Pasangan
6 Bab 6 - Hubungan Terlarang
7 Bab 7 - Bantuan Si Pria cantik
8 Bab 8 - Rencana Pertunangan
9 Bab 9 - Pertunangan Reza dan Alisha
10 Bab 10 - Desas Desus Sang Desainer
11 Bab 11- Foto Selembar Kertas Medis
12 Bab 12 - Menuju Sah
13 Bab 13 - SAH
14 Bab 14 - Tamu yang Tak Di undang
15 Bab 15 - Acara Resepsi
16 Bab 16 - Dukungan Vier
17 Bab 17 - Kenyataan dalam amplop
18 Bab 18 - Kebohongan Yang Kejam
19 Bab 19 - Flashback Kota Pelajar
20 Bab 20 - Menemui ibu dari calon anak suamiku
21 Bab 21 - Alisha Jatuh Sakit
22 Bab 22 - Semua tahu
23 Bab 23 - Bukan Reza,Namun Vier
24 Bab 24 - Mencoba Menjalani nya Perlahan
25 Bab 25 - Ruang Baru untuk Alisha
26 Bab 26 - Menuju 7 bulanan Kehamilan Davina
27 Bab 27 - Tentang Davina dan Acara tujuh bulanan
28 Bab 28 - Kekalutan Reza
29 Bab 29 - Alisha memilih pilihannya
30 Bab 30 - Takdir Memang tak Berpihak Pada Kita
31 Bab 31 - Perjanjian
32 Bab 32 - Mengalir Bagai Air
33 Bab 33 - Lahirnya Penerus Pratama
34 Bab 34 - Keinginan Yang Tak Sesuai
35 Bab 35 - Kejujuran memang selalu menyakitkan
36 Bab 36 - Sampai Pada Ujungnya
37 Bab 37 - Memulai dai Awal Lagi
38 Bab 38 - Acara Fashion Tahunan
39 Bab 39 - Kilometer 0 Kota Pelajar
40 Bab 40 - Mencoba Keberuntungan
41 Bab 41 - Bertemu Seseorang
42 Bab 42 - Takdir membawa ku Padamu
43 Bab 43 - Galau nya Alisha,Gembiranya Vier
44 Bab 44 - Menuju Kota Kembang
45 Bab 45 - Menjelaskan Maksud Pria Cantik itu Kepada sang Kakak
46 Bab 46 - Menyambut belahan Jiwa
47 Bab 47 - Jodoh Alisha
48 Bab 48 - Malam Pertama Versi Vier dan Alisha
49 VISUAL PEMAIN
50 Bab 50 - Menyelami Bahtera itu Bersama
51 Bab 51- Wanita dalam mobil Vier
52 Bab 52 - Tulusnya sebuah rasa cinta
53 Bab 53 - Gosip Pernikahan Sang Desainer
54 Bab 54 - Hampir Saja
55 Bab 55 - Mengumumkan Pernikahan
56 Bab 56 - Tamparan Menggema
57 Bab 57 - Pembelaan Alisha
58 Bab 58 - Manjanya Vier,Reza Pantang Menyerah
59 Bab 59 - Kedatangan Ryan
60 Bab 60 - Menjalankan misi
61 Bab 61 - Jumpa pers
62 Bab 62 - Gosip tentang Alisha
63 Bab 63 - Reza sang Penolong
64 Bab 64 - Mencari titik Terang
65 Bab 65 - Bantuan Besar
66 Bab 66 - Berjalan dua Arah
67 Bab 67 - Namun Satu Tujuan
68 Bab 68 - Kedatangan Anisa dan Keluarga
69 Bab 69 - Calon Ayah
70 Bab 70 - Vier sang Perisai
71 Bab 71 - Kebenaran yang sesungguhnya
72 Bab 72 - Balasan dari sifat egoisnya
73 Bab 73 - Menyelesaikan masalah Reza
74 Bab 74 - Cinta itu tak mungkin bersemi kembali
75 Bab 75 - Ngidam di trimester kedua
76 Bab 76 - Balada Buah Sirsak
77 Bab 77 - Kedatangan Ibu Kandung Ghaisan
78 Bab 78 - Insiden di Surabaya
79 Bab 79 - Tangisan manja istri Xavier
80 Bab 80 - Rindu yang terhalang cindera lengan
81 Bab 81 - Keputusan demi keadaan masa depan
82 Bab 82 - Undangan pesta ulang tahun
83 Bab 83 - Mencoba menghasut
84 Bab 84 - Ruang Operasi dan Kedatangan Polisi
85 Bab 85 - Baby D
86 Bab 86 - Lelaki cantik itu Jodoh ku
87 Bab 87 - Ekstra part 1
88 Bab 88 - Ekstra part 2
89 PENGUMUMAN
90 Bab 90 - Ekstra Part 3
91 Ekstra Part 4 - Cinta Gila Seorang Vier
92 Promo Karya Baru
Episodes

