Rasa yang tak tau harus Reza luapkan kemana menjadi perang batinnya sendiri, dia bertekad akan segera meminang Alisha tanpa menunggu kedatangan kedua orang tuanya, dulu di awal Alisha masuk ke dalam perusahaan sahabatnya ini, dia hanya memandang Alisha sebagai seorang karyawan biasa saja. Namun setelah Alisha di promosikan menjadi sekretaris Ryan membuat intensitas bertemu mereka menjadi lebih sering.
Alisha yang humble, polos dan cekatan membuat seorang Reza yang digandrungi para wanita menyerah kalah akan pesona gadis bernama Alisha yang kini resmi menjadi kekasihnya bahkan sudah dua tahun lamanya. Reza yang tak pernah memiliki kekasih lebih dari sebulan membuat kedua orang tuanya sungguh sangat mengagumi Alisha yang dapat merubah seorang paly boy seperti Reza dengan mencintai satu wanita saja.
"Sayang makan siang yuk!"
"Sebentar mas, aku matikan komputerku dulu."
"Yuk!" Alisha mengandeng lengan Reza mesra. Siapa di perusahaan ini yang tak tahu hubungan mereka, bahkan para gadis yang memuja Reza dulu sampai membuat komunitas anti Alisha hanya karena iri dengan Alisha yang tak perlu bersusah payah mendapatkan sorang Reza Partama.
"Mau makan di kantin apa di kafe depan?" tanya Reza.
"Di kantin aja ya, Mas?" pinta Alisha. Reza mengangguk dan mengikuti kemana pun langkah kekasihnya.
"Mami nanyain kamu, kenapa beberapa hari ini kamu gak telpon atau kirim pesan!" ujar Reza.
"Maaf Mas, kamu tahu sendiri kan perusahaan lagi banyak banget pekerjaan! huh!" Alisha mengusap keningnya seolah berkeringat dan membuat Reza tertawa.
"Apa setelah kita menikah, kamu mau menjadi ibu rumah tangga?" Pertanyaan ini lagi.," batin Alisha.
"Kan kemarin kita sudah sepakat setelah Pak Ryan memberikan izinnya, kamu nggak akan larang aku bekerja kan mas?" tutur Alisha membuat Reza yang sudah berjanji hanya bisa tersenyum kecut.
"Ya sudah kalo begitu, apapun asal kamu bahagia, dan jangan tinggalkan aku!" pinta Reza.
"Kamu tuh kenapa sih? dari kemarin kata-kata itu terus yang kamu ucapkan?"
"Karena aku sayang dan cinta sama kamu, kamu hidupku Al!" memegang tangan Alisha erat seakan Alisha akan pergi meninggalkannya jika ia melonggarkan ikatan itu.
"Iya mas, insha Allah aku akan terus sama kamu, kalau memang ikatan jodoh itu ada buat kita." tutur alisha bijak.
"Kalaupun ikatan itu nggak ada, aku akan berusaha membuat itu ada!" batin Reza dengan senyum menawan ia tampakan untuk Alisha.
***
Malam bertabur bintang menghiasi langit luas itu saat ini, Alisha yang merasa gundah memandangnya lekat untuk menemukan sesuatu agar ia tahu ada apa dengan kekasih hatinya saat ini. Menurut Alisha, tingkah Reza sedikit aneh, pria itu menjadi lebih posesif dan selalu kawatir berlebihan kepadanya.
"Woi!" panggil tetangga sebelah Alisha.
"Apaan sih kak Ovi! bikin buyar lamunan gue aja."
"Punya pekerjaan mapan, laki ganteng blasteran, lu nglamunin apa lagi sih?" tutur wanita tangguh tetangga Alisha.
"Ya ampun, Kak Ovi, lebay!" mendorong pundak kak Ovi sedikit keras.
" Biasa aja Al, kejengkang gue!" Alisha tertawa.
"Kak?" panggil Alisha.
"Hem!"
"Kalau, kakak punya pacar posesif, kak Ovi suka nggak?" tanya Alisha.
"Selama posesifnya sehat sih nggak apa-apa, karena kadang laki zaman sekarang posesifnya suka keluar batas, ngeri!" jawabnya sambil bergidik.
Alisha mengangguk-anggukkan kepalanya. "Emang laki lo posesif?" lanjut kak Ovi.
"Dari awal kita pacaran dia memang posesif, tapi semakin kesini semakin berlebihan!" jawab Alisha memandang ke arah depan sambil membayangkan Reza yang semakin over protectif padanya.
"Dia pernah melakukan kesalahan yang buat lo pernah mau ninggalin dia gak?" ujar kak Ovi tiba-tiba.
"Pernah!" jawab Alisha menerawang jauh kejadian lampau.