Updated 92 Episodes

1
Bab 1- Tidak Sengaja
2
Bab 2 - Posesifnya Sang Wakil CEO
3
Bab 3 - Takdir Atau Kebetulan
4
Bab 4 - Mulai Merasa Kacau
5
Bab 5 - Obrolan Pasangan
6
Bab 6 - Hubungan Terlarang
7
Bab 7 - Bantuan Si Pria cantik
8
Bab 8 - Rencana Pertunangan
9
Bab 9 - Pertunangan Reza dan Alisha
10
Bab 10 - Desas Desus Sang Desainer
11
Bab 11- Foto Selembar Kertas Medis
12
Bab 12 - Menuju Sah
13
Bab 13 - SAH
14
Bab 14 - Tamu yang Tak Di undang
15
Bab 15 - Acara Resepsi
16
Bab 16 - Dukungan Vier
17
Bab 17 - Kenyataan dalam amplop
18
Bab 18 - Kebohongan Yang Kejam
19
Bab 19 - Flashback Kota Pelajar
20
Bab 20 - Menemui ibu dari calon anak suamiku
21
Bab 21 - Alisha Jatuh Sakit
22
Bab 22 - Semua tahu
23
Bab 23 - Bukan Reza,Namun Vier
24
Bab 24 - Mencoba Menjalani nya Perlahan
25
Bab 25 - Ruang Baru untuk Alisha
26
Bab 26 - Menuju 7 bulanan Kehamilan Davina
27
Bab 27 - Tentang Davina dan Acara tujuh bulanan
28
Bab 28 - Kekalutan Reza
29
Bab 29 - Alisha memilih pilihannya
30
Bab 30 - Takdir Memang tak Berpihak Pada Kita
31
Bab 31 - Perjanjian
32
Bab 32 - Mengalir Bagai Air
33
Bab 33 - Lahirnya Penerus Pratama
34
Bab 34 - Keinginan Yang Tak Sesuai
35
Bab 35 - Kejujuran memang selalu menyakitkan
36
Bab 36 - Sampai Pada Ujungnya
37
Bab 37 - Memulai dai Awal Lagi
38
Bab 38 - Acara Fashion Tahunan
39
Bab 39 - Kilometer 0 Kota Pelajar
40
Bab 40 - Mencoba Keberuntungan
41
Bab 41 - Bertemu Seseorang
42
Bab 42 - Takdir membawa ku Padamu
43
Bab 43 - Galau nya Alisha,Gembiranya Vier
44
Bab 44 - Menuju Kota Kembang
45
Bab 45 - Menjelaskan Maksud Pria Cantik itu Kepada sang Kakak
46
Bab 46 - Menyambut belahan Jiwa
47
Bab 47 - Jodoh Alisha
48
Bab 48 - Malam Pertama Versi Vier dan Alisha
49
VISUAL PEMAIN
50
Bab 50 - Menyelami Bahtera itu Bersama
51
Bab 51- Wanita dalam mobil Vier
52
Bab 52 - Tulusnya sebuah rasa cinta
53
Bab 53 - Gosip Pernikahan Sang Desainer
54
Bab 54 - Hampir Saja
55
Bab 55 - Mengumumkan Pernikahan
56
Bab 56 - Tamparan Menggema
57
Bab 57 - Pembelaan Alisha
58
Bab 58 - Manjanya Vier,Reza Pantang Menyerah
59
Bab 59 - Kedatangan Ryan
60
Bab 60 - Menjalankan misi
61
Bab 61 - Jumpa pers
62
Bab 62 - Gosip tentang Alisha
63
Bab 63 - Reza sang Penolong
64
Bab 64 - Mencari titik Terang
65
Bab 65 - Bantuan Besar
66
Bab 66 - Berjalan dua Arah
67
Bab 67 - Namun Satu Tujuan
68
Bab 68 - Kedatangan Anisa dan Keluarga
69
Bab 69 - Calon Ayah
70
Bab 70 - Vier sang Perisai
71
Bab 71 - Kebenaran yang sesungguhnya
72
Bab 72 - Balasan dari sifat egoisnya
73
Bab 73 - Menyelesaikan masalah Reza
74
Bab 74 - Cinta itu tak mungkin bersemi kembali
75
Bab 75 - Ngidam di trimester kedua
76
Bab 76 - Balada Buah Sirsak
77
Bab 77 - Kedatangan Ibu Kandung Ghaisan
78
Bab 78 - Insiden di Surabaya
79
Bab 79 - Tangisan manja istri Xavier
80
Bab 80 - Rindu yang terhalang cindera lengan
81
Bab 81 - Keputusan demi keadaan masa depan
82
Bab 82 - Undangan pesta ulang tahun
83
Bab 83 - Mencoba menghasut
84
Bab 84 - Ruang Operasi dan Kedatangan Polisi
85
Bab 85 - Baby D
86
Bab 86 - Lelaki cantik itu Jodoh ku
87
Bab 87 - Ekstra part 1
88
Bab 88 - Ekstra part 2
89
PENGUMUMAN
90
Bab 90 - Ekstra Part 3
91
Ekstra Part 4 - Cinta Gila Seorang Vier
92
Promo Karya Baru

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!