"Mungkin karena itu yang buat dia posesifnya berlebihan, dia takut jika melakukan kesalahan lagi kamu bakalan ninggalin dia!" ujar kak Ovi panjang lebar, Alisha terdiam menyimak dan meresapinya.
Saat keduanya terdiam, dering ponsel dari ponsel Alisha membuyarkan lamunan keduanya.
"Sebentar kak!" Alisha masuk kedalam kamarnya untuk melihat siapa yang menghubunginya malam malam begini.
"Halo, Al!" sapa seseorang diseberang sana.
"Iya, Mas Praja, ada apa?"
"Kakak mu sudah lahiran, tadi sore. Maaf baru kasih kabar," terdenngar nada menyesal disana.
"Alhamdulillah! laki-laki, kan Mas?" tanya Alisha antusias.
"Iya al, gembul kaya kakak mu!" Alisha tertawa keras, awas kedengaran mbak Anisa loh!" sang kakak ipar tertawa.
"Ya sudah, mas mau kabari itu aja, nanti kalau ada waktu jangan lupa kunjungi kakak mu ya, bawa Reza sekalian!" pinta sang kakak ipar.
"Baik mas, nanti Al kasih kabar ya!" walaikum salam!" alisha menjawab salam dan menutup sambungan telponnya.
Setelah menikah selama 5 tahun baru sekarang Anisa sang kakak mendapatkan momongan setelah berikhtiar kemana-mana, bahkan segala macam nasihat dari berbagai teman atau saudara ia lakukan.
Dua tahun lalu ia juga menjalani bayi tabung, namun usahanya gagal karena alergi yang Anisa miliki membuat beberapa macam obat yang tak cocok dalam tubuhnya bereaksi berlebihan, tetapi setelah kesabaran yang panjang itu, kini kedua kakaknya tengah meneguk kenikmatan yang tak bisa di ganti dengan apapun.
"Lah kemana, Kak Ovi?" Alisha celingukan mencari tetangga kost nya itu.
"Hem, pantes, jam 10. Ya molor dia!" Alisha cekikikan, lalu kembali ke dalam kamarnya untuk segera ikut mengarungi mimpi.
***
Semburat sinar warna kuning ke emasan menghiasi langit di ufuk timur, beberapa orang yang mempunyai pekerjaan pada pagi buta sudah sibuk mengais rezeki di tempat mereka masing masing, begitupun juga Alisha.
Setelah menunaikan kewajibannya sebagai seorang muslim, Alisha melanjutkan kegiatannya dengan membuat sarapannya sendiri, Reza yang menghubunginya beberapa saat lalu mengatakan tidak bisa menjemputnya, maka Alisha bergegas agar tak terlambat pergi ke kantor.
"Terima kasih, pak!" ucapnya pada sopir taksi online. Alisha langsung bergegas masuk kedalam kantor dan langsung menuju ke ruangannya.
"Pagi!" sapa bagas pada Alisha yang tengah menghidupkan komputernya.
"Pagi, Pak Bagas. Kok sudah datang?" sambil melihat jam di pergelangan tangannya.
"Ada berkas yang belum saya selesaiakan, makanya saya datang pagi!" jawabnya. Alisha mengangguk mengerti.
"Sayang? sudah sarapan?" pesan dari Reza mengalihkan perhatian Alisha.
"Sudah mas! kamu langsung ke Bandung dengan pak Ryan?" balas Alisha.
"Iya sayang, jadi mungkin sampai sore, tapi nanti aku akan jemput kamu!"
"Oke!" balas Alisha singkat.
Setelah berbalas pesan dengan sang kekasih Alisha melanjutkan kembali pekerjaannya.
Hingga sore pun tiba dengan cepatnya.
"Beb nggak pulang?" tanya Luna yang datang ke ruangan Alisha.
"Ah!" Alisha merentangkan kedua tangannya keatas.
"Pulang dong, tapi lo duluan aja. Gue nunggu calon laki!" lanjutnya.
"Gaya lo!" mencubit pipi Alisha.
"Heee, makanya cari pacar, biar tahu rasanya."
"Gue bukan gak laku, tapi setelah tahu gue jago karate mereka pada kabur, padahal gue udah berdandan sefeminim mungkin."
"Mungkin yang jadi pacar lo itu emang harus yang sama sama jago bela diri, jadi seimbang kalau berantem!" kelakar Alisha.
"Gue nyari calon laki, bukan nyari calon buat tanding!" Alisha terbahak mendengar penuturan sahabatnya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 92 Episodes
Comments
meE😊😊
suka ma tata bahasa n smua y.. mski bkn novel religi tp ttp d bhas soal kewajiban sbg umat muslim.. detil bgd pnjabaran y jd sprti real novel y..
si reza sprti y udh ons ya ma cwe lain? scra dia mantan plyboy trus prgi k club..
2023-04-04
0
Sintia Dewi
hayoo kesalahan apa yg lu lakuin reza...
2023-02-19
0